Skip to main content

Perpanjang ITAS (Spouse/Dependant visa) Via Online

Terasa seperti ini, Gunung Baturnya ada tapi nggak keliatan. Sistemnya ada, tapi masih berkabut. Katanya sih berlaku sejak tanggal 17 Desember 2024, bersamaan dengan semua perubahan seperti paspor dan biayanya.  Karena harus perpanjang ITAS di akhir tahun, gw sudah kontak mereka dan bilang "Oh bisa extend via website." Di websitenya agak membingungkan buat pemula karena ada beberapa bagian. Bagian yang paling mentereng adalah bagian APPLY , yang mana ini harus digunakan untuk orang yang belum pernah apply ITAS . Sejenis untuk mendapatkan TELEX visa dulu yang nantinya dikonversi ke ITAS.  Perlu dicatat ini adalah ITAS dengan pasangan Indonesia sebagai sponsor ya. Tentunya perlu penjamin yang apply VITAS dll sebelum ke ITAS. Apply sebagai penjamin bisa di website yang sama. Tapi kalau apply sendiri bisa dengan menggunakan "Personal". Setelah masuk ke website imigrasi dengan menggunakan ID Penjamin, bagian HOME akan tampil beberapa hal. Nah, bagian Extend ITAS tuh a...

Secuil Jejak Kejayaan Byzantium : Hagia Sophia

 
taken from rooftop restaurant

Kita tadinya nggak berencana pakai tour guide buat masuk Ayasofya, tapi berhubung si Kadir ini lucu banget dan menarik marketingnya, akhirnya kita ambil dia buat jadi guide kita (meskipun papa paham juga sejarahnya ayasofya dan berkali-kali nanya ke Kadir sampe Kadir merasa 'terancam' karena yang dipandu keliatannya lebih paham daripada dia 😂).

Enaknya pake guide, kita bisa dapet prioritas masuk Ayasofya tanpa antri lama, apalagi kalau guide nya orangnya kreatif dan nggak bikin suasana garing. Harga sewa guidenya sekitar 100 lira (25 euro), plus kalo puas ya bisa kasih tips buat dia. Kalau pun nggak mau pakai pemandu, bisa juga sewa audio guide (tapi gw jamin itu boring banget).

 
bagian depan ayasofya

 
salah satu pintu masuk ayasofya
 
Harga tiket masuk ayasofya 40 lira. Kebanyakan harga masuk tempat wisata, museum, apapun yang berbayar ini sekitar 40 lira.

Jadi, ayasofya ini adalah bangunan yang tua banget (sekitar lebih dari 1400 tahun), awalnya digunakan sebagai katedral, trus kemudian diubah menjadi masjid, nah sekarang jadi museum. Ceritanya, ayasofya dibangun oleh ribuan pekerja dan selesai dalam waktu yang relatif singkat (pekerjanya dari Romawi tentunya, karena waktu itu jaman kejayaan Byzantium).


Awal mulanya dibangun sekitar abad ke 3 jamannya emperor Konstantinos hanya gereja kecil dengan atap kayu yang ya mungkin kalau ditiup angin terbang begitu aja. Tapi dihancurin dan otomatis hancur lah itu. Kemudian dibangun lagi gereja, eh dihancurin lagi. Kenapa sih doyan banget hancur-hancurin ya. Nah pas sekitar abad ke 6 ini barulah berdiri bangunan pengganti cikal bakalnya Ayasofya yang sekarang ini berdiri.


Berapa orang yang terlibat? Ribuan. Dan untuk bangunan semegah itu dijamannya (dijaman sekarang juga sih), bangunan tersebut selesai dalam waktu yang super singkat (maaf lah lupa sesingkat apa pokoknya nggak selama bangun wisma atlet SEA games lah). Uh kebayang dong ribuan orang disuruh bangun bangunan super mewah dengan bahan-bahan yang nggak murah dan tanpa alat berat, banyak sih korbannya (tapi dramanya ga sedrama papa nabrak tiang 😓).

 

Marmer selalu menjadi bahan utama di setiap bangunan yang ada di Istanbul. Ntah mengapa mereka lebih memilih marmer yang mahal dan agak risky gampang rusak meskipun terlihat megah. Ah ya suka-suka mereka sih wong duit ada hahaha. Lantainya yang marmer ada di gerbang depan ayasofya terlihat sedikir penyok. Kadir merekonstruksi kejadian masa lalu, konon katanya kepenyokan lantai ini disebabkan oleh penjaga pintu yang selalu menghentakkan kakinya ketika raja mulai masuk kedalam ruangan.


Ruangan ini super sekali. Kamu pernah nggak ngerasain kayak ketarik masuk ke masa lalu ribuan tahun lalu? I felt it. Bayangin ya, kita masuk ke ruangan yang dibangun di abad ke 6, yang merupakan salah satu bangunan tertua di dunia, dengan sejarah yang super panjang, saya sih waktu itu ngerasa nggak bisa napas. Bayangin aja lah kayak time traveler dari tahun 2017 balik ke taun 600an. Yaa meskipun nggak pernah ngerasain time traveling sih, ya pokoknya feeling itu lah.

in a very deep discussion 😃

Nah didalemnya, jelas dulu dipake macem-macem ya, kegiatan kenegaraan termasuk coronation. Jadi raja-raja tuh pasti di lantik disini dulu. Interior dibangun dengan banyak mozaik yang menggambarkan kisah para raja. Saya yakin sih mozaiknya digambar sesuai dengan perjalanan emperor. Nggak serta mereta langsung digambar sekali jadi. Karena ada juga kisah Saint Irene Prisca (bukan gw lol!) yang lahir dimasa mendekati abad ke 10. Dia menikah dengan John, meski secara politis.

  
Saint Irene Prisca with John II Komnenos and one of her sons.

 
last one before the exit


 

Melalui masa ribuan tahun dengan awal mula tempat ini adalah katedral, tentu dong ornamen di dalamnya ini penuh dengan mahakarya mengagumi katolik terutama ortodoks. Oke ya jaman dulu itu Byzantium itu ortodoks, bahkan sampai Saint Irene menikah dengan Raja dari Byzantium ini harus convert dulu ke ortodoks. Nah,ketika masa islam mulai mencapai kejayaannya, Ottoman ini taking over kekuasaan byzantium sekitar abad 14. Singkat kata, byzantium dikuasai ottoman (meskipun cerita soal taking over nya nggak singkat juga sih).

 
some details

Sekitar taun 1453, ayasofya dikonversi menjadi masjid hingga sekitar tahun 1936 dikonversi menjadi museum oleh presiden pertama Turki - Attaturk. Part yang menurut saya seru part ini, dimana masa konversi adalah masa untuk merubah interior gereja yang penuh ornamen menjadi masjid yang tidak boleh ada ornamen didalamnya. Orang muslim percaya bahwa sebisa mungkin tidak ada gambar-gambar dalam tempat ibadah. Serunya lagi, Turks masa itu sangat menghormati Nabi Isa yang mana beliau juga merupakan nabi penting dalam sejarah islam. Karena saking menghargainya, mereka pun akhirnya melakukan sedikit perombakan gereja dengan harapan tidak terlalu merubah desain aslinya tapi juga masih bisa diterima menurut aturan Islam. Beberapa ornamen ditutup dengan hati-hati sehingga tidak menyerupai manusia atau benda hidup lainnya. Kadir aja sampe bilang kalo kita makasih banget dan berhutang budi banyak banget ke muslim masa itu yang renovasi ayasofya ini. Karena mereka masih bisa menghargai peninggalan sejarah dan nggak anarkis serta merta diganti ala aturan mereka. Ini yang namanya menyelamatkan sejarah juga. Hayo... we should learn from this lho.

 
manis ya
Setelah berubah menjadi masjid, mulailah altar diubah menjadi mimbar, serta diberikan dekorasi lain yang lebih islami dan lebih 'masjid'. Satu lagi yang seru, mereka membiarkan ornamen Yesus di bagian depan dan menambahkan kaligrafi Allah dan Muhammad di kedua sisinya. Dapat juga dilihat nama besar lainnya seperti Abubakar, Omar, Usman, Ali, Hasan, Husein.

 
taken from second floor
 
 

 

 

OIya di bagian depan ayasofya ada kuburan. Konon katanya kuburan itu diperuntukan keluarga sultan dan itu merupakan bekas tempat pembabtisan kala ayasofya masih gereja. Dibagian belakang juga ada tempat wudhu ya. Tempat wudhu disana spesial banget deh pokoknya. Istimewa. kayaknya yang wudhu berdiri itu disini aja ya hahaha.

 

 

Ayasofya, salah satu saksi sejarah panjang masa kejayaan byzantium hingga ottoman dan saat ini, menjadi bangunan yang berhasil menarik saya kembali ke ribuan tahun yang lalu. Papa mertua udah pernah sebutin namanya tapi lupa. Semacem feeling yang sangat kuat yang membawa kita kembali ke masa kejayaan tempat tersebut dan menyerap energi di lingkungan tersebut. Seriously ini satu-satunya tempat yang memberikan saya sensasi luar biasa ketarik ke ribuan tahun yang lalu.

 
gelato ... would never taste the same as in Gili Air 😂 padahal gelato juga bukan asli indonesia

Comments

  1. terima kasih sudah menjadi mata saya untuk hagia sophia hehe
    nunut blog ya : https://www.mrohmanwijaya.com/

    ReplyDelete
  2. Katedral, lalu jadi masjid, kemudian museum? Wah, tidak terlalu banyak sepertinya bangunan yang punya sejarah begini ya.. :)

    ReplyDelete

Post a Comment

Share your thoughts with me here

Popular posts from this blog

Pengalaman Bikin (Free) Schengen Visa di VFS Swiss

I know this is so normal but anyway I like to compare the experiences because people might have different cases and because I have nothing to lose so... here's my experience for applying Schengen Visa via Swiss (VFS). Kenapa nggak via Belanda? Karena rencana kita berkunjung lamanya ke Geneve - Swiss (ada urusan kerjaan suami gw) dan kami belum tau akan ke Belanda apa nggak saat itu (nggak jadi sih soalnya mepet banget).  Seperti yang sudah sering dibahas orang lain perihal syarat dan ketentuan apply Schengen visa, gw nggak akan nulis itu ya. Udah ada di website VFS, lengkap. Gw cuma tambahin dikit-dikit aja infonya yang mungkin sama seperti kasus yang baca kalo emang kebetulan sama sih 😂 "Ok jadi total pembayarannya 280 ribu rupiah ya" "HAH?? Cuma 200an mbak??? Visanya gratis???" "Suaminya masih WN Belanda kan mbak?" "Iya" "Oiya itu gratis, bisa pake visa tipe C. Jadi cuma bayar biaya admin aja" ...

[Book] Dunia Cecilia

'apakah kalian membicarakan hal semacam itu di surga?' 'tapi kami berusaha tidak membicarakannya dekat-dekat Tuhan. ia sangat sensitif terhadap kritik' Yap, sepenggal dialog antara Cecilia dan malaikat Ariel. Saya mengenal Jostein Gaarder sejak kuliah. Ehhhh 'mengenal' dalam artian kenal bukunya ya, kalo bisa kenal pribadi mah bisa seneng jingkrak-jingkrak hehehe. Jadi karena teman saya mendapat tugas kuliah membaca satu novel filsafat berjudul Dunia Sophie, saya jadi sedikit mengetahui si bapak Gaarder ini. Enak ya tugasnya anak sastra baca novel, tugas anak matematika ya baca sih, tapi pembuktian kalkulus -_- Dunia Cecilia ini buku pertama Jostein Gaarder yang saya baca, karena buku Dunia Shopie sangatlah berat berdasar review teman saya. Saya sih nggak perlu baca buku itu karena teman saya sudah benar-benar mahir bercerita. Jadilah saya sudah paham bener cerita Dunia Sophie tanpa membacanya. Novel ini atas rekomendasi teman saya, dia bilang kala...

Dapet Visa UAE (Dubai) Gampang Banget

Dubai creek Beberapa waktu yang lalu, kita pusing berat karena H dapet libur kali ini cuman 10 hari. 10 hari dari yang biasanya 14 hari. Akhrinya diputuskan untuk tetap mengambil libur tapi nggak ke Indonesia.  Ternyata, beberapa hari kemudian, dia bilang, kalau liburnya malah jadi 7-8 hari aja. Mau ga mau saya yang harus kesana. Maksudnya terbang mendekatinya. Udah milih-milih negara mana yang harganya rasional, yang ga banyak makan waktu buat terbangnya H, dan tentunya ga ribet urus visa buat pemegang paspor hijau yang ga sesakti paspornya H.  Btw warna paspor Indonesia jadi biru ya sekarang?? Pilihan jatuh ke Dubai. Pemegang paspor hijau harus bikin visa, ya pusing lagi deh cara bikin visa Dubai nih gimana. Apa iya sesusah bikin visa schengen, visa US, visa lainnya. dari persyaratan sih standar ya, termasuk  record  bank account selama 3 bulan. Emang nggak pernah bikin visa Dubai sebelumnya ya, apalagi H yang paspornya super sakti kemana-mana (hampir) ga perlu vis...