Skip to main content

Pakai eSIM Untuk 30 Hari di Belanda

Amsterdam Ini pertama kalinya beli eSIM. eSIM ini nggak semua ponsel bisa, kebetulan aja gw beli karena ya ponsel gw bisa dipake eSIM. Sebelumnya sih gw jarang banget beli kuota internet kalau ke luar Indonesia. Kalau dibilang mahal buanget sih tergantung negaranya ya, cuma kadang males. Jadi kalau lagi di luar dan nggak ada internet gw bisa bilang "Wah lagi nggak ada internet gw di luar" 😅 Nah, gw pilih eSIM karena mikir kalau pake alat   macem mifi begitu pasti harus pick up alatnya, kalau beli SIMCARD ribet harus kasih paspor, harus ganti kartunya juga. Lalu terbesitlah eSIM. Gw cari beberapa eSIM yang banyak beredar buat di Eropa. Tadinya mau milih Simyo tapi harus abonemen bulanan. Ah nggak dulu deh. Kalau lamaan di sana aja baru okelah.  Tiap kali ke luar negeri, gw nggak pernah pakai roaming dari kartu gw sendiri karena menakutkan harganya. Tidak  worth it.  Akhirnya gw nemu eSIM dari  Maya . Menurut gw, kartu ini termasuk bersaing harganya. Gw beli yang 3GB dengan ha

Setelah Schengen Visa Ditolak Jerman

Bentheim

Gw tau Jerman tuh emang meticulous banget, tapi gw nggak sangka bakal se-meticulous itu. Kira-kira bulan Maret gw apply Schengen via Jerman. Kenapa via Jerman? Karena Belanda nggak ada slot heheheee.

Rencana perginya bulan April kalau nggak salah waktu itu. Karena suami ada libur tapi cuma pendek banget, dan dia pengen banget pulang ke sana, yaudah lah coba aja. Dapet antrian, mana bayarnya 700ribu pula 😅 lalu pergilah gw submit semua dokumen gw. 

Gw bukan yang pertama kali mengajukan Schengen, jadi gw udah "tau" harus submit apa aja. Karena sebagai orang yang menikah dengan warga EU, kami berhak untuk tidak menunjukkan buku tabungan (yg penting tabungan pasangan yang EU yg ditampilkan), dll. Dengan ina inu, eh ternyata diminta surat kerja lah, kalau freelancer harus kasih tau bukti kerjaan juga. Gw rasa ribet ya karena nggak formal kerjanya, jadi ya udah gw tulis ibu rumah tangga. Itu juga masih harus bikin surat pernyataan siapa yg membiayai biaya hidup gw kalau gw ibu rumah tangga. Ya suami gw dong, masa suami tetangga sih.

Singkat cerita, udah semua dokumen gw berusaha lengkapi dengan terseok-seok mencari print fotokopi buka sehari setelah Nyepi, dan juga tidak ada tempat foto paspor yang decent. Gw tanya prosesnya berapa hari, ternyata 21 hari. Lama juga ya, dan itu termasuk mepet juga dari tanggal gw rencana berangkat cuma 25 hari. Nekad emang. 

Nah setelah 21 hari kok nggak ada kabar sama sekali. 2 bulan juga ga ada kabar. Tentu saja rencana berangkat jadi gagal. Tapi yaudah lah siapa tau bisa dipake buat summer visanya. Ternyata, kedutaan udah email gw minta submit kekurangan dokumen yaitu foto yang betul. YAHH. Itu juga entah kenapa emailnya kefilter nggak masuk inbox. Yasudah.

Ada satu dokumen yang mereka minta, yaitu sponsor keluarga atau teman yang tinggal di Jerman. Karena gw nggak punya yaudah gw kasih alasan ke mereka kenapa gw nggak bisa lampirin hal tersebut. 

Setelah gw kirim foto dan dokumen pelengkap revisi termasuk itinerary terbaru, 3 hari kemudian paspor gw dikirim. Nggak deg-deg an gw. Pasrah. Begitu buka amplop "Lho kok ada surat full Bahasa Jerman? Lho kok ndak ada visanya?" Bukannya nangis malah ngakak karena nggak dapet visa. 

Iya gw nggak dapet visa via Jerman dengan alasan "Kedatangannya tidak jelas" 😂 Curiga gw ada di itinerary yang gw kasih ke mereka. Karena versi revisi singkat, gw cuma kasih detail yang di Jerman dan negara atas aja. Bagian bawah mendekati akhir trip gw cuma tulis "Meeting some friends, and strolling around the old city and enjoy the sightseeing." Sampai sekarang kalau gw inget lagi, masih ngakak gw.

Lalu setelah visa ditolak, gw langsung bikin appointment via Belanda yang kebetulan kok ya ada slot kosong di bulan depannya, pas sebulan setelah paspor gw balik dengan penolakan. Semua dokumen gw submit dan 3 minggu kemudian disetujui. Schengen sekarang lama juga prosesnya bisa sampai 3 minggu. Padahal sebelum pandemi bisa 5 hari selesai.

Diepenheim

Sebenernya setelah ditolak, kita berhak mengajukan banding ke kedutaan sambil kasih alasan yang jelas kenapa ini tidak seharusnya ditolak. Gw nggak ngajuin banding karena gw kira yaaaaa kalau emang itinerary gw yang kurang detail yaudah sih emang salah gw. Kecuali kalau alasannya dokumen gw palsu misal, yang mana gw bisa ngamuk kalau dokumen gw dibilang palsu hoho!

Jadi gw pikir yaudahlah pengalaman apply schengen via Jerman sekali aja lah ya. Untung visanya gratis. Mending juga bayar penuh deh via Belanda tapi rate persetujuannya sangat tinggi. 

Jadi catat ya, kalau mengajukan visa via Jerman, TELITI banget dokumen apa yang diminta, be as meticulous as you can be. Mereka mau kok menerima alasan kenapa kalian nggak bisa menyediakan dokumen yang diminta. Asal ya itu tadi, jelas dan beralasan. 

Tapi buat gw mah, I'll stick with The Netherlands aja deh meski harus bayar penuh.

Comments

  1. Ternyata Jerman seribet itu ya Mbak haha ... Butuh waktu yang lumayan juga sampe berminggu-minggu. Itu kalau pas misal rencananya penting banget dan gagal disetujui pasti stresss jadinya😁

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mas sayangnya emang ada kedutaan yg seteliti itu, jadi nggak bisa asal juga. Apalagi sbg WNI yaaaaa yang masih nggak punya privilege buat asal lompat negara cuma pake paspor aja. Sedih banget T_T

      Delete

Post a Comment

Share your thoughts with me here

Popular posts from this blog

Pakai eSIM Untuk 30 Hari di Belanda

Amsterdam Ini pertama kalinya beli eSIM. eSIM ini nggak semua ponsel bisa, kebetulan aja gw beli karena ya ponsel gw bisa dipake eSIM. Sebelumnya sih gw jarang banget beli kuota internet kalau ke luar Indonesia. Kalau dibilang mahal buanget sih tergantung negaranya ya, cuma kadang males. Jadi kalau lagi di luar dan nggak ada internet gw bisa bilang "Wah lagi nggak ada internet gw di luar" 😅 Nah, gw pilih eSIM karena mikir kalau pake alat   macem mifi begitu pasti harus pick up alatnya, kalau beli SIMCARD ribet harus kasih paspor, harus ganti kartunya juga. Lalu terbesitlah eSIM. Gw cari beberapa eSIM yang banyak beredar buat di Eropa. Tadinya mau milih Simyo tapi harus abonemen bulanan. Ah nggak dulu deh. Kalau lamaan di sana aja baru okelah.  Tiap kali ke luar negeri, gw nggak pernah pakai roaming dari kartu gw sendiri karena menakutkan harganya. Tidak  worth it.  Akhirnya gw nemu eSIM dari  Maya . Menurut gw, kartu ini termasuk bersaing harganya. Gw beli yang 3GB dengan ha

Romanticizing My Cooking

Bakso I have to admit that my love for cooking is growing. It's growing and I can't believe it myself. This feeling has been like this since probably two years ago. Before, cooking felt like a hard work that I had to fulfill. It still is, but the difference is I enjoy it now. So it does not feel like I am forcing myself.  Back then whenever I cooked, it's either wrong recipe or incorrect measurement. It never tasted right. So I gave up cooking just because I never found the right one. And then I started to feel that I wanna eat better. I don't want to just eat whatever, I want to know what goes into my body. If I prepare it myself, then I know it's good one.  I don't eat too much sugar, sometimes it is hard to buy one thing outside and has a lot of sugar in it. So cooking it myself will allow me to control the amount of sugar. So I found recipes and I tried to make them. As to my surprise, they taste right! Exactly how they should have tasted. That made me happy

Dapet Visa UAE (Dubai) Gampang Banget

Dubai creek Beberapa waktu yang lalu, kita pusing berat karena H dapet libur kali ini cuman 10 hari. 10 hari dari yang biasanya 14 hari. Akhrinya diputuskan untuk tetap mengambil libur tapi nggak ke Indonesia.  Ternyata, beberapa hari kemudian, dia bilang, kalau liburnya malah jadi 7-8 hari aja. Mau ga mau saya yang harus kesana. Maksudnya terbang mendekatinya. Udah milih-milih negara mana yang harganya rasional, yang ga banyak makan waktu buat terbangnya H, dan tentunya ga ribet urus visa buat pemegang paspor hijau yang ga sesakti paspornya H.  Btw warna paspor Indonesia jadi biru ya sekarang?? Pilihan jatuh ke Dubai. Pemegang paspor hijau harus bikin visa, ya pusing lagi deh cara bikin visa Dubai nih gimana. Apa iya sesusah bikin visa schengen, visa US, visa lainnya. dari persyaratan sih standar ya, termasuk  record  bank account selama 3 bulan. Emang nggak pernah bikin visa Dubai sebelumnya ya, apalagi H yang paspornya super sakti kemana-mana (hampir) ga perlu visa, dia ga pernah ad