Skip to main content

Romanticizing My Cooking

Bakso I have to admit that my love for cooking is growing. It's growing and I can't believe it myself. This feeling has been like this since probably two years ago. Before, cooking felt like a hard work that I had to fulfill. It still is, but the difference is I enjoy it now. So it does not feel like I am forcing myself.  Back then whenever I cooked, it's either wrong recipe or incorrect measurement. It never tasted right. So I gave up cooking just because I never found the right one. And then I started to feel that I wanna eat better. I don't want to just eat whatever, I want to know what goes into my body. If I prepare it myself, then I know it's good one.  I don't eat too much sugar, sometimes it is hard to buy one thing outside and has a lot of sugar in it. So cooking it myself will allow me to control the amount of sugar. So I found recipes and I tried to make them. As to my surprise, they taste right! Exactly how they should have tasted. That made me happy

Drama Jogjakarta #2



Well.. hari sabtu malem saya habiskan dengan sahabat saya. They have to manage something and talk about everything. Jadi ya kita meet up trus sempet nangis-nangisan (lagi) 10 menit kemudian ngakak-ngakak ga henti. Maklum ngobrolnya sama anak AB. If you get what I mean. Cuman mikir aja sih, is our connection that strong? Eventhough we haven’t talk for years but we can finally found our shelves within 30 mins? What a wow aja sih



Kita di Jogja selama sabtu minggu aja sih. Kebetulan tesnya hari minggu jam 11 siang sampe jam 4. Super nanggung kan. Udah tesnya lamaaaaa eh susahhhhh bener. Rasanya seolah ‘masa iya sih drama ku dari kemaren berlanjut sampe hari ini????’ dan emang iya berlanjut.

A bit feel better setelah mewek pas berangkat, trus saya nggak beli tiket balik ke Surabaya. Pikirnya kan si temen ini langsung balik ke Malang dan kita berdua ke Surabaya. Yaudah lah beli tiketnya nanti aja. Masih belom jelas juga kan. Nah ternyata pas dia nanya, ya tak bilang aku belom beli tiket kan. Dia langsung merasa ‘ini cewek oon banget sih nggak beli tiket baliknya’. Abis diomelin panjangggggg banget akhirnya dia yang booking tiket pesawat karena dia pengen pas dinner nyampek di Surabaya. 

crappy photo like he said
Ya udah, selama tes, dia ikutan kelas masak di Jogja. Sebenernya itu mau diambil bareng aku tapi kok ya jam tesnya ini rada ridiculous sih. Yaudah terpaksa kan. Dia juga masih ada sisa jengkel-jengkel dan aku masih bingung banget ngadepin dia yang jengkel akhirnya kita kontak seperlunya. Need time lah for both of us begitu maksudnya.

Jam istirahat sekitar jam setengah 3, ehh nyalain hape udah dicariin sama dia, udah dikangenin sama dia karena juga akunya kangen dia udah hahaha. Yawes tak telpon lah si mas dan paham nggak sih, hotel dia di Malioboro, saya tes di UGM, sedangkan untuk menuju bandara itu ya kalo dari UGM harus balik lagi ke Malioboro demi ke bandara itu bener-bener wasting time banget kan. Jam 4 kelar tes, kita terbang jam 6.30 malam otomatis paling nggak kita harus di bandara paling nggak maksimal jam 5.30 dong. Bener-bener ngejer waktu banget. Tapi yaudahlah ya, demi baikan sama si mas, yawes no problemo wira wiri begitu.

Selesai tes, ditengah kampus, apalagi kalo nggak gojek kan? Yang paling cepet itu juga. Nggak mungkin jalan juga hanya untuk keluar kampus. Guedeeeee helloooo. Pesen gojek pertama, dia bilang ‘agak lama ya mbak kira-kira 10 menitan soalnya ini blabalbla’. Aduh ya udah lah ya terserah yang penting secepatnya nyampek sini kan. Ehhh abis gitu di reject sama dia. duhhhh pengen nonjok aja deh. Trus order lagi kan, untung bisa nyampek dan lebih cepet dari yang pertama. 

Karena merasa kalo itu pelan banget, aku bisikin lah ke bapaknya dengan lembut ‘Pak, bisa agak cepetan dikit’, nggak pake babibu lalilu langsung di gas itu motor. Beneran sampe kaget banget. Nyampek hotel jam 4.45 lah kira-kira ya. Nunggu taksi 5 menit. Trus ke bandara. Tau nggak kalo Malioboro itu nggak pernah sepi? Nahhhh disitulah saya cuman bisa doa aja deh biar cepet nyampek dan nggak macet banget. 

Malioboro ke bandara sih sekitar 10 km aja sih. Tapi ya lumayan itu macet cet cet. Untung parahnya pas udah deket bandara. At least kalo nggak jalan tuh taksi kan kita bisa turun dan lari ke bandara. Akhirnya nyampe bandara beberapa menit sebelum jam 5.30. itu ngos-ngosan. Dia mah hepi biasa aja gara-gara sering jadi orang terakhir yang masuk pesawat. Sial!

Setelah check in dan pemeriksaan untuk kedua kalinya. Kita duduk lah sebentar. Depan tempat pemeriksaan itu. Ehhhhh tiba-tiba gatau kenapa sih kok ya bapak petugasnya bilang minta di scan lagi tas kita. Lah kita ga bawa pisau plis deh. Eh ternyata dia bawa pisau lipat yang gabung sama pemotong kuku itu. Haduh ini apa lagi sih. Kata bapaknya mending ke security atau taro bagasi. Hellooo masa iya barang sekecil itu taro bagasi? Yaudah ngalah sih akhirnya ranselku yang taro bagasi bareng sama barang kecil yang nyebelin itu. Kata mbaknya ‘kok nggak taro kabin aja mbak?’ duh mbak plis deh I put in here with reason. Sebel aku. 

Udah ya, kelar dong ya! Kita nyejukin pikiran dulu deh. Sholat. Biar tenang. Kita sholat di bandara. Karena ransel ada di bagasi, otomatis saya Cuma bawa dompet hape sama charger aja di tas kecil. Eh ada drama lagiiiiiiii!!!!!!

Setelah sholat, mau pake lagi jilbab, tarararaaaaaaaa jarum pentulnya ilang. Jarum pentul ilang sodara-sodara. Bawa sih jarum pentul, tapi kan di ranselllllll. Udah berusaha dicari lagi di musola eh nggak ketemu. Yaudah deh terpaksa pake jilbab kayak siti jubaedah yang cuman di sampirin doang ala-ala orang Iran gitu.Mending mah orang Iran cakep, la aku???? persis kayak orang jualan cabe -_-

Beneran deh, cuapek banget. Abis sholat mlipir ke coffe bean maunya pesen green tea anget. Green tea lho, bukan green tea latte. La kok dikasih green tea latte. Ya tuhan ini kenapa sih, kok messed up kabeh. Wes lah ya tak minum aja toh aku ya doyan. Cuman kan duhhhh hemmmmm gatau deh. 

Ehhhh 10 menit kemudian, penerbangan delay sodara-sodara. Alah mboh yaaaaa mbohhhh
Saya nggak inget nyampek Surabaya jam berapa yang jelas malem dan nyampek makan langsung bobok gara-gara besoknya kerja lagi. 



*balik kerja merasa kayak udah ninggal kerjaan berbulan-bulan dan mendadak oon lupa segala-galanya*

Comments

  1. Ah cewek itu, kenapa suka gampang ngambekan yah

    ReplyDelete
  2. Bandara kan dekat rumahku, kenapa tidak telephone aku saja. Lumayan kan aku dapat uang gojekan. Bisa untuk jajan di Malioboro. :D
    Peraturan tata tertib pesawat sekarang lebih ketat.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Lo si masnya domisili jogja kah????

      Delete
    2. Dia jogjanya plosok mbak.... jangan nanti dimodusin...

      Delete
    3. Walaaa kalo pelosok ya nganternya aja satu jam sndiri. Jogja sby aja cuman 40menitan hahahah

      Delete
  3. Wah gagal fokus nih, temennya kok gelis2 pisan mbak...

    yaudh mbak green tea lattenya buat saya aja mbak...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mau aku kenalin ke mreka nggak???

      Eh tapi kan kita belom kenalan 😝

      Delete
  4. wadduhh....kecapeaan kali mbaak..jadii ajaa oon...asal jangann oon benerann dehhh...hheheh

    ReplyDelete

Post a Comment

Share your thoughts with me here

Popular posts from this blog

Romanticizing My Cooking

Bakso I have to admit that my love for cooking is growing. It's growing and I can't believe it myself. This feeling has been like this since probably two years ago. Before, cooking felt like a hard work that I had to fulfill. It still is, but the difference is I enjoy it now. So it does not feel like I am forcing myself.  Back then whenever I cooked, it's either wrong recipe or incorrect measurement. It never tasted right. So I gave up cooking just because I never found the right one. And then I started to feel that I wanna eat better. I don't want to just eat whatever, I want to know what goes into my body. If I prepare it myself, then I know it's good one.  I don't eat too much sugar, sometimes it is hard to buy one thing outside and has a lot of sugar in it. So cooking it myself will allow me to control the amount of sugar. So I found recipes and I tried to make them. As to my surprise, they taste right! Exactly how they should have tasted. That made me happy

Mengenal Nyai, Eyang Buyut Orang Indo Kebanyakan

  Seperti yang pernah saya tulis sebelumnya tentang darah campuran Eropa, saya pernah janji nulis tentang orang Indo dan Nyai, nenek buyut dari para Indo kebanyakan. Sekarang kita liat definisi dari Indo sendiri. Jadi Indo (Indo-Europeaan atau Eropa Hindia) adalah para keturunan yang hidup di Hindia Belanda (Indonesia) atau di Eropa yang merupakan keturunan dari orang Indonesia dengan orang Eropa (Kebanyakan Belanda, Jerman, Prancis, Belgia). Itulah kenapa saya agak risih mendengar orang menyebut Indonesia dengan singkatan Indo. Karena kedua hal itu beda definisi dan arti. Sekarang apa itu Nyai? Apa definisi dari Nyai? Nyai adalah seorang perempuan pribumi (bisa jadi orang Indonesia asli), Tionghoa dan Jepang yang hidup bersama lelaki Eropa di masa Hindia Belanda. Hidup bersama atau samenleven yang artinya kumpul kebo, tidak menikah. Fungsinya nyai itu apa? Fungsinya diatas seorang baboe dan dibawah seorang istri, tapi wajib melakukan kewajiban seorang baboe dan istri. Karena mem

Soal ujian TOPIK vs EPS TOPIK

Setelah membahas perbedaan TOPIK dan EPS TOPIK , kali ini saya akan menulis materi tentang apa saja yg diujikan *agak sedikit detail ya*. Pengalaman mengikuti dan 'membimbing' untuk kedua ujian tersebut, jadi sedikit banyak mengetahui detail soal yg diujikan. Dimulai dari EPS TOPIK. Jika anda adalah warga yg ingin menjadi TKI/TKW di Korea, lulus ujian ini adalah wajib hukumnya. Kebanyakan dari mereka ingin cara singkat karena ingin segera berangkat sehingga menggunakan cara ilegal. Bahkan ada yg lulus tanpa ujian. Bisa saja, tapi di Korea dia mlongo. Untuk soal EPS TOPIK, soal-soal yg keluar adalah materi tentang perpabrikan dan perusahaan semacem palu, obeng, cangkul, cara memupuk, cara memerah susu sapi, cara mengurus asuransi, cara melaporkan majikan yg nggak bener, cara membaca slip gaji, sampai soal kecelakaan kerja. Intinya tentang bagaimana mengetahui hak dan kewajiban bekerja di Korea termasuk printilan yang berhubungan dengan pekerjaan. Karena yang melalui jalur ini