Skip to main content

Romanticizing My Cooking

Bakso I have to admit that my love for cooking is growing. It's growing and I can't believe it myself. This feeling has been like this since probably two years ago. Before, cooking felt like a hard work that I had to fulfill. It still is, but the difference is I enjoy it now. So it does not feel like I am forcing myself.  Back then whenever I cooked, it's either wrong recipe or incorrect measurement. It never tasted right. So I gave up cooking just because I never found the right one. And then I started to feel that I wanna eat better. I don't want to just eat whatever, I want to know what goes into my body. If I prepare it myself, then I know it's good one.  I don't eat too much sugar, sometimes it is hard to buy one thing outside and has a lot of sugar in it. So cooking it myself will allow me to control the amount of sugar. So I found recipes and I tried to make them. As to my surprise, they taste right! Exactly how they should have tasted. That made me happy

Drama Jogjakarta #1


Ceritanya, apes sih, kan aku udah ngeyel banget buat tes bahasa Korea di Jogja. Udah set up the date deh, eh lakok jadwalnya sama pas dia dateng. Yaudah terpaksa kan akhirnya harus ikut dia ke Jogja. Ada dramanya? Ada dong jelas. 
 
Jadi seperti rencana, yang mau tes itu saya sama sahabat saya. Kita sepakat berangkat dari Surabaya naek kereta. Oke fix kita berangkat dari Gubeng naek kereta Sancaka Pagi yang notabene bisnis (apa eksekutif ya?? Lupa ding). Karena hanya 5 jam perjalanan, ok saya bisa terima. Dan ini kereta bisnis, agak mendingan la ya daripada yang ekonomi. At least si mas bilang ‘I like it’. Lega deh.

Sancaka pagi

Nah saya itu nggak pernah tau kalo Gubeng itu ada dua. Yang lama sama baru. Nah kita naek taksi kan bilang aja gubeng naek sancaka pagi, bapaknya udah tau sendiri dong. Belom check ini, jadi harus satu jam sebelum berangkat kalo nggak gitu nggak bisa keluar tiketnya. Kereta berangkat jam 7.30 pagi dan saya jam 6 sudah disana. Check in dan beli kopi. Dia nanya jam berapa, langsung senewen gara-gara kepagian katanya. Ya kan aku mending nunggu lama daripada hectic dewe yang akhirnya ketinggalan kereta. Hemmm 

Nah temen ini datengnya jam 7 kurang dikit. Nanya lokasinya dia sampe mbulet ruwet padahal tempat nunggunya sama kok nggak keliatan sih. Nelpon tuh berantem ngeyel lokasi dia salah, padahal dianya juga ngotot kalo di Gubeng. Ya kan kita berdua bodoh banget sih nggak tau kalo Gubeng itu dibagi dua. Lagian ngapain sih dipisah-pisah, kita jadi oon lah. 

Sampe kita berdua nanya ke petugasnya dan petugasnya bilang ‘Gubeng yang sancaka disebelah sana mbak, mbaknya salah stasiun’. Perfecto complicato ! trus saya bilang ke petugas yang disini karena emang tiket dia kan ada di sini, dia nggak bawa tiket. Akhirnya dibantu bapaknya bilang kalo salah satu harus nyebrang stasiun. Untungnya stasiunnya itu berhadapan, jadi nyebrangnya itu nyebrang rel kereta. Wow kan. Setelah dia nyebrang akhirnya dia nemuin kita di tempat pemeriksaan tiket itu. Finally. 


Nangis aku beneran. Cuapek pagi-pagi udah emosi. Udah dibikin emosi gara-gara salah informasi dan bikin si mas senewen dari pagi. Serem beneran dia marahnya. Jujur sih takut. Yawes akhirnya cuman bisa nangis. Nangisssssssss beneran sepanjang abis pemeriksaan tiket sampe masuk di kreta. Nggak diem-diem sampe akhirnya si mas ngalah sih yang bikin diem aku biar nggak nangis hehehe. Ribet nah jadi cewek ya

 
ini lho yang lucu, pesen kopi item eh cup-nya ditulis 'LONDO', kok ya nggak nomer kursi aja sih... tapi bisa bikin dia ngakak pas diceritain artinya londo

Yaudah akhirnya take breath lah, trus wes diem. Dan menikmati perjalanan. Apakah ada drama lagi? Ada dong! 



…to be continue…

Comments

  1. Buat pengalaman, kata pepatah, pengalaman adalah guru yang paling berharga. Jadi ikut nangis.

    ReplyDelete
  2. Buset, lu yang orang Surabaya gak tau? Gw aja tau loh. Sering naik kereta ke Surabaya soalnya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Cuman numpang idup di surabaya bang 😌

      Baru prtama kali naek kreta dari surabaya, sblmnya juga dari malang aja. Taunya disini cuman pasar turi malah haha

      Delete
    2. Jauh banget sissss ... Brasa 'ini masih surabaya??'

      Delete

Post a Comment

Share your thoughts with me here

Popular posts from this blog

Romanticizing My Cooking

Bakso I have to admit that my love for cooking is growing. It's growing and I can't believe it myself. This feeling has been like this since probably two years ago. Before, cooking felt like a hard work that I had to fulfill. It still is, but the difference is I enjoy it now. So it does not feel like I am forcing myself.  Back then whenever I cooked, it's either wrong recipe or incorrect measurement. It never tasted right. So I gave up cooking just because I never found the right one. And then I started to feel that I wanna eat better. I don't want to just eat whatever, I want to know what goes into my body. If I prepare it myself, then I know it's good one.  I don't eat too much sugar, sometimes it is hard to buy one thing outside and has a lot of sugar in it. So cooking it myself will allow me to control the amount of sugar. So I found recipes and I tried to make them. As to my surprise, they taste right! Exactly how they should have tasted. That made me happy

Mengenal Nyai, Eyang Buyut Orang Indo Kebanyakan

  Seperti yang pernah saya tulis sebelumnya tentang darah campuran Eropa, saya pernah janji nulis tentang orang Indo dan Nyai, nenek buyut dari para Indo kebanyakan. Sekarang kita liat definisi dari Indo sendiri. Jadi Indo (Indo-Europeaan atau Eropa Hindia) adalah para keturunan yang hidup di Hindia Belanda (Indonesia) atau di Eropa yang merupakan keturunan dari orang Indonesia dengan orang Eropa (Kebanyakan Belanda, Jerman, Prancis, Belgia). Itulah kenapa saya agak risih mendengar orang menyebut Indonesia dengan singkatan Indo. Karena kedua hal itu beda definisi dan arti. Sekarang apa itu Nyai? Apa definisi dari Nyai? Nyai adalah seorang perempuan pribumi (bisa jadi orang Indonesia asli), Tionghoa dan Jepang yang hidup bersama lelaki Eropa di masa Hindia Belanda. Hidup bersama atau samenleven yang artinya kumpul kebo, tidak menikah. Fungsinya nyai itu apa? Fungsinya diatas seorang baboe dan dibawah seorang istri, tapi wajib melakukan kewajiban seorang baboe dan istri. Karena mem

Soal ujian TOPIK vs EPS TOPIK

Setelah membahas perbedaan TOPIK dan EPS TOPIK , kali ini saya akan menulis materi tentang apa saja yg diujikan *agak sedikit detail ya*. Pengalaman mengikuti dan 'membimbing' untuk kedua ujian tersebut, jadi sedikit banyak mengetahui detail soal yg diujikan. Dimulai dari EPS TOPIK. Jika anda adalah warga yg ingin menjadi TKI/TKW di Korea, lulus ujian ini adalah wajib hukumnya. Kebanyakan dari mereka ingin cara singkat karena ingin segera berangkat sehingga menggunakan cara ilegal. Bahkan ada yg lulus tanpa ujian. Bisa saja, tapi di Korea dia mlongo. Untuk soal EPS TOPIK, soal-soal yg keluar adalah materi tentang perpabrikan dan perusahaan semacem palu, obeng, cangkul, cara memupuk, cara memerah susu sapi, cara mengurus asuransi, cara melaporkan majikan yg nggak bener, cara membaca slip gaji, sampai soal kecelakaan kerja. Intinya tentang bagaimana mengetahui hak dan kewajiban bekerja di Korea termasuk printilan yang berhubungan dengan pekerjaan. Karena yang melalui jalur ini