Skip to main content

Romanticizing My Cooking

Bakso I have to admit that my love for cooking is growing. It's growing and I can't believe it myself. This feeling has been like this since probably two years ago. Before, cooking felt like a hard work that I had to fulfill. It still is, but the difference is I enjoy it now. So it does not feel like I am forcing myself.  Back then whenever I cooked, it's either wrong recipe or incorrect measurement. It never tasted right. So I gave up cooking just because I never found the right one. And then I started to feel that I wanna eat better. I don't want to just eat whatever, I want to know what goes into my body. If I prepare it myself, then I know it's good one.  I don't eat too much sugar, sometimes it is hard to buy one thing outside and has a lot of sugar in it. So cooking it myself will allow me to control the amount of sugar. So I found recipes and I tried to make them. As to my surprise, they taste right! Exactly how they should have tasted. That made me happy

Cerita Marji Tentang Persepolis

 
Persepolis (taken from hitchhikershandbook.com)

Apa yang kalian pikirkan jika mendengar kata Iran? Kalau mama papa sih mikirnya Iran negara yang tidak aman. Sesaat setelah terjadi bom di Tehran, kita merencanakan untuk pergi kesana yang ternyata berubah destinasi menjadi Dubai, mereka mikir Iran sedang dalam keadaan darurat teroris. Ya untuk kota-kota penting dan besar yang sering jadi sasaran teror layaknya Jakarta sih masih bisa dimaklumi (karena sejatinya ancaman teroris selalu mengejar kita).

Kalau kata suami, Iran itu negaranya cantik. Semacam persuasif bagi saya ya, jadi pengen ke Iran juga (tapi kabarnya urus visanya agak panjang prosesnya sekarang ini).

Tiba-tiba saya menemukan buku yang judulnya Persepolis. Dan buku ini adalah one of the best books yang pernah saya baca. Suami aja kaget kok saya bisa nemu buku ini (soale biasanya saya baca buku bagus hasil rekomendasi dia tapi kali ini dapet sendiri).

Buku ini adalah salah satu karya cerdas Marjane Satrapi. Marji menggambarkan bagaimana hidupnya sedari kecil hingga keluar dari Iran untuk melihat hal baru hingga kembali lagi ke Iran. Kita semua tau bahwa Iran yang di embargo Amerika sampai-sampai Iran tidak menerima segala macam bentuk kartu kredit (karena kartu kredit produknya Amerika katanya). Sik sik ini kok kayaknya nggak nyambung ya? gapapa wis buat nambah ilmu. 

Buku ini dimulai dari kejadian tahun 1979 ketika revolusi terjadi, they call it revolusi Islam. Semua hal yang tadinya bebas berubah menggunakan hukum islam. Termasuk menyuruh wanita menggunakan penutup kepala dan tidak boleh menggunakan celana. Kalau nggak pakai gimana? Ya kalau ketauan pengontrol jalanan, otomatis suruh bayar denda atau dipenjara. Tergantung hukum apa yang dilanggar. Tapi cara mengenakan kerudung bagi Iranian berbeda dengan orang lain kebanyakan. Pokoknya asal dislempangin aja pokoknya di kepalanya ada penutupnya, meskipun nggak cover semua rambutnya.

Nah sejak tahun 1980 ini semuanya berubah total. Sekolah bilingual harus ditutup semua, segala macam jenis pendidikan harus di perbanyak porsinya untuk agama islam, sederhananya mereka di doktrin secara strict dengan hukum islam. Hingga pemerintahan memiliki petugas patroli jalanan yang fungsinya mengontrol setiap perilaku orang dijalanan, termasuk jika ada sepasang sejoli berjalan bersama, besar kemungkinan mereka akan di intrograsi hubungan mereka apa (yang ini suami pernah liat sendiri katanya).

Spoiler alert!

Marji merupakan sosok perempuan yang dibesarkan secara bebas dan demokratis oleh keluarganya. let say, Marji is such kind of rebel girl. Marji tumbuh menjadi sosok yang berani. Berani melawan apapun yang tidak sesuai logikanya. Marji kecil merupakan sosok yang lebih spiritual, bahkan bercita-cita menjadi seorang nabi. Hingga suatu ketika peristiwa revolusi itu terjadi, Marji kecil mulai tidak 'percaya' kepada tuhan yang selalu dipujinya. Menurut pandangan saya pribadi, sosok tuhan yang kita percayai pasti mengajarkan semua kebaikan bagi pengikutnya. Tidak ada yang mengajarkan keburukan, meskipun dalam kitab yang saya percayai ada beberapa hal yang terdengar seperti kekerasan, tapi kembali lagi, kitab tersebut diturunkan di jaman orang yang tidak bisa sama sekali diberitahu dengan lembut dan santai, jadi kudu agak keras agar mereka paham. Seiring dengan berkembangnya jaman, tentunya cara berpikir manusia juga berubah menjadi lebih canggih dan lebih luas. Tentu saja kita tidak bisa semena-mena dengan mata tertutup melakukan kekerasan dan menjustifikasinya dengan alasan bahwa kitab kita menyuruh kita melakukannya (bahkan untuk hal yang katanya baik sekalipun, kita harus berpikir panjang dengan alasan yang logis agar tidak menyakiti orang lain, tentunya dengan alasan yang rasional dan jangan pernah sekali-kali justifikasi nafsu kita menggunakan kitab kita).

Revolusi Iran mengubah hidupnya. Orangtua Marji merasa mereka harus menyelamatkan putri mereka dengan cara mengirimkannya ke Amerika. Tapi karena alasan politik mereka tidak semudah tahun sebelumnya mengeluarkan visa Amerika untuk warga Iran. Marji pun dikirim ke Eropa. Surprisingly, banyak orang Eropa yang tidak mengetahui keberadaan Iran. Bahkan tidak tahu bahwa Iran itu ada. Marji meninggalkan Iran yang sedang dibombardir sana sini.

Marji hidup bertahun-tahun di negeri orang, dengan harapan menemukan kehidupan yang lebih baik. Tapi Marji merasa gagal. Marji terlalu terlena mendapatkan kebebasannya diluar sana. Merasa gagal dengan kehidupan asmara, pendidikannya, kehidupan sosialnya, Marji rindu akan kampung halamannya dan memutuskan untuk pulang.

Enough for spoiler!

 

Kenapa buku ini layak baca? Karena buku ini memberikan gambaran politik dari revolusi yang ada disana dari sudut pandang citizen yang tertarik akan politik. Buku ini ringan tapi berbobot. Bentuknya komik, tapi baru kali ini saya bisa baca komik. Penyajian grafiknya juga menarik. Bahkan filmnya pun juga bentuknya persis seperti bukunya, bedanya buku dengan filmnya hanya terletak pada gambar bergerak dan gambar diam saja. Papa mertua memberikan copy filmnya, tapi sayang dalam bahasa Prancis dan belum nemu subtitle nya.

Harga buku ini, karena impor ya, tapi saya beli di tokopedia dengan harga sekitar 170ribuan (kalau nggak salah inget sih). Yang jelas buku ini worth to read 👍

Tenang, gw udah update review gw di goodreads huhhu

Comments

Popular posts from this blog

Romanticizing My Cooking

Bakso I have to admit that my love for cooking is growing. It's growing and I can't believe it myself. This feeling has been like this since probably two years ago. Before, cooking felt like a hard work that I had to fulfill. It still is, but the difference is I enjoy it now. So it does not feel like I am forcing myself.  Back then whenever I cooked, it's either wrong recipe or incorrect measurement. It never tasted right. So I gave up cooking just because I never found the right one. And then I started to feel that I wanna eat better. I don't want to just eat whatever, I want to know what goes into my body. If I prepare it myself, then I know it's good one.  I don't eat too much sugar, sometimes it is hard to buy one thing outside and has a lot of sugar in it. So cooking it myself will allow me to control the amount of sugar. So I found recipes and I tried to make them. As to my surprise, they taste right! Exactly how they should have tasted. That made me happy

Mengenal Nyai, Eyang Buyut Orang Indo Kebanyakan

  Seperti yang pernah saya tulis sebelumnya tentang darah campuran Eropa, saya pernah janji nulis tentang orang Indo dan Nyai, nenek buyut dari para Indo kebanyakan. Sekarang kita liat definisi dari Indo sendiri. Jadi Indo (Indo-Europeaan atau Eropa Hindia) adalah para keturunan yang hidup di Hindia Belanda (Indonesia) atau di Eropa yang merupakan keturunan dari orang Indonesia dengan orang Eropa (Kebanyakan Belanda, Jerman, Prancis, Belgia). Itulah kenapa saya agak risih mendengar orang menyebut Indonesia dengan singkatan Indo. Karena kedua hal itu beda definisi dan arti. Sekarang apa itu Nyai? Apa definisi dari Nyai? Nyai adalah seorang perempuan pribumi (bisa jadi orang Indonesia asli), Tionghoa dan Jepang yang hidup bersama lelaki Eropa di masa Hindia Belanda. Hidup bersama atau samenleven yang artinya kumpul kebo, tidak menikah. Fungsinya nyai itu apa? Fungsinya diatas seorang baboe dan dibawah seorang istri, tapi wajib melakukan kewajiban seorang baboe dan istri. Karena mem

Soal ujian TOPIK vs EPS TOPIK

Setelah membahas perbedaan TOPIK dan EPS TOPIK , kali ini saya akan menulis materi tentang apa saja yg diujikan *agak sedikit detail ya*. Pengalaman mengikuti dan 'membimbing' untuk kedua ujian tersebut, jadi sedikit banyak mengetahui detail soal yg diujikan. Dimulai dari EPS TOPIK. Jika anda adalah warga yg ingin menjadi TKI/TKW di Korea, lulus ujian ini adalah wajib hukumnya. Kebanyakan dari mereka ingin cara singkat karena ingin segera berangkat sehingga menggunakan cara ilegal. Bahkan ada yg lulus tanpa ujian. Bisa saja, tapi di Korea dia mlongo. Untuk soal EPS TOPIK, soal-soal yg keluar adalah materi tentang perpabrikan dan perusahaan semacem palu, obeng, cangkul, cara memupuk, cara memerah susu sapi, cara mengurus asuransi, cara melaporkan majikan yg nggak bener, cara membaca slip gaji, sampai soal kecelakaan kerja. Intinya tentang bagaimana mengetahui hak dan kewajiban bekerja di Korea termasuk printilan yang berhubungan dengan pekerjaan. Karena yang melalui jalur ini