Skip to main content

Romanticizing My Cooking

Bakso I have to admit that my love for cooking is growing. It's growing and I can't believe it myself. This feeling has been like this since probably two years ago. Before, cooking felt like a hard work that I had to fulfill. It still is, but the difference is I enjoy it now. So it does not feel like I am forcing myself.  Back then whenever I cooked, it's either wrong recipe or incorrect measurement. It never tasted right. So I gave up cooking just because I never found the right one. And then I started to feel that I wanna eat better. I don't want to just eat whatever, I want to know what goes into my body. If I prepare it myself, then I know it's good one.  I don't eat too much sugar, sometimes it is hard to buy one thing outside and has a lot of sugar in it. So cooking it myself will allow me to control the amount of sugar. So I found recipes and I tried to make them. As to my surprise, they taste right! Exactly how they should have tasted. That made me happy

Vaksin Booster (ke-3) di Bali


Gw anaknya emang rajin banget imunisasi dari bayi. Bersyukur banget mak gw bukan antivak wkwkw. Jadi ketika tau booster covid bisa didapat di bulan ke-6 setelah vaksin kedua, bergegaslah diriku ini mencari informasi. Gw sempet itung juga, "Kalau 6 bulan berarti gw dapet bulan Februari, tanggal berapa ya? Oh gini aja, setaun dibagi 2 kan 6 bulan. Oke berati 182,5 hari." Setelah gw hitung ternyata gw liat ada list di di tanggal 23 Februari. Maunya tanggal 22 Februari yaa biar cantik tanggalnya juga biar inget aja, tapi nggak dapet tanggal itu. 

Nah, harusnya kan di Peduli Lindungi keluar tiket vaksin ya. Temen gw yang vaksinnya 2 hari duluan dari gw aja udah dapet tiket kok gw belum. Dia udah dapet dari bulan lalu, gw nggak ada. Yaudah akhirnya gw hitung manual tadi. 

Karena gw nggak dapet tiket, tapi gw hitung manual, tentu saja gw berdoa semoga gw nggak ditolak ya. Nah, di Bali enak banget. Daftarnya pakai aplikasi antrian namanya SpeedID. Ini waktu gw vaksin pertama udah ada sebenernya, tapi gw nggak pernah dapet antrian lol. Waktu itu juga aplikasinya belum sebagus sekarang. Tapi waktu temen gw bilang, "Pake SpeedID mbak, coba aja, cari." Ya gw akhirnya download lagi aplikasi itu. 

Booster di sini nggak tiap hari ada. Jadi ada yang seminggu sekali aja, seminggu 3 kali, seminggu 4 kali, tinggal pilih aja. Ini sih kayaknya aplikasi khusus Bali ya. Kayak Jakarta yang juga punya aplikasi sendiri.


setelah scan barcode antrian keluar ini, artinya tinggal tunggu aja nanti dipanggil

Ternyata udah bagus dong. Ya nggak usah dibayangin yang jauh-jauh tapi aplikasinya berfungsi banget. Tinggal gw klik "booster" aplikasi langsung bergerak mencari tempat vaksin booster sekitar. Ada beberapa puskesmas yang memperuntukkan vaksin untuk orang di domisili setempat. Ada juga RS yang boleh siapa saja. Ada juga sentra vaksinasi di gedung DPR dengan kuota 400 orang per harinya. Kebetulan gw dapet RS deket gw yang kuotanya cuma 50 aja per hari. Gw daftar Pfizer tapi ternyata stok habis jadi ya dapet AZ lagi. Yaudah gapapa. 

Gw vaksin di Bali Royal Hospital. Lokasinya tinggal ngesot doang. Tapi pas vaksin ujan dong. Gerimis lah, tapi ya males nyetir basah-basah. Naik ojek aja lah, cuma 5 menit doang. Lalu masuk antrian scan ina inu pukul 8.35an sudah di tunggu antrian. Nunggu 5 menit, langsung masuk pendataan ina inu, cek tekanan darah dan lain sebagainya, tapi nggak seekstrim yang vaksin 1, 2 dulu. pukul 8.48 udah disuntik aja. Lalu nunggu 10 menit untuk tunggu ada reaksi setelah vaksin atau nggak. Sekaligus didata untuk dimasukkan ke sistem Peduli Lindungi. 

Oh ya, nanti petugasnya cek tanggal vaksin kedua, dicocokin apa udah boleh vaksin atau belum.

Iseng banget dia nongolnya abis gw suntik. Ada tanggal yang tertera juga. Tapi banyak kasus yang udah di atas 6 bulan belum dapet juga kayak gw.

Nah sembari nunggu, gw refresh aplikasi Peduli Lindungi gw dan baru dapet dong tiket ketiga buat vaksinnya. Tau aja nih aplikasi kalo gw booster hari ini. Tapi yaudah lah udah daftar juga kok. Belum jam 9 gw udah keluar RS. Kartu vaksinasi dikirimkan online via WA jadi nggak usah bawa kertas gitu. 10 menit kemudian gw udah dapet sertifikat ketiga. 

Gw emang semangat banget buat booster karena gw termasuk orang yang sering mobile ke luar negeri untuk ketemu suami. Meskipun kalau di rumah yaudah di rumah aja, nggak pernah nongkrong di tempat rame, paling juga grounding di pantai sendirian. Sekaligus juga gw punya tanggungjawab agar tidak menularkan virus ke orang lain dan diri gw sendiri. Sehat-sehat aja lah pengennya. 

Tulisan ini akan gw update ketika gw ngerasain efek sampingnya. Tunggu 2 harian lagi wkwkw.

Jadi gimana, kalian udah booster belum? Yuk booster kalau udah waktunya! 

Comments

Popular posts from this blog

Romanticizing My Cooking

Bakso I have to admit that my love for cooking is growing. It's growing and I can't believe it myself. This feeling has been like this since probably two years ago. Before, cooking felt like a hard work that I had to fulfill. It still is, but the difference is I enjoy it now. So it does not feel like I am forcing myself.  Back then whenever I cooked, it's either wrong recipe or incorrect measurement. It never tasted right. So I gave up cooking just because I never found the right one. And then I started to feel that I wanna eat better. I don't want to just eat whatever, I want to know what goes into my body. If I prepare it myself, then I know it's good one.  I don't eat too much sugar, sometimes it is hard to buy one thing outside and has a lot of sugar in it. So cooking it myself will allow me to control the amount of sugar. So I found recipes and I tried to make them. As to my surprise, they taste right! Exactly how they should have tasted. That made me happy

Mengenal Nyai, Eyang Buyut Orang Indo Kebanyakan

  Seperti yang pernah saya tulis sebelumnya tentang darah campuran Eropa, saya pernah janji nulis tentang orang Indo dan Nyai, nenek buyut dari para Indo kebanyakan. Sekarang kita liat definisi dari Indo sendiri. Jadi Indo (Indo-Europeaan atau Eropa Hindia) adalah para keturunan yang hidup di Hindia Belanda (Indonesia) atau di Eropa yang merupakan keturunan dari orang Indonesia dengan orang Eropa (Kebanyakan Belanda, Jerman, Prancis, Belgia). Itulah kenapa saya agak risih mendengar orang menyebut Indonesia dengan singkatan Indo. Karena kedua hal itu beda definisi dan arti. Sekarang apa itu Nyai? Apa definisi dari Nyai? Nyai adalah seorang perempuan pribumi (bisa jadi orang Indonesia asli), Tionghoa dan Jepang yang hidup bersama lelaki Eropa di masa Hindia Belanda. Hidup bersama atau samenleven yang artinya kumpul kebo, tidak menikah. Fungsinya nyai itu apa? Fungsinya diatas seorang baboe dan dibawah seorang istri, tapi wajib melakukan kewajiban seorang baboe dan istri. Karena mem

Soal ujian TOPIK vs EPS TOPIK

Setelah membahas perbedaan TOPIK dan EPS TOPIK , kali ini saya akan menulis materi tentang apa saja yg diujikan *agak sedikit detail ya*. Pengalaman mengikuti dan 'membimbing' untuk kedua ujian tersebut, jadi sedikit banyak mengetahui detail soal yg diujikan. Dimulai dari EPS TOPIK. Jika anda adalah warga yg ingin menjadi TKI/TKW di Korea, lulus ujian ini adalah wajib hukumnya. Kebanyakan dari mereka ingin cara singkat karena ingin segera berangkat sehingga menggunakan cara ilegal. Bahkan ada yg lulus tanpa ujian. Bisa saja, tapi di Korea dia mlongo. Untuk soal EPS TOPIK, soal-soal yg keluar adalah materi tentang perpabrikan dan perusahaan semacem palu, obeng, cangkul, cara memupuk, cara memerah susu sapi, cara mengurus asuransi, cara melaporkan majikan yg nggak bener, cara membaca slip gaji, sampai soal kecelakaan kerja. Intinya tentang bagaimana mengetahui hak dan kewajiban bekerja di Korea termasuk printilan yang berhubungan dengan pekerjaan. Karena yang melalui jalur ini