Skip to main content

If Money Wasn't The Problem, What Would You Do?

In this extraordinary life, I would be a teacher still.  Helping people to understand even some little things to make them feel worthy and understand themselves better. It seems that teaching has become a calling for me. Not about teaching such specific subject like mathematics or so, but more like... I like to give new perspectives for people, and having them saying "Oh.... I see..." is satisfying for me. Of course, by teaching I can learn so many new perspectives from different people too. It's like the more I teach the more I learn, and that is so true. Maybe more like a guide. I like giving guidance to people who needs it. No, I don't like giving unsolicited guiding. I like to guide people who wants to be guided. I'd teach them how to love, love themselves first. Yea sure when we are talking about things, they would say "do useful things like engineering, plumbing, this and that" but they tend to forget that we need some balance in life. Not saying t

Karena Sekarang #LiburanJadiMudah


  
Ubud

Masih inget rasanya beberapa tahun lalu, terkadang rencana jalan-jalan hanya akan berakhir sebagai rencana belaka karena ketidaksanggupan mengatasi keribetan pesan tiket dan hotel. Kebanyakan dari proses itu harus dilakukan offline a.k.a harus pesan di travel agen. Tak jarang pula perjalanan tak berjalan sesuai harapan karena tidak singkronnya informasi yang didapat dari pihak travel agen dan pihak yang satunya. Oh betapa sulitnya! 

Bulan lalu, saya dan suami berada di Bali selama satu bulan. Tiket dari Surabaya ke Bali saya pesan satu minggu sebelum berangkat, membayarnya pun menggunakan kartu kredit atau kartu debit yang tak perlu keluar rumah dan hanya klik klik klik. Beberapa tahun yang lalu, saya yakin saya nggak bernyali pesan tiket seminggu sebelum keberangkatan. Pasti pesan sebulan dua bulan sebelum keberangkatan. Saya tak pernah menyangka kemajuan teknologi benar-benar membuat #LiburanJadiMudah dan sangat membantu proses traveling yang sering saya lakukan belakangan ini. 

 
Dubai Mall & Burj Khalifa, Dubai

Waktu kita berada di Bali sebulan, kita berencana tinggal di Ubud selama 4 minggu tapi ternyata harus mendadak ke Denpasar hari itu juga karena tidak mungkin saya ke Denpasar sendirian dengan kondisi tangan kanan tidak bisa digunakan akibat kecelakaan motor di Padang Bai. Tadinya rencana awal saya ke Denpasar sendirian menyusul suami yang pergi ke Denpasar lebih dulu, dengan membawa 2 koper besar yang kira-kira beratnya 40 kg. Tapi rencana itu kita batalkan karena tangan kanan yang tidak bisa digerakkan, jadi saya harus ke Denpasar bersama suami saat itu juga. Saat itu juga, satu jam sebelum berangkat ke Denpasar, kita baru pesan hotel untuk 4 hari di Denpasar. 

Kemajuan teknologi ini sangat membantu saya yang belakangan ini sering melakukan perjalanan untuk bertemu suami. Kondisi LDR ini sering kita gunakan untuk bertemu saat suami libur, kadang di Indonesia kadang pula di negeri orang. Bagi saya, yang terpenting adalah bertemu suami. Bukan dimana tempatnya. Dan tentunya dengan masa libur suami yang tak bisa dipastikan sebulan sebelumnya, kita seringkali pesan tiket penerbangan paling cepat 2 minggu sebelum terbang, paling lambat satu minggu sebelumnya. Nekat! Tapi selamat 😄

 
Wat Arun

Jujur sih saya ingin sekali ke Korea Selatan (dan juga Utara). Tapi ke Korea ini belum pernah diturutin suami karena alasannya saya yang WNI ini butuh visa ke Korsel, ribet katanya. Kenapa harus Korsel? Karena saya menghabiskan sebagian besar masa kuliah saya belajar bahasa Korea dan berinteraksi dengan orang Korea. Hal ini tentu membawa kenangan sendiri untuk saya.

Nah, rasa-rasanya sih, kalau saya ke Korea saya bakal pergi sendirian atau dengan teman. Sepertinya sih nggak mungkin pergi bersama suami karena ya… suami tak menggilai Korea seperti saya. Tak pula dia doyan makanan Korea yang enak itu. Pokoknya sebisa mungkin dia menghindar kalau diajak ke Korea. Jadi lebih baik pergi bersama teman-teman yang punya rencana jalan ke Korea Selatan. 

 
Tbilisi, Georgia

Harga tiket PP Surabaya-Incheon kalau normal sih bisa sekitar 10 juta-an. Kalau beruntung seperti sahabat saya sih bisa dapat 5 juta PP Surabaya-Incheon. Makanya saya nunda-nunda terus karena ya sering nggak beruntung kalau soal berburu tiket murah. Jujur deh, saya ini tipe orang pemilih kalau soal terbang. Kalau terbang domestik yang hanya satu jam sih, nggak bakal terlalu milih. Tapi kalau terbang keluar negeri apalagi yang jarak tempuhnya lebih dari 5 jam, saya cenderung milih-milih soal pesawat. Karena nggak bisa dipungkiri ya, penerbangan lebih dari 5 jam itu sering bikin senewen pas sampai ditujuan. Jadi harus benar-benar pesawat yang bikin nyaman dan setidaknya nggak merusak mood selama perjalanan.  

Nah kemarin iseng browsing tiket ke Korea, tiba-tiba nemuin yang namanya Vizitrip. Setelah mengacak-acak isi website ini, ketemulah yang namanya trip ke Korea Selatan dengan harga yang cihuy masuk akal dan nggak bikin dompet nangis. Malah lebih murah kalau dihitung sih. Paket yang ke Korea ini pakai penerbangan yang nggak bikin diriku ini merengek nantinya haha! Tentunya bikin mata berbinar dan #LiburanJadiMudah 😎

Best friend yang pamer jalan ke Korea duluan

Vizitrip juga menyediakan banyak pilihan untuk open trip maupun group tour dan juga regular trip, yang tentunya bisa dipilih sesuai kebutuhan dan kemauan. Mau berangkat sendiri, ya ayo. Mau berangkat rame-rame ya monggo. Vizitrip juga menyediakan paket domestik dan luar negeri. Jadi tak usah takut ribet karena Trip Bareng Vizitrip bikin Liburan Jadi Mudah dong. 

Nah teruntuk suamiku tersayang, nanti jika tiba waktunya ku menjejakkan kaki di tanah Raja Sejong ini, dimohon untuk membantu menambah uang saku ya. Janji deh nanti istrimu bawakan sumpit asli Korea yang ramah lingkungan. Tak sabar rasanya ku menanti Trip Bareng Vizitrip yang bikin #LiburanJadiMudah 😍

Comments

Post a Comment

Share your thoughts with me here

Popular posts from this blog

If Money Wasn't The Problem, What Would You Do?

In this extraordinary life, I would be a teacher still.  Helping people to understand even some little things to make them feel worthy and understand themselves better. It seems that teaching has become a calling for me. Not about teaching such specific subject like mathematics or so, but more like... I like to give new perspectives for people, and having them saying "Oh.... I see..." is satisfying for me. Of course, by teaching I can learn so many new perspectives from different people too. It's like the more I teach the more I learn, and that is so true. Maybe more like a guide. I like giving guidance to people who needs it. No, I don't like giving unsolicited guiding. I like to guide people who wants to be guided. I'd teach them how to love, love themselves first. Yea sure when we are talking about things, they would say "do useful things like engineering, plumbing, this and that" but they tend to forget that we need some balance in life. Not saying t

Gojek ke bandara juanda

While waiting, jadi mending berbagi sedikit soal gojek. Karena saya adalah pengguna setia gojek, saya pengen cobain ke bandara pake gojek. Awalnya saya kira tidak bisa *itu emang sayanya aja sih yang menduga nggak bisa*, trus tanya temen katanya bisa karena dia sering ke bandara pakai motornya. Nah berarti gojek bisa dong?? Sebelum-sebelumnya kalo naek gojek selalu bayar cash, tapi kali ini pengen cobain top up go pay. Minimum top up 10ribu. Jadi saya cobain deh 30ribu dulu. Eh ternyata lagi ada promo 50% off kalo pake go pay. Haiyaaaaa kenapa ga dari dulu aja ngisi go pay hahaha. Dari kantor ke bandara juanda sekitar 8km. Kantor saya sih daerah rungkut industri. Penasarannn banget ini abang mau lewat mana ya. Tertera di layar 22ribu, tapi karena pakai go pay diskon 50% jadinya tinggal 11ribu. Bayangin tuhh... pake bis damri aja 30ribu hahaha. 11ribu udah nyampe bandara. Biasanya 15ribu ke royal plaza dari kantor haha. Lagi untung. Bagus deh. Nah sepanjang perjalanan, saya mikir ter

Ujian hari senin

Kejadian ini terjadi tepat senin minggu lalu. Baru kali itu aku merasa 'WOW.. ini senin yeay'. Karena biasanya 'haduhh udah senen lagi'. Kebayang kan kalo seneng begitu dihari senen menyambut pagi dan hari itu rasanya langka banget. Otomatis pengennya hari itu berlangsung indah. Jam setengah 9 pagi, seperti biasa ke pantry ambil minum bareng sama temen sebangku. Dia bikin teh, aku nyuci botol sekalian ngisi dong. Seperti biasa juga, kadang aku males sih nyuci botol dengan ritual lengkapnya, akhirnya cuman bilas pake air panas. Ya mungkin nggak sampe 50 ml juga. Dikit banget deh. Temen juga selalu bersihin gitu gelasnya pake air panas. Pic source is here Eh lakok lakok... si bapak pantry yang serem itu tiba-tiba bilang 'Gak bisa ya gak nyuci botol pake air panas? Tiap sore itu banyak komplain gara-gara airnya abis'. Yakaliii air abis tinggal isi aja, ibu yang dulu aja nggak pernah ada komplain. Ya aku bilang lah ini cuman dikit, lagian yang ngelakuin ini