Skip to main content

Romanticizing My Cooking

Bakso I have to admit that my love for cooking is growing. It's growing and I can't believe it myself. This feeling has been like this since probably two years ago. Before, cooking felt like a hard work that I had to fulfill. It still is, but the difference is I enjoy it now. So it does not feel like I am forcing myself.  Back then whenever I cooked, it's either wrong recipe or incorrect measurement. It never tasted right. So I gave up cooking just because I never found the right one. And then I started to feel that I wanna eat better. I don't want to just eat whatever, I want to know what goes into my body. If I prepare it myself, then I know it's good one.  I don't eat too much sugar, sometimes it is hard to buy one thing outside and has a lot of sugar in it. So cooking it myself will allow me to control the amount of sugar. So I found recipes and I tried to make them. As to my surprise, they taste right! Exactly how they should have tasted. That made me happy

Senyum 3 detik

Biasanya orang akan berkata 'senyum 3 jari'. Ah you know what does it mean kan?? Tapi coba deh sekarang perhatikan senyum 3 detik setiap orang yang ada disekitar.

Gimana sih kalau bisa melihat senyum orang lain kepada kita? Ikutan senyum kan kita jadinya, ndak stres, capek juga hilang. Karena senyuman bisa membawa aura positif dari diri kita sendiri. Saya termasuk orang yang paling menggemari senyum. Siapapun kalau berpapasan dengan saya, sudah pasti saya beri senyum manis saya. Karena jujur saya paling nggak suka sama orang yang pelit senyum. Ngapain juga sih pelit senyum, toh senyum tidak memakan banyak energi dan juga tidak membuat kita rugi. Malah menyehatkan dan menebar aura positif untuk sekitar.

Bisa dilihat kok tipe senyum yang ikhlas dan yang tidak. Jika orang senyumnya ikhlas, senyum itu akan hilang setelah 3 hingga 5 detik dengan tempo perlahan dan tidak kaku. Nah kalau yang ndak ikhlas, senyum bisa hilang dalam hitungan 1 detik. Coba deh dilihat disekitarnya, apa ada orang yang senyum 1detik hilang?

Jujur itu nyebelin bangetttt. Seperti saya misal, saya suka tertawa dan senyum (kecuali kepada orang yang nyebelin dan berniat jahat), eh pas senyum ke orang malah dia sinis, kan sebel jadinya. kalau nggak gitu pas suntuk kerja, biasanya sebagai hiburan saya suka senyum ketawa tawa sama rekan kerja. Eh tapi kalau nasib saya berdekatan dengan orang yang nggak doyan senyum gimana dooonggg??? Saya cuman berharap aja sih nggak cepet tua. Jenuh tauuu berada dekat orang yang ndak pernah senyum. Auranya gelap hahaha..

Karena senyum juga yang membuat saya in love sama dirinya hihihi

Oiya satu lagi, mudah senyum bisa jadi indikator bahagia lhoo. At least for me hehe


With baby Aisyena


That smile shows that this picture is real me. If you cant find that smile on me, becareful! You meet the fake me haha

Comments

Popular posts from this blog

Romanticizing My Cooking

Bakso I have to admit that my love for cooking is growing. It's growing and I can't believe it myself. This feeling has been like this since probably two years ago. Before, cooking felt like a hard work that I had to fulfill. It still is, but the difference is I enjoy it now. So it does not feel like I am forcing myself.  Back then whenever I cooked, it's either wrong recipe or incorrect measurement. It never tasted right. So I gave up cooking just because I never found the right one. And then I started to feel that I wanna eat better. I don't want to just eat whatever, I want to know what goes into my body. If I prepare it myself, then I know it's good one.  I don't eat too much sugar, sometimes it is hard to buy one thing outside and has a lot of sugar in it. So cooking it myself will allow me to control the amount of sugar. So I found recipes and I tried to make them. As to my surprise, they taste right! Exactly how they should have tasted. That made me happy

Mengenal Nyai, Eyang Buyut Orang Indo Kebanyakan

  Seperti yang pernah saya tulis sebelumnya tentang darah campuran Eropa, saya pernah janji nulis tentang orang Indo dan Nyai, nenek buyut dari para Indo kebanyakan. Sekarang kita liat definisi dari Indo sendiri. Jadi Indo (Indo-Europeaan atau Eropa Hindia) adalah para keturunan yang hidup di Hindia Belanda (Indonesia) atau di Eropa yang merupakan keturunan dari orang Indonesia dengan orang Eropa (Kebanyakan Belanda, Jerman, Prancis, Belgia). Itulah kenapa saya agak risih mendengar orang menyebut Indonesia dengan singkatan Indo. Karena kedua hal itu beda definisi dan arti. Sekarang apa itu Nyai? Apa definisi dari Nyai? Nyai adalah seorang perempuan pribumi (bisa jadi orang Indonesia asli), Tionghoa dan Jepang yang hidup bersama lelaki Eropa di masa Hindia Belanda. Hidup bersama atau samenleven yang artinya kumpul kebo, tidak menikah. Fungsinya nyai itu apa? Fungsinya diatas seorang baboe dan dibawah seorang istri, tapi wajib melakukan kewajiban seorang baboe dan istri. Karena mem

Soal ujian TOPIK vs EPS TOPIK

Setelah membahas perbedaan TOPIK dan EPS TOPIK , kali ini saya akan menulis materi tentang apa saja yg diujikan *agak sedikit detail ya*. Pengalaman mengikuti dan 'membimbing' untuk kedua ujian tersebut, jadi sedikit banyak mengetahui detail soal yg diujikan. Dimulai dari EPS TOPIK. Jika anda adalah warga yg ingin menjadi TKI/TKW di Korea, lulus ujian ini adalah wajib hukumnya. Kebanyakan dari mereka ingin cara singkat karena ingin segera berangkat sehingga menggunakan cara ilegal. Bahkan ada yg lulus tanpa ujian. Bisa saja, tapi di Korea dia mlongo. Untuk soal EPS TOPIK, soal-soal yg keluar adalah materi tentang perpabrikan dan perusahaan semacem palu, obeng, cangkul, cara memupuk, cara memerah susu sapi, cara mengurus asuransi, cara melaporkan majikan yg nggak bener, cara membaca slip gaji, sampai soal kecelakaan kerja. Intinya tentang bagaimana mengetahui hak dan kewajiban bekerja di Korea termasuk printilan yang berhubungan dengan pekerjaan. Karena yang melalui jalur ini