Skip to main content

Sustainable Way to "Dump" our Waste

Sticker from eco-bali recycling October is funny month. We have this crisis of burning landfield in Bali, and they haven't pick up my trash for 2 months. Probably over two months now. We're like "Okay it's time to swap to the sustainable options" Yea we've been thinking about composting, but I do not know where to start. Because, you know, when you did it wrong it can be stinky and worm-y and not working out well. Turns out, they have composting company that provide the bin, the pickup, and even got the compost back monthly or per 6 months. I did not know that but of course my husband found it and planned to sign up for it.  The week where we had that plan on mind, suddenly in the morning there was a guy from this company came to our house delivering the composting bin. "No we did not order this, yet" Apparently the neighbor ordered their service but they got the address wrong. The next day, the same guy came again, brought his empty composting bin f

Tergantung Caramu Melihat [A Documentary : Among The Believers]

 

Beberapa waktu yang lalu H kirim link dokumenter untuk ditonton. Gw suka sih nonton dokumenter gitu. Akhir-akhir ini gw nonton dokumenter juga di chanel Timeline di youtube. Film dokumenter yang dikirim H ini judulnya Among the believers. Ini soal konflik di perbatasan Pakistan-Afganistan.

tulisan ini penuh dengan spoiler dan pendapat pribadi

Dokumenter ini ceritanya soal kaum konservatif (yang egois) yang seperti kebanyakan selalu menginginkan memiliki negeri sendiri yang menjalankan hukum Islam 100%. Mereka berada di perbatasan Pakistan-Afganistan, tentunya dengan pengaruh Taliban disana. Perlu diketahui, Taliban sesungguhnya sudah binasa setahun setelah kejadian 9/11 di WTC USA. Tapi tahun 2011 mereka ternyata menghimpun masa yang sudah matang rupanya untuk melakukan invasi lagi agar menguasai Afganistan seperti yang mereka inginkan.

Nah, ceritanya ada kubu yang biasa aja, ada pula kubu yang konservatif tadi. Kubu konservatif ini memiliki sebuah madrasah yang kegiatannya hanya menghafal Al-Quran dengan doktrin "Kamu harus hafal Al-Quran agar kamu masuk surga". Sehingga para siswa pun dididik keras untuk menghafalnya tanpa mengetahui arti dari kitab suci tersebut. Untuk dapat sekolah di madrasah ini tidak dipungut biaya sama sekali sehingga kebanyakan yang masuk kesana adalah orang-orang miskin yang memiliki anak seusia SD-SMA.

Ada scene yang menurut saya lucu. Sebuah scene dimana ketua madrasah ini menyuruh seorang warga untuk memasukkan anaknya ke madrasah tersebut.

Ketua : Masukkan saja anakmu ke madrasah. Kamu kan miskin, madrasah gratis. Jadi dia bisa hafalin Quran
Bapak : Kalau dia masuk madrasah dan hanya menghafal quran saja, bagaimana cara dia mendapatkan uang untuk hidup nantinya?
Ketua : Ya balasannya kan surga, dia harus berjuang keras disini menghafal agar masuk surga. Surga jaminannya.
Bapak : Ya tapi gimana ya, apa nanti dia bisa dapat uang untuk menghidupi keluarganya?

Obrolan tersebut sangat lucu sekali. Dimana sang ketua mendoktrin yang penting surga, sedangkan si bapak berpikir rasional dan logis. Bagi saya, surga adalah bonus. Bonus dikala kita nggak akan berpikir tentang surga saat melakukan suatu kebaikan. Mungkin bagi mereka jalan masuk surga adalah dengan menghafal Al-Quran tanpa peduli apapun yang penting hafal Quran. Tentu saja, itu bisa jadi. Bisa jadi memang seperti itu adanya. Meskipun kita tidak memperlakukan dengan baik orang lain yang penting kita hafal Quran ya sudah, surga jaminannya. Bisa jadi, bisa tidak. Karena butuh mati dulu untuk membuktikan betul tidaknya.

Tapi bagi saya, surga akan jauh dari kita kalau kita tidak Hablumminallah dan Hablumminannas. Hubungan baik ke tuhan dan juga ke sesama. Bagi saya itu percuma kalau hanya berbuat baik ke tuhan saja tapi ke mahkluk hidup kita nggak baik. Sia-sia. Mungkin itu pula maksud dari tanda salib, dimana ada garis horizontal dan vertikal disana yang menyimbolkan hubungan kita dengan tuhan dan juga kepada sesama mahkluk hidup.

Lebih lucu lagi, seorang siswa di madrasah itu di tanya apakah mengetahui arti atau tafsir dari bacaan Quran yang di presentasikannya. Dia menjawab tidak tahu. Dia tidak tahu dan hanya menghafal saja, karena hanya dengan menghafal dia akan otomatis masuk surga. Madrasah pun melarang mereka menonton TV karena TV adalah buatan orang kafir. Segala macam hal dilarang-larang. Buku bacaan pun mengandung doktrin yang menyalahkan orang-orang kafir dan harus memerangi orang kafir. Sekilas ditunjukkan gambaran isi dari buku tersebut, buku itu benar-benar kuat sekali doktrinasinya. Orang yang terombang-ambing akan mudah dipengaruhi dan juga orang yang tak pernah melihat hal lain sudah pasti akan terdoktrin.

Di sisi lain ada seorang gadis berusia 12 tahun yang tadinya sekolah di madrasah dan kemudian melarikan diri karena tak tahan, akhirnya bersekolah di sekolah swasta yang lebih baik sistem dan pengajarannya. Namun sayang sekali, sekolah itu diserang pihak konservatif (soal politik). Kemudian si gadis harus putus sekolah dan menerima nasib untuk dinikahkan muda. Awalnya memang si ayah gadis menolak menikahkannya, tapi karena dia sudah tak bersekolah lagi ayahnya terpaksa menerima lamaran pihak laki-laki. Yang bikin muak adalah si ibu datang dan bilang "Aku udah tua, aku gak kuat bayar pembantu, jadi aku minta anakmu buat jadi mantuku dan bantu-bantu kerjaan dirumah".

OMG! Hati gw hancur liat itu. Dia secara terang-terangan minta anaknya jadi mantu sekaligus 'pembantu'. Gimana nasib gadis-gadis yang ingin belajar tapi terhalang soal beginian? Jujur ini bikin sakit hati. Lingkaran setan begini ini nggak akan pernah selesai kalau perang nggak selesai.

Jujur aku muak! Muak dengan segala jenis doktrinasi agama, politik, atau apapun itu. Pendoktrinan atas agamanya yang paling benar sendiri (yang secara otomatis mengatakan agama lain adalah salah), perebutan kekuasan pemerintahan sah untuk diganti dengan hukum yang mereka anggap benar. Ya tuhan, disini ku berpikir "Apakah aku berpikir benar? Atau memang mereka yang benar dengan merampas hak orang lain?" Bisa jadi agamanya memang benar, tapi yang menungganginya yang salah.


Tentunya disini kita tahu bahwa cara orang menginterpretasikan sesuatu tidak pernah sama satu lain. Meskipun opini saya berbeda, saya tetap hargai orang yg memiliki opini lain. Hanya yang saya tegaskan, saya akan keras kepada orang yang melanggar hak orang lain atau memaksakan pendapatnya untuk dilakukan atas dasar pendapat dia yang paling benar. 

Hidup katanya cuma sekali ya, ngapain dibikin sulit sih?

Yang males baca opini ini, bisa langsung menuju youtube aja ya. Recomended banget buat referensi dan membuka mata

Comments

Popular posts from this blog

Gojek ke bandara juanda

While waiting, jadi mending berbagi sedikit soal gojek. Karena saya adalah pengguna setia gojek, saya pengen cobain ke bandara pake gojek. Awalnya saya kira tidak bisa *itu emang sayanya aja sih yang menduga nggak bisa*, trus tanya temen katanya bisa karena dia sering ke bandara pakai motornya. Nah berarti gojek bisa dong?? Sebelum-sebelumnya kalo naek gojek selalu bayar cash, tapi kali ini pengen cobain top up go pay. Minimum top up 10ribu. Jadi saya cobain deh 30ribu dulu. Eh ternyata lagi ada promo 50% off kalo pake go pay. Haiyaaaaa kenapa ga dari dulu aja ngisi go pay hahaha. Dari kantor ke bandara juanda sekitar 8km. Kantor saya sih daerah rungkut industri. Penasarannn banget ini abang mau lewat mana ya. Tertera di layar 22ribu, tapi karena pakai go pay diskon 50% jadinya tinggal 11ribu. Bayangin tuhh... pake bis damri aja 30ribu hahaha. 11ribu udah nyampe bandara. Biasanya 15ribu ke royal plaza dari kantor haha. Lagi untung. Bagus deh. Nah sepanjang perjalanan, saya mikir ter

[Piknik] Prambanan lagi

Salah satu pesona Jawa Tengah adalah Candi Prambanan. Saya sudah 3 kali berkunjung ke situs warisan dunia ini. Candi yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan jogja ini selalu menimbulkan kesan mistis bagi saya. Terletak tak jauh dari jalan raya, sehingga mengunjunginya pun sangat mudah. Berbeda dengan Candi Borobudur yang letaknya sangat jauh dari jalan raya besar.  Ok, menurut saya ada 3 cara menuju candi ini. Menggunakan bus transjogja, taksi, dan kendaraan pribadi. Bagi yang menggunakan transjogja, saya pernah menggunakannya berangkat dari daerah kampus UNY, daerah Depok Sleman. 1 kali transit, 2 kali berganti bus. Dengan harga transjogja yang kala itu, 2014, seharga 3500 rupiah. Tapi sampai saat ini masih sama harganya, menurut info dari teman. Lokasi shelter bis berada agak jauh dari pintu masuk lokasi candi, mungkin kira-kira 500meter sampai 1kilometer. Kalau jalan, menghabiskan waktu sekitar 15-20menit. Bisa juga naik becak untuk opsi yang lain. Lagi-lagi, jangan lupa men

[Book] Dunia Cecilia

'apakah kalian membicarakan hal semacam itu di surga?' 'tapi kami berusaha tidak membicarakannya dekat-dekat Tuhan. ia sangat sensitif terhadap kritik' Yap, sepenggal dialog antara Cecilia dan malaikat Ariel. Saya mengenal Jostein Gaarder sejak kuliah. Ehhhh 'mengenal' dalam artian kenal bukunya ya, kalo bisa kenal pribadi mah bisa seneng jingkrak-jingkrak hehehe. Jadi karena teman saya mendapat tugas kuliah membaca satu novel filsafat berjudul Dunia Sophie, saya jadi sedikit mengetahui si bapak Gaarder ini. Enak ya tugasnya anak sastra baca novel, tugas anak matematika ya baca sih, tapi pembuktian kalkulus -_- Dunia Cecilia ini buku pertama Jostein Gaarder yang saya baca, karena buku Dunia Shopie sangatlah berat berdasar review teman saya. Saya sih nggak perlu baca buku itu karena teman saya sudah benar-benar mahir bercerita. Jadilah saya sudah paham bener cerita Dunia Sophie tanpa membacanya. Novel ini atas rekomendasi teman saya, dia bilang kala