Skip to main content

Fire in the Building

Who would have thought that I  experienced fire in the building.  This is my first time living in an appartement. Of course I never chose appartement when living in Indonesia because it’s a real high risk when the earthquake happen. But here we are placed in an appartement. What got me relieved the first time that we are in the lowest floor so if something happen we will be quickly evacuated.  That’s what I thought.  Until it really happened.  We slept around midnight and abruptly woken up by the noise outside. I thought it was the drunk people just got back from night club or the restaurant next door was doing some deep cleaning. So loud that I had to wake up. My husband peeked outside and immediately said “fire brigade outside, you wait here!” I was just “am I dreaming or what?” I put on clothes, checked outside and saw a few of fire trucks. I checked the other side of the appartement and saw a few of police cars and ambulances.  “Oh no, something serious...

Perjalanan Panjang Lukisan Diri

 

Mama mertua ceritanya membuat sketsa diriku sebagai hadiah ulangtahun kala itu. Namun ternyata sketsanya disempurnakan menjadi sebuah lukisan nan apik.

Cerita bermula ketika lukisan ini berangkat dari Amsterdam menuju Istanbul. Karena papa itu orang yang sangat kreatif dalam hal permak dan produksi sesuatu, dibikinkanlah frame untuk lukisan tersebut. Dengan ukuran yang pas, kemudahan untuk memasang lukisannya, semuanya sudah diperhitungkan secara matang. Bahkan bertanya kepada pihak bandara Ams apakah diperbolehkan membawa frame kayu ke kabin, dan mereka bilang okay nggak masalah.

bentuk mulanya begini, dengan frame kayu melingkar ke roll lukisannya

Tibalah lukisan cantik itu di Istanbul. Amsterdam - Istanbul tanpa ada masalah sedikitpun. Aman. Dan mereka berdua bilang 'Unpack aja kalau udah sampai Indonesia, jangan disini nanti susah packingnya lagi'. Manut.

Setelah 9 hari di Istanbul, saatnya saya dan suami terbang ke Tbilisi. Drama pun dimulai. Ketika melewati security check tiba-tiba mbak yang tanpa senyum menghiasi wajahnya itu bilang 'What is this?', kita jelasin aja panjang lebar dan dia seketika bilang 'NO'. Apa ya 'NO' ini? alasannya apa? Wong ini dari Amsterdam baek-baek aja lho. Kita minta penjelasan dan dia cuman bisa bilang NO tanpa senyum. Mamer bilang 'Elu ga senyum sama sekali, mau gw lukis lu?'. Saya nangis sih waktu itu, bukan karena gimana ya, karena saya nggak dapet perlakuan dan penjelasan baik dari petugasnya, plus itu hadiah dan papa sendiri yang bikin. Bayangin lah kita dikasih hadiah sama orang eh trus suruh dibuang, kan sakit rasanya....

Ya saya tau sih tongkat baseball ga boleh masuk kabin, tapi kan frame ini bukan tongkat baseball huhu

Tapi yang minta maaf malah papa karena jadi bikin repot :(

Akhirnya setelah dibuang, lukisanku sampai di Tbilisi dengan keadaan telanjang. Ya maksudnya cuman dalem roll aja. Masih segelan.

6 hari di Tbilisi, kita terbang balik lagi ke Istanbul (sebelum terbang ke Dubai). Karena merasa 'aman' setelah frame dibuang, ah pasti ntar nggak bakal ada masalah lah. Eh ternyata nyampe security check ditanyain 'Mana ijinnya?'. Ijin apaan ya???? Emang dikasih hadiah lukisan dari mertua yang mana dia bikin sendiri kudu ijin pemerintah gitu? Akhirnya kita disuruh menunggu sekitar 30 menitan, dan itu menyebalkan karena mereka sibuk sendiri pas ditanya kita nunggu siapa, mereka cuman jawab 'Tunggu aja'. Sebel gw.

30 menit berlalu, ada seorang mbak mini menghampiri dan bertanya apakah kita sudah declare lukisan ini? OMG! saya tau kalau barang mahal pasti harus di declare berdasarkan harga barang yang dibelinya (CMIIW), tapi ini barang pemberian, terlebih lagi mama nggak beli tapi bikin sendiri dilukis sendiri. Nah gimana ngitungnya harus declare coba? Kita jelasin, dia ngotot 'Pokoknya kalau lukisan itu harus declare dibandara manapun, nggak cuman di Georgia aja'. Nah trus penyelesaiannya gimana?

Setelah dia diskusi dengan bosnya, akhirnya kita dibolehin dengan syarat nanti sampai Istanbul harus di declare. Okay. Manut. Sampai Istanbul kita menuju tempat declare  dan nanya :
'Bang, ini perlu di declare nggak?'
'Berapa elu beli tong?'
'Kagak beli bang, nyak gw sendiri yang bikin buat gw'
'Yaudah nggak usah tong, wong gratis kan'

Disitu saya pengen balik lagi ke Tbilisi buat mencaci maki mbaknya. KATANYA suruh declare di bandara manapun diseluruh dunia behhhh. Yang bener aja mbak.

Nah trus kita terbang ke Dubai. Ntah kenapa Emirates di bandara Ataturk mendadak jadi ketat soal bagasi. Mungkin ya ada yang melanggar kali ya, kebetulan sih koperku udah aku proses transfer sampai Singapore, jadi nggak perlu ambil sendiri di Dubai (nggak ada visa juga buat ambil keluar custom). Petugas Emirates bersahabat banget deh bantuin sampe kelar. Tapi di ruang tunggu tiba-tiba ada ibu-ibu dimarahin gara-gara kopernya terlalu berat dan keukeh dibawa ke kabin. Jadilah mereka muter-muter ngecek penumpang kira-kira bawa barang yang terlarang nggak ini. Duh saya deg deg an lagi lah, sambil berdoa semoga ini lukisan aman aja sampe rumah. Soalnya ukurannya 60x70cm, dan itu udah nggak ukuran kabin kan?

Ternyata, lolos! Duh pengen sujud sukur deh. Tapi masih deg deg an juga dari Dubai ke Singapore. Berharap perjalanan mulus mulus aja kek pantat bayi. Dan dengan doa yang tiada henti, sampailah lukisan tersebut dengan selamat di Singapore.

 
di dalem MRT ngantuk berat sembari jagain ini lukisan biar nggak nggelundung soale udah nggak ada talinya buat nyangklongin 

Besoknya saatnya terbang final, Singapore-Surabaya. Deg deg ser lagi pas cetak boarding pass. Dan mbak Garuda nanya itu apa, setelah saya jelasin dia bilang 'Hmm sebenernya hari ini penerbangan agak tough ya, jadi kalo misal kabin banyak barangnya, kamu taro lukisan kamu dibawah kursi aja ya. Nggak apa-apa kan?' Uhh baik banget mbak ini. Iya nggak apa-apa mbak asal ga kamu sita aja lukisan ini.

....katanya tough mbak, wong kursinya banyak yang kosong di pesawat mbak, depan belakangku aja kosong kakak...

 Ada sedikit drama di Changi. Saya terbang jam 7.30 malem tapi saya udah di bandara jam 1 siang. Karena udah males jalan-jalan dan udah capek setelah lebih dari 24 jam nggak bubu dengan bener, nunggulah saya di bandara selama kurang lebih 7 jam. Eh la kok ya pas gate udah buka saya malah santai-santai sampai akhirnya last call. Orang capek itu bikin bego ya

2 jam Singapore-Surabaya, akhirnya mendarat dengan sempurna saya beserta lukisan ini dengan selamat. Setelah Amsterdam - Istanbul - Tbilisi - Istanbul - Dubai - Singapore - Surabaya.... akhirnya... dia terpasang cantik di frame yang dibeli di Malang deket rumah.

taraaaaaa finally

Tanpa saya harus nulis moral valuenya apa, kamu bisa baca sendiri dan menyimpulkan sendiri. Kalau ada yang kurang jelas, silakan tanya deh, daripada kamu menderita kek aku wkwkkw

Comments

Post a Comment

Share your thoughts with me here

Popular posts from this blog

Fire in the Building

Who would have thought that I  experienced fire in the building.  This is my first time living in an appartement. Of course I never chose appartement when living in Indonesia because it’s a real high risk when the earthquake happen. But here we are placed in an appartement. What got me relieved the first time that we are in the lowest floor so if something happen we will be quickly evacuated.  That’s what I thought.  Until it really happened.  We slept around midnight and abruptly woken up by the noise outside. I thought it was the drunk people just got back from night club or the restaurant next door was doing some deep cleaning. So loud that I had to wake up. My husband peeked outside and immediately said “fire brigade outside, you wait here!” I was just “am I dreaming or what?” I put on clothes, checked outside and saw a few of fire trucks. I checked the other side of the appartement and saw a few of police cars and ambulances.  “Oh no, something serious...

Cara Memilih Bacaan

Pulang - Leila Chudori Pengalaman gw mulai menyukai membaca karena bukunya yang bagus. Kata orang jangan judge buku dari sampulnya. Gw termasuk orang yang suka judge buku dari sampul. Tapi itu bukan hal yang utama dong tentunya. Itu hanya ekstra poin aja.  Pertama kali gw baca buku dan tiba-tiba suka adalah saat papa yang waktu itu pulang, bawain gw buku ensiklopedia yang isinya sejarah dan astronomi. Itu yang bikin gw langsung suka baca, karena materinya bikin gw berbinar. Itu juga awal mula gw suka astronomi.  Perjalanan sebagai pembaca tentu saja lama sekali. Beberapa genre gw coba baca, kadang suka, kadang nggak suka. Hingga akhirnya gw tau apa yang bikin gw akan baca buku itu.  "Halaman pertama tulisannya" Gaya menulis orang itu pasti selalu berbeda. Meskipun mirip dengan yang lain, pasti akan ada karakter pembedanya. Itu biasanya terlihat dari halaman pertama tulisannya. Bayangkan, meski materinya bagus tapi penyampainya nggak bagus juga nggak akan nyangkut di pemb...

Pengalaman Bikin (Free) Schengen Visa di VFS Swiss

I know this is so normal but anyway I like to compare the experiences because people might have different cases and because I have nothing to lose so... here's my experience for applying Schengen Visa via Swiss (VFS). Kenapa nggak via Belanda? Karena rencana kita berkunjung lamanya ke Geneve - Swiss (ada urusan kerjaan suami gw) dan kami belum tau akan ke Belanda apa nggak saat itu (nggak jadi sih soalnya mepet banget).  Seperti yang sudah sering dibahas orang lain perihal syarat dan ketentuan apply Schengen visa, gw nggak akan nulis itu ya. Udah ada di website VFS, lengkap. Gw cuma tambahin dikit-dikit aja infonya yang mungkin sama seperti kasus yang baca kalo emang kebetulan sama sih 😂 "Ok jadi total pembayarannya 280 ribu rupiah ya" "HAH?? Cuma 200an mbak??? Visanya gratis???" "Suaminya masih WN Belanda kan mbak?" "Iya" "Oiya itu gratis, bisa pake visa tipe C. Jadi cuma bayar biaya admin aja" ...