Skip to main content

Nyepi ke-4 di Bali

Taken at 3am-ish Tahun ini adalah tahun ke-4 gw nyepi di Bali. Ketagihan banyak Nyepi di Bali. Tahun ini juga semua serangkaian Nyepi terasa kembali normal. Normal dalam artian, kegiatan yang berhubungan dengan Nyepi sudah mulai dilaksanakan secara utuh. Karena 2-3 tahun sebelumnya masih nggak 100%, kali ini jauh lebih meriah.  Upacara dimana-mana. Jalanan ditutup, diputar, dimana-mana. Melasti yang bisa aja kalau kalian nggak tau ya "kejebak" macet. Gw nggak suka keramaian, tapi prosesi-prosesi kejutan yang gw nggak sengaja liat di jalanan tuh menyenangkan sekali. Riuhnya kerasa buat gw.  Big offerings 2-3 tahun lalu, seingat gw ATM tuh tutupnya H-1 Nyepi tapi jam-jam sore. Tahun ini jam 10 pagi ATM udah mati semua. Tahun ini juga gw tiba-tiba perlu urus visa yang mepet Nyepi, dengan janji temu hari kamis. Hari kamis ini masih ngembak geni, kegiatan belum ada yang 100%. Kalaupun ada pasti bukanya di atas jam 10 atau jam 1 siang.  Gw perlu print beberapa dokumen terakhir yang

Bijak Bersosial Media

 

Judulnya basi sih. Tapi beneran ya, sosial media sekarang rawan berita hoax yang gampang sekali menyebar. Atau pengendalian emosi yang kurang berhasil menyebabkan merugikan orang lain. Ya sayapun masih belajar dong untuk mengendalikan diri dalam bersosial media, kadang pun masih 'alay' tapi sebisa mungkin nggak merugikan orang lain. Karena sekalinya 'booming' di media sosial lalu jatuh atau terkesan 'membohongi publik' maka siap-siap saja akan dirisak (seperti kasusnya Afi itu. Anyway saya nggak mau bahas itu kok).

Kemarin pagi saya baca berita ntah dimana lupa ya, intinya ada seorang penggunak FB yang merasa nggak puas dengan pelayanan dan harga sate yang dibelinya. Seketika dia posting tulisan dan foto yang merugikan penjualnya. Setelah saya baca, dia membeli sate satu porsi seharga 30 ribu dan 4 gelas teh seharga 20 ribu, total 50ribu. Bukannya mendapat simpati malah dirisak dengan komentar-komentar pengguna jejaring sosial lainnya. Pendapat saya sih, itu sate harganya masih wajar. Bukan karena saya mampu membeli kemudian saya bilang murah. Tapi sekarang, sate paling murah pun didaerah sekitar saya harganya 12-15ribu, sate yang gede enak dekat kos saya dulu harganya 25ribu (bener-bener puas banget makan ini sate). Tapi lagi-lagi ini soal pendapat pribadi tentang makanan yang affordable apa nggaknya.

Ada pula yang menyebarkan foto hoax. Masalahnya itu foto Bung Karno yang diedit sedemikian sehingga kemudian diberi caption dan justifikasinya menggunakan agama. Ini nggak banget. Sejarah emang misterius, tapi jangan lah diedit seenaknya. Nah akun IG Foto-foto bersejarah itu memposting foto hoax tersebut dan mengancam akan memperkarakannya jika akun yang bersangkutan tidak menghapus postingnya ttg itu. Saya kepo dong, saya cek IG nya, saya tinggalkan komentar di sana di beberapa foto, komen saya nggak nyinyir nggak menjatuhkan kok, nggak menggurui pula. Eh tetiba IGnya dikunci. Saya lihat teman saya komen tapi kok nggak bisa dilihat ya... eh ternyata kita di blok. Nah akun foto lama tadi update kalau IG yang menyebarkan foto hoax tadi dikunci dan tetap mengancam akan segera memproses hukum kalau tidak ada tindak lanjut dan itikat baik. Singkat cerita, akun yang bersangkutan meminta maaf dan menghapus postingan tersebut. Masalah yang ada disini adalah penggunaan media sosial sebagai sarana memecahbelah bangsa karena isinya menyebar kebencian dan menggunakan agama sebagai justifikasi perbuatan tak benarnya.

Ada pula seorang remaja ntah sedang kesurupan atau apa ya, tiba-tiba posting yang isinya penghinaan terhadap kepolisian RI. Aduh nak kamu tau nggak sih kalau kepolisian sekarang punya tim sendiri yang mengurus cyber crime? Polisi langsung bertindak dan memproses secara hukum remaja tersebut. Indonesia sekarang punya UU ITE yang bisa menjerat siapapun yang terbukti merugikan pihak lain. Meskipun dalam hal tersebut kita yang dirugikan dan kita meluapkan emosi dalam bentuk tulisan, tapi tetap saja UU ITE bertindak. 😓

Masih inget nggak sama kasus Prita yang 'mengeluh' soal layanan rumah sakit kepada temannya? Itu hanya via email, nggak ditulis seperti sekarang secara terbuka, tapi ya kasusnya akhirnya sampai sidang berkali-kali karena pihak RS merasa dicemarkan nama baiknya.

Saya pun masih belajar untuk bijak dalam menulis, terlebih saya sering menulis review dan pengalaman pribadi di blog ini. Kadang saya menulis keluhan saya terhadap sesuatu disini, tapi sebisa mungkin saya tidak menjatuhkan 'brand' tersebut. Itu pun saya juga masih cek kanan kiri barangkali ada yang merasakan dirugikan sama seperti yang saya alami.

Jadi intinya belajar terus dan terus aja sih. Karena omongan (atau tulisan) seringkali gampang menyakiti orang lain meskipun kita nggak sengaja juga melakukannya. Semoga kita bisa terus menulis hal-hal baik yang tidak merugikan orang lain.

Comments

  1. iya hati2 banget sekarang
    UU ITE bisa menjeratmu kapan saja
    duh kok aku dadi kepingin sate
    hayo tanggung jawab mbak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Lho aku ga menghamilimu mas! Masa aku tanggung jawab sih 😱

      Delete

Post a Comment

Share your thoughts with me here

Popular posts from this blog

Nyepi ke-4 di Bali

Taken at 3am-ish Tahun ini adalah tahun ke-4 gw nyepi di Bali. Ketagihan banyak Nyepi di Bali. Tahun ini juga semua serangkaian Nyepi terasa kembali normal. Normal dalam artian, kegiatan yang berhubungan dengan Nyepi sudah mulai dilaksanakan secara utuh. Karena 2-3 tahun sebelumnya masih nggak 100%, kali ini jauh lebih meriah.  Upacara dimana-mana. Jalanan ditutup, diputar, dimana-mana. Melasti yang bisa aja kalau kalian nggak tau ya "kejebak" macet. Gw nggak suka keramaian, tapi prosesi-prosesi kejutan yang gw nggak sengaja liat di jalanan tuh menyenangkan sekali. Riuhnya kerasa buat gw.  Big offerings 2-3 tahun lalu, seingat gw ATM tuh tutupnya H-1 Nyepi tapi jam-jam sore. Tahun ini jam 10 pagi ATM udah mati semua. Tahun ini juga gw tiba-tiba perlu urus visa yang mepet Nyepi, dengan janji temu hari kamis. Hari kamis ini masih ngembak geni, kegiatan belum ada yang 100%. Kalaupun ada pasti bukanya di atas jam 10 atau jam 1 siang.  Gw perlu print beberapa dokumen terakhir yang

Life recently #2

Ternyata seminggu nggak nulis ya.. udah ngelewatin jumat ceria juga 😁 Gara-garanya apa hayo???? Year-end schedule di kantor. Ini jadwal serem banget deh tiap tahunnya. 3 affiliates ini pada borongan ngasih kerjaan seabrek kepadaku yang lemah tak berdaya. Pulang juga sering jam 7 malem, mentok jam 8 tapi sih haha. Ogah bener 12 jam lebih kerja. Gara-gara kerjaan yang tak kunjung usai dan bakalan berlanjut hingga pertengahan desember, fokusku jadi kurang dong. Mana sibuk ngurus prenup juga.  When you feel depressed and stressed, you need something cold called ice cream. This one is Zangrandi ice cream Kemarin, waktu arrange janji sama notaris, karena males kelamaan via email akhirnya coba telpon lah ya, begini jadinya : Aku : halo… Dia : iya halooo… *dengan suara bantal* Lah kok suaranya begini sih Aku : dengan bapak x? dia : Bukan mbak *masih dengan suara bantal* Aku : hah? Bukan? Ini bukan notaries? dia : ini toko bangunan mbak Zingggggg…. Buru

Drama Jogjakarta #1

Ceritanya, apes sih, kan aku udah ngeyel banget buat tes bahasa Korea di Jogja. Udah set up the date deh, eh lakok jadwalnya sama pas dia dateng. Yaudah terpaksa kan akhirnya harus ikut dia ke Jogja. Ada dramanya? Ada dong jelas.    Jadi seperti rencana, yang mau tes itu saya sama sahabat saya. Kita sepakat berangkat dari Surabaya naek kereta. Oke fix kita berangkat dari Gubeng naek kereta Sancaka Pagi yang notabene bisnis (apa eksekutif ya?? Lupa ding). Karena hanya 5 jam perjalanan, ok saya bisa terima. Dan ini kereta bisnis, agak mendingan la ya daripada yang ekonomi. At least si mas bilang ‘I like it’. Lega deh.   Sancaka pagi Nah saya itu nggak pernah tau kalo Gubeng itu ada dua. Yang lama sama baru. Nah kita naek taksi kan bilang aja gubeng naek sancaka pagi, bapaknya udah tau sendiri dong. Belom check ini, jadi harus satu jam sebelum berangkat kalo nggak gitu nggak bisa keluar tiketnya. Kereta berangkat jam 7.30 pagi dan saya jam 6 sudah disana. Check in dan be