Skip to main content

If Money Wasn't The Problem, What Would You Do?

In this extraordinary life, I would be a teacher still.  Helping people to understand even some little things to make them feel worthy and understand themselves better. It seems that teaching has become a calling for me. Not about teaching such specific subject like mathematics or so, but more like... I like to give new perspectives for people, and having them saying "Oh.... I see..." is satisfying for me. Of course, by teaching I can learn so many new perspectives from different people too. It's like the more I teach the more I learn, and that is so true. Maybe more like a guide. I like giving guidance to people who needs it. No, I don't like giving unsolicited guiding. I like to guide people who wants to be guided. I'd teach them how to love, love themselves first. Yea sure when we are talking about things, they would say "do useful things like engineering, plumbing, this and that" but they tend to forget that we need some balance in life. Not saying t

SUDAH (setengah) VAKSIN COVID!

Belum bisa dibilang sudah selesai sih, tapi menuju selesai. Tanggal 29 Mei gw memberanikan diri datang ke RS Surya Husadha Sanglah untuk vaksin covid pertama kali. Bukan karena gw nggak berani vaksin, bukan! Tapi gw berdoa semoga dapet jatah vaksin karena per hari kuotanya hanya 200 dosis. Gw vaksin pakai AstraZeneca dan tentunya gratis.

Btw keinginan untuk vaksin ini makin gede karena temen-temen deket gw udah dapet vaksin di minggu gw dapet vaksin. Iya, gw kompetitif. Soalan vaksin aja gw kompetitif banget 😂 Jujur gw iri banget sama temen gw yang dapet vaksin duluan. Jadi yaa... 😎

Rencana gw berangkat jam setengah 8 gagal karena gw bangun jam 8 kurang seperempat 😓 Selesai mandi dll, pukul 8.15 gw berangkat ke RS. Nggak jauh RS nya cuma 8 menitan. Sesampainya di sana, kok di meja ada tulisan "Vaksin tutup" Harah mak deg. Ternyata itu cuma kertas pengumuman kalau kuota sudah terpenuhi. Ditanyain udah booking atau belum, lah gw ga nemu link booking dari kemarinan. Untungnya gw masih masuk jatah dan dapet nomer antrian 64.

Deg-degan tentu saja. Di Bali, kegiatan vaksin sudah masuk ke grup ketiga yaitu umum. Maksud hati ingin masuk grup kedua 3 bulan lalu karena gw pengajar (masuk prioritas), tapi harus daftar ina inu ke dinas ina inu, yaudah gw nunggu aja lah bentar lagi. Ternyata beneran, ga lama udah masuk umum dan dikebut banget di sini (katanya). Juga penduduk Bali total cuma 4 jutaan. 

Karena gw bukan KTP Bali, otomatis gw harus bawa surat keterangan bekerja. Nah dari situ kita antri nunggu giliran dan dimasukkan data kita. Lalu geser ke kursi sampingnya untuk tes tensi darah dan pertanyaan seputar riwayat penyakit yang harus dijawab dengan jujur. Karena kalau boong, yang rugi juga kita sendiri. Kemudian jalan suntik ke sampingnya, yang sesungguhnya gw juga nggak tau apakah itu harus antri lagi atau gimana, karena giliran gw dipake orang. Bisa jadi gw juga pake giliran orang. Tapi begitu data masuk, sampai proses suntik sih nggak lama. 

Dari datang sampai nunggu kertas untuk vaksin kedua keluar, ada kali satu jam. Karena gw cek jam setengah 10 gw dapet SMS yang menyatakan gw udah vaksin yang pertama dan data tersebut langsung terhubung dengan aplikasi Peduli Lindungi. 

Perasaan gw begitu liat aplikasi itu senengnya bukan main. Bener-bener "OMG GW UDAH BANTU DUNIA MENYELESAIKAN SATU MASALAH". Ya iya dong, makin banyak yang divaksin makin cepet pandemi usai. Lalu gw masih nunggu kertas yang dicetak tadi sembari dijelaskan kalau ada efek sampingnya harus gimana. 

Gw disuruh minum paracetamol langsung setelah vaksin. Mungkin untuk pereda nyeri di lengan. Tapi temen gw nggak pake gituan. Hanya ketika demam saja. Nah mereka bilang kalau dalam waktu 4-6 jam ke depan demam, paracetamolnya harus diminum lagi sampai nggak demam. Sembari mengkonsumsi vitamin C selama 7 hari ke depan. 

Temen gw juga ada yang bilang buat ngeliat kondisi di hari ke-4. Karena gw pake AZ, disarankan juga mengawasi kondisi tubuh terutama hari ke-8 sampai hari ke-20. AZ yang punya kasus pembekuan darah jadi lebih diawasi aja dan harus sensitif ke perubahan yang ada dalam tubuh. 

Suntik kedua gw nanti di bulan Agustus. Jarak AZ lama juga ya sampai hampir 3 bulan itu. Lalu gw mampir minimarket beli jajanan dan roti karena gw belum sarapan. Setelahnya gw diem, mikir, "Gw udah vaksin. Baru setengah tapi gw udah vaksin." Pengen nangis hey rasanya! SAKING BAHAGIANYA!!

Bebarengan dengan antrian tadi, beberapa orang WA mereka kaget karena gw vaksin. "Kok berani sih vaksin? Kan banyak yang mati! Temenku demam sampai seminggu, tetanggaku lumpuh! Katanya ada efek sampingnya" AK ELAHHH makanya sebelum vaksin itu harus tau kondisi tubuh gimana, harus dalam kondisi sehat & fit. Jangan sampai ada penyakit bawaan yang bisa jadi terpantik karena kandungan bahan vaksin. 

Sebaiknya sebelum vaksin periksa dulu ke dokter. Kalau ada penyakit, harus periksa dulu. Kalau dokter sudah oke, barulah petugas berani suntik vaksin. Tentu saja gw berharap gw nggak akan ada efek apapun setelah vaksin. Semoga nggak ada efek samping serius. Temen gw di Singapura ada yang vaksin kedua langsung masuk UGD karena ternyata, ga ada angin ga ada hujan, dia alergi sama bahan vaksinnya. Alergi dengan bahan vaksinnya.

Kejadian tak terelakkan itu juga sudah di luar kendali kita. 

Tentunya, dengan vaksin ini BUKAN BERARTI kita NGGAK akan kena covid. Tolong dicatat ya. Gw kira ini udah materi umum yang semua orang wajib tahu karena vaksin toh kita juga dapet dari bayi kan? Tapi ternyata masih ada yang beranggapan males vaksin karena vaksin nggak vaksin juga masih bisa kena 😓 Nggak gitu cara mainnya hey Madona. 

Kalau kita vaksin, kemungkinan kena penyakitnya ya masih ada. Tapi diharapkan, memiliki kemungkinan kecil untuk menjadi parah. Gejalanya diharapkan akan lebih ringan. Seenggaknya, kalau situ vaksin sedangkan yang satunya nggak vaksin, dan ternyata sama-sama kena covid barengan, peluang kamu yang vaksin untuk sampai makai alat bantu oksigen itu kecil. 

Perlu dicatat ya, kalau semuanya juga tergantung dengan imunitas tubuh kita masing-masing. Satu kasus tentunya tidak sama dengan kasus lainnya. 

Lalu ada kasus yang udah vaksin lengkap ternyata malah meninggal karena covid? Ya tetep ada kasus seperti itu. Tapi kenapa bisa meninggal? Bisa saja ada faktor penyakit bawaan yang nggak disadari. Bisa saja waktu vaksin dalam kondisi tidak fit. Banyak faktor lainnya. Tapi bukan berarti harus takut lalu memutuskan untuk tidak vaksin. 

Soal demam, nyeri di bekas suntikan, lemes, laper berlebihan, itu sih efek normal dari semua jenis vaksin yang ada, bukan vaksin covid aja. Jangan lupa aja, kalau memang gejala berlanjut segera ke dokter. Yang penting kita tau tubuh kita kondisinya gimana, perubahan apa yang terjadi dalam tubuh sebelum dan sesudah vaksin. Tetap pantau kondisi tubuh setelah vaksin.

Btw, gw hari kedua sukses menjadi manusia gombal dan nyeri di lengan. Nggak yang luar biasa banget sakitnya, tapi lebih dari biasanya. Hari ketiga udah mulai normal lagi. 

If you have that privilege to get a vaccine, just go grab yours! I can't do this alone. Let's do this together, shall we? 😉

Comments

  1. Ya ya, pengalaman seperti ini yang saya butuhkan, karena saya agak mikir² mau vaksin sebenarnya, takut resikonya.

    Karena saya sendiri sadar gak sadar kayanya pernah kena covid19 hanya OTG dan sembuh sendiri, karena dari gejalanya covid banget.

    Kemudian ada masalah nyeri² dada yang ditakutkan itu jantung. Saya takut covid yg dl pernah sempet kena sbg OTG membangkitkan masalah di jantung. Nanti malah mati sebelum waktunya hahaha

    Emang urusan mati, urusan Yang Kuasa, kita hanya bisa mempersiapkan saat kematian itu tiba. Bukan begitu ... 😂😇

    ReplyDelete
    Replies
    1. kabarnya kalau udah pernah covid, 3 bulan setelahnya boleh vaksin. tapi kayaknya harus nanya petugas juga sih. Aturannya ganti2 juga sih. Karena ini juga vaksin baru juga jadi pastikan aja nggak ada penyakit bawaan pas screening sebelum suntik. Kalau emang bener-bener takut, bisa aja check up dulu ke dokter dan pastiin dokternya bilang ok baru bisa berangkat vaksin. intinya emang kitanya harus terbuka soal apa yang kita rasain atau derita, biar ga salah sasaran juga.

      Vaksin aja, biar cepet2 musnah si virus ini.

      Delete
  2. Pakai vaksin AZ berarti nggak masalah ya MBak Prisca? Temen2 guru disini yang udah senior udah pada vaksin duluan kebagiannya Sinovac.. ini tinggal yang semi bapak-bapak sama semi ibu-ibu nunggu giliran vaksin, dan kayaknya kebagiannya vaksin AZ.. jujur aja lumayan was-was sih :-D

    Tapi ya mau gimana lagi, semoga nanti aman-aman aja... soalnya emang mikirnya kayaknya udah lega banget ya kalau udah vaksin ~

    ReplyDelete
    Replies
    1. Gimanaaa semi bapak-bapak ibu-ibu ini 😂
      Was-was kenapa masnya? Kalau ada dan dapet jatah mending ambil aja sih. Asal kesehatannya mendukung ya. Kalau hipertensi dan punya penyakit yg ga boleh vaksin ya jangan diambil hehe.

      Ini udah hari ke-10 setelah vaksin dan so far so good. Masih tetep dipantau 10 hari lagi. Semoga badannya tahan banting. Kalau demam atau nyeri setelah vaksin malah pertanda bagus sih soalnya vaksinnya mulai bekerja di tubuh. Yang penting abis vaksin makan yang banyak aja wkwkw

      Semoga ini pertanda pandemi segera usai. Uda capek banget yaallah pandeminya kepanjangan ini 😩

      Delete

Post a Comment

Share your thoughts with me here

Popular posts from this blog

Menjadi dotcom

Few days ago, I wrote what I want to do on early 2017. And one thing has been done today. What is that? Tarararaaaaaaa.... silverestrella.com As I promised myself, now this blog has been upgraded to dotcom. I found a domain hosting through Mas Adhi . He wrote that when I was looking for hosting for my blog. So thank you so much, you came on right time hahaha Dibilang alay ya udahlah nggak apa-apa, yang jelas seneng akhirnya bisa upgrade jadi dotcom yeyeyeyeee

Dapet Visa UAE (Dubai) Gampang Banget

Dubai creek Beberapa waktu yang lalu, kita pusing berat karena H dapet libur kali ini cuman 10 hari. 10 hari dari yang biasanya 14 hari. Akhrinya diputuskan untuk tetap mengambil libur tapi nggak ke Indonesia.  Ternyata, beberapa hari kemudian, dia bilang, kalau liburnya malah jadi 7-8 hari aja. Mau ga mau saya yang harus kesana. Maksudnya terbang mendekatinya. Udah milih-milih negara mana yang harganya rasional, yang ga banyak makan waktu buat terbangnya H, dan tentunya ga ribet urus visa buat pemegang paspor hijau yang ga sesakti paspornya H.  Btw warna paspor Indonesia jadi biru ya sekarang?? Pilihan jatuh ke Dubai. Pemegang paspor hijau harus bikin visa, ya pusing lagi deh cara bikin visa Dubai nih gimana. Apa iya sesusah bikin visa schengen, visa US, visa lainnya. dari persyaratan sih standar ya, termasuk  record  bank account selama 3 bulan. Emang nggak pernah bikin visa Dubai sebelumnya ya, apalagi H yang paspornya super sakti kemana-mana (hampir) ga perlu visa, dia ga pernah ad

[Piknik] Segerin diri di Pantai Seger, Mandalika

Pernah denger cerita soal Putri Mandalika nggak? Kalo udah, berarti wawasannya luas. Kalo belom berarti nggak doyan baca 😋 Sini sini merapat tak ceritain singkatnya yaaaa... Konon katanya, Putri Mandalika ini orangnya cuantikk dan baek hati. Yakali yaaaa kalo putri-putri di legenda kebanyakan kayak gitu deh karakternya. Terus si putri cantik ini saking baeknya, disukai semua orang. Nah kalo udah disukai semua orang, nasibnya gimana hayo???? Ya disuruh milih suami sama bapaknya. Soalnya banyak pangeran yang mau jadi suaminya. heeemm interesting. Seandainya kita juga direbutin banyak orang kayak gitu ya hahaa gapapa ya meskipun dari belakang, gara-gara salah arah Karena ini mitos dan karena dia bijak, akhirnya dia bilang ke bapaknya kalo nggak mau milih salah satu buat dijadiin suami karena dia dan tubuhnya adalah milik orang Mandalika. Satu untuk semuaaaaaa. Jargon tipi ini mah Kemudian si putri nyemplungin dirinya ke laut. Dan bilang, 'karena aku untuk rakyatku, jad