kotak sumbangan Beberapa hari lalu ada twit yang menyebutkan kalau semuanya sudah serba cashless dan banyak tempat yang nggak menerima uang tunai sebagai pembayaran. Twitnya rame. Hal ini sudah beberapa kali gw amati, pernah waktu makan di kafe dekat rumah niat hati pengen bayar pakai tunai eh harus pakai QRIS atau cashless. Bikin gw agak heran karena kok gw pengen bayar tunai tapi malah gak bisa. Iya memang gw sering banget cashless untuk sehari-hari. Tapi bukan berarti kita nggak boleh atau nggak bisa bayar pakai tunai juga kan? Kenapa ya kesannya sekarang kita udah perlahan menghilangkan uang tunai untuk pembayaran? Bukannya uang tunai adalah alat pembayaran yang sah juga ya? Iya tau, praktis banget kalau cashless tuh, terutama untuk pembayaran yang berjuta-juta. Tapi di sisi lain, uang tunai tuh masih sama berharganya. Gw nggak tahu dari sisi pebisnis yang hanya mau terima cashless aja. Coba bayangin, orang-orang tua yang nggak paham gimana cara bayar cashless, atau ada turis
Beberapa tahun yang lalu, awal mengganasnya sosial
media terutama whatsapp sebagai salah satu bentuk aplikasi pengganti
sms, kegiatan bertukar pesan pun menjadi jauh lebih mudah. Tak terbatas seperti
SMS, aplikasi-aplikasi yang muncul saat ini bisa membuat penggunanya mengirim
ribuan karakter dalam sekali klik. Saya pun dulu, sering sekali asal copy-paste
apapun yang dikirim orang tanpa konfirmasi kebenarannya.
Contoh paling sederhana adalah pesan tentang keajaiban para
nabi yang harus disebarkan melalui pesan berantai karena jika diabaikan besok
kita bisa meninggal, atau tertimpa hal buruk yang ternyata jelas tak terjadi. Sempat
berpikir apakah benar kalau kita tidak menyebarkan pesan tersebut, maka hal
buruk akan menimpa kita? Karena penasaran pun saya akhirnya mencoba tidak
mengirimnya dan ternyata tidak ada hal yang terjadi. Karena pada dasarnya
bentuk pesan yang seperti itu digunakan untuk metode click bait untuk
menghasilkan uang atau apapun itu dengan tujuan tertentu.
Akhir-akhir ini pun banyak berita tak benar yang selalu
mudah tersebar karena pengguna media sosial sangat suka sekali menyebarkan
bahkan tanpa membacanya. Ada banyak dari mereka yang memang ceroboh dan asal
menyebarkan berita yang didapatkan. Namun ada pula yang memang menyebarkan
karena menginginkan kontroversi terjadi. Istilahnya agar viral.
Saya pun adalah salah satu orang yang terkena dampak dari
penyebaran berita yang asal sebar. Seperti yang kita ketahui, banyak sekali portal
berita yang menggunakan sosial media seperti Facebook, Instagram maupun Twitter
untuk posting berita yang baru saja mereka rilis. Setelah mereka rilis melalui
akun-akun sosial media tersebut, maka akun-akun lain akan siap melakukan repost
berita yang dirilis dari portal berita tersebut. Tentunya tanpa melakukan
cek ricek, mereka akan repost dalam hitungan detik.
Kala itu, ada salah satu portal berita besar di Indonesia
yang mengambil foto saya beserta suami saya dan menggunakannya sebagai
ilustrasi berita mereka, tanpa ijin saya. Status suami saya yang WNA dan saya
yang WNI, sah menikah, foto kami berdua digunakan sebagai ilustrasi berita yang
menyebutkan bahwa pasangan WNI dan WNA ini adalah pasangan kumpul kebo dan
kemudian hamil tapi akhirnya WNI tersebut (yang kebetulan mantan TKW) menikah
dengan sesama WNI. Karena anak yang dilahirkannya memiliki paras seperti WNA,
akhirnya terbongkarlah perbuatan WNI tersebut yang hamil terlebih dahulu. Dalam
ilustrasi tersebut kebetulan yang dipakai adalah foto saya dan suami. Dengan
posisi wajah di blur, tapi sayangnya mereka tidak mencantumkan bahwa foto
tersebut adalah ilustrasi. Tidak pula meminta ijin saya si empunya foto.
Dampak yang saya rasakan, benar-benar terjadi satu detik
setelah teman saya memberitahukan perihal berita tersebut. Ketika saya
mengkonfirmasi dan meminta portal berita tersebut menarik video yang didalamnya
terdapat foto saya berserta suami, saat itu pula puluhan akun lain sudah
melakukan repost. Berkali-kali saya hubungi melalui email, telepon,
kolom komentar akun mereka, tak ada balasan sama sekali. Untungnya masih banyak
netizen yang membantu untuk melaporkan ke akun terkait perihal penggunaan foto
yang tanpa ijin dan tidak sesuai dengan berita. Meskipun banyak netizen lain
yang sudah tentu menghujat saya dengan mengatakan bahwa saya wanita murahan
yang semaunya diajak tidur bule dan hamil pula. Padahal saya sudah menikah
dengan suami selama lebih dari satu tahun dan belum pula hamil. Beberapa
netizen ada yang mengirimkan pesan dan menanyakan kebenaran berita tersebut
dengan sopan, dan membantu untuk menarik berita tersebut. Tapi ada pula netizen
yang sengaja mengirim pesan hanya untuk menghina saya meskipun saat itu saya
sudah menjelaskan duduk perkaranya.
Dalam waktu
sedetik, rasanya saya tidak percaya kalau ada orang yang menyalahgunakan foto
saya dan mengatakan saya wanita murahan hanya dari sepenggal berita yang tidak ada sangkut pautnya dengan saya. Selama berbulan-bulan saya merasa agak takut menggunakan media sosial. Rasa trauma secara psikologis masih terbayang dan terasa. Bisa jadi yang saya alami bukanlah hal besar bagi orang lain. Tapi dampak psikologis yang saya rasakan juga tidak bisa disepelekan. Hal ini bisa saja suatu saat terjadi kepada kalian. Saya merasa memiliki tanggungjawab untuk menjelaskan kepada semua
orang bahwa itu karya saya yang disalahgunakan untuk berita yang tak ada
sangkut pautnya dengan kehidupan saya pribadi. Tapi di sisi lain, orang tak
akan percaya karena mereka akan lebih percaya yang viral dan ramai dibicarakan
terutama jika hal tersebut adalah hal yang tidak baik.
Dari kejadian tersebut saya belajar lebih untuk jangan
asal menyebarkan berita. Minimal, kita harus kroscek kebenaran berita tersebut
sebelum menyebarkan. Kemudian menimbang apakah berita tersebut pantas kita
sebarkan atau hanya akan membuat gaduh jika kita ikut berpartisipasi dalam
menyebarkannya? Hal tersebut adalah hal sederhana yang bisa dilakukan sebelum
menambah gaduh yang sudah gaduh.
Konsekuensi menyebarkan berita yang salah bisa saja merusak
kehidupan seseorang. Apakah kita rela membiarkan jari-jari ini asal klik untuk
berita yang tak benar yang kemungkinan bisa merusak hidup orang? Lebih baik
#SebarkanBeritaBaik karena kita tak akan tahu mungkin suatu saat di suatu hari
yang tenang, kitapun bisa menjadi korban dari berita yang tidak benar.
Belajar lah untuk menahan diri dan berpikir dua kali sebelum menyebarkan berita. Jika memang berita tersebut benar dan pantas untuk disebarkan, silakan. Tapi kalau kita sendiri tidak yakin dan merasa berita tersebut tidak penting untuk disebarkan, lebih baik menahan diri saja. Siapa tahu anda menyelamatkan nyawa atau psikologis seseorang dengan #SebarkanBeritaBaik saja. Karena netizen yang cerdas adalah netizen yang selalu #SebarkanBeritaBaik.
Oh jadi ini alasannya kenapa kemaren blognya lenyap selama beberapa bulan? Padahal saya berkali-kali main ke blog mbak, tapi kok gak ada. Saya kira emang sengaja dihapus. Jadi gimana mbak? Udah beres belum? Emang orang sekarang banyak yang sinting. Kebanyakan makan micin kayaknya sehingga gak bisa berpikir secara logis.
ReplyDeleteSaya juga pernah digituin mbak. Kalo saya yang dicolong poto pesbuk-__-'. Makanya langsung saya hapus fesbuk saya karena gak betah banyak orang sinting mampir wall saya.
Eh btw, selamat hari lebaran yah, minal aidin wal faidin...
Asiikk, blognya udah balik lagihh
foto apa yg dicolong mas? fesbuk masih bisa di private mas, kl blog susah kan.. rasae trauma berbulan2 ga ngeblog ya ga mampir blog2 orang. padal aku juga kangen bgt baca perkembangan Keenan tuh wkwkwk
Deleteya kalo ambil foto pake ijin sih gpp ya, la udah dicolong, dipake ilustrasi tapi muka diblur kan semacem tersangka. sakit dah.
ini wes mulai brani lagi nulis, tapi jadi lebih menahan diri soale ya kl di los lagi ntr ada yng nyuri lagi wkwkw. tapi sek trauma wkwkkw
aku tak mampir2 blog mu bentar lagi, pasti rindu komen kurang ajarku disana haha
selamat lebaran dan selamet bermacet2 lagi ya di ibukota haha
eh iya kasusnya uda beres mas, ada yang bantu aku. padal aku email telpon berkali2 ga ada balesan. tp seminggu kemudian ada yang bantu email dan direspon. dia semacem power rangernya berita hoaks gt lah. jadi video itu diturunin dari portal utamanya. tapi yang repost yaaa.... sudahlah. cuman beberapa yang hapus dan respon, lainnya ... udah tertimbun dg postingan berita lain deh yawes lah.. time will heal :D
DeleteKalo saya mah dasar sayanya yang gebleg, cuek aja saya mah. Cuman ya itu gak betah banyak yang komen nyinyir di fesbuk. Saking banyaknya akhirnya saya gak betah. Yaudah saya hapus aja fesbuk saya sekalian. Entah kenapa hidup saya jadi tenang sekarang, hahaha
Deletehahahah iyaaa yang nyinyir tanpa tau kisah kita sbnernya itu lho yg rese banget kan. tp bneran kok emg, smakin mngurangi aktifitas medsos juga smakin tenangggggg bgt. dunia emg smakin gaduh ya dg sosmed wkwkkww
DeleteSetuju 👍
ReplyDeleteMari kita selalu menyebarkan berita baik dan benar.
Ingat dosa, jika menyebarkan berita tidak baik/fitnah, dllnya seperti itu ada karmanya.
iyap betul skali!! saatnya jadi netijen cerdas :D
Delete