Skip to main content

Romanticizing My Cooking

Bakso I have to admit that my love for cooking is growing. It's growing and I can't believe it myself. This feeling has been like this since probably two years ago. Before, cooking felt like a hard work that I had to fulfill. It still is, but the difference is I enjoy it now. So it does not feel like I am forcing myself.  Back then whenever I cooked, it's either wrong recipe or incorrect measurement. It never tasted right. So I gave up cooking just because I never found the right one. And then I started to feel that I wanna eat better. I don't want to just eat whatever, I want to know what goes into my body. If I prepare it myself, then I know it's good one.  I don't eat too much sugar, sometimes it is hard to buy one thing outside and has a lot of sugar in it. So cooking it myself will allow me to control the amount of sugar. So I found recipes and I tried to make them. As to my surprise, they taste right! Exactly how they should have tasted. That made me happy

Harga Makanan di Geneve

Sembari membuang kebosanan karena gw di rumah aja dan nggak berani beli makanan via online padahal gw udah kangen nasi kuning ambon, nasi campur bali, nasi sembarang kalir aku kangennn tapi yaaaa udah tahan dulu tahan!!!!

Jadi tiba-tiba pagi ini gw dan Frontsummer lagi ngobrolin soal negara-negara di Eropa perihal social distancing ini. Karena di desa-desa kecil di Eropa sana kan jarak rumahnya udah kayak orang musuhan gitu kan. Jauuuuhh banget. Trus ada yang nyamber, "Iya gapapa jauh-jauhan ntar bisa buka warung pecel samping rumah."

Nah... jadilah bahas makanan dan harganya di Eropa sana. Karena gw kemarin ke Geneve, masih kebayang banget ya tuhan mahalnya makanan di sana. Ini bukan gw bandingin konversi ke IDR lho ya. Ini bandingannya negara Eropa lainnya.

Sarapannya orang Geneve mirip orang Prancis karena emang mepet Prancis dan mereka pun berbahasa Prancis. Bagi beberapa orang yang tinggal di sana bilang kalau Genf itu so France minded lol. Rata-rata cafe menyediakan paket sarapan berupa teh/kopi beserta croissant dan jus jeruk. Sarapan tipis-tipis lah ceritanya. Paket harganya mulai dari CHF 6-12an tergantung cafenya.

Untuk harga sarapan di cafe samping gereja Lutheran old town ini seharga CHF 8. Bisa pilih mau minum kopi/teh + jus jeruk + croissant atau kopi/teh dan 2 snacks. Pilihan rotinya menggugah selera banget karena gw nggak favo croissant.



Kalau mau yang agak murah dikit, bisa jajan pinggir jalan macem churos dan kawan-kawannya dengan harga lebih murah. Waktu itu beli churros 6 biji, kirain bakal kecil mini kayak yang dijual di Matos aja, eh ternyata puanjang banget dan makan 2 aja udah kenyang. Bapaknya tipe-tipe bapak kaki lima yang grapyak jadi yaaaa malah dikasih bonus satu lagi churros dan coklat 😂 Pindah dari situ kek orang bego.




Hamburger ini ukurannya jumbo, kita makan sepulang dari Prancis dadakan naek gunung dan nanjak sepanjang 17 km sampe gila. Harganya utk fine dinning begini, berdua, berada di kisaran CHF 15-40 an per orang. Kalau pizza sih normalnya seharga belasan CHF. Pizza di Vapiano Genf sekitar CHF 12 untuk yang margarita (di Vapiano Ams masih di bawah EUR 10). 


Beberapa saat kemudian, gw ga bisa tahan banget kangen makanan Indonesia. Karena udah seminggu lebih di Dubai nggak makan makanan Indonesia, trus ke Genf juga udah seminggu lebih jadi gw kangen banget akhirnya gw cari dan dapet di deket kampusnya H. Nama warungnya Bali Indonesia, tinggal ngesot aja dari UN. Tempatnya kecil, padet dan penuh pas makan siang. Gw sampai duluan karena gw kira bakal makan sendiri ternyata H juga udah selesai kelasnya dan join gw makan. Gw pesen mie ayam dan tentunya teh botol dalam bentuk kotak, H pesen siomay dan bintang. Semuanya seharga CHF 40-50 an.



Beberapa hari kemudian, H yang pengen makan bakso akhirnya maksain banget nyari lagi berharap semoga ada. Ternyata ada juga, namanya Resto Sendok Garpu. Dua resto Indonesia ini sering jadi jujukan makan siang orang-orang konsulat dan dubes. Tentu saja kami ngobrol receh dengan pemilik-pemilik resto ini. Makan di sini, 2 bakso 2 teh botol 2 teh anget bayar sekitar CHF 40-60 an juga. Lupa gw.


Nah awal-awal di Genf, hotel kami berada di samping Manor. Manor my love ini semacam mall yang ada food court nyaman banget. Jam 8.30 pagi udah buka untuk orang sarapan sebelum kerja. Makanannya juga enak-enak dengan harga yang nggak semahal di restoran atau cafe. Mereka punya menu sarapan pagi dengan berbagai mini selection dan teh/kopi seharga CHF 6. Ini cukup menghemat banget dan makanannya nggak hanya croissant aja buat sarapan. Indonesians can't relate. Tapi yang sering gw pilih ya scramble egg, buah, bacon, tomat, itupun bisa kita ambil dua atau tiga piring kecil dg isi yang sama. Asal satu tray. Tapi gw juga heran sih waktu itu gw ambil dikit trus satunya di tray H eh bayarnya diitung dua. Sedangkan gw pernah ambilin punya H gw taro di tray gw eh bayarnya satu aja. Masih menjadi misteri tapi enak banget. Jus itu terpaksa gw ambil karena lagi ga fit dan dipaksa minum jus yang asem. 


Nah ini juga jadi favo kami, si roti kecil mungil mirip sus tapi nggak ada isinya. Manis permukaannya cuma CHF 0.5 aja satuannya. Paling cepet habis karena emang enteng banget rasanya dan cocok buat chit chat disambi ngopi. Kangen banget makan ini.


Manor bagian bawahnya itu groceries yang juga jual makanan siap saji. Gw sering beli ini untuk cemilan. Sausnya Thai dan enak banget. Harganya kalau nggak salah sih sekitar CHF 5 gitu. 


Indomaretnya Genf namanya Coop. Tapi ada yang gede juga hampir mirip mall malahan. Waktu H training dan harus berangkat jam 8 pagi, gw masih molor jadi gw baru turun jam 10 buat cari sarapan. FYI sarapan di hotel sana rata-rata cuma kopi/teh dan croissant dengan harga diatas CHF 20. Terlalu mahal untuk sarapan di luar dengan menu yang sama bisa dapet dibawah CHF 10. Jadi kami nggak nambah sarapan di hotel. Ini gw beli di Coop. 

Sumpah teh ini enak banget (enak banget ini tehnya rasa mirip teh Indonesia 😂) harganya CHF 1 koma sekian. Anggur yang begitu, setengah kilo cuma CHF 1,5. Karena gw suka dan murah banget jadi gw beli tiap hari 😂 Kalo pisang satu biji yang bisa CHF 3. Mixed salad ini harganya nggak sampai CHF 10. Kalau nggak salah sih sekitar CHF 6 atau 8, dengan pilihan ayam atau ikan atau pork. Kerupuknya sisa beli bakso kemaren. Krupuknya CHF 5 isi ... ah udahlah hahaha.

Sebenernya kalo koper gw muat aja gw bakal bawa balik semua makanan yg gw suka dari sana. 


Menu mussels ini makanan favo kami juga. Fine dinning di resto "mewah" sepanci gini bisa CHF 40 lebih, mau ukuran S, M, L, XL tinggal pilih. 


Kalau yang ini di Manor harganya sekitar CHF 20 dan itu enak banget dan lebih banyak daripada resto "mewah" di atas ini 😅


Nah, cheese fondue ini juga jadi favo gw. Nggak nyangka bisa jadi favo padahal awalnya kek ewwww masa keju sih. Tapi ternyata nggak eneg dan emang kejunya khusus untuk dibikin fondue. Makannya pake roti, bisa juga ditambah irisan bacon (apapun terserah pokoke daging tipis-tipis itu). Harganya untuk kaki lima di kisaran CHF belasan sampai 20an. Bisa untuk berdua. Kalau serakah ya buat sendiri sih 😏


Setelah diitung-itung rata-rata untuk makan di restoran/kafe harga per menunya untuk seorang bisa sekitar CHF 15 - 40 tergantung level kafe/restonya. Untuk yang kaki lima, per makan masih bisa dapet harga dibawah CHF 20. Kalau mau yang versi hemat yaaa beli di supermarket macem Coop, Manor begitu. Lumayan bisa hemat juga jika dikombinasikan. 

Keliatan enak nggak? Gw jadi pengen siomay sekarang 😪

Comments

  1. Penasaran dengan kerang nya!! enak bngt ga sih makan sea food gituu hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Endeussss bangettt nyamm hahaa

      Resepnya banyak kok, bikinnya juga gampang katanya :D

      Delete
  2. Melihat porsi sarapan di sana sungguh can't relate bagi sebagian besar orang indonesia :D
    Menarik sekali ada warung makan masakan indonesia. Jadi penawar rindu makanan indonesia.

    Ceritanya sangat menarik mbak :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya sarapan di sana sambil bayangin makan pecel pake peyek ehmmmmmmmmm hahahhaa

      terima kasih sudah mampir :)

      Delete
  3. Duuuh makannya bikin ngileeer. Baksonya seger bgt apalagi matosnya.. Uhu
    Sayangnya baca ini tangan lg diinfus jg ga bisa lgsg eksukusi jajan kaya makanan di atas :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aih get well soon, jaga kesehatan agar segera mampu menyantap bakso mamang2 di jalan :D

      Delete
  4. kapan ya punya kesempatan bisa kesana :O

    ReplyDelete
    Replies
    1. didoakan, diusahakan, ada rejeki dan jalannya :D kalo ke sana jgn lupa makan cheese fondue hehehe

      Delete
  5. Beb, plis, jangan nyebut harga, I can't breath...

    ReplyDelete

Post a Comment

Share your thoughts with me here

Popular posts from this blog

Romanticizing My Cooking

Bakso I have to admit that my love for cooking is growing. It's growing and I can't believe it myself. This feeling has been like this since probably two years ago. Before, cooking felt like a hard work that I had to fulfill. It still is, but the difference is I enjoy it now. So it does not feel like I am forcing myself.  Back then whenever I cooked, it's either wrong recipe or incorrect measurement. It never tasted right. So I gave up cooking just because I never found the right one. And then I started to feel that I wanna eat better. I don't want to just eat whatever, I want to know what goes into my body. If I prepare it myself, then I know it's good one.  I don't eat too much sugar, sometimes it is hard to buy one thing outside and has a lot of sugar in it. So cooking it myself will allow me to control the amount of sugar. So I found recipes and I tried to make them. As to my surprise, they taste right! Exactly how they should have tasted. That made me happy

Mengenal Nyai, Eyang Buyut Orang Indo Kebanyakan

  Seperti yang pernah saya tulis sebelumnya tentang darah campuran Eropa, saya pernah janji nulis tentang orang Indo dan Nyai, nenek buyut dari para Indo kebanyakan. Sekarang kita liat definisi dari Indo sendiri. Jadi Indo (Indo-Europeaan atau Eropa Hindia) adalah para keturunan yang hidup di Hindia Belanda (Indonesia) atau di Eropa yang merupakan keturunan dari orang Indonesia dengan orang Eropa (Kebanyakan Belanda, Jerman, Prancis, Belgia). Itulah kenapa saya agak risih mendengar orang menyebut Indonesia dengan singkatan Indo. Karena kedua hal itu beda definisi dan arti. Sekarang apa itu Nyai? Apa definisi dari Nyai? Nyai adalah seorang perempuan pribumi (bisa jadi orang Indonesia asli), Tionghoa dan Jepang yang hidup bersama lelaki Eropa di masa Hindia Belanda. Hidup bersama atau samenleven yang artinya kumpul kebo, tidak menikah. Fungsinya nyai itu apa? Fungsinya diatas seorang baboe dan dibawah seorang istri, tapi wajib melakukan kewajiban seorang baboe dan istri. Karena mem

Soal ujian TOPIK vs EPS TOPIK

Setelah membahas perbedaan TOPIK dan EPS TOPIK , kali ini saya akan menulis materi tentang apa saja yg diujikan *agak sedikit detail ya*. Pengalaman mengikuti dan 'membimbing' untuk kedua ujian tersebut, jadi sedikit banyak mengetahui detail soal yg diujikan. Dimulai dari EPS TOPIK. Jika anda adalah warga yg ingin menjadi TKI/TKW di Korea, lulus ujian ini adalah wajib hukumnya. Kebanyakan dari mereka ingin cara singkat karena ingin segera berangkat sehingga menggunakan cara ilegal. Bahkan ada yg lulus tanpa ujian. Bisa saja, tapi di Korea dia mlongo. Untuk soal EPS TOPIK, soal-soal yg keluar adalah materi tentang perpabrikan dan perusahaan semacem palu, obeng, cangkul, cara memupuk, cara memerah susu sapi, cara mengurus asuransi, cara melaporkan majikan yg nggak bener, cara membaca slip gaji, sampai soal kecelakaan kerja. Intinya tentang bagaimana mengetahui hak dan kewajiban bekerja di Korea termasuk printilan yang berhubungan dengan pekerjaan. Karena yang melalui jalur ini