Skip to main content

If Money Wasn't The Problem, What Would You Do?

In this extraordinary life, I would be a teacher still.  Helping people to understand even some little things to make them feel worthy and understand themselves better. It seems that teaching has become a calling for me. Not about teaching such specific subject like mathematics or so, but more like... I like to give new perspectives for people, and having them saying "Oh.... I see..." is satisfying for me. Of course, by teaching I can learn so many new perspectives from different people too. It's like the more I teach the more I learn, and that is so true. Maybe more like a guide. I like giving guidance to people who needs it. No, I don't like giving unsolicited guiding. I like to guide people who wants to be guided. I'd teach them how to love, love themselves first. Yea sure when we are talking about things, they would say "do useful things like engineering, plumbing, this and that" but they tend to forget that we need some balance in life. Not saying t

Parkir tiga dua ribu

Berbicara soal parkir memarkir, indonesia masih menganut sistem tradisional dalam memarkir. Maksudnya harus membayar langsung setelah meninggalkan lokasi (atau sebaliknya). Jadi bukan menganut asas pakai karcis parkir elektronik dengan sistem bayar pun elektronik (apa sih itu namanya pokoknya itu lah, bukan manual ya).

Soal harga, tergantung jenis kendaraan. Motor biasanya seribu rupiah tapi kalau nyebrang dibiarin, kalau bayar dua ribu pas nyebrang dibantuin. jasa tergantung jumlah fee yang berikan biarpun beda cuman seribu aja. Kalau mobil umumnya 3-5ribu. Hal itu juga sejajar di mall, motor dibandrol harga 2,500 atau 3,000 rupiah sedangkan mobil 2 kali lipat harga parkir motor.

Nah pagi tadi saya mengunjungi pusat grosir yang ada di Surabaya, ketika akan parkir, kami memutuskan untuk berhenti dilantai 2 karena memang tidak melihat adanya parkiran mobil, hanya melihat sekilas tempat sempit untuk parkir. Waktu kami bertanya ke satpamnya beliau mengatakan "boleh pak disini, tapi bayar 32ribu. Kalau nggak mau ya harus ke lantai 5 atau 6, disana free tempatnya". Gue cuman "wow, gila aja, bisa buat beli nasi goreng depan kosan 3 porsi tuh". Karena mempertimbangkan barang belanjaan yang bakalan banyak, akhirnya kami mengambil parkir 32ribu itu. Untungnya nggak salah parkir. Dilantai 2 itu memang lantai tujuan barang yang mau kami beli.

Setelah menemani belanja, karena berangkat belum sarapan, kondisi pusing dan semakin pusing melihat orang, akhirnya saya keluar ke parkiran dan menunggu disana. Mata saya melihat sekeliling dan menemukan satu papan bertuliskan "dilarang parkir kecuali mobil box". Saya jujur cuman melongo aja sih, kami memang tau ada yang tidak lurus disini tapi gitu ya diambil aja tadi ya haha. Yang jadi pertanyaan saya, kok edan ya, parkiran bisa 32 ribu lho, hampir setara parkir valet di hotel bintang 5 lho. Padahal ini cuman grosiran. Tapi grosirannya juga gede kali.

Cuman mikir aja, ini resmi apa oknum ya? Karena dibawah kita sudah bayar 5ribu, harusnya ya langsung keatas parkirnya, tapi ternyata kita bisa 'beli' tempat parkir dibawah lantai 5 seharga 32 ribu. Ntahlah ya, itu yang salah siapa dan apakah bisa disebut kesalahan?? Tanyakan pada bapak-bapaknya hohoho

Comments

Popular posts from this blog

If Money Wasn't The Problem, What Would You Do?

In this extraordinary life, I would be a teacher still.  Helping people to understand even some little things to make them feel worthy and understand themselves better. It seems that teaching has become a calling for me. Not about teaching such specific subject like mathematics or so, but more like... I like to give new perspectives for people, and having them saying "Oh.... I see..." is satisfying for me. Of course, by teaching I can learn so many new perspectives from different people too. It's like the more I teach the more I learn, and that is so true. Maybe more like a guide. I like giving guidance to people who needs it. No, I don't like giving unsolicited guiding. I like to guide people who wants to be guided. I'd teach them how to love, love themselves first. Yea sure when we are talking about things, they would say "do useful things like engineering, plumbing, this and that" but they tend to forget that we need some balance in life. Not saying t

Gojek ke bandara juanda

While waiting, jadi mending berbagi sedikit soal gojek. Karena saya adalah pengguna setia gojek, saya pengen cobain ke bandara pake gojek. Awalnya saya kira tidak bisa *itu emang sayanya aja sih yang menduga nggak bisa*, trus tanya temen katanya bisa karena dia sering ke bandara pakai motornya. Nah berarti gojek bisa dong?? Sebelum-sebelumnya kalo naek gojek selalu bayar cash, tapi kali ini pengen cobain top up go pay. Minimum top up 10ribu. Jadi saya cobain deh 30ribu dulu. Eh ternyata lagi ada promo 50% off kalo pake go pay. Haiyaaaaa kenapa ga dari dulu aja ngisi go pay hahaha. Dari kantor ke bandara juanda sekitar 8km. Kantor saya sih daerah rungkut industri. Penasarannn banget ini abang mau lewat mana ya. Tertera di layar 22ribu, tapi karena pakai go pay diskon 50% jadinya tinggal 11ribu. Bayangin tuhh... pake bis damri aja 30ribu hahaha. 11ribu udah nyampe bandara. Biasanya 15ribu ke royal plaza dari kantor haha. Lagi untung. Bagus deh. Nah sepanjang perjalanan, saya mikir ter

Ujian hari senin

Kejadian ini terjadi tepat senin minggu lalu. Baru kali itu aku merasa 'WOW.. ini senin yeay'. Karena biasanya 'haduhh udah senen lagi'. Kebayang kan kalo seneng begitu dihari senen menyambut pagi dan hari itu rasanya langka banget. Otomatis pengennya hari itu berlangsung indah. Jam setengah 9 pagi, seperti biasa ke pantry ambil minum bareng sama temen sebangku. Dia bikin teh, aku nyuci botol sekalian ngisi dong. Seperti biasa juga, kadang aku males sih nyuci botol dengan ritual lengkapnya, akhirnya cuman bilas pake air panas. Ya mungkin nggak sampe 50 ml juga. Dikit banget deh. Temen juga selalu bersihin gitu gelasnya pake air panas. Pic source is here Eh lakok lakok... si bapak pantry yang serem itu tiba-tiba bilang 'Gak bisa ya gak nyuci botol pake air panas? Tiap sore itu banyak komplain gara-gara airnya abis'. Yakaliii air abis tinggal isi aja, ibu yang dulu aja nggak pernah ada komplain. Ya aku bilang lah ini cuman dikit, lagian yang ngelakuin ini