Skip to main content

Fire in the Building

Who would have thought that I  experienced fire in the building.  This is my first time living in an appartement. Of course I never chose appartement when living in Indonesia because it’s a real high risk when the earthquake happen. But here we are placed in an appartement. What got me relieved the first time that we are in the lowest floor so if something happen we will be quickly evacuated.  That’s what I thought.  Until it really happened.  We slept around midnight and abruptly woken up by the noise outside. I thought it was the drunk people just got back from night club or the restaurant next door was doing some deep cleaning. So loud that I had to wake up. My husband peeked outside and immediately said “fire brigade outside, you wait here!” I was just “am I dreaming or what?” I put on clothes, checked outside and saw a few of fire trucks. I checked the other side of the appartement and saw a few of police cars and ambulances.  “Oh no, something serious...

Mengalahkan Rasa Takut akan Tenggelam

Makanan setelah renang di KOOD Sanur (serba vegan)

Dari dulu takut banget sama air dengan volume yang besar. Mungkin di kehidupan gw sebelumnya gw pernah tenggelem kali ya. Makanya nggak pernah bisa renang. Karena ya takut tenggelam. Bahkan sekedar kecipak kecipuk aja takut. Sampai pindah ke Bali.

Pindah ke Bali nggak berekspektasi setinggi itu sih. Ternyata, jadi lebih sering main air di pantai. Nggak renang, cuma berendam aja. Lama-lama jadi kebiasaan dan udah mulai terbiasa dengan air. Ternyata seru juga yaa.

Kemudian dilatih suami gw buat berani snorkeling. Iya takut awalnya, nggak percaya meskipun dia bilang nggak akan tenggelam karena pake fin. Hmm masaaaa~~ Ya tetep pake pelampung sih. Pertama kali nyemplung, tentu saja heboh takut tenggelam padahal udah pake pelampung, pake fin, mana dipegangin juga. Tapi heboh aja, takut tenggelem. Ada 3 spot waktu itu, gw cuma nyemplung satu spot aja belum juga 15 menit udah naik kapal.

Beberapa kali snorkeling akhirnya baru berani lepas pelampung dan langsung pake fin aja. Ternyata emang iya ngapung seenak itu segampang itu. Padahal semuanya serba fisika, dasar pula. Gw tau banget gimana caranya ina inu, tapi rasa takut terlalu besar yang menghalangi ilmu fisika terserap otak agar bisa dipraktekkan tangan dan kaki secara terkoordinasi. 

Nah setelah pelan-pelan mulai bisa menguasai air, nggak takut lagi dengan volume air yang banyak, puncaknya adalah ketika diving. Pas diving ehhhhh kok malah nggak takut tenggelem. Mantranya sih, "Gravitasi nggak ada di sini, ya emang gw harus tenggelem lah. Tenang aja tanknya penuh kok. Ada gurunya juga gak bakal kenapa-napa gw. Jadi apa yg dikhawatirkan? Nggak ada!" Hiu sih. Tapi ternyata mereka hobi kelonan. Kan jadi lucu, nggak serem lagi. 

Bener-bener bisa menikmati diving, selesai diving gw bertekat gw harus bisa renang. Iya agak kebalik sih ya, tapi kan diving nggak harus bisa renang. Yang penting bisa ngapung aja. Tapi gw masih heran sama gw yang nggak pernah bisa jalan tegak waktu gendong BCD yang berat banget. Kok orang-orang bisa bawa tank kayak enteng gitu. Gw bongkok-bongkok bawanya, jalan 3 menit aja rasanya kayak mendaki gunung Ijen 3 jam.

Diving bener-bener kayak titik balik gw yang ngilangin rasa takut tenggelam gw. Aneh sih tapi selesai diving gw bener-bener nggak takut tenggelam sama sekali.

Akhirnya gw ambil kelas renang dong Mei ini. Bener-bener belajar dari awal, cara nafas, cara pakai tangan dan kaki. Semuanya. Sejam pertama kek orang bego. Trus waktu dapet kliknya dan nggak takut tenggelem, eh langsung bisa dong. Gw bisa renang. Gw ternyata bisa renang dan PD banget nggak takut tenggelam. 

Iya sih masih sekali nafas, belom bisa yang ambil nafas berkali-kali itu. Karena ya baru pertama kali sih. Tapi gw udah bisa renang dan nggak tenggelam oh my god! Pertemuan pertama gw bisa renang sejauh 10 meter dengan kedalaman 1,5m menuju 5m dengan sekali nafas. Gatau ini hal yang patut dibanggain atau nggak tapi gw udah bisa renang wkwkwk. Gw bangga sama diri sendiri yang udah nggak lagi takut tenggelem. 

Lalu diajarin juga cara ambil nafas di tengah-tengah. Bagi gw sulit banget, tapi udah mulai bisa dan tau harus kapan ambilnya. Tinggal latihan aja lagi biar lebih terbiasa. 

Gw udah bisa renang 😂 Gatau, gw bangga banget sama diri gw yang udah nggak takut tenggelam. 

Well... goodbye to the fear of drowning. I won! 😛

Comments

Popular posts from this blog

Fire in the Building

Who would have thought that I  experienced fire in the building.  This is my first time living in an appartement. Of course I never chose appartement when living in Indonesia because it’s a real high risk when the earthquake happen. But here we are placed in an appartement. What got me relieved the first time that we are in the lowest floor so if something happen we will be quickly evacuated.  That’s what I thought.  Until it really happened.  We slept around midnight and abruptly woken up by the noise outside. I thought it was the drunk people just got back from night club or the restaurant next door was doing some deep cleaning. So loud that I had to wake up. My husband peeked outside and immediately said “fire brigade outside, you wait here!” I was just “am I dreaming or what?” I put on clothes, checked outside and saw a few of fire trucks. I checked the other side of the appartement and saw a few of police cars and ambulances.  “Oh no, something serious...

Cara Memilih Bacaan

Pulang - Leila Chudori Pengalaman gw mulai menyukai membaca karena bukunya yang bagus. Kata orang jangan judge buku dari sampulnya. Gw termasuk orang yang suka judge buku dari sampul. Tapi itu bukan hal yang utama dong tentunya. Itu hanya ekstra poin aja.  Pertama kali gw baca buku dan tiba-tiba suka adalah saat papa yang waktu itu pulang, bawain gw buku ensiklopedia yang isinya sejarah dan astronomi. Itu yang bikin gw langsung suka baca, karena materinya bikin gw berbinar. Itu juga awal mula gw suka astronomi.  Perjalanan sebagai pembaca tentu saja lama sekali. Beberapa genre gw coba baca, kadang suka, kadang nggak suka. Hingga akhirnya gw tau apa yang bikin gw akan baca buku itu.  "Halaman pertama tulisannya" Gaya menulis orang itu pasti selalu berbeda. Meskipun mirip dengan yang lain, pasti akan ada karakter pembedanya. Itu biasanya terlihat dari halaman pertama tulisannya. Bayangkan, meski materinya bagus tapi penyampainya nggak bagus juga nggak akan nyangkut di pemb...

Dapet Visa UAE (Dubai) Gampang Banget

Dubai creek Beberapa waktu yang lalu, kita pusing berat karena H dapet libur kali ini cuman 10 hari. 10 hari dari yang biasanya 14 hari. Akhrinya diputuskan untuk tetap mengambil libur tapi nggak ke Indonesia.  Ternyata, beberapa hari kemudian, dia bilang, kalau liburnya malah jadi 7-8 hari aja. Mau ga mau saya yang harus kesana. Maksudnya terbang mendekatinya. Udah milih-milih negara mana yang harganya rasional, yang ga banyak makan waktu buat terbangnya H, dan tentunya ga ribet urus visa buat pemegang paspor hijau yang ga sesakti paspornya H.  Btw warna paspor Indonesia jadi biru ya sekarang?? Pilihan jatuh ke Dubai. Pemegang paspor hijau harus bikin visa, ya pusing lagi deh cara bikin visa Dubai nih gimana. Apa iya sesusah bikin visa schengen, visa US, visa lainnya. dari persyaratan sih standar ya, termasuk  record  bank account selama 3 bulan. Emang nggak pernah bikin visa Dubai sebelumnya ya, apalagi H yang paspornya super sakti kemana-mana (hampir) ga perlu vis...