Skip to main content

If Money Wasn't The Problem, What Would You Do?

In this extraordinary life, I would be a teacher still.  Helping people to understand even some little things to make them feel worthy and understand themselves better. It seems that teaching has become a calling for me. Not about teaching such specific subject like mathematics or so, but more like... I like to give new perspectives for people, and having them saying "Oh.... I see..." is satisfying for me. Of course, by teaching I can learn so many new perspectives from different people too. It's like the more I teach the more I learn, and that is so true. Maybe more like a guide. I like giving guidance to people who needs it. No, I don't like giving unsolicited guiding. I like to guide people who wants to be guided. I'd teach them how to love, love themselves first. Yea sure when we are talking about things, they would say "do useful things like engineering, plumbing, this and that" but they tend to forget that we need some balance in life. Not saying t

Perjalanan Panjang Lukisan Diri

 

Mama mertua ceritanya membuat sketsa diriku sebagai hadiah ulangtahun kala itu. Namun ternyata sketsanya disempurnakan menjadi sebuah lukisan nan apik.

Cerita bermula ketika lukisan ini berangkat dari Amsterdam menuju Istanbul. Karena papa itu orang yang sangat kreatif dalam hal permak dan produksi sesuatu, dibikinkanlah frame untuk lukisan tersebut. Dengan ukuran yang pas, kemudahan untuk memasang lukisannya, semuanya sudah diperhitungkan secara matang. Bahkan bertanya kepada pihak bandara Ams apakah diperbolehkan membawa frame kayu ke kabin, dan mereka bilang okay nggak masalah.

bentuk mulanya begini, dengan frame kayu melingkar ke roll lukisannya

Tibalah lukisan cantik itu di Istanbul. Amsterdam - Istanbul tanpa ada masalah sedikitpun. Aman. Dan mereka berdua bilang 'Unpack aja kalau udah sampai Indonesia, jangan disini nanti susah packingnya lagi'. Manut.

Setelah 9 hari di Istanbul, saatnya saya dan suami terbang ke Tbilisi. Drama pun dimulai. Ketika melewati security check tiba-tiba mbak yang tanpa senyum menghiasi wajahnya itu bilang 'What is this?', kita jelasin aja panjang lebar dan dia seketika bilang 'NO'. Apa ya 'NO' ini? alasannya apa? Wong ini dari Amsterdam baek-baek aja lho. Kita minta penjelasan dan dia cuman bisa bilang NO tanpa senyum. Mamer bilang 'Elu ga senyum sama sekali, mau gw lukis lu?'. Saya nangis sih waktu itu, bukan karena gimana ya, karena saya nggak dapet perlakuan dan penjelasan baik dari petugasnya, plus itu hadiah dan papa sendiri yang bikin. Bayangin lah kita dikasih hadiah sama orang eh trus suruh dibuang, kan sakit rasanya....

Ya saya tau sih tongkat baseball ga boleh masuk kabin, tapi kan frame ini bukan tongkat baseball huhu

Tapi yang minta maaf malah papa karena jadi bikin repot :(

Akhirnya setelah dibuang, lukisanku sampai di Tbilisi dengan keadaan telanjang. Ya maksudnya cuman dalem roll aja. Masih segelan.

6 hari di Tbilisi, kita terbang balik lagi ke Istanbul (sebelum terbang ke Dubai). Karena merasa 'aman' setelah frame dibuang, ah pasti ntar nggak bakal ada masalah lah. Eh ternyata nyampe security check ditanyain 'Mana ijinnya?'. Ijin apaan ya???? Emang dikasih hadiah lukisan dari mertua yang mana dia bikin sendiri kudu ijin pemerintah gitu? Akhirnya kita disuruh menunggu sekitar 30 menitan, dan itu menyebalkan karena mereka sibuk sendiri pas ditanya kita nunggu siapa, mereka cuman jawab 'Tunggu aja'. Sebel gw.

30 menit berlalu, ada seorang mbak mini menghampiri dan bertanya apakah kita sudah declare lukisan ini? OMG! saya tau kalau barang mahal pasti harus di declare berdasarkan harga barang yang dibelinya (CMIIW), tapi ini barang pemberian, terlebih lagi mama nggak beli tapi bikin sendiri dilukis sendiri. Nah gimana ngitungnya harus declare coba? Kita jelasin, dia ngotot 'Pokoknya kalau lukisan itu harus declare dibandara manapun, nggak cuman di Georgia aja'. Nah trus penyelesaiannya gimana?

Setelah dia diskusi dengan bosnya, akhirnya kita dibolehin dengan syarat nanti sampai Istanbul harus di declare. Okay. Manut. Sampai Istanbul kita menuju tempat declare  dan nanya :
'Bang, ini perlu di declare nggak?'
'Berapa elu beli tong?'
'Kagak beli bang, nyak gw sendiri yang bikin buat gw'
'Yaudah nggak usah tong, wong gratis kan'

Disitu saya pengen balik lagi ke Tbilisi buat mencaci maki mbaknya. KATANYA suruh declare di bandara manapun diseluruh dunia behhhh. Yang bener aja mbak.

Nah trus kita terbang ke Dubai. Ntah kenapa Emirates di bandara Ataturk mendadak jadi ketat soal bagasi. Mungkin ya ada yang melanggar kali ya, kebetulan sih koperku udah aku proses transfer sampai Singapore, jadi nggak perlu ambil sendiri di Dubai (nggak ada visa juga buat ambil keluar custom). Petugas Emirates bersahabat banget deh bantuin sampe kelar. Tapi di ruang tunggu tiba-tiba ada ibu-ibu dimarahin gara-gara kopernya terlalu berat dan keukeh dibawa ke kabin. Jadilah mereka muter-muter ngecek penumpang kira-kira bawa barang yang terlarang nggak ini. Duh saya deg deg an lagi lah, sambil berdoa semoga ini lukisan aman aja sampe rumah. Soalnya ukurannya 60x70cm, dan itu udah nggak ukuran kabin kan?

Ternyata, lolos! Duh pengen sujud sukur deh. Tapi masih deg deg an juga dari Dubai ke Singapore. Berharap perjalanan mulus mulus aja kek pantat bayi. Dan dengan doa yang tiada henti, sampailah lukisan tersebut dengan selamat di Singapore.

 
di dalem MRT ngantuk berat sembari jagain ini lukisan biar nggak nggelundung soale udah nggak ada talinya buat nyangklongin 

Besoknya saatnya terbang final, Singapore-Surabaya. Deg deg ser lagi pas cetak boarding pass. Dan mbak Garuda nanya itu apa, setelah saya jelasin dia bilang 'Hmm sebenernya hari ini penerbangan agak tough ya, jadi kalo misal kabin banyak barangnya, kamu taro lukisan kamu dibawah kursi aja ya. Nggak apa-apa kan?' Uhh baik banget mbak ini. Iya nggak apa-apa mbak asal ga kamu sita aja lukisan ini.

....katanya tough mbak, wong kursinya banyak yang kosong di pesawat mbak, depan belakangku aja kosong kakak...

 Ada sedikit drama di Changi. Saya terbang jam 7.30 malem tapi saya udah di bandara jam 1 siang. Karena udah males jalan-jalan dan udah capek setelah lebih dari 24 jam nggak bubu dengan bener, nunggulah saya di bandara selama kurang lebih 7 jam. Eh la kok ya pas gate udah buka saya malah santai-santai sampai akhirnya last call. Orang capek itu bikin bego ya

2 jam Singapore-Surabaya, akhirnya mendarat dengan sempurna saya beserta lukisan ini dengan selamat. Setelah Amsterdam - Istanbul - Tbilisi - Istanbul - Dubai - Singapore - Surabaya.... akhirnya... dia terpasang cantik di frame yang dibeli di Malang deket rumah.

taraaaaaa finally

Tanpa saya harus nulis moral valuenya apa, kamu bisa baca sendiri dan menyimpulkan sendiri. Kalau ada yang kurang jelas, silakan tanya deh, daripada kamu menderita kek aku wkwkkw

Comments

Post a Comment

Share your thoughts with me here

Popular posts from this blog

Menjadi dotcom

Few days ago, I wrote what I want to do on early 2017. And one thing has been done today. What is that? Tarararaaaaaaa.... silverestrella.com As I promised myself, now this blog has been upgraded to dotcom. I found a domain hosting through Mas Adhi . He wrote that when I was looking for hosting for my blog. So thank you so much, you came on right time hahaha Dibilang alay ya udahlah nggak apa-apa, yang jelas seneng akhirnya bisa upgrade jadi dotcom yeyeyeyeee

Jumat ceria

Hari ini memang bukan hari jumat, tapi cuman mau bilang aja sih kalo hari yang paling aku tunggu-tunggu itu hari jumat. Why?   Karena jumat itu selalu ceria, kalopun ada meeting besar pasti di hari jumat dan banyak cemilan, orang-orang pada berangkat sholat jumat, yang nasrani juga mengikuti misa di kantor, bisa pake baju bebas dan bebas berekspresi sepuas-puasnya, dan..... bisa video call sepuasnyaaaaaa kapanpun karena dia libur kerja 😍😍 gambarnya lucu 😁  taken from internet

Gojek ke bandara juanda

While waiting, jadi mending berbagi sedikit soal gojek. Karena saya adalah pengguna setia gojek, saya pengen cobain ke bandara pake gojek. Awalnya saya kira tidak bisa *itu emang sayanya aja sih yang menduga nggak bisa*, trus tanya temen katanya bisa karena dia sering ke bandara pakai motornya. Nah berarti gojek bisa dong?? Sebelum-sebelumnya kalo naek gojek selalu bayar cash, tapi kali ini pengen cobain top up go pay. Minimum top up 10ribu. Jadi saya cobain deh 30ribu dulu. Eh ternyata lagi ada promo 50% off kalo pake go pay. Haiyaaaaa kenapa ga dari dulu aja ngisi go pay hahaha. Dari kantor ke bandara juanda sekitar 8km. Kantor saya sih daerah rungkut industri. Penasarannn banget ini abang mau lewat mana ya. Tertera di layar 22ribu, tapi karena pakai go pay diskon 50% jadinya tinggal 11ribu. Bayangin tuhh... pake bis damri aja 30ribu hahaha. 11ribu udah nyampe bandara. Biasanya 15ribu ke royal plaza dari kantor haha. Lagi untung. Bagus deh. Nah sepanjang perjalanan, saya mikir ter