Skip to main content

Fire in the Building

Who would have thought that I  experienced fire in the building.  This is my first time living in an appartement. Of course I never chose appartement when living in Indonesia because it’s a real high risk when the earthquake happen. But here we are placed in an appartement. What got me relieved the first time that we are in the lowest floor so if something happen we will be quickly evacuated.  That’s what I thought.  Until it really happened.  We slept around midnight and abruptly woken up by the noise outside. I thought it was the drunk people just got back from night club or the restaurant next door was doing some deep cleaning. So loud that I had to wake up. My husband peeked outside and immediately said “fire brigade outside, you wait here!” I was just “am I dreaming or what?” I put on clothes, checked outside and saw a few of fire trucks. I checked the other side of the appartement and saw a few of police cars and ambulances.  “Oh no, something serious...

Harga Makanan di Geneve

Sembari membuang kebosanan karena gw di rumah aja dan nggak berani beli makanan via online padahal gw udah kangen nasi kuning ambon, nasi campur bali, nasi sembarang kalir aku kangennn tapi yaaaa udah tahan dulu tahan!!!!

Jadi tiba-tiba pagi ini gw dan Frontsummer lagi ngobrolin soal negara-negara di Eropa perihal social distancing ini. Karena di desa-desa kecil di Eropa sana kan jarak rumahnya udah kayak orang musuhan gitu kan. Jauuuuhh banget. Trus ada yang nyamber, "Iya gapapa jauh-jauhan ntar bisa buka warung pecel samping rumah."

Nah... jadilah bahas makanan dan harganya di Eropa sana. Karena gw kemarin ke Geneve, masih kebayang banget ya tuhan mahalnya makanan di sana. Ini bukan gw bandingin konversi ke IDR lho ya. Ini bandingannya negara Eropa lainnya.

Sarapannya orang Geneve mirip orang Prancis karena emang mepet Prancis dan mereka pun berbahasa Prancis. Bagi beberapa orang yang tinggal di sana bilang kalau Genf itu so France minded lol. Rata-rata cafe menyediakan paket sarapan berupa teh/kopi beserta croissant dan jus jeruk. Sarapan tipis-tipis lah ceritanya. Paket harganya mulai dari CHF 6-12an tergantung cafenya.

Untuk harga sarapan di cafe samping gereja Lutheran old town ini seharga CHF 8. Bisa pilih mau minum kopi/teh + jus jeruk + croissant atau kopi/teh dan 2 snacks. Pilihan rotinya menggugah selera banget karena gw nggak favo croissant.



Kalau mau yang agak murah dikit, bisa jajan pinggir jalan macem churos dan kawan-kawannya dengan harga lebih murah. Waktu itu beli churros 6 biji, kirain bakal kecil mini kayak yang dijual di Matos aja, eh ternyata puanjang banget dan makan 2 aja udah kenyang. Bapaknya tipe-tipe bapak kaki lima yang grapyak jadi yaaaa malah dikasih bonus satu lagi churros dan coklat 😂 Pindah dari situ kek orang bego.




Hamburger ini ukurannya jumbo, kita makan sepulang dari Prancis dadakan naek gunung dan nanjak sepanjang 17 km sampe gila. Harganya utk fine dinning begini, berdua, berada di kisaran CHF 15-40 an per orang. Kalau pizza sih normalnya seharga belasan CHF. Pizza di Vapiano Genf sekitar CHF 12 untuk yang margarita (di Vapiano Ams masih di bawah EUR 10). 


Beberapa saat kemudian, gw ga bisa tahan banget kangen makanan Indonesia. Karena udah seminggu lebih di Dubai nggak makan makanan Indonesia, trus ke Genf juga udah seminggu lebih jadi gw kangen banget akhirnya gw cari dan dapet di deket kampusnya H. Nama warungnya Bali Indonesia, tinggal ngesot aja dari UN. Tempatnya kecil, padet dan penuh pas makan siang. Gw sampai duluan karena gw kira bakal makan sendiri ternyata H juga udah selesai kelasnya dan join gw makan. Gw pesen mie ayam dan tentunya teh botol dalam bentuk kotak, H pesen siomay dan bintang. Semuanya seharga CHF 40-50 an.



Beberapa hari kemudian, H yang pengen makan bakso akhirnya maksain banget nyari lagi berharap semoga ada. Ternyata ada juga, namanya Resto Sendok Garpu. Dua resto Indonesia ini sering jadi jujukan makan siang orang-orang konsulat dan dubes. Tentu saja kami ngobrol receh dengan pemilik-pemilik resto ini. Makan di sini, 2 bakso 2 teh botol 2 teh anget bayar sekitar CHF 40-60 an juga. Lupa gw.


Nah awal-awal di Genf, hotel kami berada di samping Manor. Manor my love ini semacam mall yang ada food court nyaman banget. Jam 8.30 pagi udah buka untuk orang sarapan sebelum kerja. Makanannya juga enak-enak dengan harga yang nggak semahal di restoran atau cafe. Mereka punya menu sarapan pagi dengan berbagai mini selection dan teh/kopi seharga CHF 6. Ini cukup menghemat banget dan makanannya nggak hanya croissant aja buat sarapan. Indonesians can't relate. Tapi yang sering gw pilih ya scramble egg, buah, bacon, tomat, itupun bisa kita ambil dua atau tiga piring kecil dg isi yang sama. Asal satu tray. Tapi gw juga heran sih waktu itu gw ambil dikit trus satunya di tray H eh bayarnya diitung dua. Sedangkan gw pernah ambilin punya H gw taro di tray gw eh bayarnya satu aja. Masih menjadi misteri tapi enak banget. Jus itu terpaksa gw ambil karena lagi ga fit dan dipaksa minum jus yang asem. 


Nah ini juga jadi favo kami, si roti kecil mungil mirip sus tapi nggak ada isinya. Manis permukaannya cuma CHF 0.5 aja satuannya. Paling cepet habis karena emang enteng banget rasanya dan cocok buat chit chat disambi ngopi. Kangen banget makan ini.


Manor bagian bawahnya itu groceries yang juga jual makanan siap saji. Gw sering beli ini untuk cemilan. Sausnya Thai dan enak banget. Harganya kalau nggak salah sih sekitar CHF 5 gitu. 


Indomaretnya Genf namanya Coop. Tapi ada yang gede juga hampir mirip mall malahan. Waktu H training dan harus berangkat jam 8 pagi, gw masih molor jadi gw baru turun jam 10 buat cari sarapan. FYI sarapan di hotel sana rata-rata cuma kopi/teh dan croissant dengan harga diatas CHF 20. Terlalu mahal untuk sarapan di luar dengan menu yang sama bisa dapet dibawah CHF 10. Jadi kami nggak nambah sarapan di hotel. Ini gw beli di Coop. 

Sumpah teh ini enak banget (enak banget ini tehnya rasa mirip teh Indonesia 😂) harganya CHF 1 koma sekian. Anggur yang begitu, setengah kilo cuma CHF 1,5. Karena gw suka dan murah banget jadi gw beli tiap hari 😂 Kalo pisang satu biji yang bisa CHF 3. Mixed salad ini harganya nggak sampai CHF 10. Kalau nggak salah sih sekitar CHF 6 atau 8, dengan pilihan ayam atau ikan atau pork. Kerupuknya sisa beli bakso kemaren. Krupuknya CHF 5 isi ... ah udahlah hahaha.

Sebenernya kalo koper gw muat aja gw bakal bawa balik semua makanan yg gw suka dari sana. 


Menu mussels ini makanan favo kami juga. Fine dinning di resto "mewah" sepanci gini bisa CHF 40 lebih, mau ukuran S, M, L, XL tinggal pilih. 


Kalau yang ini di Manor harganya sekitar CHF 20 dan itu enak banget dan lebih banyak daripada resto "mewah" di atas ini 😅


Nah, cheese fondue ini juga jadi favo gw. Nggak nyangka bisa jadi favo padahal awalnya kek ewwww masa keju sih. Tapi ternyata nggak eneg dan emang kejunya khusus untuk dibikin fondue. Makannya pake roti, bisa juga ditambah irisan bacon (apapun terserah pokoke daging tipis-tipis itu). Harganya untuk kaki lima di kisaran CHF belasan sampai 20an. Bisa untuk berdua. Kalau serakah ya buat sendiri sih 😏


Setelah diitung-itung rata-rata untuk makan di restoran/kafe harga per menunya untuk seorang bisa sekitar CHF 15 - 40 tergantung level kafe/restonya. Untuk yang kaki lima, per makan masih bisa dapet harga dibawah CHF 20. Kalau mau yang versi hemat yaaa beli di supermarket macem Coop, Manor begitu. Lumayan bisa hemat juga jika dikombinasikan. 

Keliatan enak nggak? Gw jadi pengen siomay sekarang 😪

Comments

  1. Penasaran dengan kerang nya!! enak bngt ga sih makan sea food gituu hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Endeussss bangettt nyamm hahaa

      Resepnya banyak kok, bikinnya juga gampang katanya :D

      Delete
  2. Melihat porsi sarapan di sana sungguh can't relate bagi sebagian besar orang indonesia :D
    Menarik sekali ada warung makan masakan indonesia. Jadi penawar rindu makanan indonesia.

    Ceritanya sangat menarik mbak :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya sarapan di sana sambil bayangin makan pecel pake peyek ehmmmmmmmmm hahahhaa

      terima kasih sudah mampir :)

      Delete
  3. Duuuh makannya bikin ngileeer. Baksonya seger bgt apalagi matosnya.. Uhu
    Sayangnya baca ini tangan lg diinfus jg ga bisa lgsg eksukusi jajan kaya makanan di atas :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aih get well soon, jaga kesehatan agar segera mampu menyantap bakso mamang2 di jalan :D

      Delete
  4. kapan ya punya kesempatan bisa kesana :O

    ReplyDelete
    Replies
    1. didoakan, diusahakan, ada rejeki dan jalannya :D kalo ke sana jgn lupa makan cheese fondue hehehe

      Delete
  5. Beb, plis, jangan nyebut harga, I can't breath...

    ReplyDelete

Post a Comment

Share your thoughts with me here

Popular posts from this blog

Fire in the Building

Who would have thought that I  experienced fire in the building.  This is my first time living in an appartement. Of course I never chose appartement when living in Indonesia because it’s a real high risk when the earthquake happen. But here we are placed in an appartement. What got me relieved the first time that we are in the lowest floor so if something happen we will be quickly evacuated.  That’s what I thought.  Until it really happened.  We slept around midnight and abruptly woken up by the noise outside. I thought it was the drunk people just got back from night club or the restaurant next door was doing some deep cleaning. So loud that I had to wake up. My husband peeked outside and immediately said “fire brigade outside, you wait here!” I was just “am I dreaming or what?” I put on clothes, checked outside and saw a few of fire trucks. I checked the other side of the appartement and saw a few of police cars and ambulances.  “Oh no, something serious...

Write Down Your Dreams, They Said.

Moscow Yes, all things I have and I do right now is all the things that I have written down on papers, during my sleeps, in my consciousness, in my visions. So let's do that again here.  I have another dream that I really think of. It's the thing I want to do when I have so much money, or enough money, or when money doesn't matter anymore, or who knows!  I wanna build a school for kids who can't afford to go to school. I want them to pay nothing, and I want them to learn the basic things like how to respect others, how to tell people their ideas/opinions, familiarize them with being kind, how to think logically, how to solve problems, etc. All the basic survival things in life.  I think my passion is always in education, but I don't always like to follow the old-school rules. There are so many important things we don't learn at school that I think should be taught there. Once we graduate from school, we usually don't know how to navigate life. Who taught you...

Pakai Debit Jenius di Luar Negeri

Amsterdam Central Station  Ini pertama kalinya pakai debit Jenius di luar negeri. Pemakaian ini menggunakan sumber dana EUR yang ada di aplikasi. Jadi uang yang keluar adalah uang EUR, bukan IDR.  Untuk buka rekening valas di Jenius, tinggal ditambahkan saja bagian buka akun valas lalu pilih kurs yang diinginkan. Di kasus ini gw punya rekening EUR di Jenius yang ditujukan untuk transaksi di Eropa.  Karena kemarin lagi di Belanda, akhirnya pengen coba pakai debit card Jenius karena EDC di Belanda belum tentu bisa untuk kartu kredit saja. Sebelum digunakan tentunya jangan lupa untuk menyambungkan kartu debit ke rekening mata uang asingnya biar sumber pengeluaran juga langsung dari tabungan valas itu. Tinggal klik klik aja kok. Tibalah saatnya menggunakan mata uang EUR yang sudah kubeli dari Jenius. Waktu itu gw pakainya di Schipol, di dua toko berbeda, dan keduanya nggak bisa tap langsung. Jadi harus insert kartu, tentu bukan masalah.  Karena terbiasa dengan transaksi...