Skip to main content

Setelah Schengen Visa Ditolak Jerman

Bentheim Gw tau Jerman tuh emang meticulous banget, tapi gw nggak sangka bakal se- meticulous itu. Kira-kira bulan Maret gw apply Schengen via Jerman. Kenapa via Jerman? Karena Belanda nggak ada slot heheheee. Rencana perginya bulan April kalau nggak salah waktu itu. Karena suami ada libur tapi cuma pendek banget, dan dia pengen banget pulang ke sana, yaudah lah coba aja. Dapet antrian, mana bayarnya 700ribu pula 😅 lalu pergilah gw submit semua dokumen gw.  Gw bukan yang pertama kali mengajukan Schengen, jadi gw udah "tau" harus submit apa aja. Karena sebagai orang yang menikah dengan warga EU, kami berhak untuk tidak menunjukkan buku tabungan (yg penting tabungan pasangan yang EU yg ditampilkan), dll. Dengan ina inu, eh ternyata diminta surat kerja lah, kalau freelancer harus kasih tau bukti kerjaan juga. Gw rasa ribet ya karena nggak formal kerjanya, jadi ya udah gw tulis ibu rumah tangga. Itu juga masih harus bikin surat pernyataan siapa yg membiayai biaya hidup gw kala

Diving in Nusa Penida

Apart from having a seasickness, diving in Nusa Penida was cool. We saw big big mantas, big turtles, some babies manta, the coral was pretty colorful too. Alive I'd say. 

Our first dive was in Manta Point. As you can see from the name, we planned on seeing some manta which luckily we did. It was amazing to see big mantas. I saw, at least 5 big ones. Then babies were cuddling and having a nap in same spot. That was cute to see. We also see some turtles, the big one. 

The thing is, it has almost-no current, but surge. The surge was pretty big for me as a beginner. Which was actually kinda cool. I swam a little then pushed back by the surge, then pushed forward flowing with the surge. Personally, I chose surge more than current hahaha! My experiences with current, was not cool. I dislike to fight it but at the same time I had to let go myself being dragged with the current until god knows where 😂

While with surge, I can also see the creatures down there flowing happily following the surge. That was kinda cool. 

The manta that flipping around in front of your eyes, is the best thing ever. Such a showing off.

I like diving in Nusa Penida, I just dont like to be on a boat around Nusa Penida. That surge down there, was the main reason why I threw up on a boat. Yes I took the pill of anti seasickness as much as I can, I drink ginger kinda thing to, but nope, they worked only for an hour. I took another one, then threw it up after 10 mins. In the water you'll feel fine, but in the surface... damn! 

We did 3 dives, well I did only 2 dives then one snorkeling to avoid being on a boat for too long (with headache I got after the second dive). But imagined being on a boat for at least 3 hours of surface after each dive. Yes that is the thing you should think about when you go diving in Nusa Penida. 

Btw I didn't see my favorite stonefish but my husband did. It was something he saw on his third dive (which I went for snorkeling instead). 

"Look at one fixed point far there" 

Hmmm excuse me sir, do you think I didn't do that the whole trip here? I DID but 😩😭 Still throwing up. At least now, there's no one in the water where I threw up. Unlike the first one, 4 years ago.

I was hungry the whole trip, but I can't even move. Once I move, it can trigger my stomach to throw up again. But once we reach the land, they asked me "Are you okay now?" I answered with a big smile, "I am feeling wonderful now am touching the land!"

So I am rethinking about becoming a divemaster or a dive instructor. I'll teach on a land. I do better on a land.

Was the diving worth it? YES. Would I do it again in Nusa Penida? Hmm maybe not if I have to be on a boat for too long. I give up.

Comments

Popular posts from this blog

Gojek ke bandara juanda

While waiting, jadi mending berbagi sedikit soal gojek. Karena saya adalah pengguna setia gojek, saya pengen cobain ke bandara pake gojek. Awalnya saya kira tidak bisa *itu emang sayanya aja sih yang menduga nggak bisa*, trus tanya temen katanya bisa karena dia sering ke bandara pakai motornya. Nah berarti gojek bisa dong?? Sebelum-sebelumnya kalo naek gojek selalu bayar cash, tapi kali ini pengen cobain top up go pay. Minimum top up 10ribu. Jadi saya cobain deh 30ribu dulu. Eh ternyata lagi ada promo 50% off kalo pake go pay. Haiyaaaaa kenapa ga dari dulu aja ngisi go pay hahaha. Dari kantor ke bandara juanda sekitar 8km. Kantor saya sih daerah rungkut industri. Penasarannn banget ini abang mau lewat mana ya. Tertera di layar 22ribu, tapi karena pakai go pay diskon 50% jadinya tinggal 11ribu. Bayangin tuhh... pake bis damri aja 30ribu hahaha. 11ribu udah nyampe bandara. Biasanya 15ribu ke royal plaza dari kantor haha. Lagi untung. Bagus deh. Nah sepanjang perjalanan, saya mikir ter

Dapet Visa UAE (Dubai) Gampang Banget

Dubai creek Beberapa waktu yang lalu, kita pusing berat karena H dapet libur kali ini cuman 10 hari. 10 hari dari yang biasanya 14 hari. Akhrinya diputuskan untuk tetap mengambil libur tapi nggak ke Indonesia.  Ternyata, beberapa hari kemudian, dia bilang, kalau liburnya malah jadi 7-8 hari aja. Mau ga mau saya yang harus kesana. Maksudnya terbang mendekatinya. Udah milih-milih negara mana yang harganya rasional, yang ga banyak makan waktu buat terbangnya H, dan tentunya ga ribet urus visa buat pemegang paspor hijau yang ga sesakti paspornya H.  Btw warna paspor Indonesia jadi biru ya sekarang?? Pilihan jatuh ke Dubai. Pemegang paspor hijau harus bikin visa, ya pusing lagi deh cara bikin visa Dubai nih gimana. Apa iya sesusah bikin visa schengen, visa US, visa lainnya. dari persyaratan sih standar ya, termasuk  record  bank account selama 3 bulan. Emang nggak pernah bikin visa Dubai sebelumnya ya, apalagi H yang paspornya super sakti kemana-mana (hampir) ga perlu visa, dia ga pernah ad

[Piknik] Prambanan lagi

Salah satu pesona Jawa Tengah adalah Candi Prambanan. Saya sudah 3 kali berkunjung ke situs warisan dunia ini. Candi yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan jogja ini selalu menimbulkan kesan mistis bagi saya. Terletak tak jauh dari jalan raya, sehingga mengunjunginya pun sangat mudah. Berbeda dengan Candi Borobudur yang letaknya sangat jauh dari jalan raya besar.  Ok, menurut saya ada 3 cara menuju candi ini. Menggunakan bus transjogja, taksi, dan kendaraan pribadi. Bagi yang menggunakan transjogja, saya pernah menggunakannya berangkat dari daerah kampus UNY, daerah Depok Sleman. 1 kali transit, 2 kali berganti bus. Dengan harga transjogja yang kala itu, 2014, seharga 3500 rupiah. Tapi sampai saat ini masih sama harganya, menurut info dari teman. Lokasi shelter bis berada agak jauh dari pintu masuk lokasi candi, mungkin kira-kira 500meter sampai 1kilometer. Kalau jalan, menghabiskan waktu sekitar 15-20menit. Bisa juga naik becak untuk opsi yang lain. Lagi-lagi, jangan lupa men