Skip to main content

If Money Wasn't The Problem, What Would You Do?

In this extraordinary life, I would be a teacher still.  Helping people to understand even some little things to make them feel worthy and understand themselves better. It seems that teaching has become a calling for me. Not about teaching such specific subject like mathematics or so, but more like... I like to give new perspectives for people, and having them saying "Oh.... I see..." is satisfying for me. Of course, by teaching I can learn so many new perspectives from different people too. It's like the more I teach the more I learn, and that is so true. Maybe more like a guide. I like giving guidance to people who needs it. No, I don't like giving unsolicited guiding. I like to guide people who wants to be guided. I'd teach them how to love, love themselves first. Yea sure when we are talking about things, they would say "do useful things like engineering, plumbing, this and that" but they tend to forget that we need some balance in life. Not saying t

Bacaan Hingga Pertengahan 2022

Periplus

Semangat gw membaca kembali berkobar karena ada saingan. Iya, gw jadi kompetitif kalo ada orang ngelakuin hal yang gw seneng. Tapi bukan iri yang negatif ya, ini bener-bener dukungan yang gw perlukan sih jadi gw bisa dapet referensi bacaan juga. Siapa lagi kalo bukan Prisca temen gw yang tiba-tiba WA, "BEB BUKU INI BAGUS, LAU HARUS BELI!"

Bagus sekali. Splurging banget kalo soal buku. Hal yang mau ngabisin duit berapapun, suami, ortu, dan semesta akan selalu mendukungku 😂

Jadi sejak gw memutuskan untuk membaca buku fiksi dan self help bergantian, otak gw rasanya fresh banget. Kadang memang buku-buku nonfiksi itu bikin wah otak tapi juga bikin capek karena kita "dibebani" sedikit dengan melakukan koreksi terhadap hidup kita. Nggak salah, emang seharusnya begitu, cuma pada satu titik ngerasa capek. Itulah pertanda berpindah ke buku fiksi. 

Buku-buku yang gw baca memiliki kecenderungan menggelitik cara berpikir gw. Gw nggak takut kalau gw harus meruntuhkan "kepercayaan" gw untuk mendapatkan cara pandang yang baru. Karena mengenal perspektif yang lain itu menyenangkan sekali. Bisa tau alasan di balik hal-hal yang dilakukannya, dan nggak jadi asal judging. 

Oke, ini buku-buku yang udah gw baca sampai Mei 2022. Januari lalu gw udah selesaikan Dunia Sophie. Lalu gw lanjutin ke buku-buku berikut. 


Love for the imperfect things - Haenim Sunim. Jujur gw lebih suka banget sama yang Everything we can see when we slow down. Tapi buku ini juga nggak kalah keren. Karena kadang kita luput ngeliat hal-hal kecil di sekeliling kita yang bisa bikin kita bahagia. Mengenal diri kita sendiri dan jujur ke diri sendiri adalah hal yang harus kita lakukan. Fokus ke dalam dulu, bahagia ke dalam diri sendiri dulu, barulah kita akan bisa menerima hal-hal dari luar. 


How to See - Thich Nhat Hanh. Buku ini juga mengajarkan kita cara melihat sesuatu yang menurut konstruksi sosial bisa aja nggak wajar, tapi ada makna tersembunyi darinya. Perspektif dan menjadi lebih mindful.


Somewhere Only We Know - Alex Thian. Buku ini sebenernya hadiah dari temen gw waktu gw mau pindah Bali. Buku adalah hadiah yang gw bakalan cheerish banget sampe kapanpun. Meskipun buku ini bukan my cup of tea tapi gw setuju sama kutipan di atas. Karena gw baru-baru ini ngerti rasanya.


Aku lala padamu - Sujiwo Tedjo. Siapa yang nggak tau mbah nyentrik yang satu ini. Tulisannya seringkali bikin, "HAH MAKSUDNYA?" tapi sekalinya klik, pasti langsung ngangguk-angguk setuju.



Laut Bercerita - Leila S Chudori. Sempet maju mundur gw beli nggak ya, sampai Prisca baca baru gw beli. Karena kata orang sedih, jadi kan gw kek aduh lah jangan sedih-sedih. Ternyata bagus! Latar belakang penculikan mahasiswa tahun 1998 yang nasibnya nggak diketahui sampai sekarang. Gw nangis di beberapa halaman terakhir, ngebayangin mereka yg nggak tau nasib anak, suaminya, keluarganya. Masih hidup atau sudah mati. Satu hal yang gw pertanyakan, orang-orang yg menyiksa dan menghilangkan mereka ini, apakah bisa hidup tenang sampai sekarang? Apa bisa tidur dan nggak dapet mimpi buruk? 


It Ends With Us - Colleen Hoover. Setelah gagal bertahan, akhirnya gw beli juga buku ini. Ini satu-satunya buku yang bikin gw nangis sesenggukan hampir di tiap halamannya. Nggak cuma sesenggukan tapi ya ketawa, terharu, ya macem-macem semua emosi gw diaduk banget di sini. Karena gw ngerasain banget gimana cintanya Ryle ke Lily. Ya beruntungnya gw nggak ngalamin abusive-nya. Tapi cinta dua insan itu gw tau rasanya gimana. Ternyata setelah selesai baca baru tau kalau ini menceritakan bagian hidup dari penulis juga. Makanya bener-bener ngerasa raw banget. Ketarik banget ke pusaran buku. Buku ini ada lanjutannya bulan Oktober besok. It Starts With Us. Udah nggak sabar pengen beli! 


Tuhan ada di hatimu - Husein Ja'far Al Hadar. Si pemuda tersesat satu ini jadi salah satu favorit gw karena penyampaian ilmunya yang nggak ndakik-ndakik, pake logika dan nggak cuma dalil aja, gaya bercerita yang fun banget. Yang paling penting, nggak mengkafir-kafirkan orang. Worth to read banget! 

Gw masih punya beberapa buku yang ngantri buat diselesaikan juga. Untuk versi buku berbahasa Inggris gw sebisa mungkin beli versi non-Indonesia karena trauma terjemahannya yang rusak. Karena buku bagus dg terjemahan hancur itu bisa bikin patah hati sepatah-patahnya. 

Jadi kalian udah baca buku apa aja? Ada yang bisa direkomendasikan ke gw nggak?

Comments

Popular posts from this blog

If Money Wasn't The Problem, What Would You Do?

In this extraordinary life, I would be a teacher still.  Helping people to understand even some little things to make them feel worthy and understand themselves better. It seems that teaching has become a calling for me. Not about teaching such specific subject like mathematics or so, but more like... I like to give new perspectives for people, and having them saying "Oh.... I see..." is satisfying for me. Of course, by teaching I can learn so many new perspectives from different people too. It's like the more I teach the more I learn, and that is so true. Maybe more like a guide. I like giving guidance to people who needs it. No, I don't like giving unsolicited guiding. I like to guide people who wants to be guided. I'd teach them how to love, love themselves first. Yea sure when we are talking about things, they would say "do useful things like engineering, plumbing, this and that" but they tend to forget that we need some balance in life. Not saying t

Gojek ke bandara juanda

While waiting, jadi mending berbagi sedikit soal gojek. Karena saya adalah pengguna setia gojek, saya pengen cobain ke bandara pake gojek. Awalnya saya kira tidak bisa *itu emang sayanya aja sih yang menduga nggak bisa*, trus tanya temen katanya bisa karena dia sering ke bandara pakai motornya. Nah berarti gojek bisa dong?? Sebelum-sebelumnya kalo naek gojek selalu bayar cash, tapi kali ini pengen cobain top up go pay. Minimum top up 10ribu. Jadi saya cobain deh 30ribu dulu. Eh ternyata lagi ada promo 50% off kalo pake go pay. Haiyaaaaa kenapa ga dari dulu aja ngisi go pay hahaha. Dari kantor ke bandara juanda sekitar 8km. Kantor saya sih daerah rungkut industri. Penasarannn banget ini abang mau lewat mana ya. Tertera di layar 22ribu, tapi karena pakai go pay diskon 50% jadinya tinggal 11ribu. Bayangin tuhh... pake bis damri aja 30ribu hahaha. 11ribu udah nyampe bandara. Biasanya 15ribu ke royal plaza dari kantor haha. Lagi untung. Bagus deh. Nah sepanjang perjalanan, saya mikir ter

Ujian hari senin

Kejadian ini terjadi tepat senin minggu lalu. Baru kali itu aku merasa 'WOW.. ini senin yeay'. Karena biasanya 'haduhh udah senen lagi'. Kebayang kan kalo seneng begitu dihari senen menyambut pagi dan hari itu rasanya langka banget. Otomatis pengennya hari itu berlangsung indah. Jam setengah 9 pagi, seperti biasa ke pantry ambil minum bareng sama temen sebangku. Dia bikin teh, aku nyuci botol sekalian ngisi dong. Seperti biasa juga, kadang aku males sih nyuci botol dengan ritual lengkapnya, akhirnya cuman bilas pake air panas. Ya mungkin nggak sampe 50 ml juga. Dikit banget deh. Temen juga selalu bersihin gitu gelasnya pake air panas. Pic source is here Eh lakok lakok... si bapak pantry yang serem itu tiba-tiba bilang 'Gak bisa ya gak nyuci botol pake air panas? Tiap sore itu banyak komplain gara-gara airnya abis'. Yakaliii air abis tinggal isi aja, ibu yang dulu aja nggak pernah ada komplain. Ya aku bilang lah ini cuman dikit, lagian yang ngelakuin ini