Skip to main content

If Money Wasn't The Problem, What Would You Do?

In this extraordinary life, I would be a teacher still.  Helping people to understand even some little things to make them feel worthy and understand themselves better. It seems that teaching has become a calling for me. Not about teaching such specific subject like mathematics or so, but more like... I like to give new perspectives for people, and having them saying "Oh.... I see..." is satisfying for me. Of course, by teaching I can learn so many new perspectives from different people too. It's like the more I teach the more I learn, and that is so true. Maybe more like a guide. I like giving guidance to people who needs it. No, I don't like giving unsolicited guiding. I like to guide people who wants to be guided. I'd teach them how to love, love themselves first. Yea sure when we are talking about things, they would say "do useful things like engineering, plumbing, this and that" but they tend to forget that we need some balance in life. Not saying t

Book : Ditamparku Oleh Anak Semua Bangsa

 

Setelah membaca Bumi Manusia, hasratku untuk meneruskan buku kedua sangatlah diluar kewajaran. Ini adalah tanda betapa bagus dan menariknya penggambaran buku itu. Cobalah kutengok gramedia, ternyata tak ada buku disana. Maksudnya buku Anak Semua Bangsa. Di toko sebelah juga tak ada. Yasudahlah akhirnya kubaca via pdf saja lah (ternyata enteng juga baca dari pdf, tapi pegel liat hape trus).

Ohhh Ann yang dibawa pulang ke Belanda ternyata sampe sana mati. Emang ya yang namanya rindu bisa membunuh (semoga gw settle buruan deh sama bojo). Si Ann hidup nestapa bener ya. Oiya yang disuruh pulang ke Belanda ini emang program untuk anak keturunan Belanda-pribumi yang diakui sebagai anak. Kakaknya nenekku juga termasuk yang ikut program "pemulangan" ke tanah leluhur. Nah keturunan Belanda ini sendiri sebenernya nggak pure Belanda, tapi ada juga yang Jerman, Prancis atau negara-negara Eropa lainnya. Mereka menjadi "Belanda" karena biasanya mereka gabung VOC yang secara otomatis memberikan mereka kewarganegaraan Belanda. Usut punya usut, bokapnya nenek gw datangnya dari Jerman (mertua gw niat iseng nyari asal mula nama keluarga nenek gw). Tapi karena join jadi tentara Belanda akhirnya jadi WN Belanda. (tapi bokap nyokapnya nenek gw nikah secara sah dan secara agama katolik ya, jadi ya emang anak-anaknya ini diakui negara).

Kembali lagi ke Anak semua bangsa, bagian kedua ini menamparku. Iya sangat menampar. Kesannya nyindir gw banget ya. Eh tapi nggak nyindir sih, emang nampar. Bukan berarti gw menganggap kalau bangsa ini inferior dibandingkan dengan Belanda, tapi kegundahanku kegalauanku tentang negeri ini seolah membukakan mata "Emang lu udah kenal bangsa lu dalemnya kek gimana?". Jangan-jangan emang selama ini gw nggak kenal banget dengan bangsa ini dan segala isinya??

Kenal lah. Bangsa ini punya banyak koruptor. Iya sih itu betul. Tapi gimana sejatinya kepribadian dan karakter bangsa ini?

Gw liat Minke ini posisinya beruntung. Sebagai anak keturunan priyayi, dia mendapatkan privilege untuk bersekolah di sekolah Belanda. Dengan status sebagai pribumi. Ya jelas aja kolonialisasi bisa berlangsung lama wong pribuminya dibodohi. Nggak boleh sekolah, akhirnya nggak tau apa-apa. Lagi-lagi kan soal pendidikan. Dengan ketidaktahuannya menjadikan pribumi mudah diperdaya. Oh iya pribumi disini gausah rebutan siapa yang asli orang pribumi ya, tapi tolong, pribumi disini menurut gw adalah orang yang lahir dan besar di negeri ini. Nggak peduli dia keturunan dari suku apa ras apa. Karena kalo kita trace back DNA kita pun nggak akan murni DNA Jawa, Sumatra, Bali, Indonesia, Cina, Arab, Eropa. Pasti tercampur. And that is okay. 

pribumi yang tinggal di Jawa tapi darahnya nggak murni Jawa 😊

Kali ini Minke diuji kemampuannya yang pinter di sekolah tapi ternyata di masyarakat masih kurang. Jadi mikir lagi kan gw, ternyata pinter dikelas tapi nggak di lapangan itu udah ada dari dulu. Beda dengan Nyai Ontosoroh yang pinter menguasai keadaan dan lapangan meskipun tak bersekolah di sekolah formal. Disitu bener-bener ditampar lagi, "makanya lu kalo udah sekolah udah punya ilmu jangan sok pinter. Sapa tau kamu ternyata nggak tau apa-apa". Hingga terciptalah proverb, Padi semakin tua semakin merunduk, semakin berilmu smakin nggak boleh sombong. 

Menurutku ini buku tentang penguasaan olah TKP dari seorang yang "pintar" di sekolah. Kasusnya sih lebih fokus kepada ketidakadilan perlakuan kolonial. Nyai Ontosoroh aja vokal banget menyuarakan ketidakadilan yang terjadi. Dia benar-benar menolak untuk tunduk kepada orang kulit putih. Bicarapun enggan menurunkan kepala, kepala pasti akan tegak melihat kedepan. Dulu memang pribumi dianggap rendah serendah-rendahnya, yang berujung pada ketidakadilan. Kalau sekarang, kasusnya sama hanya saja beda ras dan juga agama. And I really adore her. Gw anggap itu bentuk feminisme diawal tahun 1900an.

Nggak sabar baca Jejak Langkah. Kalo yang ini Gramedia banyak stok lol! Anak semua bangsa officially buku ke-8 yang terbaca tahun ini. Btw gw juga udah turunin challenge goodreads gw jadi 10 buku taun ini. Curang dikit 😂

Comments

  1. Wiiiiiiii sedang membacai tulisannya Pram yaaaaa. Saya belum baca tapi btw ._. tebel bet ya, tapi penasaran sih. Sudah ada PDFnya juga. Masalahnya itu... pegel mata saya, asli :'

    ReplyDelete
    Replies
    1. wkakakak iya tuebel banget tapi nggak krasa sih kemaren aku baca buku tebel 300-400 halaman ini kok ya cuma dua hari. rekor hahaha! (saking bagusnya hehe)

      pegel kalo pake pdf matanya, kl buku cetaknya bawanya yg pegel hahah

      ayo mbak dibaca, apik kok wkwkw

      Delete
    2. Buju buset ._. 300-400 halaman cuma dua hari? Saya baca Aroma Karsa-nya Dee Lestari itu saja 1 mingguan, tapi habis itu mata pegel bet. GIMANAAAAAA MATA DIRIMU MBAA WKWKW.

      Hahaha Nanti coba sayaaa baca kok, tapi, panggil saya mas saja ya :'

      Delete
    3. Hahaha iya kan baru tau kl ternyata mas pas mampir rumahnya wkwkw

      Itu krn saking bagusnya mas 300 halaman dua hari itu. Ciri buku bagus yaa smakin dibaca smakin bkin pnsran wkwkw.

      Kl emg history nerd pasti suka buku ini, krn emg relatable bgt sma kejadian yg dicritain kake nenek.

      Resiko baca pake pdf mata jadi jereng 😂😂😂
      Beli kindle aja mas biar ga jereng2 bgt matanya kl baca wkwk! Yuk cus dibaca mas biar bs ditulis di blognya 👏🏻😆

      Delete
  2. Mbak, nanti kalo baca buku ke 4, Rumah Kaca, mbak berasa sangat pintar. Karena semuanya menyangkut sejarah bangsa ini. Bukunya paling tebel diantara semua buku Tetralogi Buru, tapi paling bagus menurutku. Sebenernya si Pram ini lagi nulis buku sejarah bangsa ini, cuman biar menarik dibaca, dibuat ceritanya macam roman. Dan yang menjadi Minke itu adalah tokoh asli yang diceritakan oleh Pram. Orangnya ada dan bener-bener hidup di negara ini. Cuman gak banyak yang tau. Ntar deh, pasti kalo udah baca bukunya jadi tau siapa orangnya.

    Selamat membaca....


    Aku due lengkap lo....


    #pamermeneh

    ReplyDelete
    Replies
    1. SERIUSAN SUMPAH?? Minke beneran ada??? Pantes kok aku mrasa..... ada yg beda 😮

      Gila jadi makin pengen cepet2 meluncur ke tokobuku nih.

      Aku yg history nerd gni jd makin gila pas mulai buka bumi manusia. Keren ya si Pram ini bikinnya, ga boring bgt. Smakin dibaca smakin pnsran.

      Daripada #pamer mending dibagi2 sni bukunya 😌 menambah pahala lho membuka cakrawala seseorang 😆😹

      Cus wes beli abis ini

      Delete
    2. Heeh, dia seseorang yang punya jasa sangat besar ke bangsa ini, cuman gak banyak yang tau. Nah sama Pram, dia dijadikan tokoh dalam roman Bumi Manusia. Aslinya Tetralogi Buru itu adalah buku sejarah, nah biar menarik dibikin cerita roman. Si Minke itu terinspirasi dari orang yang punya jasa besar ini. Tapi Tetralogi Buru itu bukan cerita hidupnya, cuman sebagian. Karena menyangkut sama histori bangsa inilah dia diangkat jadi tokohnya. Gitu.

      Eh tau gak sih, si Aktor yang jadi tokoh Minke ini pernah surat-suratan sama Kartini, Dewi Sri. Gila, keren banget.

      Gak tau kan?

      Makanya koleksi bukunya Pram, nanti jadi pintar.

      Delete
    3. Huahahaha ending e ngenyek i 😂

      Pas baca minke disuruh nyurati kartini, kukira itu hanya hayalan. Smpet bengong "ah masa sih?" Tp itu emg beneran ya?? GENDENG! SRASA kek dibawa balik lg akutu.

      Iki lho wis beli jejak langkah sama rumah kaca td langsung kubeli semua 😌 lg baca jejak langkah nih 😆 seruuu ahh

      Delete

Post a Comment

Share your thoughts with me here

Popular posts from this blog

If Money Wasn't The Problem, What Would You Do?

In this extraordinary life, I would be a teacher still.  Helping people to understand even some little things to make them feel worthy and understand themselves better. It seems that teaching has become a calling for me. Not about teaching such specific subject like mathematics or so, but more like... I like to give new perspectives for people, and having them saying "Oh.... I see..." is satisfying for me. Of course, by teaching I can learn so many new perspectives from different people too. It's like the more I teach the more I learn, and that is so true. Maybe more like a guide. I like giving guidance to people who needs it. No, I don't like giving unsolicited guiding. I like to guide people who wants to be guided. I'd teach them how to love, love themselves first. Yea sure when we are talking about things, they would say "do useful things like engineering, plumbing, this and that" but they tend to forget that we need some balance in life. Not saying t

Gojek ke bandara juanda

While waiting, jadi mending berbagi sedikit soal gojek. Karena saya adalah pengguna setia gojek, saya pengen cobain ke bandara pake gojek. Awalnya saya kira tidak bisa *itu emang sayanya aja sih yang menduga nggak bisa*, trus tanya temen katanya bisa karena dia sering ke bandara pakai motornya. Nah berarti gojek bisa dong?? Sebelum-sebelumnya kalo naek gojek selalu bayar cash, tapi kali ini pengen cobain top up go pay. Minimum top up 10ribu. Jadi saya cobain deh 30ribu dulu. Eh ternyata lagi ada promo 50% off kalo pake go pay. Haiyaaaaa kenapa ga dari dulu aja ngisi go pay hahaha. Dari kantor ke bandara juanda sekitar 8km. Kantor saya sih daerah rungkut industri. Penasarannn banget ini abang mau lewat mana ya. Tertera di layar 22ribu, tapi karena pakai go pay diskon 50% jadinya tinggal 11ribu. Bayangin tuhh... pake bis damri aja 30ribu hahaha. 11ribu udah nyampe bandara. Biasanya 15ribu ke royal plaza dari kantor haha. Lagi untung. Bagus deh. Nah sepanjang perjalanan, saya mikir ter

Dapet Visa UAE (Dubai) Gampang Banget

Dubai creek Beberapa waktu yang lalu, kita pusing berat karena H dapet libur kali ini cuman 10 hari. 10 hari dari yang biasanya 14 hari. Akhrinya diputuskan untuk tetap mengambil libur tapi nggak ke Indonesia.  Ternyata, beberapa hari kemudian, dia bilang, kalau liburnya malah jadi 7-8 hari aja. Mau ga mau saya yang harus kesana. Maksudnya terbang mendekatinya. Udah milih-milih negara mana yang harganya rasional, yang ga banyak makan waktu buat terbangnya H, dan tentunya ga ribet urus visa buat pemegang paspor hijau yang ga sesakti paspornya H.  Btw warna paspor Indonesia jadi biru ya sekarang?? Pilihan jatuh ke Dubai. Pemegang paspor hijau harus bikin visa, ya pusing lagi deh cara bikin visa Dubai nih gimana. Apa iya sesusah bikin visa schengen, visa US, visa lainnya. dari persyaratan sih standar ya, termasuk  record  bank account selama 3 bulan. Emang nggak pernah bikin visa Dubai sebelumnya ya, apalagi H yang paspornya super sakti kemana-mana (hampir) ga perlu visa, dia ga pernah ad