Skip to main content

If Money Wasn't The Problem, What Would You Do?

In this extraordinary life, I would be a teacher still.  Helping people to understand even some little things to make them feel worthy and understand themselves better. It seems that teaching has become a calling for me. Not about teaching such specific subject like mathematics or so, but more like... I like to give new perspectives for people, and having them saying "Oh.... I see..." is satisfying for me. Of course, by teaching I can learn so many new perspectives from different people too. It's like the more I teach the more I learn, and that is so true. Maybe more like a guide. I like giving guidance to people who needs it. No, I don't like giving unsolicited guiding. I like to guide people who wants to be guided. I'd teach them how to love, love themselves first. Yea sure when we are talking about things, they would say "do useful things like engineering, plumbing, this and that" but they tend to forget that we need some balance in life. Not saying t

Jancok!

 

Adakah yang bereaksi "Ih dosa mengumpat!" ketika mendengar kata ini?

Kata sumpah serapah ini beken di Jawa Timur. Mungkin bagi orang luar Jatim ada yang nggak tau atau bahkan nggak kenal kata ini. Kalaupun kata ini terdengar di luar Jatim, bisa dipastikan pembawanya adalah orang Jatim (atau orang yang pernah tinggal di Jatim dan terpengaruh oleh orang sekitarnya) terutama Surabaya, Malang, Pasuruan dan sekitarnya.

Pertama kali kenal kata ini dan mengucapkan kata ini, waktu SMP. Karena waktu SD deket rumah, orangtua, guru-guru jadinya agak saru mengucapkannya. Waktu SMP, sekolah agak jauh dikit, kenal "berandalan" yang bawaannya cak cuk an akhirnya ikutlah ngomong cak cuk an. Tapi tetep dong nggak dibawa kerumah, karena pernah ketahuan dan ditabok aja mulut ini.

Banyak versi asal mula kata Jancok ini. Ada yang versi Belanda, versi Jepang, Arab, Jawa sendiri, apapun versinya, masyarakat kala itu setuju bahwa kata ini sebagai kata umpatan yang universal.

Selayaknya Bahasa Jawa dengan tingkatan bahasa dan kesopanannya, sumpah serapah ini pun memiliki tingkatannya tersendiri. Jasik adalah tingkatan terendah dari sumpah serapah ini. Kata ini diucapkan ketika ingin mengumpat tapi tak ingin terdengar mengumpat (atau nggak pengen dimarahin orangtua), biasanya bernada guyonan. Satu level diatasnya ada kata Jancik, yang masih sedikit terdengar sopan ala kupu-kupu yang amarahnya nggak sebegitu kuat. Diatasnya lagi ada kata Jancuk, yang level marahnya udah lumayan, udah agak mendidih. Nah kalo Jancok udah mulai panas bener ini. Kata ini biasanya diucapkan ketika marahnya udah meledak-ledak. Sedangkan ada satu kata buyutnya lagi nih yang super marah banget yaitu Mbokne Ancok. Iya, kalo udah ngomong kata ini biasanya si pembicara sudah amat sangat marah. Nggak bisa lah disiram pake air buat menyadarkannya. Biarkan aja dia meluapkan emosinya dulu.

Level Jancik, jancuk, jancok digunakan untuk penanda level kepedasan nasi goreng di banyak tempat.

Memang, kata umpatan ini seringkali dilarang orangtua untuk diucapkan. Sampe dibilang dosa lah kalo ngomong kata-kata ini. Bener-bener forbiden word to say. Padahal dosanya bukan di jancuk nya tapi di emosi, amarahnya. Tapi semakin mendewasa, semakin bisa kurasakan ada dualitas di satu kata ini. Satu bermakna umpatan, satu juga bermakna keintiman. Ungkapan kedekatan untuk biasanya memanggil "orang terdekatnya". Misal "Nang endi ae koen cok?" (translate : Kemana aja kamu hey?). Atau "Cuk cik angele ujiane iki" (translate : Duh susah bener ujiannya ya?). Terlebih lagi ketika berhasil memahami dan memaknai enaknya hidup woles, kata ini lebih terdengar positif dan santai menghadapi sesuatu (thanks to Sujiwo Tejo).

Dikirim teman, mungkin dari twiter. Ilustrasi ini keren banget menurut gw. Gambarnya di zoom aja biar keliatan besar dan jelas keterangannya.

Kenapa gw tulis soal kata ini? Karena kemaren dikirimi temen gambar diatas ini. Sebenernya keliatan seperti memberikan label dan stigma terhadap kota-kota di Indonesia. Nggak sebegitu bagus untuk melabeli, tapi ntah kenapa keterangan yang ada di situ juga ada benarnya juga. Tetep nggak semuanya ya, tapi gambaran umum yang sering terlihat di masyarakat karena terpengaruh budaya juga. 

Mata gw pertama langsung menuju NASI PADANG dong. Ketauan liatnya pas laper. Trus coba cek aja ke Jawa Timur yang isinya ternyata cuman cok, cuk, coeg, jancuk, dan berbagai turunannya. Nggak ada artinya, tapi bagi gw cukup menunjukkan betapa humorisnya orang Jawa Timur ini dalam menghadapi hidup 😂 Somehow, gw bangga aja dengan kejancukan itu.

Jadi, menurutmu yokpo cok? 😋

Comments

  1. Kalau saya sendiri lebih condong kalau jancuk itu sebenarnya sebuah nama tank tempur Belanda. Terus berkembang menjadi sebuah umpatan. Ya mirip umpatan orang jawa tengahan yang menggunakan nama hewan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. oh yang tank itu aku juga pernah baca. Jan Coek kalo ga salah ya. krn keadaan akhirnya ngode2 kl belanda dtg pake nya jancuk itu td (seingetku gt)

      ini slh satu ungkapan mesra menurutku skrg hahaha

      Delete
  2. Replies
    1. Jagalah mulutmu itu cuk!

      😂😂😂😂

      Delete

Post a Comment

Share your thoughts with me here

Popular posts from this blog

If Money Wasn't The Problem, What Would You Do?

In this extraordinary life, I would be a teacher still.  Helping people to understand even some little things to make them feel worthy and understand themselves better. It seems that teaching has become a calling for me. Not about teaching such specific subject like mathematics or so, but more like... I like to give new perspectives for people, and having them saying "Oh.... I see..." is satisfying for me. Of course, by teaching I can learn so many new perspectives from different people too. It's like the more I teach the more I learn, and that is so true. Maybe more like a guide. I like giving guidance to people who needs it. No, I don't like giving unsolicited guiding. I like to guide people who wants to be guided. I'd teach them how to love, love themselves first. Yea sure when we are talking about things, they would say "do useful things like engineering, plumbing, this and that" but they tend to forget that we need some balance in life. Not saying t

Gojek ke bandara juanda

While waiting, jadi mending berbagi sedikit soal gojek. Karena saya adalah pengguna setia gojek, saya pengen cobain ke bandara pake gojek. Awalnya saya kira tidak bisa *itu emang sayanya aja sih yang menduga nggak bisa*, trus tanya temen katanya bisa karena dia sering ke bandara pakai motornya. Nah berarti gojek bisa dong?? Sebelum-sebelumnya kalo naek gojek selalu bayar cash, tapi kali ini pengen cobain top up go pay. Minimum top up 10ribu. Jadi saya cobain deh 30ribu dulu. Eh ternyata lagi ada promo 50% off kalo pake go pay. Haiyaaaaa kenapa ga dari dulu aja ngisi go pay hahaha. Dari kantor ke bandara juanda sekitar 8km. Kantor saya sih daerah rungkut industri. Penasarannn banget ini abang mau lewat mana ya. Tertera di layar 22ribu, tapi karena pakai go pay diskon 50% jadinya tinggal 11ribu. Bayangin tuhh... pake bis damri aja 30ribu hahaha. 11ribu udah nyampe bandara. Biasanya 15ribu ke royal plaza dari kantor haha. Lagi untung. Bagus deh. Nah sepanjang perjalanan, saya mikir ter

Dapet Visa UAE (Dubai) Gampang Banget

Dubai creek Beberapa waktu yang lalu, kita pusing berat karena H dapet libur kali ini cuman 10 hari. 10 hari dari yang biasanya 14 hari. Akhrinya diputuskan untuk tetap mengambil libur tapi nggak ke Indonesia.  Ternyata, beberapa hari kemudian, dia bilang, kalau liburnya malah jadi 7-8 hari aja. Mau ga mau saya yang harus kesana. Maksudnya terbang mendekatinya. Udah milih-milih negara mana yang harganya rasional, yang ga banyak makan waktu buat terbangnya H, dan tentunya ga ribet urus visa buat pemegang paspor hijau yang ga sesakti paspornya H.  Btw warna paspor Indonesia jadi biru ya sekarang?? Pilihan jatuh ke Dubai. Pemegang paspor hijau harus bikin visa, ya pusing lagi deh cara bikin visa Dubai nih gimana. Apa iya sesusah bikin visa schengen, visa US, visa lainnya. dari persyaratan sih standar ya, termasuk  record  bank account selama 3 bulan. Emang nggak pernah bikin visa Dubai sebelumnya ya, apalagi H yang paspornya super sakti kemana-mana (hampir) ga perlu visa, dia ga pernah ad