Skip to main content

Romanticizing My Cooking

Bakso I have to admit that my love for cooking is growing. It's growing and I can't believe it myself. This feeling has been like this since probably two years ago. Before, cooking felt like a hard work that I had to fulfill. It still is, but the difference is I enjoy it now. So it does not feel like I am forcing myself.  Back then whenever I cooked, it's either wrong recipe or incorrect measurement. It never tasted right. So I gave up cooking just because I never found the right one. And then I started to feel that I wanna eat better. I don't want to just eat whatever, I want to know what goes into my body. If I prepare it myself, then I know it's good one.  I don't eat too much sugar, sometimes it is hard to buy one thing outside and has a lot of sugar in it. So cooking it myself will allow me to control the amount of sugar. So I found recipes and I tried to make them. As to my surprise, they taste right! Exactly how they should have tasted. That made me happy

Selamatkan Hidup Seseorang melalui #SebarkanBeritaBaik


 

Beberapa tahun yang lalu, awal mengganasnya sosial media terutama whatsapp sebagai salah satu bentuk aplikasi pengganti sms, kegiatan bertukar pesan pun menjadi jauh lebih mudah. Tak terbatas seperti SMS, aplikasi-aplikasi yang muncul saat ini bisa membuat penggunanya mengirim ribuan karakter dalam sekali klik. Saya pun dulu, sering sekali asal copy-paste apapun yang dikirim orang tanpa konfirmasi kebenarannya.

Contoh paling sederhana adalah pesan tentang keajaiban para nabi yang harus disebarkan melalui pesan berantai karena jika diabaikan besok kita bisa meninggal, atau tertimpa hal buruk yang ternyata jelas tak terjadi. Sempat berpikir apakah benar kalau kita tidak menyebarkan pesan tersebut, maka hal buruk akan menimpa kita? Karena penasaran pun saya akhirnya mencoba tidak mengirimnya dan ternyata tidak ada hal yang terjadi. Karena pada dasarnya bentuk pesan yang seperti itu digunakan untuk metode click bait untuk menghasilkan uang atau apapun itu dengan tujuan tertentu. 

Akhir-akhir ini pun banyak berita tak benar yang selalu mudah tersebar karena pengguna media sosial sangat suka sekali menyebarkan bahkan tanpa membacanya. Ada banyak dari mereka yang memang ceroboh dan asal menyebarkan berita yang didapatkan. Namun ada pula yang memang menyebarkan karena menginginkan kontroversi terjadi. Istilahnya agar viral. 

Saya pun adalah salah satu orang yang terkena dampak dari penyebaran berita yang asal sebar. Seperti yang kita ketahui, banyak sekali portal berita yang menggunakan sosial media seperti Facebook, Instagram maupun Twitter untuk posting berita yang baru saja mereka rilis. Setelah mereka rilis melalui akun-akun sosial media tersebut, maka akun-akun lain akan siap melakukan repost berita yang dirilis dari portal berita tersebut. Tentunya tanpa melakukan cek ricek, mereka akan repost dalam hitungan detik. 

Kala itu, ada salah satu portal berita besar di Indonesia yang mengambil foto saya beserta suami saya dan menggunakannya sebagai ilustrasi berita mereka, tanpa ijin saya. Status suami saya yang WNA dan saya yang WNI, sah menikah, foto kami berdua digunakan sebagai ilustrasi berita yang menyebutkan bahwa pasangan WNI dan WNA ini adalah pasangan kumpul kebo dan kemudian hamil tapi akhirnya WNI tersebut (yang kebetulan mantan TKW) menikah dengan sesama WNI. Karena anak yang dilahirkannya memiliki paras seperti WNA, akhirnya terbongkarlah perbuatan WNI tersebut yang hamil terlebih dahulu. Dalam ilustrasi tersebut kebetulan yang dipakai adalah foto saya dan suami. Dengan posisi wajah di blur, tapi sayangnya mereka tidak mencantumkan bahwa foto tersebut adalah ilustrasi. Tidak pula meminta ijin saya si empunya foto. 

Dampak yang saya rasakan, benar-benar terjadi satu detik setelah teman saya memberitahukan perihal berita tersebut. Ketika saya mengkonfirmasi dan meminta portal berita tersebut menarik video yang didalamnya terdapat foto saya berserta suami, saat itu pula puluhan akun lain sudah melakukan repost. Berkali-kali saya hubungi melalui email, telepon, kolom komentar akun mereka, tak ada balasan sama sekali. Untungnya masih banyak netizen yang membantu untuk melaporkan ke akun terkait perihal penggunaan foto yang tanpa ijin dan tidak sesuai dengan berita. Meskipun banyak netizen lain yang sudah tentu menghujat saya dengan mengatakan bahwa saya wanita murahan yang semaunya diajak tidur bule dan hamil pula. Padahal saya sudah menikah dengan suami selama lebih dari satu tahun dan belum pula hamil. Beberapa netizen ada yang mengirimkan pesan dan menanyakan kebenaran berita tersebut dengan sopan, dan membantu untuk menarik berita tersebut. Tapi ada pula netizen yang sengaja mengirim pesan hanya untuk menghina saya meskipun saat itu saya sudah menjelaskan duduk perkaranya. 

Dalam waktu sedetik, rasanya saya tidak percaya kalau ada orang yang menyalahgunakan foto saya dan mengatakan saya wanita murahan hanya dari sepenggal berita yang tidak ada sangkut pautnya dengan saya. Selama berbulan-bulan saya merasa agak takut menggunakan media sosial. Rasa trauma secara psikologis masih terbayang dan terasa. Bisa jadi yang saya alami bukanlah hal besar bagi orang lain. Tapi dampak psikologis yang saya rasakan juga tidak bisa disepelekan. Hal ini bisa saja suatu saat terjadi kepada kalian. Saya merasa memiliki tanggungjawab untuk menjelaskan kepada semua orang bahwa itu karya saya yang disalahgunakan untuk berita yang tak ada sangkut pautnya dengan kehidupan saya pribadi. Tapi di sisi lain, orang tak akan percaya karena mereka akan lebih percaya yang viral dan ramai dibicarakan terutama jika hal tersebut adalah hal yang tidak baik. 

Dari kejadian tersebut saya belajar lebih untuk jangan asal menyebarkan berita. Minimal, kita harus kroscek kebenaran berita tersebut sebelum menyebarkan. Kemudian menimbang apakah berita tersebut pantas kita sebarkan atau hanya akan membuat gaduh jika kita ikut berpartisipasi dalam menyebarkannya? Hal tersebut adalah hal sederhana yang bisa dilakukan sebelum menambah gaduh yang sudah gaduh. 

Konsekuensi menyebarkan berita yang salah bisa saja merusak kehidupan seseorang. Apakah kita rela membiarkan jari-jari ini asal klik untuk berita yang tak benar yang kemungkinan bisa merusak hidup orang? Lebih baik #SebarkanBeritaBaik karena kita tak akan tahu mungkin suatu saat di suatu hari yang tenang, kitapun bisa menjadi korban dari berita yang tidak benar. 

Belajar lah untuk menahan diri dan berpikir dua kali sebelum menyebarkan berita. Jika memang berita tersebut benar dan pantas untuk disebarkan, silakan. Tapi kalau kita sendiri tidak yakin dan merasa berita tersebut tidak penting untuk disebarkan, lebih baik menahan diri saja. Siapa tahu anda menyelamatkan nyawa atau psikologis seseorang dengan #SebarkanBeritaBaik saja. Karena netizen yang cerdas adalah netizen yang selalu #SebarkanBeritaBaik.

Comments

  1. Oh jadi ini alasannya kenapa kemaren blognya lenyap selama beberapa bulan? Padahal saya berkali-kali main ke blog mbak, tapi kok gak ada. Saya kira emang sengaja dihapus. Jadi gimana mbak? Udah beres belum? Emang orang sekarang banyak yang sinting. Kebanyakan makan micin kayaknya sehingga gak bisa berpikir secara logis.

    Saya juga pernah digituin mbak. Kalo saya yang dicolong poto pesbuk-__-'. Makanya langsung saya hapus fesbuk saya karena gak betah banyak orang sinting mampir wall saya.

    Eh btw, selamat hari lebaran yah, minal aidin wal faidin...

    Asiikk, blognya udah balik lagihh

    ReplyDelete
    Replies
    1. foto apa yg dicolong mas? fesbuk masih bisa di private mas, kl blog susah kan.. rasae trauma berbulan2 ga ngeblog ya ga mampir blog2 orang. padal aku juga kangen bgt baca perkembangan Keenan tuh wkwkwk

      ya kalo ambil foto pake ijin sih gpp ya, la udah dicolong, dipake ilustrasi tapi muka diblur kan semacem tersangka. sakit dah.

      ini wes mulai brani lagi nulis, tapi jadi lebih menahan diri soale ya kl di los lagi ntr ada yng nyuri lagi wkwkw. tapi sek trauma wkwkkw

      aku tak mampir2 blog mu bentar lagi, pasti rindu komen kurang ajarku disana haha

      selamat lebaran dan selamet bermacet2 lagi ya di ibukota haha

      Delete
    2. eh iya kasusnya uda beres mas, ada yang bantu aku. padal aku email telpon berkali2 ga ada balesan. tp seminggu kemudian ada yang bantu email dan direspon. dia semacem power rangernya berita hoaks gt lah. jadi video itu diturunin dari portal utamanya. tapi yang repost yaaa.... sudahlah. cuman beberapa yang hapus dan respon, lainnya ... udah tertimbun dg postingan berita lain deh yawes lah.. time will heal :D

      Delete
    3. Kalo saya mah dasar sayanya yang gebleg, cuek aja saya mah. Cuman ya itu gak betah banyak yang komen nyinyir di fesbuk. Saking banyaknya akhirnya saya gak betah. Yaudah saya hapus aja fesbuk saya sekalian. Entah kenapa hidup saya jadi tenang sekarang, hahaha

      Delete
    4. hahahah iyaaa yang nyinyir tanpa tau kisah kita sbnernya itu lho yg rese banget kan. tp bneran kok emg, smakin mngurangi aktifitas medsos juga smakin tenangggggg bgt. dunia emg smakin gaduh ya dg sosmed wkwkkww

      Delete
  2. Setuju 👍
    Mari kita selalu menyebarkan berita baik dan benar.
    Ingat dosa, jika menyebarkan berita tidak baik/fitnah, dllnya seperti itu ada karmanya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iyap betul skali!! saatnya jadi netijen cerdas :D

      Delete

Post a Comment

Share your thoughts with me here

Popular posts from this blog

Romanticizing My Cooking

Bakso I have to admit that my love for cooking is growing. It's growing and I can't believe it myself. This feeling has been like this since probably two years ago. Before, cooking felt like a hard work that I had to fulfill. It still is, but the difference is I enjoy it now. So it does not feel like I am forcing myself.  Back then whenever I cooked, it's either wrong recipe or incorrect measurement. It never tasted right. So I gave up cooking just because I never found the right one. And then I started to feel that I wanna eat better. I don't want to just eat whatever, I want to know what goes into my body. If I prepare it myself, then I know it's good one.  I don't eat too much sugar, sometimes it is hard to buy one thing outside and has a lot of sugar in it. So cooking it myself will allow me to control the amount of sugar. So I found recipes and I tried to make them. As to my surprise, they taste right! Exactly how they should have tasted. That made me happy

Mengenal Nyai, Eyang Buyut Orang Indo Kebanyakan

  Seperti yang pernah saya tulis sebelumnya tentang darah campuran Eropa, saya pernah janji nulis tentang orang Indo dan Nyai, nenek buyut dari para Indo kebanyakan. Sekarang kita liat definisi dari Indo sendiri. Jadi Indo (Indo-Europeaan atau Eropa Hindia) adalah para keturunan yang hidup di Hindia Belanda (Indonesia) atau di Eropa yang merupakan keturunan dari orang Indonesia dengan orang Eropa (Kebanyakan Belanda, Jerman, Prancis, Belgia). Itulah kenapa saya agak risih mendengar orang menyebut Indonesia dengan singkatan Indo. Karena kedua hal itu beda definisi dan arti. Sekarang apa itu Nyai? Apa definisi dari Nyai? Nyai adalah seorang perempuan pribumi (bisa jadi orang Indonesia asli), Tionghoa dan Jepang yang hidup bersama lelaki Eropa di masa Hindia Belanda. Hidup bersama atau samenleven yang artinya kumpul kebo, tidak menikah. Fungsinya nyai itu apa? Fungsinya diatas seorang baboe dan dibawah seorang istri, tapi wajib melakukan kewajiban seorang baboe dan istri. Karena mem

Soal ujian TOPIK vs EPS TOPIK

Setelah membahas perbedaan TOPIK dan EPS TOPIK , kali ini saya akan menulis materi tentang apa saja yg diujikan *agak sedikit detail ya*. Pengalaman mengikuti dan 'membimbing' untuk kedua ujian tersebut, jadi sedikit banyak mengetahui detail soal yg diujikan. Dimulai dari EPS TOPIK. Jika anda adalah warga yg ingin menjadi TKI/TKW di Korea, lulus ujian ini adalah wajib hukumnya. Kebanyakan dari mereka ingin cara singkat karena ingin segera berangkat sehingga menggunakan cara ilegal. Bahkan ada yg lulus tanpa ujian. Bisa saja, tapi di Korea dia mlongo. Untuk soal EPS TOPIK, soal-soal yg keluar adalah materi tentang perpabrikan dan perusahaan semacem palu, obeng, cangkul, cara memupuk, cara memerah susu sapi, cara mengurus asuransi, cara melaporkan majikan yg nggak bener, cara membaca slip gaji, sampai soal kecelakaan kerja. Intinya tentang bagaimana mengetahui hak dan kewajiban bekerja di Korea termasuk printilan yang berhubungan dengan pekerjaan. Karena yang melalui jalur ini