Skip to main content

Fire in the Building

Who would have thought that I  experienced fire in the building.  This is my first time living in an appartement. Of course I never chose appartement when living in Indonesia because it’s a real high risk when the earthquake happen. But here we are placed in an appartement. What got me relieved the first time that we are in the lowest floor so if something happen we will be quickly evacuated.  That’s what I thought.  Until it really happened.  We slept around midnight and abruptly woken up by the noise outside. I thought it was the drunk people just got back from night club or the restaurant next door was doing some deep cleaning. So loud that I had to wake up. My husband peeked outside and immediately said “fire brigade outside, you wait here!” I was just “am I dreaming or what?” I put on clothes, checked outside and saw a few of fire trucks. I checked the other side of the appartement and saw a few of police cars and ambulances.  “Oh no, something serious...

Strolling around Oldtown : Tbilisi

Ceritanya, di Tbilisi ada tulisan I 💜 Tbilisi, tapi kita nggak foto disana karena itu udah terlalu mainstream. 

 

Mendarat di Tbilisi, jalur customnya lancar jaya nggak seperti di Istanbul. Yang dateng cuman dikit, dan situasi sekitar bandara mirip banget sama countryside ala-ala Texas gitu (kaya pernah ke Texas aja haha). Kita nginep di hotel yang lokasinya pas banget di tengah, jadi mau kemana-mana asik. Bisa jalan, deket pula.

 
hotel kita nginep

Sore harinya kita langsung stroll muter-muter cari makan dulu karena eh karena paginya nggak sarapan bener, siangnya cuman dapet sandwich di pesawat (nggak doyan-doyan banget), dan sampai di Tbilisi udah kelaperan. Tau kan kalo singa lagi laper kayak gimana? Ya gitu itu gw kalo laper.

....oke skip soal makan...

Setelah makan masih sore nih, jam 8 barusan gelap, jalanlah kita melewati jembatan yang katanya baru dibangun sebagai penanda 'merdeka'nya Georgia dari Soviet (atau dari Rusia ya, lupa deh). Lewati taman-taman, ada pula Europe Square, semacem alun-alun yang dikasi bendera negara-negara Eropa disana. Dengan harapan, Georgia bisa dijadiin bagian dari Eropa uhuuu. Turki pun juga pengen jadi bagian Eropa.

 
metekhi church

Meluncurlah kita ke Metekhi Church. Eh iya, sewaktu di Istanbul kan keliling masjid, keluar masuk masjid deh ya, nah di Tbilisi ini kita keluar masuk gereja. Ya meskipun nggak semua gereja saya masukin sih karena pake celana terlalu ketat, ato kalo ga gitu bajunya ga sesuai, atau kalau nggak gitu dalemnya terlalu gelap dan saya males kalo masuk gelap-gelapan gitu. Percuma ambil foto juga nggak bisa, ngeliat juga mata rabun.

 

  
Istanbul punya jagung bakar + kestane, Tbilisi punya jus pome + jeruk yang HJ suka tapi gw ga suka

 
Kachapuri, yang ini enak, termasuk yang sup
 
Nah sekitar hotel kita juga ada yang namanya kastil tertua disana. Hemm naik naik ke puncak gunung gitu. Dulu saya ngerasa kek keren banget sih jalanan antar gangnya naek naek gitu, tapi udah ngerasain sendiri sembari bilang 'ya tuhan kenapa sih orang-orang pada nggak bisa apa ya bikin jalan lurus mulus aja. Capek lho'. Tapi sehat mungkin ya, work out banget. Diatas juga ada cable car yang sekali naek 2,5 lari, kalo PP ya 5 lari.

  

mbak jangan lompat ya... hidupmu masih panjang

Diatas juga bisa liat Patung mother of Georgia. Bagus pas sunset. Oiya di sana juga ada banyak pengemis. Kalo cerita partner sih, pengemis-pengemis itu dulunya juga punya simpenan di bank untuk pensiunnya, tapi berhubung waktu itu Soviet pecah taun 1991 akhirnya masa depan mereka juga rusak. Duit simpenan mereka jadi nggak berarti lagi. Akhirnya mereka ngemis dijalanan deh. Makanya guys jangan perang deh, biaya perang itu lho gede. Tapi kalo kata orang yang ada disana, tinggal disana, itu semua cuman mafia. Sama kek di Indonesia.

 


 


Ada hal lain yang bikin geleng-geleng kepala deh, jalan disana menggunakan sisi kanan. Nggak ada yang aneh sih sampai saya menyadari bahwa letak setir mobil ada yang dikanan dan ada juga yang dikiri. Dengan posisi jalan kanan tapi setir kiri, bisa dibayangkan tho normalnya? Tapi dengan posisi jalan kanan dan setir kanan, bayangin aja gimana ga berdoa terus biar cepet sampe tujuan dengan selamat. Serem lho!

 
mobilnya masih banyak yang ala 80an, jadi krasa masuk kota di masa lalu

 
banyak penjual buku-buku bekas atau buku tua dalam bahasa RUSIA. Kalo bahasa inggris ya kemungkinan udah beli banyak gw

ini lorong antara gereja satu dengan gereja lainnya

 
balkonnya lucu ya

kafe ini selalu muter charlie caplin dan kita liatinnya dari balkon kamar hotel diatas kafe ini

 
satu-satunya masjid disekitar Rustaveli, hotel


 
ini apa hayooo???

tempat ibadahnya jews

 

we both enjoyed Tbilisi 💜

Comments

  1. Waaaw saya selalu takjub melihat pemandangan di luar negeri yang sepertinya sangat jauh berbeda dengan Indonesia. Semoga suatu saat saya bisa nyusul mbak kesana ya hehe :D

    Itu makanan yang namanya Kachapuri di dalamnya ada kuah sup gitu ya mbak? Sepertinya saya pernah lihat di film hehe :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin.. pasti bisa.. jadi dokter aja disana hehehe

      Ehh itu salah tulis yak, harusnya xinxali (ato khinkali ya nulisnya lupa), yg kachapuri itu sup. Yaa meskipun yg ini jg dalemnya berair juga sih haha tp enak 🤤 Cuman masih enakan somay 😂

      Delete
  2. Waahhh Georgiaaa...

    Dari dulu pengen banget ke negara-negara macem Georgia, Armenia, Iran, Azerbaijan, tapi jauhh. Eh kita orang Indonesia pake visa gak sih ke Georgia? Btw kemaren secara gak sengaja gw liat pengumuman katanya orang Indonesia sekarang bebas visa ke Serbia. Liat aja di situs kemlu-nya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yak betul sekali! Ini effort skali terbangnya kakak. Jauhhh. 7 jam ke dubai, masih sambung 4 jam ke istanbul, trus dua jam ke georgia haha.

      Georgia pake e-visa mas, yg approved dlm waktu 5 hari teng! Aku pngn ke iran tp visanya skrg ada prubahan katanya :(

      Mo ke serbia kakak? Pngnnya aih bebas visanya ke eropah kaka 😂

      Delete

Post a Comment

Share your thoughts with me here

Popular posts from this blog

Fire in the Building

Who would have thought that I  experienced fire in the building.  This is my first time living in an appartement. Of course I never chose appartement when living in Indonesia because it’s a real high risk when the earthquake happen. But here we are placed in an appartement. What got me relieved the first time that we are in the lowest floor so if something happen we will be quickly evacuated.  That’s what I thought.  Until it really happened.  We slept around midnight and abruptly woken up by the noise outside. I thought it was the drunk people just got back from night club or the restaurant next door was doing some deep cleaning. So loud that I had to wake up. My husband peeked outside and immediately said “fire brigade outside, you wait here!” I was just “am I dreaming or what?” I put on clothes, checked outside and saw a few of fire trucks. I checked the other side of the appartement and saw a few of police cars and ambulances.  “Oh no, something serious...

Cara Memilih Bacaan

Pulang - Leila Chudori Pengalaman gw mulai menyukai membaca karena bukunya yang bagus. Kata orang jangan judge buku dari sampulnya. Gw termasuk orang yang suka judge buku dari sampul. Tapi itu bukan hal yang utama dong tentunya. Itu hanya ekstra poin aja.  Pertama kali gw baca buku dan tiba-tiba suka adalah saat papa yang waktu itu pulang, bawain gw buku ensiklopedia yang isinya sejarah dan astronomi. Itu yang bikin gw langsung suka baca, karena materinya bikin gw berbinar. Itu juga awal mula gw suka astronomi.  Perjalanan sebagai pembaca tentu saja lama sekali. Beberapa genre gw coba baca, kadang suka, kadang nggak suka. Hingga akhirnya gw tau apa yang bikin gw akan baca buku itu.  "Halaman pertama tulisannya" Gaya menulis orang itu pasti selalu berbeda. Meskipun mirip dengan yang lain, pasti akan ada karakter pembedanya. Itu biasanya terlihat dari halaman pertama tulisannya. Bayangkan, meski materinya bagus tapi penyampainya nggak bagus juga nggak akan nyangkut di pemb...

Pengalaman Bikin (Free) Schengen Visa di VFS Swiss

I know this is so normal but anyway I like to compare the experiences because people might have different cases and because I have nothing to lose so... here's my experience for applying Schengen Visa via Swiss (VFS). Kenapa nggak via Belanda? Karena rencana kita berkunjung lamanya ke Geneve - Swiss (ada urusan kerjaan suami gw) dan kami belum tau akan ke Belanda apa nggak saat itu (nggak jadi sih soalnya mepet banget).  Seperti yang sudah sering dibahas orang lain perihal syarat dan ketentuan apply Schengen visa, gw nggak akan nulis itu ya. Udah ada di website VFS, lengkap. Gw cuma tambahin dikit-dikit aja infonya yang mungkin sama seperti kasus yang baca kalo emang kebetulan sama sih 😂 "Ok jadi total pembayarannya 280 ribu rupiah ya" "HAH?? Cuma 200an mbak??? Visanya gratis???" "Suaminya masih WN Belanda kan mbak?" "Iya" "Oiya itu gratis, bisa pake visa tipe C. Jadi cuma bayar biaya admin aja" ...