Skip to main content

Sustainable Way to "Dump" our Waste

Sticker from eco-bali recycling October is funny month. We have this crisis of burning landfield in Bali, and they haven't pick up my trash for 2 months. Probably over two months now. We're like "Okay it's time to swap to the sustainable options" Yea we've been thinking about composting, but I do not know where to start. Because, you know, when you did it wrong it can be stinky and worm-y and not working out well. Turns out, they have composting company that provide the bin, the pickup, and even got the compost back monthly or per 6 months. I did not know that but of course my husband found it and planned to sign up for it.  The week where we had that plan on mind, suddenly in the morning there was a guy from this company came to our house delivering the composting bin. "No we did not order this, yet" Apparently the neighbor ordered their service but they got the address wrong. The next day, the same guy came again, brought his empty composting bin f

Book : Ditamparku Oleh Anak Semua Bangsa

 

Setelah membaca Bumi Manusia, hasratku untuk meneruskan buku kedua sangatlah diluar kewajaran. Ini adalah tanda betapa bagus dan menariknya penggambaran buku itu. Cobalah kutengok gramedia, ternyata tak ada buku disana. Maksudnya buku Anak Semua Bangsa. Di toko sebelah juga tak ada. Yasudahlah akhirnya kubaca via pdf saja lah (ternyata enteng juga baca dari pdf, tapi pegel liat hape trus).

Ohhh Ann yang dibawa pulang ke Belanda ternyata sampe sana mati. Emang ya yang namanya rindu bisa membunuh (semoga gw settle buruan deh sama bojo). Si Ann hidup nestapa bener ya. Oiya yang disuruh pulang ke Belanda ini emang program untuk anak keturunan Belanda-pribumi yang diakui sebagai anak. Kakaknya nenekku juga termasuk yang ikut program "pemulangan" ke tanah leluhur. Nah keturunan Belanda ini sendiri sebenernya nggak pure Belanda, tapi ada juga yang Jerman, Prancis atau negara-negara Eropa lainnya. Mereka menjadi "Belanda" karena biasanya mereka gabung VOC yang secara otomatis memberikan mereka kewarganegaraan Belanda. Usut punya usut, bokapnya nenek gw datangnya dari Jerman (mertua gw niat iseng nyari asal mula nama keluarga nenek gw). Tapi karena join jadi tentara Belanda akhirnya jadi WN Belanda. (tapi bokap nyokapnya nenek gw nikah secara sah dan secara agama katolik ya, jadi ya emang anak-anaknya ini diakui negara).

Kembali lagi ke Anak semua bangsa, bagian kedua ini menamparku. Iya sangat menampar. Kesannya nyindir gw banget ya. Eh tapi nggak nyindir sih, emang nampar. Bukan berarti gw menganggap kalau bangsa ini inferior dibandingkan dengan Belanda, tapi kegundahanku kegalauanku tentang negeri ini seolah membukakan mata "Emang lu udah kenal bangsa lu dalemnya kek gimana?". Jangan-jangan emang selama ini gw nggak kenal banget dengan bangsa ini dan segala isinya??

Kenal lah. Bangsa ini punya banyak koruptor. Iya sih itu betul. Tapi gimana sejatinya kepribadian dan karakter bangsa ini?

Gw liat Minke ini posisinya beruntung. Sebagai anak keturunan priyayi, dia mendapatkan privilege untuk bersekolah di sekolah Belanda. Dengan status sebagai pribumi. Ya jelas aja kolonialisasi bisa berlangsung lama wong pribuminya dibodohi. Nggak boleh sekolah, akhirnya nggak tau apa-apa. Lagi-lagi kan soal pendidikan. Dengan ketidaktahuannya menjadikan pribumi mudah diperdaya. Oh iya pribumi disini gausah rebutan siapa yang asli orang pribumi ya, tapi tolong, pribumi disini menurut gw adalah orang yang lahir dan besar di negeri ini. Nggak peduli dia keturunan dari suku apa ras apa. Karena kalo kita trace back DNA kita pun nggak akan murni DNA Jawa, Sumatra, Bali, Indonesia, Cina, Arab, Eropa. Pasti tercampur. And that is okay. 

pribumi yang tinggal di Jawa tapi darahnya nggak murni Jawa 😊

Kali ini Minke diuji kemampuannya yang pinter di sekolah tapi ternyata di masyarakat masih kurang. Jadi mikir lagi kan gw, ternyata pinter dikelas tapi nggak di lapangan itu udah ada dari dulu. Beda dengan Nyai Ontosoroh yang pinter menguasai keadaan dan lapangan meskipun tak bersekolah di sekolah formal. Disitu bener-bener ditampar lagi, "makanya lu kalo udah sekolah udah punya ilmu jangan sok pinter. Sapa tau kamu ternyata nggak tau apa-apa". Hingga terciptalah proverb, Padi semakin tua semakin merunduk, semakin berilmu smakin nggak boleh sombong. 

Menurutku ini buku tentang penguasaan olah TKP dari seorang yang "pintar" di sekolah. Kasusnya sih lebih fokus kepada ketidakadilan perlakuan kolonial. Nyai Ontosoroh aja vokal banget menyuarakan ketidakadilan yang terjadi. Dia benar-benar menolak untuk tunduk kepada orang kulit putih. Bicarapun enggan menurunkan kepala, kepala pasti akan tegak melihat kedepan. Dulu memang pribumi dianggap rendah serendah-rendahnya, yang berujung pada ketidakadilan. Kalau sekarang, kasusnya sama hanya saja beda ras dan juga agama. And I really adore her. Gw anggap itu bentuk feminisme diawal tahun 1900an.

Nggak sabar baca Jejak Langkah. Kalo yang ini Gramedia banyak stok lol! Anak semua bangsa officially buku ke-8 yang terbaca tahun ini. Btw gw juga udah turunin challenge goodreads gw jadi 10 buku taun ini. Curang dikit 😂

Comments

  1. Wiiiiiiii sedang membacai tulisannya Pram yaaaaa. Saya belum baca tapi btw ._. tebel bet ya, tapi penasaran sih. Sudah ada PDFnya juga. Masalahnya itu... pegel mata saya, asli :'

    ReplyDelete
    Replies
    1. wkakakak iya tuebel banget tapi nggak krasa sih kemaren aku baca buku tebel 300-400 halaman ini kok ya cuma dua hari. rekor hahaha! (saking bagusnya hehe)

      pegel kalo pake pdf matanya, kl buku cetaknya bawanya yg pegel hahah

      ayo mbak dibaca, apik kok wkwkw

      Delete
    2. Buju buset ._. 300-400 halaman cuma dua hari? Saya baca Aroma Karsa-nya Dee Lestari itu saja 1 mingguan, tapi habis itu mata pegel bet. GIMANAAAAAA MATA DIRIMU MBAA WKWKW.

      Hahaha Nanti coba sayaaa baca kok, tapi, panggil saya mas saja ya :'

      Delete
    3. Hahaha iya kan baru tau kl ternyata mas pas mampir rumahnya wkwkw

      Itu krn saking bagusnya mas 300 halaman dua hari itu. Ciri buku bagus yaa smakin dibaca smakin bkin pnsran wkwkw.

      Kl emg history nerd pasti suka buku ini, krn emg relatable bgt sma kejadian yg dicritain kake nenek.

      Resiko baca pake pdf mata jadi jereng 😂😂😂
      Beli kindle aja mas biar ga jereng2 bgt matanya kl baca wkwk! Yuk cus dibaca mas biar bs ditulis di blognya 👏🏻😆

      Delete
  2. Mbak, nanti kalo baca buku ke 4, Rumah Kaca, mbak berasa sangat pintar. Karena semuanya menyangkut sejarah bangsa ini. Bukunya paling tebel diantara semua buku Tetralogi Buru, tapi paling bagus menurutku. Sebenernya si Pram ini lagi nulis buku sejarah bangsa ini, cuman biar menarik dibaca, dibuat ceritanya macam roman. Dan yang menjadi Minke itu adalah tokoh asli yang diceritakan oleh Pram. Orangnya ada dan bener-bener hidup di negara ini. Cuman gak banyak yang tau. Ntar deh, pasti kalo udah baca bukunya jadi tau siapa orangnya.

    Selamat membaca....


    Aku due lengkap lo....


    #pamermeneh

    ReplyDelete
    Replies
    1. SERIUSAN SUMPAH?? Minke beneran ada??? Pantes kok aku mrasa..... ada yg beda 😮

      Gila jadi makin pengen cepet2 meluncur ke tokobuku nih.

      Aku yg history nerd gni jd makin gila pas mulai buka bumi manusia. Keren ya si Pram ini bikinnya, ga boring bgt. Smakin dibaca smakin pnsran.

      Daripada #pamer mending dibagi2 sni bukunya 😌 menambah pahala lho membuka cakrawala seseorang 😆😹

      Cus wes beli abis ini

      Delete
    2. Heeh, dia seseorang yang punya jasa sangat besar ke bangsa ini, cuman gak banyak yang tau. Nah sama Pram, dia dijadikan tokoh dalam roman Bumi Manusia. Aslinya Tetralogi Buru itu adalah buku sejarah, nah biar menarik dibikin cerita roman. Si Minke itu terinspirasi dari orang yang punya jasa besar ini. Tapi Tetralogi Buru itu bukan cerita hidupnya, cuman sebagian. Karena menyangkut sama histori bangsa inilah dia diangkat jadi tokohnya. Gitu.

      Eh tau gak sih, si Aktor yang jadi tokoh Minke ini pernah surat-suratan sama Kartini, Dewi Sri. Gila, keren banget.

      Gak tau kan?

      Makanya koleksi bukunya Pram, nanti jadi pintar.

      Delete
    3. Huahahaha ending e ngenyek i 😂

      Pas baca minke disuruh nyurati kartini, kukira itu hanya hayalan. Smpet bengong "ah masa sih?" Tp itu emg beneran ya?? GENDENG! SRASA kek dibawa balik lg akutu.

      Iki lho wis beli jejak langkah sama rumah kaca td langsung kubeli semua 😌 lg baca jejak langkah nih 😆 seruuu ahh

      Delete

Post a Comment

Share your thoughts with me here

Popular posts from this blog

Gojek ke bandara juanda

While waiting, jadi mending berbagi sedikit soal gojek. Karena saya adalah pengguna setia gojek, saya pengen cobain ke bandara pake gojek. Awalnya saya kira tidak bisa *itu emang sayanya aja sih yang menduga nggak bisa*, trus tanya temen katanya bisa karena dia sering ke bandara pakai motornya. Nah berarti gojek bisa dong?? Sebelum-sebelumnya kalo naek gojek selalu bayar cash, tapi kali ini pengen cobain top up go pay. Minimum top up 10ribu. Jadi saya cobain deh 30ribu dulu. Eh ternyata lagi ada promo 50% off kalo pake go pay. Haiyaaaaa kenapa ga dari dulu aja ngisi go pay hahaha. Dari kantor ke bandara juanda sekitar 8km. Kantor saya sih daerah rungkut industri. Penasarannn banget ini abang mau lewat mana ya. Tertera di layar 22ribu, tapi karena pakai go pay diskon 50% jadinya tinggal 11ribu. Bayangin tuhh... pake bis damri aja 30ribu hahaha. 11ribu udah nyampe bandara. Biasanya 15ribu ke royal plaza dari kantor haha. Lagi untung. Bagus deh. Nah sepanjang perjalanan, saya mikir ter

[Piknik] Prambanan lagi

Salah satu pesona Jawa Tengah adalah Candi Prambanan. Saya sudah 3 kali berkunjung ke situs warisan dunia ini. Candi yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan jogja ini selalu menimbulkan kesan mistis bagi saya. Terletak tak jauh dari jalan raya, sehingga mengunjunginya pun sangat mudah. Berbeda dengan Candi Borobudur yang letaknya sangat jauh dari jalan raya besar.  Ok, menurut saya ada 3 cara menuju candi ini. Menggunakan bus transjogja, taksi, dan kendaraan pribadi. Bagi yang menggunakan transjogja, saya pernah menggunakannya berangkat dari daerah kampus UNY, daerah Depok Sleman. 1 kali transit, 2 kali berganti bus. Dengan harga transjogja yang kala itu, 2014, seharga 3500 rupiah. Tapi sampai saat ini masih sama harganya, menurut info dari teman. Lokasi shelter bis berada agak jauh dari pintu masuk lokasi candi, mungkin kira-kira 500meter sampai 1kilometer. Kalau jalan, menghabiskan waktu sekitar 15-20menit. Bisa juga naik becak untuk opsi yang lain. Lagi-lagi, jangan lupa men

[Book] Dunia Cecilia

'apakah kalian membicarakan hal semacam itu di surga?' 'tapi kami berusaha tidak membicarakannya dekat-dekat Tuhan. ia sangat sensitif terhadap kritik' Yap, sepenggal dialog antara Cecilia dan malaikat Ariel. Saya mengenal Jostein Gaarder sejak kuliah. Ehhhh 'mengenal' dalam artian kenal bukunya ya, kalo bisa kenal pribadi mah bisa seneng jingkrak-jingkrak hehehe. Jadi karena teman saya mendapat tugas kuliah membaca satu novel filsafat berjudul Dunia Sophie, saya jadi sedikit mengetahui si bapak Gaarder ini. Enak ya tugasnya anak sastra baca novel, tugas anak matematika ya baca sih, tapi pembuktian kalkulus -_- Dunia Cecilia ini buku pertama Jostein Gaarder yang saya baca, karena buku Dunia Shopie sangatlah berat berdasar review teman saya. Saya sih nggak perlu baca buku itu karena teman saya sudah benar-benar mahir bercerita. Jadilah saya sudah paham bener cerita Dunia Sophie tanpa membacanya. Novel ini atas rekomendasi teman saya, dia bilang kala