Skip to main content

Mengunjungi Moscow Pertama Kali

Moscow Bukan jadi negara yang ada di daftar kunjungan impian, but I did it anyway.  Jujur waktu pertama kali dapat info ke Rusia, agak deg-degan banget. Kayaknya gara-gara gw terlalu banyak nonton film yang ada hubungan Rusia-nya. Tapi ya dijalani aja karena ke sana buat ketemu suami.  Perjalanan gw mulai dari apply e-visa yang gampang banget itu, tentunya juga dengan tiket yang sudah di tangan. Di konter check in bandara Bali, pertanyaan yang gw dapatkan sedikit agak panjang. Gw bisa lihat di muka mbaknya, "Ngapain ke Rusia lu?" Kira-kira begitu, tapi tentu saja pertanyaan formal yang gw dapetin ya semacam apakah visanya udah pernah dipakai apa belum, ngapain ke Rusia, trus visanya minta difoto (ini nggak pernah terjadi di gw), krosceknya agak lama dikit.  Masuk ke custom check, kita nggak bisa pakai autogate karena di Rusia akan diminta stempel keluar negara kita. Jadi harus manual minta stempel. Seperti biasa, perjalanan interaksi gw dengan orang imigrasi di bandara selal

Merhaba Istanbul



 
Traditional Turkish coffee in an authentic cup and a traditional bread called Simit.

Sebenarnya sih udah nulis soal Istanbul, tapi ada di iPad HJ dan lupa belum transfer. Jadi kita re-type aja meskipun feelingnya nggak sama huhu.

I was writing about Istanbul when we traveled to Kazbegi. It took so long time and boring because my husband was sitting next to driver, and I sat next to a couple who doesn’t speak English and so proud to speak Russian. So I was the only one who said nothing during the trip. Percuma, Bahasa Inggrisnya adekku yang masih SD aja jauh lebih oke dari mereka.

Oke… sebelumnya nggak pernah mikir bakal ke Turki. Tapi karena beberapa pertimbangan, serta ada satu misi penting yaitu ketemu mertua, akhirnya kita (lebih tepatnya, dia) putuskan untuk ketemu di Turki. Karena mertua nggak bisa travel terlalu jauh, dipilihlah Istanbul sebagai titik temu kita berempat. Yang paling jauh ya tentu saja saya. Jauh dan tentunya penuh drama (dramanya nanti aja, banyak pelajarannya kok huhu).

Kita berdua sampai di Istanbul 5 hari lebih awal dari mereka. Karena kita inginnya familiar dulu dengan keadaan sekitar, jadi nanti pas jalan sama mertua bisa jelasin satu dua tiga hal (yang ternyata nyampe ratusan).

Hmmm.. tentunya yang pertama diinjak di Istanbul adalah bandaranya dong ya. Nggak Cuma Istanbul aja sih haha. Ceritanya begini, kita berdua baru kali ini ke Istanbul, mana ada sih orang betah antri lama-lama ya, eh kita surprisingly kaget banget ketika melihat antrian di imigrasi sepanjang ular piton mau beranak. Luar biasa panjangnya. I mean, gw pernah antri di Singapore panjang banget, tapi nggak sampe 5 menit udah kelar.

Saya pernah baca di blog mana-mana kalo antrian di Istanbul itu panjang, ya saya kira sih hanya mentok 100 lah, atau orang sejumlah satu pesawat. Ternyata ya Tuhan, panjangnya bukan main. Biasanya ada penanda buat kita jalan mengular itu kan ya, nah panjangnya itu lebih panjang dari imigrasi Surabaya, Dubai, Singapore, panjang banget lah intinya, dan juga ada sekitar 10-15 baris. Kita perlu waktu sekitar 20-30 menitan, sampe antrian koper bagasi udah kelar malahan. Coba bayangin aja, misal nih (amit-amit) kita udah punya e-visa, ehh ternyata e-visa kita keliatan ga valid, trus suruh antri bikin VoA, opo yo ora mateng kuwi mbaleni antri tekan kaitan? nangis nggelundung nang pojokan wis 😂

Udah antri lama, dan pas cek nama saya, ada kali 5 menit lebih. Gatau lah mungkin mereka takut kali ya kalo gw mau nyebrang ke Suriah. Demi nama siapapun deh gw ga minat nyebrang nyusup berkorban bodoh demi join grup asal Suriah sana. 

Oke enough about it here, gonna write it later.

Ya namanya juga travel ke tempat baru, pasti banyak lessons to learn. Yang jelas saya seneng banget bisa ketemu mertua disana, yaa meskipun mereka berkorban banget bisa travel kesana. Semoga lain kali saya yang bisa kesana biar mereka nggak jauh-jauh keluar dari rumah. Visa ohhhh visaaaa...

Ditulis sesaat setelah landed di bandara Juanda, Surabaya. (sesaat??? 4 jam setelah mendarat)

See ya..


Strictly prohibited to take my photos without permission

Comments

Post a Comment

Share your thoughts with me here

Popular posts from this blog

Pakai eSIM Untuk 30 Hari di Belanda

Amsterdam Ini pertama kalinya beli eSIM. eSIM ini nggak semua ponsel bisa, kebetulan aja gw beli karena ya ponsel gw bisa dipake eSIM. Sebelumnya sih gw jarang banget beli kuota internet kalau ke luar Indonesia. Kalau dibilang mahal buanget sih tergantung negaranya ya, cuma kadang males. Jadi kalau lagi di luar dan nggak ada internet gw bisa bilang "Wah lagi nggak ada internet gw di luar" 😅 Nah, gw pilih eSIM karena mikir kalau pake alat   macem mifi begitu pasti harus pick up alatnya, kalau beli SIMCARD ribet harus kasih paspor, harus ganti kartunya juga. Lalu terbesitlah eSIM. Gw cari beberapa eSIM yang banyak beredar buat di Eropa. Tadinya mau milih Simyo tapi harus abonemen bulanan. Ah nggak dulu deh. Kalau lamaan di sana aja baru okelah.  Tiap kali ke luar negeri, gw nggak pernah pakai roaming dari kartu gw sendiri karena menakutkan harganya. Tidak  worth it.  Akhirnya gw nemu eSIM dari  Maya . Menurut gw, kartu ini termasuk bersaing harganya. Gw beli yang 3GB dengan ha

Dapet Visa UAE (Dubai) Gampang Banget

Dubai creek Beberapa waktu yang lalu, kita pusing berat karena H dapet libur kali ini cuman 10 hari. 10 hari dari yang biasanya 14 hari. Akhrinya diputuskan untuk tetap mengambil libur tapi nggak ke Indonesia.  Ternyata, beberapa hari kemudian, dia bilang, kalau liburnya malah jadi 7-8 hari aja. Mau ga mau saya yang harus kesana. Maksudnya terbang mendekatinya. Udah milih-milih negara mana yang harganya rasional, yang ga banyak makan waktu buat terbangnya H, dan tentunya ga ribet urus visa buat pemegang paspor hijau yang ga sesakti paspornya H.  Btw warna paspor Indonesia jadi biru ya sekarang?? Pilihan jatuh ke Dubai. Pemegang paspor hijau harus bikin visa, ya pusing lagi deh cara bikin visa Dubai nih gimana. Apa iya sesusah bikin visa schengen, visa US, visa lainnya. dari persyaratan sih standar ya, termasuk  record  bank account selama 3 bulan. Emang nggak pernah bikin visa Dubai sebelumnya ya, apalagi H yang paspornya super sakti kemana-mana (hampir) ga perlu visa, dia ga pernah ad

Gampangnya Apply e-visa Rusia

Red square Jadi, WNI diberi kemudahan untuk ke Rusia. Cukup dengan apply e-visa yang bisa didapatkan dalam hitungan hari saja. Meskipun sudah sering apply e-visa, tapi e-visa Rusia ini agak unik formulirnya. Jadi sebelum apply, gw baca gimana caranya di sini yang amat sangat runtut dan mudah dipahami. Sebelum isi formulir online, ada baiknya siapkan foto 3.5 x 4.5 dengan background putih dulu. Setelah itu jangan lupa untuk beli asuransi. Karena agak kepikiran, gw putuskan untuk beli asuransi dari perusahan yang ada di sana. Asuransi yang gw beli dari sini . Tadinya setelah beli kok nggak ada info apapun, bahkan bukti bayar pun nggak ada. Tapi petugasnya cukup tangkas setelah gw email, gw langsung dapat asuransinya. Nomer asuransi diperlukan untuk mengisi formulir, jadi harus beli asuransi sebelum apply visa.  Nah, bagi gw, ini formulir baru kali ini dapat pertanyaan yang unik-unik semacam apakah pernah pelatihan militer, wajib militer, pernah pegang / punya senjata, bahkan sampai nany