Balinese is a lot of thing, but one thing for sure that they work efficiently when it is related to the documents. Gw selalu kasih tepuk tangan meriah kalau urus-urus dokumen di Bali tuh serba cepet banget. Di Denpasar ya terutama karena gw tinggal di sini. Nggak tau lagi kalau di daerah lain. Ini testimoni gw yang tiap tahun harus urus dokumen visa suami, tiap tahun harus ke Dukcapil, Polres, wira-wiri di desa urus printilan. Akhirnya tahun ini gw putuskan untuk pindah domisili ke Bali. Yeay. Bukan tanpa alasan, tapi karena untuk menjamin KITAP, gw harus domisili Bali. Suami gw udah terdaftar di Imigrasi Bali. Jadi daripada gw harus pindahin dia ke domisili asal gw, yang mana gw udah nggak tinggal di sana hampir 20 tahun, ya lebih baik gw yang pindah. Ternyata, pindah KTP tuh gampang banget ya. Gw kira gw harus pulang dulu ke domisili untuk cabut berkas. Setelah tanya langsung ke domisili asal gw (Pake WA dan jawabnya nunggu lama banget), mereka bilang untuk ur...
sepertinya ini postingan agak panjang sih, jadi disclaimer dulu deh ya. siapin kripik tempe, lengkap sama cola-nya ya
Saya sadar, karena suatu saat saya akan menjadi manager
keuangan dalam rumah tangga saya, saya harus belajar mengatur keuangan saya
dari sekarang. Berbulan-bulan lalu saya sudah gagal dalam merencanakan keuangan
yang sehat, ya karena memang banyak pengeluaran darurat yang tak terduga,
jadilah saya baru bisa merencanakan keuangan sehat saya. Sebetulnya saya sudah
merencanakan dari jauh hari, masalahnya baru bisa eksekusi akhir-akhir ini.
Merencanakan keuangan itu gampang kalau penghasilan kita
hanya kita pakai sendiri dan kita masih single. Tapi beda cerita kalau
penghasilan kita sudah digunakan untuk menghidupi orang lain. Kita bahas aja
yang untuk single dan dipakai sendiri ya.
Menurut saya, keuangan sehat itu jika kita bisa memiliki
dana darurat,investasi, serta tidak memiliki utang. Tapi nyicil rumah kan juga
utang? Yaaaa kan rumah itu udah masuk kategori kebutuhan primer, atau kalau
rumahnya udah satu trus nyicil rumah lagi ya masuk kategori investasi itu. Wong
saya aja juga nyicil emas kok. Utang yang saya maksud disini bukan utang yang
datangnya dari nafsu dan kartu kredit. Bisa sih nyicil rumah pakai kartu kredit
tapi bunganya bisa sangat mematikan lho. Cukup ati-ati dan cukup bernyali aja
kalau mau cicil rumah pakai kartu kredit -katanya sih harus begitu-.
Menurut seorang teman, dana darurat itu penting untuk
dimiliki. Itu juga menurut saya kok. Jadi dana darurat itu fungsinya emang
sebagai dana yang digunakan untuk kondisi darurat. Yaiyalah namanya juga
darurat. Misal, abis resign kerja dan sedang dalam masa penantian kerja
selanjutnya, ya bisa pakai dana darurat itu. Dia fungsinya untuk masa transisi.
Masa dimana tidak berpenghasilan tapi pengeluaran selalu jalan. Idealnya, dana
itu 3 kali jumlah pengeluaran kebutuhan kita tiap bulan. Kebutuhan ya, bukan
keinginan ya. Lebih bagus lagi kalau 3 kali gaji hahaha. Berapapun minimal
(menurut saya dan teman saya) itu 3 kali jumlah pengeluaran untuk kebutuhan
bulanan. Misal nih, pengeluaran saya perbulan untuk kebutuhan adalah 2 juta, ya
minimal saya punya darurat 6 juta. Lebih banyak lebih baik. Tapi kalau lebih
dari itu pikiran saya udah masukin ke tabungan emas aja hihihi
gambar pinjem aja disini
Investasi. Beberapa orang beranggapan kalau investasi hanya
bisa dimulai jika kita memiliki dana yang besar. Misal investasi tanah atau
rumah. Men!!! Come on!! Investasi gede juga duitnya lama terkumpulnya kan. Itu
juga kalau duitnya bisa bertahan nggak berkurang, nggak tergerus nafsu sih.
Investasi itu bisa dimulai dari dini. Nah contohnya si Brenda yang masih kuliah
aja dia sudah bisa investasi bentuknya reksadana, yang bisa dimulai dari
100ribu rupiah aja. Kalau saya lebih tertarik investasi emas, tiap bulan saya
nabung emas satu gram. Nggak kerasa ntar lama-lama juga banyak koleksi emasnya.
Asal nggak koleksi emas bule aja hahaha. Si abang Riza udah banyak macem
investasinya, bahkan sampai investasi buat pendidikan anak biarpun dia belom
punya anak. Saya mau jadi followernya abang Riza. Ada juga Mas Roy yang investasinya bentuknya
obligasi. Mainnya udah ke arah ritel karena duitnya udah agak gedean. Yaiya
sekali beli ORI minim 5juta. Kudu nabung dulu buat beli ORI.
Kalau investasi kecil-kecilan begini ntar kalau udah gede,
bisa dijual /dicairkan trus di investasikan ke yang gedean lagi, misal
property. Jadi bentuk investasinya berkembang. Investasi properti dalam jangka
waktu 3 bulan aja udah balik untung seperempat harga beli brooo. Teman saya
beli rumah mini 200 juta, 3 bulan kemudian rumah yang sama harganya udah 250
juta. Ya namanya juga investasi, investasi kecil ya dapet kecil, investasi
besar ya dapetnya juga besar. Investasi itu hasilnya baru bisa dirasain setelah
jangka waktu tertentu, bukan dalam waktu dekat. Jangan kaya temen kantor saya,
niat beli emas murni hari ini, harga belinya 580 ribu, harga jualnya 550 ribu.
Dia seketika mengurungkan niatnya karena katanya dia rugi. Yaelah mbakkkk… ya
masa hari ini beli emas trus minggu depan dijual sih? Ya jelas nggak ada
return-nya lah kalo gitu. Emas nggak bikin kita kaya sih, cuman dia mengamankan
kekayaan kita aja. Berarti saya
harus investasi jenis lain ini. Ngincer ORI.
Nah selanjutnya itu bebaskan diri dari semua jenis utang dan nafsu. Nafsu
apa? Nafsu celamitan! Kok enak sih utang gitu? bisa tidur ya kalo punya utang? Saya
utang 100ribu hari ini, udah kepikiran nggak bisa tidur. Padahal lho besok
dibalikin. Itu pinjem duit gara-gara kartu atm-nya nggak dibawa dan harus beli
sesuatu hari itu juga. Kepikiran sumpah. Padahal ada duit buat bayar besoknya. Saya
nggak tau ya kalau utang buat kebutuhan sehari-hari karena memang itu perlu dan
primer misal makan. Nah yang saya bahas disini utang ‘barang yang diinginkan’. Bagi
yang memiliki kartu kredit, biasanya hasrat menggesek kartu kredit ini tak
terbendung jika sudah menyangkut keinginan. Alibinya ‘mumpung diskon’, kalau
nggak gitu ‘mumpung ada, jarang-jarang ini ada’. Masalah lain yang muncul
biasanya adalah harga yang ditawarkan dengan fasilitas kartu kredit itu nggak
murah. Mana ada beli tas 50ribu bisa pakai kartu kredit? Yang ada tas seharga
500 ribu bisa dibeli dengan kartu kredit dengan iming-iming cicilan nol persen.
Saat kita bisa membayar seharga kurang dari 500ribu untuk barang yang sama,
akhirnya kita harus mengeluarkan lebih banyak dengan asumsi kita bisa
mencicilnya. Beli tas 500 ribu nggak apa-apa deh toh bayarnya tiap bulan nggak
sampai 100ribu. Hmm hmm hmmm
Yang namanya nafsu, nafsu menuruti keinginan itu selalu besar. Ketika
orang bisa menghasilkan rupiah dengan jumlah yang lumayan, dia akan berusaha
untuk memperbaiki keadaan dia dari berbagai sisi. Well… jadi social
climber itu nggak masalah, asal nggak keblinger aja. Dengan segala
kemudahan era sekarang, memenuhi keinginan bukanlah hal yang sulit sekarang.
gimana nggak sulit, meski nggak punya duit kita bisa dapatkan keinginan kita
dengan kartu kredit. Biasanya ini yang membuat perencanaan keuangan kita jadi
berantakan.
Nah terus, nabung itu apa nggak termasuk dalam kategori keuangan yang
sehat? Menurut saya, menabung itu ditujukan untuk memenuhi keinginan kita. Nah
ini nih, daripada ngutang kan mending kita nabung dulu kan. Hasilnya lho bikin
kita lebih puas daripada ngutang. Dulu waktu kuliah, saya termasuk kategori yang
bisa mengatur keuangan. Buktinya, saya bisa beli laptop sendiri dari hasil
menabung uang bulanan dan mengaturnya sedemikian sehingga saya bisa membeli
laptop sendiri. Dulu sih waktu kuliah sudah punya laptop warisan babe, tapi
karena udah uzur dan nggak kuat diperkosa buat ngoding, akhirnya harus beli
laptop lagi. Si babe nggak mau beliin lagi, yawes saya nabung jadinya. Alhasil
laptopnya kusayang sayang dan masih prima sampe sekarang. Padahal udah lebih
dari 4 tahun tapi baterenya masih bisa tahan 4-5 jam. Ini sekarang lagi dipake buat nulis blog hehehe... Itu karena efek
menyayangi hasil jerih payah menabung untuk membeli keinginan. Sebenernya
kebutuhan ya, tapi itu masuk kategori keinginan versi saya. Tapi ada juga sih
orang yang bisa nabung tanpa mikir investasi karena dia mikir kalau udah ada
duit banyak ya aman kan, kebutuhan terpenuhi keinginan juga terpenuhi. Persis
pikiran pacar saya ini. Tak brainwash kamu mas bentar lagi!
Jadi kalau ingin sesuatu, nabung aja. Sebisa mungkin hindari ngutang
apalagi pakai kartu kredit. Duhh itu bisa membinasakan rencana keuangan deh
bener. Atau menabung untuk traveling keliling dunia misal. Biasanya kalau
memiliki keinginan besar atas sesuatu, kita bisa nabung dengan rajin. Apapun dilakukan
untuk mencapai keinginannya. Tapi kalau bisa jangan ngutang.
Intinya, luruskan niat untuk mengatur keuangan sehat. Bener-bener
luruskan niat deh. Puasa mengekang hawa nafsu celamitannya. Dan inget masa
depan, atau lebih tepatnya inget masa tuanya ntar. Masa iya ntar dimasa tua
masih nyusahin orang lain secara financial sih.
Semua memang tergantung bagaimana cara kita mengatur keuangan dan masa
depan kita sih. Niatnya yang kenceng lah ya harus. Yawes lah Good luck! Semoga bisa memiliki keuangan yang sehat untuk saat ini
dan bisa menjamin masa depan nantinya.
Sejujurnya ini juga tulisan untuk mengingatkan dan memotivasi diri saya
sendiri hohoho
Aih, nama saya disebut, jadi malu *sibak rambut*
ReplyDeleteMbak aku sampean tukokke omah mbokan....
Rambut yg mana mas? 😝
DeleteOmah keong ta? Ayok wes saiki budal nang pasar, tak tukokno sak kranjang
Yo omah tenanan to ya
DeleteDikira rumah keong ga beneran rumah? Omah tenanan kuwi. Omah e keong tenanan keong 😋
Delete