Skip to main content

Sustainable Way to "Dump" our Waste

Sticker from eco-bali recycling October is funny month. We have this crisis of burning landfield in Bali, and they haven't pick up my trash for 2 months. Probably over two months now. We're like "Okay it's time to swap to the sustainable options" Yea we've been thinking about composting, but I do not know where to start. Because, you know, when you did it wrong it can be stinky and worm-y and not working out well. Turns out, they have composting company that provide the bin, the pickup, and even got the compost back monthly or per 6 months. I did not know that but of course my husband found it and planned to sign up for it.  The week where we had that plan on mind, suddenly in the morning there was a guy from this company came to our house delivering the composting bin. "No we did not order this, yet" Apparently the neighbor ordered their service but they got the address wrong. The next day, the same guy came again, brought his empty composting bin f

Impulsive Buying?



Kadang gw mikir, gw ini termasuk impulsive buyer nggak ya?

Satu hal yang bikin kita nggak akan jadi impulsive buyer adalah soal duit. Temen gw pernah nanya apakah gw sering beli-beli barang yang nggak direncanakan gitu. Jujur sih jarang banget sekarang. Dulu bisa aja gw ga ada angin badai tiba-tiba beli HP flip seken karena pengen aja punya, padahal juga nggak dipake 😑 

Sejak beberapa tahun terakhir gw udah mulai nahan diri untuk beli barang tanpa rencana. Biasanya gw tulis barang apa yang pengen atau butuh dibeli, dimasukin ke daftar prioritas berdasarkan list keinginan atau kebutuhan, kemudian direncanakan dan dibeli ketika duitnya udah ngumpul. 

Misal nih, gw butuh sepatu baru warnanya gw pengen putih, kebetulan harganya 600 ribu. Tapi di saat bersamaan gw juga butuh meja kerja yang kebetulan juga harganya 600 ribu. Udah ditulis sejak beberapa bulan lalu dan tinggal eksekusi aja kalau duitnya udah terkumpul. Ternyata saat duit terkumpul, urgensi beli meja kerja lebih tinggi daripada beli sepatu. Ya yang tereksekusi meja kerja jadinya. Tapi kalau ada duit lagi yang ntah kapan longgar , ya gw bakal beli sepatu itu karena udah masuk ke daftar tunggu eksekusi. 

Bukan tiba-tiba hari itu liat hari itu juga beli. 

Sama halnya dengan kaos F.R.I.E.N.D.S yang gw udah masuk list udah lama tapi nggak kebeli-beli karena belum nemu kaosnya. Eh waktu ada diskon, harganya sesuai budget, tentu langsung gw ambil. Kalaupun gw tiba-tiba pengen sesuatu, gw pasti tunggu selama seminggu apakah gw masih punya nafsu untuk memilikinya? Kalau masih, gw tunggu lagi sampai sebulan. Kalau perasaan gw udah datar nggak pengen lagi yaudah gw lepas. Karena pertimbangan gw sekarang lebih ke butuh apa nggak sih barang-barang ini. Atau kadang ketika mencari pilihan harga lain di marketplace udah secara sengaja aja tiba-tiba bosen dan males beli lagi.

Barang kecil-kecil yang nominalnya kadang 50 ribuan atau 100 ribuan ini kadang masuk pos "jajan" yang sering jadi pusat keboncosan tanpa disadari. Gw sadari ini cewek banyak banget godaan beli barang-barang murah-murah lucu-lucu yang nggak guna, potensi bocornya alusnya lebih tinggi daripada cowok. Cowok kalau mau jajan jarang banget yang harganya murah. Jarang aja cowo tiba-tiba beli tas lucu kecil buat kondangan seharga 100 ribu di Miniso kan?

Alasan lain gw jadi nggak gampang beli-beli adalah nggak adanya tempat untuk menyimpan barang-barang itu. Gw selalu berusaha nggak numpuk barang dan sortir barang yang gw nggak pake lagi. Prosesi sortir menyortir ini nggak asik lho 😓

Satu hal yang gw nggak bisa nggak jadi impulsive buyer adalah makanan. Apapun jenis makanannya kalau saat itu on the spot gw pengen makan itu ya gw beli. Nggak pake mikir-mikir. Karena... disimpannya di perut kemudian dibuang juga pada akhirnya 😁

Are you an impulsive buyer?

Comments

  1. Sama banget mbak. Dua tahun ini nggak begitu napsu beli2 barang, tp begitu ada diskon sering kalap pdhl barang yg nggak masuk wishlist. Huhu
    Mungkin boleh ditiru kl mau memutuskan beli barang tunggu reaksi 1 minggu dlu ya. Apakah masih butuh dan napsu atau berlalu gitu aja. Hihihi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Demi masa depan dompet yg lebih cerah ya mbak ahahha

      Delete
  2. Aku sudah gak impulsive buyer lagi..


    Karna duitnya gak ada yang buat beli...


    Wkwkwkwkwk

    ReplyDelete
    Replies
    1. HMM sejatinya itu yang sering terjadi padaku hahaha

      Delete

Post a Comment

Share your thoughts with me here

Popular posts from this blog

Gojek ke bandara juanda

While waiting, jadi mending berbagi sedikit soal gojek. Karena saya adalah pengguna setia gojek, saya pengen cobain ke bandara pake gojek. Awalnya saya kira tidak bisa *itu emang sayanya aja sih yang menduga nggak bisa*, trus tanya temen katanya bisa karena dia sering ke bandara pakai motornya. Nah berarti gojek bisa dong?? Sebelum-sebelumnya kalo naek gojek selalu bayar cash, tapi kali ini pengen cobain top up go pay. Minimum top up 10ribu. Jadi saya cobain deh 30ribu dulu. Eh ternyata lagi ada promo 50% off kalo pake go pay. Haiyaaaaa kenapa ga dari dulu aja ngisi go pay hahaha. Dari kantor ke bandara juanda sekitar 8km. Kantor saya sih daerah rungkut industri. Penasarannn banget ini abang mau lewat mana ya. Tertera di layar 22ribu, tapi karena pakai go pay diskon 50% jadinya tinggal 11ribu. Bayangin tuhh... pake bis damri aja 30ribu hahaha. 11ribu udah nyampe bandara. Biasanya 15ribu ke royal plaza dari kantor haha. Lagi untung. Bagus deh. Nah sepanjang perjalanan, saya mikir ter

[Piknik] Prambanan lagi

Salah satu pesona Jawa Tengah adalah Candi Prambanan. Saya sudah 3 kali berkunjung ke situs warisan dunia ini. Candi yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan jogja ini selalu menimbulkan kesan mistis bagi saya. Terletak tak jauh dari jalan raya, sehingga mengunjunginya pun sangat mudah. Berbeda dengan Candi Borobudur yang letaknya sangat jauh dari jalan raya besar.  Ok, menurut saya ada 3 cara menuju candi ini. Menggunakan bus transjogja, taksi, dan kendaraan pribadi. Bagi yang menggunakan transjogja, saya pernah menggunakannya berangkat dari daerah kampus UNY, daerah Depok Sleman. 1 kali transit, 2 kali berganti bus. Dengan harga transjogja yang kala itu, 2014, seharga 3500 rupiah. Tapi sampai saat ini masih sama harganya, menurut info dari teman. Lokasi shelter bis berada agak jauh dari pintu masuk lokasi candi, mungkin kira-kira 500meter sampai 1kilometer. Kalau jalan, menghabiskan waktu sekitar 15-20menit. Bisa juga naik becak untuk opsi yang lain. Lagi-lagi, jangan lupa men

Sustainable Way to "Dump" our Waste

Sticker from eco-bali recycling October is funny month. We have this crisis of burning landfield in Bali, and they haven't pick up my trash for 2 months. Probably over two months now. We're like "Okay it's time to swap to the sustainable options" Yea we've been thinking about composting, but I do not know where to start. Because, you know, when you did it wrong it can be stinky and worm-y and not working out well. Turns out, they have composting company that provide the bin, the pickup, and even got the compost back monthly or per 6 months. I did not know that but of course my husband found it and planned to sign up for it.  The week where we had that plan on mind, suddenly in the morning there was a guy from this company came to our house delivering the composting bin. "No we did not order this, yet" Apparently the neighbor ordered their service but they got the address wrong. The next day, the same guy came again, brought his empty composting bin f