Skip to main content

If Money Wasn't The Problem, What Would You Do?

In this extraordinary life, I would be a teacher still.  Helping people to understand even some little things to make them feel worthy and understand themselves better. It seems that teaching has become a calling for me. Not about teaching such specific subject like mathematics or so, but more like... I like to give new perspectives for people, and having them saying "Oh.... I see..." is satisfying for me. Of course, by teaching I can learn so many new perspectives from different people too. It's like the more I teach the more I learn, and that is so true. Maybe more like a guide. I like giving guidance to people who needs it. No, I don't like giving unsolicited guiding. I like to guide people who wants to be guided. I'd teach them how to love, love themselves first. Yea sure when we are talking about things, they would say "do useful things like engineering, plumbing, this and that" but they tend to forget that we need some balance in life. Not saying t

Mencari Tempat Bernaung di Bali



Hal pertama yang dilakukan disini adalah hunting tempat tinggal. Yaiyalah. Gw terbang dari Surabaya ke Denpasar hari kamis dan bermalam di Sanur 2 malam. Sengaja milih Sanur sih emang, yang sekiranya yaaa 5 menit jalan ke pantai.

Barang-barang gw macem mesin cuci, kulkas dkk sudah duluan berangkat pakai jasa pick-up sore hari dan tiba di Denpasar esok pagi harinya (barang gw kirim ke kantor). Kita berterimakasih sekali kepada Mas Firda dan kawannya yang amat sangat bertanggungjawab bahkan melakukan final check takutnya barang pecah belahnya pecah dijalan. Terima kasih banget. Duh jasamu begitu kurindukan disini lol.

Selama beberapa hari barang gw tidur di kantor sampai gw nemuin tempat tinggal. Nah nyari tempat tinggal disini yaaaa susah susah gampang. Karena kita nggak cari rumah (mahal juga untuk rumah yang lumayan nyaman), jadi kita cari apartemen atau biasa disebut kos eksklusif begitu. Nah kos kan kebanyakan dan umumnya hanya satu kamar, plus dapur mini dan juga kamar mandi. Cukup sih, masalahnya adalah seberapa besarnya. Karena gw bakal ada suami yang datang dan dia cukup lah cerewet kalo soal space, as well as me yang juga sering butuh space luas buat kerja dan goler-goler.

Susahnya disitu. Udah nemu satu tempat yang 10 menit dari tempat kerja, 10 menit ke pantai, luasnya 3x8m (cukup besar), eh ternyata fully booked. Baru kosong tanggal 17. Nah trus gw tinggal dimana sampai tanggal 17? Disuruh di homestay aja sih sampai tempatnya available. Cuma... kok jadi mamang setelah liat tempatnya yang agak "suram". Milih tempat tinggal kan kudu klik ya kan?

Yaudah cari lagi lainnya, terkendala pasti karena lebarnya. Ada satu tempat yang amat sangat menarik hati. Tapi lokasinya di sekitar Seminyak yaaa duh jauh kali. Ya setidaknya 20 menit menuju tempat kerja dan nggak terlalu familiar disana juga sih. Tapi desain tempatnya, sungguh membuatku jatuh hati.

lantai 1 (ruang santai, dapur, toilet)

lantai 2 (kasur)

Cantik kan desainnya? Sederhana dalam penataan dan fungsionalis. Tapi karena terlalu jauh jadi ya harus kurelakan saja lah. Cari tempat lain, hingga hari kedua kutemukan satu tempat yang cukup oke dengan desain yang keren, ada kamar (ruang kamar, bukan hanya kasur yang langsung satu ruangan jadi satu dengan dapurnya). Jadi kalau masak juga kamar nggak akan bau dapur, ruang TV sudah termasuk sofa yang bisa dijadikan tempat tidur ekstra, toiletnya luas terpisah kaca jadi super kering (kita suka toilet kering), dan ada tempat mesin cuci yang sudah disesuaikan jadi nggak bingung gimana meletakkan mesin cuci. Sudah termasuk kulkas (jadi kulkas gw tinggal di kantor dan dipasang dikantor dulu haha! Make your office homey). Bahkan ada beberapa fasilitas yang harus diambil empunya karena gw udah bawa sendiri. 

Jadi hari kedua di Bali gw udah dapet tempat tinggal dan esoknya check out hotel sekaligus pindah masukin barang ke tempat baru, juga sewa pick up yang hmm ga usah di ceritain gimana slow nya. Intinya barang masuk rumah baru hari itu dan gw berbenah dari sore sampai tengah malam. Btw, landlord gw dan juga mbak yang bersih-bersih tiap sore baik banget. Setidaknya mereka murah senyum banget dan helpful banget.

Cukup luas untuk satu orang plus satu suami. Meskipun gw masih butuh tempat untuk buku, mungkin nanti gw bisa nambah satu lemari kecil untuk buku. Tapi yang gw suka dari tempat ini adalah, transformasi gw dari rumah yang super gede ke tempat tinggal kecil minimalis, nyapu ngepelnya sangat less effort. Tiap hari ngepel pun oke gw 😂

Pencahayaan bagus banget, gw jadi punya spot foto bagus dirumah sendiri. Cukup banget lah buat gw tinggal sendiri (juga berdua kalau suami datang). Nanti gw mau cari tumbuhan biar keliatan lebih hidup, gw bikin nyaman lah. Soal harga, yaaaa akhirnya sedikit overbudget sih 😅. Tapi ya sudahlah. Nyaman banget, cocok, klik, sekali liat langsung jatuh cinta. Kayaknya sih bakalan lama disitu wkkwkw. Kemudian, yang gw nggak sadari, tetangga gw kebanyakan WNA haha! Jadi sepi adem ayem 😁

Comments

Post a Comment

Share your thoughts with me here

Popular posts from this blog

If Money Wasn't The Problem, What Would You Do?

In this extraordinary life, I would be a teacher still.  Helping people to understand even some little things to make them feel worthy and understand themselves better. It seems that teaching has become a calling for me. Not about teaching such specific subject like mathematics or so, but more like... I like to give new perspectives for people, and having them saying "Oh.... I see..." is satisfying for me. Of course, by teaching I can learn so many new perspectives from different people too. It's like the more I teach the more I learn, and that is so true. Maybe more like a guide. I like giving guidance to people who needs it. No, I don't like giving unsolicited guiding. I like to guide people who wants to be guided. I'd teach them how to love, love themselves first. Yea sure when we are talking about things, they would say "do useful things like engineering, plumbing, this and that" but they tend to forget that we need some balance in life. Not saying t

Gojek ke bandara juanda

While waiting, jadi mending berbagi sedikit soal gojek. Karena saya adalah pengguna setia gojek, saya pengen cobain ke bandara pake gojek. Awalnya saya kira tidak bisa *itu emang sayanya aja sih yang menduga nggak bisa*, trus tanya temen katanya bisa karena dia sering ke bandara pakai motornya. Nah berarti gojek bisa dong?? Sebelum-sebelumnya kalo naek gojek selalu bayar cash, tapi kali ini pengen cobain top up go pay. Minimum top up 10ribu. Jadi saya cobain deh 30ribu dulu. Eh ternyata lagi ada promo 50% off kalo pake go pay. Haiyaaaaa kenapa ga dari dulu aja ngisi go pay hahaha. Dari kantor ke bandara juanda sekitar 8km. Kantor saya sih daerah rungkut industri. Penasarannn banget ini abang mau lewat mana ya. Tertera di layar 22ribu, tapi karena pakai go pay diskon 50% jadinya tinggal 11ribu. Bayangin tuhh... pake bis damri aja 30ribu hahaha. 11ribu udah nyampe bandara. Biasanya 15ribu ke royal plaza dari kantor haha. Lagi untung. Bagus deh. Nah sepanjang perjalanan, saya mikir ter

Dapet Visa UAE (Dubai) Gampang Banget

Dubai creek Beberapa waktu yang lalu, kita pusing berat karena H dapet libur kali ini cuman 10 hari. 10 hari dari yang biasanya 14 hari. Akhrinya diputuskan untuk tetap mengambil libur tapi nggak ke Indonesia.  Ternyata, beberapa hari kemudian, dia bilang, kalau liburnya malah jadi 7-8 hari aja. Mau ga mau saya yang harus kesana. Maksudnya terbang mendekatinya. Udah milih-milih negara mana yang harganya rasional, yang ga banyak makan waktu buat terbangnya H, dan tentunya ga ribet urus visa buat pemegang paspor hijau yang ga sesakti paspornya H.  Btw warna paspor Indonesia jadi biru ya sekarang?? Pilihan jatuh ke Dubai. Pemegang paspor hijau harus bikin visa, ya pusing lagi deh cara bikin visa Dubai nih gimana. Apa iya sesusah bikin visa schengen, visa US, visa lainnya. dari persyaratan sih standar ya, termasuk  record  bank account selama 3 bulan. Emang nggak pernah bikin visa Dubai sebelumnya ya, apalagi H yang paspornya super sakti kemana-mana (hampir) ga perlu visa, dia ga pernah ad