Skip to main content

If Money Wasn't The Problem, What Would You Do?

In this extraordinary life, I would be a teacher still.  Helping people to understand even some little things to make them feel worthy and understand themselves better. It seems that teaching has become a calling for me. Not about teaching such specific subject like mathematics or so, but more like... I like to give new perspectives for people, and having them saying "Oh.... I see..." is satisfying for me. Of course, by teaching I can learn so many new perspectives from different people too. It's like the more I teach the more I learn, and that is so true. Maybe more like a guide. I like giving guidance to people who needs it. No, I don't like giving unsolicited guiding. I like to guide people who wants to be guided. I'd teach them how to love, love themselves first. Yea sure when we are talking about things, they would say "do useful things like engineering, plumbing, this and that" but they tend to forget that we need some balance in life. Not saying t

Berkendara Keliling UAE

Sudah lama banget rasanya nggak nulis tentang jalan-jalan. Banyak draft yang belum dirilis, pelan-pelan deh. Satu per satu, mumpung longgar buat nulis. 

Tahun lalu ketemu suami di Dubai setelah 10 bulan nggak ketemu. Aturan selama pandemi di Dubai adalah semuanya harus memakai masker, semua tempat sedia hand sanitizer, diberi jarak agar tdk terlalu mepet juga, boleh melakukan semua aktifitas. Waktu itu kasus harian berkisar 1000 kasus/hari, dg kematian yang sangat rendah. Tes PCR bisa didapat hasilnya dalam waktu 4 jam dengan harga yang tidak sampai satu juta rupiah. 

Tidak ada aturan yang kami langgar, kami memutuskan untuk berkeliling UAE sembari menunggu visa dan printilannya. Dubai bisa dibilang kota yang sibuk dan padat. Setelah keluar Dubai malah lebih jarang menemui manusia dan keramaian 😁 Gw ngerasa lebih aman tanpa dekat-dekat manusia. Dengan segala protokol tambahan tentang kebersihan dan kesehatan, udah hampir gila aja kita semua ini. No, we can't afford to get covid. We don't want that.

Metro stop dan parkir bandara yang sepi.

Tadinya berencana naik bus saja. Tapi kalau naik transportasi umum malah nggak bebas kemana-mana karena harus naik taksi dan lainnya, sedangkan gw paham banget gaya kita yg selalu di luar rencana. Jadi, kami putuskan untuk menyewa mobil yang diambil di bandara DXB. Kami sewa menggunakan emirates.com untuk menabung miles juga. Mobil yang kami sewa harganya sekitar 500 ribuan/hari. Mobil automatic, baru, bersih, semuanya dicek terlebih dahulu kurang lebihnya termasuk goresan kecilpun. Begitupun saat mengembalikannya. 

Ini tentang perjalannnya, nanti tentang tempat yang kami tuju akan coba gw tulis terpisah.

Perjalanan awal kami dari Dubai menuju kota Sharjah, tepatnya Arabia's wildlife center. Menempuh jarak 45 KM dengan jarak tempuh sekitar 40 menit saja. Sebagai perbandingan di Bali, 40 menit itu jarak tempuh rumah gw ke bandara DPS, dengan jarak 10 KM. Kalo nggak macet dan lewat tol baru bisa 30 menit. You got the idea.

Jalanannya tentu saja mulus, aspalnya mulus, jarang gronjalan nggak jelas, jalan juga super lebar dan membingungkan hamba si pengarah GPS (you definitely know what I mean). Saking santainya nyetir nggak kerasa aja diatas 120km/jam. 

Harga bensin di seluruh UAE nggak sampai 2 Dirham/liter. Harga per liternya nggak sampai 7ribuan rupiah. Iya, murah banget emang. Lebih murah dari harga air botolan. Pertama kali berkunjung ke Dubai nanya supir taksi, "Di Dubai yang murah apa ya?", beliau jawabnya "BENSIN!" Akhirnya gw tau emang harganya murah gila.

Kami lanjutkan perjalanan ke Fossil Rock. Dikiranya fossil rock ini cukup keliatan dari jauh aja, tapi ternyata it's more than thatIt's way more fascinating. Tentu saja ini pasti gw tulis tentang ini karena begitu keren banget. Karena kami salah kira dan tujuan, di belakang kami ada 2 mobil jeep yg kasih tau kalau jalannya bukan ini. Kami harus ke sana sini untuk ini itu begitulah. Tapi yang gw perhatiin banget, dalam mobil ini ada 2 cewek-cewek yang ketika keluar itu rasanya mirip kayak di film-film yang diambil di gurun. Sumpah men! Gw aja terpesona (dan kaget).

Ngikutin apa kata GPS, berakhir di jalan aspal terakhir di sini.

Akhirnya kami lanjutkan perjalanan ke Mleiha Archeological center. Tempat ini bikin gw ngiler nggak henti, super keren. Hari itu kami harus ke Fujairah karena tempat kami menginap ada di sana untuk semalam saja. Total di hari pertama, perjalanan yang kami tempuh sejauh 120KM dengan rute jalan panjang memecah batuan. Cepet sih, tiap perjalanan bosan juga kami berhenti untuk sekadar makan atau minum. Tapi, ngelewatin tol panjang dg pemandangan batuan meskipun hanya setengah jam juga bosen banget. Takut ngantuk juga saking membosankannya.

This dude almost lick me inside the car. Super stink! Man, do not leave your window open when you're very close to animals. Ya, gw nggak pernah ke Taman Safari sih.


Hari itu panas banget, kita terlalu excited dengan perjalanan pertama kami keliling UAE sampai lupa minum. Sampai di hotel suhu tubuh gw 36.9, suami gw lebih dari 37. Oh tentu saja kami khawatir. Ternyata esoknya suhu badan normal. Hari itu kami kurang minum dan suhu di luar sangat terik sekali. Dehidrasi banget. 


Bentuk jalan yang relatif mirip sepanjang puluhan hingga ratusan KM.

Dari Dubai ke Fujairah ini seperti perjalanan dari Barat ke Timur. Esoknya kami lanjutkan perjalanan menuju Khor Fakhan lalu lanjut ke Dibba dan bermalam di Dibba. Ini menuju utara, berbatasan dengan batas Oman. Ini negara bener-bener lucu banget batas negaranya. Ada yg irisan dalam irisan juga 😆

Kamipun sempat "menerobos" Oman melalui UAE tanpa perlu dokumen perjalanan apapun. Ini legal ya, meskipun gw dredegnya bukan main takut dicegat polisi batas negara 😂 Gw juga doa banget semoga mobilnya tahan banting dibawa perjalanan ngelewatin batu-batuan begini. Ini udah mikir banget kalo ban kempes minta tolong kemana ini. Kita berdua sama-sama bego urusan beginian.


Nggak kok, nggak ada apa-apa dan kita bisa selamat sampai tujuan berikutnya. Tujuan berikutnya adalah Hatta area. Hatta ini adalah kota batas antara UAE dan Oman tapi kalau mau lewatin batas negara harus pake visa. Kami hampir nembus karena salah jalan dan untungnya keliatan U-turn terakhir sebelum masuk dokumen cek. 

Secara keseluruhan, jalanan di UAE ini mulus banget (kecuali bagian bebatuan ini). Jalannya juga lebar banget bisa buat 4 jalur mobil di satu arah. Jalan tolnya juga otomatis pake sensor. Urusan ini gw kurang paham karena gw biasanya top up e-money di Indonesia 😂 Lalu ada juga sensor untuk kecepatan mobil. Perhatikan aja maksimum berapa kecepatannya. Ya sapa tau tiba-tiba dapet surat cinta dari pemerintah buat bayar denda kan. Terlalu cepat kena denda, terlalu lambatpun kena denda juga. Dendanya kisaran AED 1500 - 3000 tergantung apa yang dilanggar. Sepanjang jalan mantengin berapa kecepatan maks dan min. Jereng mata gw. 

Jangan lupa pake kacamata item juga sih karena silau banget meskipun musim dingin. Brightness level-nya matahari di sana selalu tinggi. Waktu itu musim gugur sih hitungannya. Suhu di Dubai masih di kisaran 30-40 aja, teriknya luar biasa. Waktu di Hatta suhu siang hari 30an, teriknya bukan main, tapi begitu malam hari suhunya turun jadi di bawah 20. 


But it was fun. Even more when I got to see camels walked along the road as if they're a group of ducks here 😌

Comments

Post a Comment

Share your thoughts with me here

Popular posts from this blog

Menjadi dotcom

Few days ago, I wrote what I want to do on early 2017. And one thing has been done today. What is that? Tarararaaaaaaa.... silverestrella.com As I promised myself, now this blog has been upgraded to dotcom. I found a domain hosting through Mas Adhi . He wrote that when I was looking for hosting for my blog. So thank you so much, you came on right time hahaha Dibilang alay ya udahlah nggak apa-apa, yang jelas seneng akhirnya bisa upgrade jadi dotcom yeyeyeyeee

Dapet Visa UAE (Dubai) Gampang Banget

Dubai creek Beberapa waktu yang lalu, kita pusing berat karena H dapet libur kali ini cuman 10 hari. 10 hari dari yang biasanya 14 hari. Akhrinya diputuskan untuk tetap mengambil libur tapi nggak ke Indonesia.  Ternyata, beberapa hari kemudian, dia bilang, kalau liburnya malah jadi 7-8 hari aja. Mau ga mau saya yang harus kesana. Maksudnya terbang mendekatinya. Udah milih-milih negara mana yang harganya rasional, yang ga banyak makan waktu buat terbangnya H, dan tentunya ga ribet urus visa buat pemegang paspor hijau yang ga sesakti paspornya H.  Btw warna paspor Indonesia jadi biru ya sekarang?? Pilihan jatuh ke Dubai. Pemegang paspor hijau harus bikin visa, ya pusing lagi deh cara bikin visa Dubai nih gimana. Apa iya sesusah bikin visa schengen, visa US, visa lainnya. dari persyaratan sih standar ya, termasuk  record  bank account selama 3 bulan. Emang nggak pernah bikin visa Dubai sebelumnya ya, apalagi H yang paspornya super sakti kemana-mana (hampir) ga perlu visa, dia ga pernah ad

[Piknik] Segerin diri di Pantai Seger, Mandalika

Pernah denger cerita soal Putri Mandalika nggak? Kalo udah, berarti wawasannya luas. Kalo belom berarti nggak doyan baca 😋 Sini sini merapat tak ceritain singkatnya yaaaa... Konon katanya, Putri Mandalika ini orangnya cuantikk dan baek hati. Yakali yaaaa kalo putri-putri di legenda kebanyakan kayak gitu deh karakternya. Terus si putri cantik ini saking baeknya, disukai semua orang. Nah kalo udah disukai semua orang, nasibnya gimana hayo???? Ya disuruh milih suami sama bapaknya. Soalnya banyak pangeran yang mau jadi suaminya. heeemm interesting. Seandainya kita juga direbutin banyak orang kayak gitu ya hahaa gapapa ya meskipun dari belakang, gara-gara salah arah Karena ini mitos dan karena dia bijak, akhirnya dia bilang ke bapaknya kalo nggak mau milih salah satu buat dijadiin suami karena dia dan tubuhnya adalah milik orang Mandalika. Satu untuk semuaaaaaa. Jargon tipi ini mah Kemudian si putri nyemplungin dirinya ke laut. Dan bilang, 'karena aku untuk rakyatku, jad