Skip to main content

Fire in the Building

Who would have thought that I  experienced fire in the building.  This is my first time living in an appartement. Of course I never chose appartement when living in Indonesia because it’s a real high risk when the earthquake happen. But here we are placed in an appartement. What got me relieved the first time that we are in the lowest floor so if something happen we will be quickly evacuated.  That’s what I thought.  Until it really happened.  We slept around midnight and abruptly woken up by the noise outside. I thought it was the drunk people just got back from night club or the restaurant next door was doing some deep cleaning. So loud that I had to wake up. My husband peeked outside and immediately said “fire brigade outside, you wait here!” I was just “am I dreaming or what?” I put on clothes, checked outside and saw a few of fire trucks. I checked the other side of the appartement and saw a few of police cars and ambulances.  “Oh no, something serious...

Skincare dan Sampahnya

Lunch bag dari seorang kawan di tahun 2015 yang masih gw pake sampe sekarang.

I am not a skincare maniac but I am using a quite big amount of skincare.

Gw berbangga diri mampu tidak menghasilkan sampah pembalut tiap bulannya karena sudah beralih ke menstrual cup, tapi... eh gw masih nyumbang sampah dari skincare gw. Meskipun gw bukan beauty blogger/youtuber yang punya skincare segitu banyaknya, tapi gw juga pemakai produk-produk tersebut. Masalahnya, banyak yang datang dalam ukuran mini. Harga yang tidak mini menyebabkan banyak dari kami yang lebih memilih membeli dalam ukuran kecil juga. 

Ya nggak murah skincare itu. Mana kalau skincare cewek itu jidat, mata, pipi kanan kiri, leher aja bisa-bisa beda yang harus diolesin 😂 Sebel gw!

Rutinitas skincare gw cukup sederhana banget. Sabun muka, micelar water, toner, serum HA, Niacinamide, sesekali peeling juga, pelembab pagi dan malam. Belum lagi printilan makeup yang nggak banyak kok, tapi berkala banget belinya misal tiap 2 bulan atau 6 bulan. Semacam bedak, lipstik (Oh I am a junkie! Meskipun shade-nya tipis banget bedanya), foundation, primer, segala macem printilannya. 

TAPI, yang bikin gw agak sadar semalem tadi adalah saat gw tata serum dan printilan gw di satu tempat yang sama. KOK BANYAK YA? Dengan kondisi beli baru tiap 2 atau 6 bulan sekali, emang jadinya nyampah banget. Meskipun banyak yang gw pake lagi buat tempat lainnya tapi juga banyak yang nggak bisa dipake lagi karena botolnya nggak bisa dibuka tutupnya misal. Jadi terpaksa harus dibuang. 

Masalahnya, meskipun dari rumah udah gw pisah, tetep aja akhirnya bakalan dijadiin satu sama lainnya. Tumplek blek istilahnya. Sia-sia? Ya sia-sia bagi gw. Ngapain gw susah-susah milah sampah kalau pada akhirnya sampahnya jadi satu juga di tempat akhir. Meskipun kadang otak gw kasih sugesti baik "YAAA GAPAPAA, kali aja di tempat pembuangan akhir udah langsung diambil pemulung jadi mereka ga susah-susah milah sampah lagi" 

Tapi tetep sih, sampah kaca, plastik, yang kira-kira bisa didaur ulang selalu gw pisahin dulu sebelum akhirnya gw buang. Kira-kira gw buangnya tiap sekian bulan sekali karena nunggu penuh dulu. Pada dasarnya sih gw nggak tau bank sampah yang ada di Denpasar ini adanya dimana. Pengennya dikumpulin kasiin bank sampah gitu. Atau ada cara lain untuk meminimalisirnya? No no, don't tell me to stop using skincare. It's a crime!

Kalian gimana? Didaur ulang atau dibuang langsung? Bagi ide dong! 

Comments

  1. Aku cuman pake cream pagi cream malam, jadi gak banyak sampah. Umur boleh nambah, tapi kerutan gak boleh nambah....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Di usia 30an ini, kerutan kayak makin rajin mampir ya. Macem "hey I am here" 🤣

      Delete

Post a Comment

Share your thoughts with me here

Popular posts from this blog

Cara Memilih Bacaan

Pulang - Leila Chudori Pengalaman gw mulai menyukai membaca karena bukunya yang bagus. Kata orang jangan judge buku dari sampulnya. Gw termasuk orang yang suka judge buku dari sampul. Tapi itu bukan hal yang utama dong tentunya. Itu hanya ekstra poin aja.  Pertama kali gw baca buku dan tiba-tiba suka adalah saat papa yang waktu itu pulang, bawain gw buku ensiklopedia yang isinya sejarah dan astronomi. Itu yang bikin gw langsung suka baca, karena materinya bikin gw berbinar. Itu juga awal mula gw suka astronomi.  Perjalanan sebagai pembaca tentu saja lama sekali. Beberapa genre gw coba baca, kadang suka, kadang nggak suka. Hingga akhirnya gw tau apa yang bikin gw akan baca buku itu.  "Halaman pertama tulisannya" Gaya menulis orang itu pasti selalu berbeda. Meskipun mirip dengan yang lain, pasti akan ada karakter pembedanya. Itu biasanya terlihat dari halaman pertama tulisannya. Bayangkan, meski materinya bagus tapi penyampainya nggak bagus juga nggak akan nyangkut di pemb...

Pakai Debit Jenius di Luar Negeri

Amsterdam Central Station  Ini pertama kalinya pakai debit Jenius di luar negeri. Pemakaian ini menggunakan sumber dana EUR yang ada di aplikasi. Jadi uang yang keluar adalah uang EUR, bukan IDR.  Untuk buka rekening valas di Jenius, tinggal ditambahkan saja bagian buka akun valas lalu pilih kurs yang diinginkan. Di kasus ini gw punya rekening EUR di Jenius yang ditujukan untuk transaksi di Eropa.  Karena kemarin lagi di Belanda, akhirnya pengen coba pakai debit card Jenius karena EDC di Belanda belum tentu bisa untuk kartu kredit saja. Sebelum digunakan tentunya jangan lupa untuk menyambungkan kartu debit ke rekening mata uang asingnya biar sumber pengeluaran juga langsung dari tabungan valas itu. Tinggal klik klik aja kok. Tibalah saatnya menggunakan mata uang EUR yang sudah kubeli dari Jenius. Waktu itu gw pakainya di Schipol, di dua toko berbeda, dan keduanya nggak bisa tap langsung. Jadi harus insert kartu, tentu bukan masalah.  Karena terbiasa dengan transaksi...

Fire in the Building

Who would have thought that I  experienced fire in the building.  This is my first time living in an appartement. Of course I never chose appartement when living in Indonesia because it’s a real high risk when the earthquake happen. But here we are placed in an appartement. What got me relieved the first time that we are in the lowest floor so if something happen we will be quickly evacuated.  That’s what I thought.  Until it really happened.  We slept around midnight and abruptly woken up by the noise outside. I thought it was the drunk people just got back from night club or the restaurant next door was doing some deep cleaning. So loud that I had to wake up. My husband peeked outside and immediately said “fire brigade outside, you wait here!” I was just “am I dreaming or what?” I put on clothes, checked outside and saw a few of fire trucks. I checked the other side of the appartement and saw a few of police cars and ambulances.  “Oh no, something serious...