Skip to main content

Tidak Terima Tunai. Kenapa?

kotak sumbangan Beberapa hari lalu ada twit yang menyebutkan kalau semuanya sudah serba cashless dan banyak tempat yang nggak menerima uang tunai sebagai pembayaran. Twitnya rame.  Hal ini sudah beberapa kali gw amati, pernah waktu makan di kafe dekat rumah niat hati pengen bayar pakai tunai eh harus pakai QRIS atau cashless. Bikin gw agak heran karena kok gw pengen bayar tunai tapi malah gak bisa.   Iya memang gw sering banget cashless untuk sehari-hari. Tapi bukan berarti kita nggak boleh atau nggak bisa bayar pakai tunai juga kan? Kenapa ya kesannya sekarang kita udah perlahan menghilangkan uang tunai untuk pembayaran? Bukannya uang tunai adalah alat pembayaran yang sah juga ya? Iya tau, praktis banget kalau cashless tuh, terutama untuk pembayaran yang berjuta-juta. Tapi di sisi lain, uang tunai tuh masih sama berharganya. Gw nggak tahu dari sisi pebisnis yang hanya mau terima cashless aja. Coba bayangin, orang-orang tua yang nggak paham gimana cara bayar cashless, atau ada turis

Reply The Series (Drama Korea)

 

Ada drama Korea judulnya Reply 1997, Reply 1994, dan Reply 1988. Tiga series Reply ini menurut gw konyol dan relatable banget. Set lokasinya di Busan dan beberapa tempat di selatan Korea yang menggunakan bahasa kental dengan aksen (disebut saturi). Cerita dramanya tentang hal-hal sederhana dalam hidup yang selalu terjadi sehari-hari tanpa terlalu dilebih-lebihkan (bukan berarti nggak dilebih-lebihkan yaa, tapi emang gaya orang Korea emang seperti itu). Semuanya menggunakan cerita kos-kosan ala Korea dari kampung yang relatif sama menggunakan aksen, mereka hidup bersama dan menjadi akrab hingga puluhan tahun lamanya.

Tokoh utamanya, selalu diceritakan menggilai satu artis atau atlet yang mana bisa menunjukkan kegilaan fans Korea terhadap sesuatu. Sekarang ini disebut sasaengpen untuk fans yang rela menunggu idolanya keluar rumah, hadir disetiap konser atau pertunjukkannya dan lain-lain. Hingga saat ini pun masih ada fans seperti itu.

 
reply 1994

Selain itu, karena faktor aksen, digambarkan pula bagaimana mereka menjalani hidup di ibukota yang berusaha menghilangkan aksennya. Yaaaa persis lah seperti orang Jawa Timur yang hidup di Jakarta dan ngomong medok. Persis.

Digambarkan pula beberapa peristiwa penting yang terjadi selama masa itu seperti ambruknya Sampoong Mall tahun 95, world cup di Korea tahun 2002, mulai dari penggunaan pager hingga menuju telepon genggam yang segede gaban, dan banyak hal lainnya.

Kenapa gw suka banget series ini? Hangat. Drama-drama ini menggambarkan hangatnya hubungan antar manusia yang saling membutuhkan. Dengan karakter bawaan yang berbeda-beda tapi mereka saling menyayangi dan memanusiakan manusia. Nggak pernah ada peran antagonis, semuanya baik-baik. Terdengar flat mungkin bagi banyak orang tapi inilah sesungguhnya kehidupan yang kita perlukan. Nggak perlu drama-drama nggak penting.

Selain karena itu, banyak lagu-lagu lawas yang dinyanyikan penyanyi asli dan juga belajar bahasa Korea dari sini sangat berbeda dengan bahasa korea yang sudah dipelajari dengan logat Seoul. Perubahan bahasa dari tahun ke tahun pun terasa berbeda. Termasuk aturan pernikahan sesama marga yang diijinkan juga terjadi pada taun 90an. Sebelumnya menikah dengan sesama marga tidak diperbolehkan (seperti Kim dengan Kim). Dari sini belajar tentang moment perubahan yang terjadi di Korea. Ini karena gw cinta sejarah dan perkembangan suatu bangsa aja sih makanya suka.

 

Tokoh utama menikah satu dengan yang lainnya, tapi disitu serunya, kita diajak untuk menebak dengan siapa si tokoh wanita ini menikah karena penggambaran cinta lokasinya sangat kreatif dan biasanya dengan siapa dia menikah akan terungkap di episode terakhir meskipun pada episode 14 udah hampir ketahuan siapa, eh di episode 15nya ternyata ada peluang untuk lelaki lain yang menjadi suaminya. Jadi terus-terusan bertanya-tanya gitu.

Yang sama cuman yang jadi bapak ibunya. Sama persis dan sama konyolnya, chemistry nya dapet banget. Kabarnya ada lanjutan Reply 1976 nih.


Drama ini sangat ringan sekali, kehidupan sehari-hari aja, bukan yang terlalu kaya raya hingga perebutan kekuasan. Ceritanya disini hanya kehidupan orang-orang selama bertahun-tahun. Jadi menurut gw sih ini drama layak ditonton untuk hiburan yang super ringan sekali 😂

Udah itu aja 😁

Comments

  1. untuk mendapatkan drama-drama seperti ini dimana channel tv nya ya? Sepertinya tivi lokal tidak ada deh.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ohh tentu tak ada marimar haha!

      Biasanya bs nonton ato download dr drakor.id mas. Disitu lumayan update drama2nya 😅

      Kdg ada di beberapa tv kabel tapi dramanya ya terserah yg nayangin hehe

      Delete
  2. ih ada temen penyuka drakor ternyata , salam kenal mbak
    Rekomen ini sih , blom nonton juga . thnks mbak
    salam kenal

    ReplyDelete
    Replies
    1. ayo ditonton, lumayan bikin cekikikan lho hehehe

      salam kenal juga ya, ku juga liat tulisanmu soal drakor, bs bikin list tontonan buat taun dpn :D

      Delete

Post a Comment

Share your thoughts with me here

Popular posts from this blog

Dapet Visa UAE (Dubai) Gampang Banget

Dubai creek Beberapa waktu yang lalu, kita pusing berat karena H dapet libur kali ini cuman 10 hari. 10 hari dari yang biasanya 14 hari. Akhrinya diputuskan untuk tetap mengambil libur tapi nggak ke Indonesia.  Ternyata, beberapa hari kemudian, dia bilang, kalau liburnya malah jadi 7-8 hari aja. Mau ga mau saya yang harus kesana. Maksudnya terbang mendekatinya. Udah milih-milih negara mana yang harganya rasional, yang ga banyak makan waktu buat terbangnya H, dan tentunya ga ribet urus visa buat pemegang paspor hijau yang ga sesakti paspornya H.  Btw warna paspor Indonesia jadi biru ya sekarang?? Pilihan jatuh ke Dubai. Pemegang paspor hijau harus bikin visa, ya pusing lagi deh cara bikin visa Dubai nih gimana. Apa iya sesusah bikin visa schengen, visa US, visa lainnya. dari persyaratan sih standar ya, termasuk  record  bank account selama 3 bulan. Emang nggak pernah bikin visa Dubai sebelumnya ya, apalagi H yang paspornya super sakti kemana-mana (hampir) ga perlu visa, dia ga pernah ad

Pakai eSIM Untuk 30 Hari di Belanda

Amsterdam Ini pertama kalinya beli eSIM. eSIM ini nggak semua ponsel bisa, kebetulan aja gw beli karena ya ponsel gw bisa dipake eSIM. Sebelumnya sih gw jarang banget beli kuota internet kalau ke luar Indonesia. Kalau dibilang mahal buanget sih tergantung negaranya ya, cuma kadang males. Jadi kalau lagi di luar dan nggak ada internet gw bisa bilang "Wah lagi nggak ada internet gw di luar" 😅 Nah, gw pilih eSIM karena mikir kalau pake alat   macem mifi begitu pasti harus pick up alatnya, kalau beli SIMCARD ribet harus kasih paspor, harus ganti kartunya juga. Lalu terbesitlah eSIM. Gw cari beberapa eSIM yang banyak beredar buat di Eropa. Tadinya mau milih Simyo tapi harus abonemen bulanan. Ah nggak dulu deh. Kalau lamaan di sana aja baru okelah.  Tiap kali ke luar negeri, gw nggak pernah pakai roaming dari kartu gw sendiri karena menakutkan harganya. Tidak  worth it.  Akhirnya gw nemu eSIM dari  Maya . Menurut gw, kartu ini termasuk bersaing harganya. Gw beli yang 3GB dengan ha

Gampangnya Apply e-visa Rusia

Red square Jadi, WNI diberi kemudahan untuk ke Rusia. Cukup dengan apply e-visa yang bisa didapatkan dalam hitungan hari saja. Meskipun sudah sering apply e-visa, tapi e-visa Rusia ini agak unik formulirnya. Jadi sebelum apply, gw baca gimana caranya di sini yang amat sangat runtut dan mudah dipahami. Sebelum isi formulir online, ada baiknya siapkan foto 3.5 x 4.5 dengan background putih dulu. Setelah itu jangan lupa untuk beli asuransi. Karena agak kepikiran, gw putuskan untuk beli asuransi dari perusahan yang ada di sana. Asuransi yang gw beli dari sini . Tadinya setelah beli kok nggak ada info apapun, bahkan bukti bayar pun nggak ada. Tapi petugasnya cukup tangkas setelah gw email, gw langsung dapat asuransinya. Nomer asuransi diperlukan untuk mengisi formulir, jadi harus beli asuransi sebelum apply visa.  Nah, bagi gw, ini formulir baru kali ini dapat pertanyaan yang unik-unik semacam apakah pernah pelatihan militer, wajib militer, pernah pegang / punya senjata, bahkan sampai nany