Skip to main content

If Money Wasn't The Problem, What Would You Do?

In this extraordinary life, I would be a teacher still.  Helping people to understand even some little things to make them feel worthy and understand themselves better. It seems that teaching has become a calling for me. Not about teaching such specific subject like mathematics or so, but more like... I like to give new perspectives for people, and having them saying "Oh.... I see..." is satisfying for me. Of course, by teaching I can learn so many new perspectives from different people too. It's like the more I teach the more I learn, and that is so true. Maybe more like a guide. I like giving guidance to people who needs it. No, I don't like giving unsolicited guiding. I like to guide people who wants to be guided. I'd teach them how to love, love themselves first. Yea sure when we are talking about things, they would say "do useful things like engineering, plumbing, this and that" but they tend to forget that we need some balance in life. Not saying t

Akhirnya Ambil Kelas Belanda Juga

 

Akhirnya jumat kemarin ambil juga kelas Bahasa Belanda secara resmi LOL. Ini demi bertanggungjawab ke diri sendiri dan juga demi konfirmasi tentang banyak hal yang tidak bisa dikonfirmasikan ke mertua karena ya mereka hanyalah native speakers yang kurang paham soal literatur. Sama lah seperti kita yang ditanya soal bahasa Indonesia pasti juga mikir dulu.

Oh iya, kelas bahasa ini gw ambil ditempat gw ngajar. Mumpung lah. Gw ambil kelas dari dasar dulu, meskipun banyak darinya sudah kupahami tapi mending belajar dari awal, menyamakan persepsi aja biar teratur lah ya.

Nah, karena gw ngomong sehari-hari (bahasa asing) pakai bahasa Korea, Inggris, dan juga pasif Jerman, mau ga mau bahasa ini mempengaruhi cara belajar Bahasa Belanda gw. Gampangnya ya, Bahasa Korea nya iya itu kan "Ne", sedangkan "Nee" dalam Bahasa Belanda itu artinya Nggak. Jadi sering banget gw maunya bilang "Ja" tapi malah bilang "Ne" karena mix sama Bahasa Korea. Nah pas mau ngomong "nggak" pakai Bahasa Belanda, gw salah ngomong pake "Nein" (bahasa Jerman).

Lebih sering lagi gw mix sama cara pengucapan Bahasa Jerman. Karena udah terlalu nyantol dipikiran kalau dua bahasa ini agak mirip. Misal mau bilang "Vriend" (dibaca : Frin) dalam Bahasa Belanda eh malah yang keluar cara ngomongnya "Freund" (baca : Froin). Dan banyak lagi lainnya. Apalagi kemarin temen gw ngajar bilangnya kalo logat gw krasa kek logatnnya Orang Jerman. Mungkin aja karena gw lama banget nangkring bareng orang-orang yang ngomong bahasa itu, dan juga mertua gw kan tinggalnya nggak jauh dari Jerman juga. Jadi ya latah. Gw gampang latah kok.

Tapi soal kosakata, nggak perlu khawatir. Beruntungnya banyak bahasa Indonesia yang diserap dari Bahasa Belanda. Jadi ya nggak terlalu PR banget kalo soal ini. Ada tas, tegel, dongker, wastafel, klompen, kantoor, gratis, hem, portret, bioskop (bioscoop), dan banyak lagi lainnya. Cari aja sendiri lah. Biasanya pas ngobrol sama mertua, mereka bingung cari bahasa Inggrisnya apa eh ternyata lebih mirip bahasa Indonesia malahan. Jadi ya di sisi ini jauh lebih mudah 😁

Jadi sepertinya salah satu target tahun ini bisa ngobrol sama mertua pake Bahasa Belanda bakalan tercapai karena merekalah terutama papa mertua yang paling semangat kalo bisa ngobrol pake bahasanya 💓

Comments

  1. Nah udah muncul sekarang kolom komentar nya, siip.. Jadi bisa nambah ilmu di blog ini.

    Mbak prisca jago bahasa asing ihh, saya ngiri, bahasa yg saya kuasai hanya bahasa Sunda, dan bahasa Indonesia itupun gak sempurna masih campur aduk, hehe..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah iya mang jadinya template nya rusak :(
      makasih infonya lho mang. jd harus ganti template ngatur lagi dari awal smuanya haha

      haha kita smua kalo ngomong bahasa indonesia pasti masih dicampur aduk sama bahasa lokal mang, saya juga campur-campur. terbukti di tulisan blog ini hahah!

      Belajar bahasa itu candu :D

      Delete
  2. Wahaaa, semangat ya Mba :D dirimu sudah belajar Belanda saja, sementara saya baru belajar Inggris :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Weeehhh semangat ya belajar bahasa inggrisnya. Cpet cas cis cus de ya 😆

      Delete

Post a Comment

Share your thoughts with me here

Popular posts from this blog

If Money Wasn't The Problem, What Would You Do?

In this extraordinary life, I would be a teacher still.  Helping people to understand even some little things to make them feel worthy and understand themselves better. It seems that teaching has become a calling for me. Not about teaching such specific subject like mathematics or so, but more like... I like to give new perspectives for people, and having them saying "Oh.... I see..." is satisfying for me. Of course, by teaching I can learn so many new perspectives from different people too. It's like the more I teach the more I learn, and that is so true. Maybe more like a guide. I like giving guidance to people who needs it. No, I don't like giving unsolicited guiding. I like to guide people who wants to be guided. I'd teach them how to love, love themselves first. Yea sure when we are talking about things, they would say "do useful things like engineering, plumbing, this and that" but they tend to forget that we need some balance in life. Not saying t

Gojek ke bandara juanda

While waiting, jadi mending berbagi sedikit soal gojek. Karena saya adalah pengguna setia gojek, saya pengen cobain ke bandara pake gojek. Awalnya saya kira tidak bisa *itu emang sayanya aja sih yang menduga nggak bisa*, trus tanya temen katanya bisa karena dia sering ke bandara pakai motornya. Nah berarti gojek bisa dong?? Sebelum-sebelumnya kalo naek gojek selalu bayar cash, tapi kali ini pengen cobain top up go pay. Minimum top up 10ribu. Jadi saya cobain deh 30ribu dulu. Eh ternyata lagi ada promo 50% off kalo pake go pay. Haiyaaaaa kenapa ga dari dulu aja ngisi go pay hahaha. Dari kantor ke bandara juanda sekitar 8km. Kantor saya sih daerah rungkut industri. Penasarannn banget ini abang mau lewat mana ya. Tertera di layar 22ribu, tapi karena pakai go pay diskon 50% jadinya tinggal 11ribu. Bayangin tuhh... pake bis damri aja 30ribu hahaha. 11ribu udah nyampe bandara. Biasanya 15ribu ke royal plaza dari kantor haha. Lagi untung. Bagus deh. Nah sepanjang perjalanan, saya mikir ter

Dapet Visa UAE (Dubai) Gampang Banget

Dubai creek Beberapa waktu yang lalu, kita pusing berat karena H dapet libur kali ini cuman 10 hari. 10 hari dari yang biasanya 14 hari. Akhrinya diputuskan untuk tetap mengambil libur tapi nggak ke Indonesia.  Ternyata, beberapa hari kemudian, dia bilang, kalau liburnya malah jadi 7-8 hari aja. Mau ga mau saya yang harus kesana. Maksudnya terbang mendekatinya. Udah milih-milih negara mana yang harganya rasional, yang ga banyak makan waktu buat terbangnya H, dan tentunya ga ribet urus visa buat pemegang paspor hijau yang ga sesakti paspornya H.  Btw warna paspor Indonesia jadi biru ya sekarang?? Pilihan jatuh ke Dubai. Pemegang paspor hijau harus bikin visa, ya pusing lagi deh cara bikin visa Dubai nih gimana. Apa iya sesusah bikin visa schengen, visa US, visa lainnya. dari persyaratan sih standar ya, termasuk  record  bank account selama 3 bulan. Emang nggak pernah bikin visa Dubai sebelumnya ya, apalagi H yang paspornya super sakti kemana-mana (hampir) ga perlu visa, dia ga pernah ad