Skip to main content

Romanticizing My Cooking

Bakso I have to admit that my love for cooking is growing. It's growing and I can't believe it myself. This feeling has been like this since probably two years ago. Before, cooking felt like a hard work that I had to fulfill. It still is, but the difference is I enjoy it now. So it does not feel like I am forcing myself.  Back then whenever I cooked, it's either wrong recipe or incorrect measurement. It never tasted right. So I gave up cooking just because I never found the right one. And then I started to feel that I wanna eat better. I don't want to just eat whatever, I want to know what goes into my body. If I prepare it myself, then I know it's good one.  I don't eat too much sugar, sometimes it is hard to buy one thing outside and has a lot of sugar in it. So cooking it myself will allow me to control the amount of sugar. So I found recipes and I tried to make them. As to my surprise, they taste right! Exactly how they should have tasted. That made me happy

[Tradisi Budaya] Menilik tradisi Lamongan

Jika proses lamaran pada umumnya adalah sang lelaki yang melamar wanita, sedikit berbeda halnya dengan Lamongan. Di Lamongan, sangatlah wajar jika para wanita yang melamar lelakinya. Hal itu masih terjadi hingga saat ini.

Agak sedikit kaget ketika mendengarkan cerita dari seorang teman yang berasal dari sana. Karena penasaran, saya akhirnya bertanya apakah nanti dia juga melakukan hal yang sama. Namun ternyata kekasihnya ingin melamarnya. Berbeda dari tradisi asal mereka.

Prosesi lamaran pun, umumnya di Indonesia lelaki datang kerumah wanitanya dan memberikan hantaran seperlunya. Nah kalau di Lamongan, wanitanya nanti akan menghantar juga kerumah lelakinya dengan hantaran yang lebih banyak dari hantaran lelakinya. Ini sih berdasarkan kasus teman saya dan dia pun mengatakan bahwa hal itu wajar terjadi di Lamongan.

Setelah melamar, prosesi selanjutnya adalah menikah. Ini juga nggak kalah ramainya. Umumnya, para undangan mendapatkan souvenir atau kue dalam kardus kecil untuk dibawa pulang setelah kondangan. Namun untuk resepsi di desa teman saya yang wanita, lagi-lagi sedikit berbeda. Setelah pulang kondangan, yang mereka bawa berupa minyak goreng seperempat liter, mi kriting seperempat kilo, dan beberapa sembako lainnya. Sehingga 'terkesan' budget yang dikeluarkan untuk resepsi lebih besar daripada jumlah amplopan. No offense ya. Jika memang niatnya mencari untung, ohh anda tidak akan bisa. Jika niatnya hanya syukuran dan berbagi, ya benar-benar harus menyiapkan budget yang besar.

Setiap kali mengunjungi teman yang ada di Lamongan, saya selalu terkesan dengan hal baru yang berbau tradisi.

Ada satu hal lagi yang ntah bagaimana, namun menurut saya itu salah satu bentuk gagal paham. Dont mean to offense ya, tapi yang ini benar-benar unik. Pertama kali kesana, kami jalan-jalan pagi. Kala itu saya belum berjilbab. Saya menggunakan celana olahraga yang panjang dan kaos yang pantas. Namun semua mata orang di desa memandangi saya dan salah seorang teman lainnya. Penasaran, saya pun bertanya kepada teman saya kenapa. Diapun menjawab jika berjilbab adalah penting disana. Tidak masalah apakah menggunakan celana atau rok pendek dengan kaos pendek, yang penting kepala tertutup jilbab. What??? Jadi nggak penting kamu pakai baju dan celana pendek asalkan kamu berjilbab.

Hmmm... agak gagal paham 😯

Nahh kemarin kan si dia abis lairan. Pulang dari sana, kami diberikan bingkisan seperti sabun deterjen setengah kilo, pewangi cucian, dan juga permen satu bungkus. Dan semua dibungkus kertas kado. Saya cuman bisa mikir, "selalu ada hal yang unik dari Lamongan setiap kali berkunjung".

Satu tempat di Indonesia memiliki tradisi yang unik dan berbeda. Cuman bisa bayangin aja, ada berapa macam wilayah di Indonesia? Dikalikan dengan tradisi tiap daerah, betapa kayanya tradisi dan budaya Indonesia ini..

Comments

Popular posts from this blog

Romanticizing My Cooking

Bakso I have to admit that my love for cooking is growing. It's growing and I can't believe it myself. This feeling has been like this since probably two years ago. Before, cooking felt like a hard work that I had to fulfill. It still is, but the difference is I enjoy it now. So it does not feel like I am forcing myself.  Back then whenever I cooked, it's either wrong recipe or incorrect measurement. It never tasted right. So I gave up cooking just because I never found the right one. And then I started to feel that I wanna eat better. I don't want to just eat whatever, I want to know what goes into my body. If I prepare it myself, then I know it's good one.  I don't eat too much sugar, sometimes it is hard to buy one thing outside and has a lot of sugar in it. So cooking it myself will allow me to control the amount of sugar. So I found recipes and I tried to make them. As to my surprise, they taste right! Exactly how they should have tasted. That made me happy

Mengenal Nyai, Eyang Buyut Orang Indo Kebanyakan

  Seperti yang pernah saya tulis sebelumnya tentang darah campuran Eropa, saya pernah janji nulis tentang orang Indo dan Nyai, nenek buyut dari para Indo kebanyakan. Sekarang kita liat definisi dari Indo sendiri. Jadi Indo (Indo-Europeaan atau Eropa Hindia) adalah para keturunan yang hidup di Hindia Belanda (Indonesia) atau di Eropa yang merupakan keturunan dari orang Indonesia dengan orang Eropa (Kebanyakan Belanda, Jerman, Prancis, Belgia). Itulah kenapa saya agak risih mendengar orang menyebut Indonesia dengan singkatan Indo. Karena kedua hal itu beda definisi dan arti. Sekarang apa itu Nyai? Apa definisi dari Nyai? Nyai adalah seorang perempuan pribumi (bisa jadi orang Indonesia asli), Tionghoa dan Jepang yang hidup bersama lelaki Eropa di masa Hindia Belanda. Hidup bersama atau samenleven yang artinya kumpul kebo, tidak menikah. Fungsinya nyai itu apa? Fungsinya diatas seorang baboe dan dibawah seorang istri, tapi wajib melakukan kewajiban seorang baboe dan istri. Karena mem

Soal ujian TOPIK vs EPS TOPIK

Setelah membahas perbedaan TOPIK dan EPS TOPIK , kali ini saya akan menulis materi tentang apa saja yg diujikan *agak sedikit detail ya*. Pengalaman mengikuti dan 'membimbing' untuk kedua ujian tersebut, jadi sedikit banyak mengetahui detail soal yg diujikan. Dimulai dari EPS TOPIK. Jika anda adalah warga yg ingin menjadi TKI/TKW di Korea, lulus ujian ini adalah wajib hukumnya. Kebanyakan dari mereka ingin cara singkat karena ingin segera berangkat sehingga menggunakan cara ilegal. Bahkan ada yg lulus tanpa ujian. Bisa saja, tapi di Korea dia mlongo. Untuk soal EPS TOPIK, soal-soal yg keluar adalah materi tentang perpabrikan dan perusahaan semacem palu, obeng, cangkul, cara memupuk, cara memerah susu sapi, cara mengurus asuransi, cara melaporkan majikan yg nggak bener, cara membaca slip gaji, sampai soal kecelakaan kerja. Intinya tentang bagaimana mengetahui hak dan kewajiban bekerja di Korea termasuk printilan yang berhubungan dengan pekerjaan. Karena yang melalui jalur ini