Skip to main content

Fire in the Building

Who would have thought that I  experienced fire in the building.  This is my first time living in an appartement. Of course I never chose appartement when living in Indonesia because it’s a real high risk when the earthquake happen. But here we are placed in an appartement. What got me relieved the first time that we are in the lowest floor so if something happen we will be quickly evacuated.  That’s what I thought.  Until it really happened.  We slept around midnight and abruptly woken up by the noise outside. I thought it was the drunk people just got back from night club or the restaurant next door was doing some deep cleaning. So loud that I had to wake up. My husband peeked outside and immediately said “fire brigade outside, you wait here!” I was just “am I dreaming or what?” I put on clothes, checked outside and saw a few of fire trucks. I checked the other side of the appartement and saw a few of police cars and ambulances.  “Oh no, something serious...

Setengah Belanda


Kemarin, saya kembali berbicara dengan cucu dari kakaknya nenek saya. Bingung nggak? Hahaha

Oke, jadi begini ceritanya, 

Mama dari nenek saya itu seorang Indo. Saya panggilnya mami. Catet ya, Indo bukanlah Indonesia, tapi Indo adalah anak keturunan Indonesia dan negara lain (yang kebanyakan ras kaukasoid), misal Indonesia - Belanda yang paling beken, atau Indonesia – Jerman. Nanti deh saya tulis terpisah soal ini ya.
Kembali ke nenek buyut, mamanya mami yang Indo ini menikah dengan orang Belanda. Ceritanya kakek buyut ini seorang prajurit Belanda di sini. Menikahlah mereka berdua. Jadi nenek buyut yang aslinya sendiri sudah Indo, menikah dengan orang Belanda, lahirlah dua orang anak. Yang pertama laki-laki, yang kedua perempuan (nenek saya). Erich Carl (Booley) von Bannisseth dan Rita von Bannisseth (yang kemudian menjadi Rita Herawati). 

dari Kiri ke kanan : papi (kakek saya), kakak ipar mami (nenek), mami (nenek), kakaknya mami

Anak laki-lakinya akhirnya balik ke Belanda, yang perempuan tinggal di Indonesia. Terpisahlah mereka ribuan mil. Dengan masa yang masih belum canggih-canggih bener, mereka hanya komunikasi lewat surat, telepon beberapa bulan sekali, atau hanya ketika mereka pulang ke Indonesia. 

Komunikasi tidak intens seperti saat ini.

Beberapa lamanya mereka hilang kontak, karena kami pun pindah rumah dan belum sempat memberikan kabar kepindahan, hingga salah satu keluarga dari klan mamanya nenek ini memberikan kabar ke keluarga Belanda. Kami hanya bertukar surat beberapa kali saja. Benar-bener hilang kontak. Sampai pada akhirnya ada surat yang datang dari Belanda, memberikan kabar kematian kakak dari mami ini. 

Setelah saya balas suratnya, saya sertakan alamat email dengan tujuan memudahkan untuk berkomunikasi lebih lanjut. Tahun itu 2014. Akhirnya saya dan cucunya memulai komunikasi kembali. Karena ketidakpedulian saya terhadap sosmed yang namanya facebook gara-gara terlalu banyak orang random, akhirnya tiap pesan yang masuk yang tidak di friend list akhirnya saya ignore dong. disinilah letak kebodohanku.

Minggu kemarin iseng buka-buka dan ternyata, ada pesan Allysa di FB saya. Allysa adalah cucu dari anak pertamanya opa Booley ini. Syok lah saya, akhirnya saya bales pesan taun 2014 itu kemaren. 3 taun ngendap di inbox paling bawah hahahaha

Kita mulai lagi bercengkerama Indonesia – Belanda. Ehh ternyata adekku yang nomer 2 juga dihubungi sepupunya Allysa ini. Cucunya opa Booley yang lainnya. Wessss ngobrol lah kita smua ya. Kontak terjalin lagi. Yang bikin sedih, mami memulai komunikasi dengan keluarga yang jauh baru setelah kakaknya meninggal. Jadi tiap kali kita ngobrol gitu, mami jadi sedih terus. Apalagi liat istri kakaknya yang makin kurus.

But at least, we start to talk again 😄

Comments

  1. adiknya alm mbah utiku juga ada yg di Dieren. tapi alhamdulillah komunikasi lancar tapi klo Nelpon pas tengah malem. iy kadang keluarga di sini juga sedih mbak karena lihat ybs pengen bisa ke indo tp blm bisa. tp yg penting silaturahim tetap terjaga.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya kalo tengah malem sana pas dinner haha. Sekarang sih udah mulai kontak lg jd gak keputus lg hubungannya. Lebih gampang jg kan skrg, thanks to internt haha

      Delete
  2. Alhmdlh ya, walaupun terpisah jauh masih bisa kontak kontakan. Masih bisa saling berhubungan. Kalo kami, sedikit menyedihkan. Hilang kontak, padahal masih sesama di Indonesia.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Coba dikontak lagi, sekarang mah serba connected kalo udah kena internet. Sayang lho kl putus hubungan gt

      Delete
    2. Masalahnya mereka di Kampoeng nan tak terjangkau inet atau mereka tidak kenal yang namanya net. Hanya kadang ada sodara yang kirim kabar. Jadi tau berita ya, lewat sodara yang pulkam kesana aja.

      Delete
    3. Wahh susah ya kalo kayak gitu. Harus bener2 datang ya

      Delete

Post a Comment

Share your thoughts with me here

Popular posts from this blog

Fire in the Building

Who would have thought that I  experienced fire in the building.  This is my first time living in an appartement. Of course I never chose appartement when living in Indonesia because it’s a real high risk when the earthquake happen. But here we are placed in an appartement. What got me relieved the first time that we are in the lowest floor so if something happen we will be quickly evacuated.  That’s what I thought.  Until it really happened.  We slept around midnight and abruptly woken up by the noise outside. I thought it was the drunk people just got back from night club or the restaurant next door was doing some deep cleaning. So loud that I had to wake up. My husband peeked outside and immediately said “fire brigade outside, you wait here!” I was just “am I dreaming or what?” I put on clothes, checked outside and saw a few of fire trucks. I checked the other side of the appartement and saw a few of police cars and ambulances.  “Oh no, something serious...

Jumat ceria

Hari ini memang bukan hari jumat, tapi cuman mau bilang aja sih kalo hari yang paling aku tunggu-tunggu itu hari jumat. Why?   Karena jumat itu selalu ceria, kalopun ada meeting besar pasti di hari jumat dan banyak cemilan, orang-orang pada berangkat sholat jumat, yang nasrani juga mengikuti misa di kantor, bisa pake baju bebas dan bebas berekspresi sepuas-puasnya, dan..... bisa video call sepuasnyaaaaaa kapanpun karena dia libur kerja 😍😍 gambarnya lucu 😁  taken from internet

Write Down Your Dreams, They Said.

Moscow Yes, all things I have and I do right now is all the things that I have written down on papers, during my sleeps, in my consciousness, in my visions. So let's do that again here.  I have another dream that I really think of. It's the thing I want to do when I have so much money, or enough money, or when money doesn't matter anymore, or who knows!  I wanna build a school for kids who can't afford to go to school. I want them to pay nothing, and I want them to learn the basic things like how to respect others, how to tell people their ideas/opinions, familiarize them with being kind, how to think logically, how to solve problems, etc. All the basic survival things in life.  I think my passion is always in education, but I don't always like to follow the old-school rules. There are so many important things we don't learn at school that I think should be taught there. Once we graduate from school, we usually don't know how to navigate life. Who taught you...