Skip to main content

Romanticizing My Cooking

Bakso I have to admit that my love for cooking is growing. It's growing and I can't believe it myself. This feeling has been like this since probably two years ago. Before, cooking felt like a hard work that I had to fulfill. It still is, but the difference is I enjoy it now. So it does not feel like I am forcing myself.  Back then whenever I cooked, it's either wrong recipe or incorrect measurement. It never tasted right. So I gave up cooking just because I never found the right one. And then I started to feel that I wanna eat better. I don't want to just eat whatever, I want to know what goes into my body. If I prepare it myself, then I know it's good one.  I don't eat too much sugar, sometimes it is hard to buy one thing outside and has a lot of sugar in it. So cooking it myself will allow me to control the amount of sugar. So I found recipes and I tried to make them. As to my surprise, they taste right! Exactly how they should have tasted. That made me happy

[Piknik] Deburan ombak Pantai Ngliyep

Pantai Ngliyep adalah salah satu pantai yang terletak di laut selatan. Tepatnya di Malang Selatan. Sebenarnya bukan hanya pantai ini saja, namun beberapa jajaran pantai yang tak kalah cantiknya. Terletak sekitar 30menit dari rumah nenek, jalan menanjak dan menurun menjadi variasi menuju Ngliyep. Tapi jalanan tersebut sudah lebih baik daripada belasan tahun yang lalu. Masih saja curam, namun kondisi jalan sudah baik dan wajar untuk dilewati.

Sepanjang perjalanan, kanan kiri jalan, disuguhi dengan pemandangan rumah pedesaan dan juga hutan. Hijau. Iya hijau lho, seger banget, bikin mata seger dan adem.

Tiket masuk terbilang murah, pastinya berapa saya lupa, tapi tidak lebih dari 20ribu. Serta membayar tiket parkir mobil. Ada dispensasi khusus bagi pemilik KTP warga sekitar, biaya masuk jauh lebih murah daripada warga selain domisili asli. Kurang tahu kalau tiket untuk mancanegara, mungkin agak lebih mahal.

Belasan tahun sejak kelas 4 SD, akhirnya saya kembali lagi ke pantai ini. Pantai yang sudah menjadi agak lebih baik dan teratur daripada belasan tahun yang lalu. Kali ini adalah kali pertama adik terkecil saya bermain di pantai. Karena pertama kali, dia takut sekali menyentuh air laut dengan alibi takut terseret jauh.

Datang pukul 8 pagi, pantai masih sepi dan air sudah terasa dingiin sekali. Ombak pun masih bersahabat dengan kita. Deburannya masih normal dan berubah sedikit ganas pukul 11. Saya anti berenang di pantai. Bukan apa-apa, tapi karena nggak bisa renang. Jadi hanya main dipinggiran pantai. Bersama dengan adik saya yang kedua, seperti anak kembar sedang menikmati air hehe..

Karena iseng, akhirnya kami berdua mengambil sampah dipinggir pantai. Karena itu sampah plastik beneran jijik banget ada disana. Bahkan ada sampah kondom dipinggiran pantai. Sempet banget sih 'main' di pinggir pantai. Ya terserah sih, tapi jangan dibuang sembarangan dong sampahnya.

Ada banyak plang bertuliskan bahaya, larangan berenang di laut, dan beberapa larangan lainnya tapi tidak ada larangan membuang sampah disana. Hmm padahal menurut saya itu larangan paling penting, mengingat negara kita adalah penyumbang sampah plastik terbesar kedua dilautan. Speechless.

Puas menikmati pantai, nggak usah kawatir lapar. Karena banyak kantin yang menjual makanan dengan harga yang normal. Kami memesan tuna bakar seberat 2 kilo atau lebih, hanya seharga kurang dari 50ribu (seinget saya lho ya, nggak ikutan bayar sih). Tapi termasuk kategori murah kok untuk makanan. Tapi lebih baik tanya harganya dulu deh daripada nanti nyesel karena kemahalan. kalau mau lebih murah lagi, bawa bekal dari rumah, jangan lupa tikernya, digelar pinggir pantai, duuhh enaknya piknik dengan orang tercinta.

Comments

Popular posts from this blog

Romanticizing My Cooking

Bakso I have to admit that my love for cooking is growing. It's growing and I can't believe it myself. This feeling has been like this since probably two years ago. Before, cooking felt like a hard work that I had to fulfill. It still is, but the difference is I enjoy it now. So it does not feel like I am forcing myself.  Back then whenever I cooked, it's either wrong recipe or incorrect measurement. It never tasted right. So I gave up cooking just because I never found the right one. And then I started to feel that I wanna eat better. I don't want to just eat whatever, I want to know what goes into my body. If I prepare it myself, then I know it's good one.  I don't eat too much sugar, sometimes it is hard to buy one thing outside and has a lot of sugar in it. So cooking it myself will allow me to control the amount of sugar. So I found recipes and I tried to make them. As to my surprise, they taste right! Exactly how they should have tasted. That made me happy

Mengenal Nyai, Eyang Buyut Orang Indo Kebanyakan

  Seperti yang pernah saya tulis sebelumnya tentang darah campuran Eropa, saya pernah janji nulis tentang orang Indo dan Nyai, nenek buyut dari para Indo kebanyakan. Sekarang kita liat definisi dari Indo sendiri. Jadi Indo (Indo-Europeaan atau Eropa Hindia) adalah para keturunan yang hidup di Hindia Belanda (Indonesia) atau di Eropa yang merupakan keturunan dari orang Indonesia dengan orang Eropa (Kebanyakan Belanda, Jerman, Prancis, Belgia). Itulah kenapa saya agak risih mendengar orang menyebut Indonesia dengan singkatan Indo. Karena kedua hal itu beda definisi dan arti. Sekarang apa itu Nyai? Apa definisi dari Nyai? Nyai adalah seorang perempuan pribumi (bisa jadi orang Indonesia asli), Tionghoa dan Jepang yang hidup bersama lelaki Eropa di masa Hindia Belanda. Hidup bersama atau samenleven yang artinya kumpul kebo, tidak menikah. Fungsinya nyai itu apa? Fungsinya diatas seorang baboe dan dibawah seorang istri, tapi wajib melakukan kewajiban seorang baboe dan istri. Karena mem

Soal ujian TOPIK vs EPS TOPIK

Setelah membahas perbedaan TOPIK dan EPS TOPIK , kali ini saya akan menulis materi tentang apa saja yg diujikan *agak sedikit detail ya*. Pengalaman mengikuti dan 'membimbing' untuk kedua ujian tersebut, jadi sedikit banyak mengetahui detail soal yg diujikan. Dimulai dari EPS TOPIK. Jika anda adalah warga yg ingin menjadi TKI/TKW di Korea, lulus ujian ini adalah wajib hukumnya. Kebanyakan dari mereka ingin cara singkat karena ingin segera berangkat sehingga menggunakan cara ilegal. Bahkan ada yg lulus tanpa ujian. Bisa saja, tapi di Korea dia mlongo. Untuk soal EPS TOPIK, soal-soal yg keluar adalah materi tentang perpabrikan dan perusahaan semacem palu, obeng, cangkul, cara memupuk, cara memerah susu sapi, cara mengurus asuransi, cara melaporkan majikan yg nggak bener, cara membaca slip gaji, sampai soal kecelakaan kerja. Intinya tentang bagaimana mengetahui hak dan kewajiban bekerja di Korea termasuk printilan yang berhubungan dengan pekerjaan. Karena yang melalui jalur ini