Skip to main content

If Money Wasn't The Problem, What Would You Do?

In this extraordinary life, I would be a teacher still.  Helping people to understand even some little things to make them feel worthy and understand themselves better. It seems that teaching has become a calling for me. Not about teaching such specific subject like mathematics or so, but more like... I like to give new perspectives for people, and having them saying "Oh.... I see..." is satisfying for me. Of course, by teaching I can learn so many new perspectives from different people too. It's like the more I teach the more I learn, and that is so true. Maybe more like a guide. I like giving guidance to people who needs it. No, I don't like giving unsolicited guiding. I like to guide people who wants to be guided. I'd teach them how to love, love themselves first. Yea sure when we are talking about things, they would say "do useful things like engineering, plumbing, this and that" but they tend to forget that we need some balance in life. Not saying t

Lingkaran Setan

taken from internet

Lingkaran setan dimulai ketika kamu mulai mengeluarkan beberapa lembar uang atau sebatang kartu dari dompet, memberikannya kepada mbak kasir yang cantik, struk dicetak dan taraaaaa "Anda mendapat voucher free 50ribu setiap pembelian 150ribu berikutnya"

Beberapa waktu yang lalu saya membeli koper seharga satu juta dua ratus ribu rupiah. Yang membuat saya wow itu bukan harga kopernya tapi voucher yang saya dapat setelah membayar koper tersebut. 10 voucher seharga 50ribuan, dua voucher diskon 20% dan satu voucher diskon 10%. What the!

Bulan lalu, saya dan teman satu tim pergi karaoke, berdua belas orang. Setelah membayar untuk karaoke dua jam, kita mendapatkan voucher gratis satu jam. Yang kemudian kita gunakan lagi satu minggu kemudian. Satu minggu kemudian kami karaoke 2 jam (satu jam free voucher dan satu jam berbayar), eh dapet voucher free satu jam lagi. Ya Tuhan betapa hal ini sangat menyesatkan!

Nggak bisa disalahkan dong, itu strategi marketing membidik customer. Kita merasa 'ah kan gratis, ada voucher lho'. Yaaa... marketer akan mengatakan 'Go..Go..spend your money in your wallet'. Hati kita pun mengatakan 'Oh men! it's not wasting much money, I got this voucher, and will get another voucher when I buy this one'. Yaaaa terusin aja deh.

Kita sebut hal itu Lingkaran Setan 😜

Voucher ini sangat amat bermanfaat ketika shopping untuk lebaran. Tau kan kalo lebaran banyak orang borong baju biar 'Baju baruuu alhamdulillah... tuk dipakai dihari rayaa'. Pernah beberapa taun yang lalu belanja buat lebaran, buat orang satu rumah, abis banyak dan dapet voucher banyak, sampe kita dikasih sama orang, padahal kita juga dapet banyak voucher. Muak kali ya itu orang liat voucher yang nggak abis-abis didapet.

Ini strategi marketing sodara-sodara. Ada yang dirugikan? Hmm I dont think so. Karena.... marketer dapat memenuhi target penjualan, kitapun senang dengan harga diskon yang katanya masih untung banyak buat sellernya.

Kalau teman saya sih, sekalinya beli dan dapet voucher, langsung disobek. Biar nggak keterusan belanja 😂😂 Oke I always do the same actually. Dapet dan sobek! Kecuali pas shopping lebaran 😏

Comments

  1. Saya mah gak mempan pake free vocer gituan. Kecuali kalo dikasi cek satu milyar baru iman saya tergoda

    ReplyDelete
    Replies
    1. Teuteppp ya cek satu milyar! minta aja satu persen kekayaannya raja arab mas. Ada kali 2 milyar lebih

      Delete
  2. Bahahahaha untung aku gasuka shopping, gakarena aahsudahlah keuangan anak kost. Iyaahh banget ada temenku hobinya soping apalagi Kalo dapet vouher mah beeeeeeeeeee
    Iyoyaaa Kalo dipikir2 bikin khilaf berasa godaan setan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaa iya May, dimana lingkaran ini nggak ada ujungnya *kalo ada ujungnya namanya kotak dong

      Smua ini hanya marketer, kita dan tuhan yg tau bgmn rasanya ini 😂😂

      Delete

Post a Comment

Share your thoughts with me here

Popular posts from this blog

If Money Wasn't The Problem, What Would You Do?

In this extraordinary life, I would be a teacher still.  Helping people to understand even some little things to make them feel worthy and understand themselves better. It seems that teaching has become a calling for me. Not about teaching such specific subject like mathematics or so, but more like... I like to give new perspectives for people, and having them saying "Oh.... I see..." is satisfying for me. Of course, by teaching I can learn so many new perspectives from different people too. It's like the more I teach the more I learn, and that is so true. Maybe more like a guide. I like giving guidance to people who needs it. No, I don't like giving unsolicited guiding. I like to guide people who wants to be guided. I'd teach them how to love, love themselves first. Yea sure when we are talking about things, they would say "do useful things like engineering, plumbing, this and that" but they tend to forget that we need some balance in life. Not saying t

Gojek ke bandara juanda

While waiting, jadi mending berbagi sedikit soal gojek. Karena saya adalah pengguna setia gojek, saya pengen cobain ke bandara pake gojek. Awalnya saya kira tidak bisa *itu emang sayanya aja sih yang menduga nggak bisa*, trus tanya temen katanya bisa karena dia sering ke bandara pakai motornya. Nah berarti gojek bisa dong?? Sebelum-sebelumnya kalo naek gojek selalu bayar cash, tapi kali ini pengen cobain top up go pay. Minimum top up 10ribu. Jadi saya cobain deh 30ribu dulu. Eh ternyata lagi ada promo 50% off kalo pake go pay. Haiyaaaaa kenapa ga dari dulu aja ngisi go pay hahaha. Dari kantor ke bandara juanda sekitar 8km. Kantor saya sih daerah rungkut industri. Penasarannn banget ini abang mau lewat mana ya. Tertera di layar 22ribu, tapi karena pakai go pay diskon 50% jadinya tinggal 11ribu. Bayangin tuhh... pake bis damri aja 30ribu hahaha. 11ribu udah nyampe bandara. Biasanya 15ribu ke royal plaza dari kantor haha. Lagi untung. Bagus deh. Nah sepanjang perjalanan, saya mikir ter

Ujian hari senin

Kejadian ini terjadi tepat senin minggu lalu. Baru kali itu aku merasa 'WOW.. ini senin yeay'. Karena biasanya 'haduhh udah senen lagi'. Kebayang kan kalo seneng begitu dihari senen menyambut pagi dan hari itu rasanya langka banget. Otomatis pengennya hari itu berlangsung indah. Jam setengah 9 pagi, seperti biasa ke pantry ambil minum bareng sama temen sebangku. Dia bikin teh, aku nyuci botol sekalian ngisi dong. Seperti biasa juga, kadang aku males sih nyuci botol dengan ritual lengkapnya, akhirnya cuman bilas pake air panas. Ya mungkin nggak sampe 50 ml juga. Dikit banget deh. Temen juga selalu bersihin gitu gelasnya pake air panas. Pic source is here Eh lakok lakok... si bapak pantry yang serem itu tiba-tiba bilang 'Gak bisa ya gak nyuci botol pake air panas? Tiap sore itu banyak komplain gara-gara airnya abis'. Yakaliii air abis tinggal isi aja, ibu yang dulu aja nggak pernah ada komplain. Ya aku bilang lah ini cuman dikit, lagian yang ngelakuin ini