Skip to main content

If Money Wasn't The Problem, What Would You Do?

In this extraordinary life, I would be a teacher still.  Helping people to understand even some little things to make them feel worthy and understand themselves better. It seems that teaching has become a calling for me. Not about teaching such specific subject like mathematics or so, but more like... I like to give new perspectives for people, and having them saying "Oh.... I see..." is satisfying for me. Of course, by teaching I can learn so many new perspectives from different people too. It's like the more I teach the more I learn, and that is so true. Maybe more like a guide. I like giving guidance to people who needs it. No, I don't like giving unsolicited guiding. I like to guide people who wants to be guided. I'd teach them how to love, love themselves first. Yea sure when we are talking about things, they would say "do useful things like engineering, plumbing, this and that" but they tend to forget that we need some balance in life. Not saying t

BaliSeries (1): Makan di Bali Itu Murah

Gw tinggal di Bali udah hampir 2 tahun, jadi pengen bikin tulisan #BaliSeries. Bukan tentang Bali yang umum diketahui orang, tapi hidup di Bali sebagai orang biasa dengan biaya hidup yang masuk akal.

Orang-orang taunya Bali mahal. Padahal nggak juga hey!

Tiap kali ada yang tau gw tinggal di Bali, orang pasti bilang "Eh, hidup di Bali kan mahal banget!" Hmm... nggak juga sih. Jadi gw akan tulis harga-harga di Denpasar ya karena gw tinggal di Denpasar. Denpasar yang ibukota dan bukan tempat tujuan utama turis buat plesir. 

Gw sering keliling Bali tapi karena gw nggak tinggal di sana jadi gw nggak bisa bilang mahal murahnya. Tapi kalau untuk ukuran turis, harga di daerah utara dan timur bisa gw bilang lebih murah daripada Denpasar, Ubud, atau daerah pantai barat.

Oke, tulisan pertama ini gw akan bahas hal yang gw demen. MAKANAN. 

Gw secara personal lebih suka makanan Jawa daripada makanan Bali. Makanan Bali cenderung penuh rempah, rasanya kuat. Yaa setelah hampir dua tahun sih gw jadi terlatih dan udah bisa aja makan makanan Bali. Udah nemu yang enak-enak. 

Kenapa bisa gw bilang makanan di Bali murah-murah? Karena gw bisa lho sarapan nasi kuning harganya 10 ribu isi lengkap. Kalau mau lebih murah lagi ya makan nasi jinggo, yang nggak kalah enak hanya 5ribu. Seriusan. Pecel 10 ribu juga ada, enak, dan kenyang pula. Tipat cantok mulai 8ribu - 12 ribu (kalau pake tambahan telor dadar). Sate ayam, 10ribuan udah gila enaknya. 

Isi nasi jinggo

Gw dan H dua mingguan kemarin nyobain banyak tempat yang murah dan enak. Makan berdua, 2 nasi jinggo, 3 porsi sate, 3 teh botol, 2 kerupuk, abis 55 ribu. Ini karena H makannya selalu banyak macem lauknya ya apalagi kalau udah liat bakso dan sate nggak mungkin cuma pesen satu porsi. Nggak kayak kita yang penting nasinya banyak udah kenyang. 

Untuk makan sehari-hari, anggap lah paling kere, nggak mau masak, sekali makan nasi jinggo 5 ribuan 3 kali sehari, 15ribu doang sehari. Sebulan makan nasi jinggo 90 kali, cukup 450 ribu. Genepin 500 ribu lah ya buat beli sate 5 kali juga. 

Kalau mau masak ya sama aja harganya. Nggak ada harga sayuran, ikan, ayam yang begitu beda dari normalnya. Gw belanja dari sayurbox karena sering promo tak terduga dan biasanya gw belanja 100-200 ribu untuk dua minggu masak.

Mi ayam Solo, 8 ribu aja.

Nah, itu opsi makan murah. Enaknya lagi, Bali ini punya banyak pilihan untuk makanan internasional. Italian foods misal. Pizza yang rustica, besar, 55ribu aja. Enaknya nggak ketulungan. Bisa dimakan bertiga juga. Masalahnya, yang masak juga kebanyakan orang Itali sendiri. Otentik bener. Masih ada juga ya restoran Yunani, gw belum pernah coba sih. 

Tentu saja, ada banyaaakkk juga pilihan opsi makan mahal. Misal pesan coke di night club ya harganya minimal jadi 30ribu. Padahal di indomaret cuma 5000 doang 😂 Belum lagi kalau 2 bulan mau expired di Hardys, harganya bisa 2500 dua 😂

Tentu saja gw masih juga fine dinning. Bareng H ya, meski kadang juga bareng temen gw. Karena kalau sendirian juga males ngapain, mending juga beli lumpia di makan pinggir pantai udah paling enak dan cuma 5ribu aja. Akhir-akhir ini sih agenda gw sama temen gw ini masak-masak tiap sabtu dengan menggunakan apa yang tersisa di kulkas gw.

Jadi, kalau kalian ke Bali, nggak usah bingung cari makan murah. Warung di tempat wisata pun harganya normal. Bukan kebanyakan warung seperti di Malioboro 😉 Asal bukan yang jual sarung-sarung, baju-baju yaaa.

A little secret tho, most of the owners of the houses, guest houses, shops, and lands along the Sanur area are usually selling cheap foods in warung there. They're the owners 😆

Comments

Post a Comment

Share your thoughts with me here

Popular posts from this blog

If Money Wasn't The Problem, What Would You Do?

In this extraordinary life, I would be a teacher still.  Helping people to understand even some little things to make them feel worthy and understand themselves better. It seems that teaching has become a calling for me. Not about teaching such specific subject like mathematics or so, but more like... I like to give new perspectives for people, and having them saying "Oh.... I see..." is satisfying for me. Of course, by teaching I can learn so many new perspectives from different people too. It's like the more I teach the more I learn, and that is so true. Maybe more like a guide. I like giving guidance to people who needs it. No, I don't like giving unsolicited guiding. I like to guide people who wants to be guided. I'd teach them how to love, love themselves first. Yea sure when we are talking about things, they would say "do useful things like engineering, plumbing, this and that" but they tend to forget that we need some balance in life. Not saying t

Gojek ke bandara juanda

While waiting, jadi mending berbagi sedikit soal gojek. Karena saya adalah pengguna setia gojek, saya pengen cobain ke bandara pake gojek. Awalnya saya kira tidak bisa *itu emang sayanya aja sih yang menduga nggak bisa*, trus tanya temen katanya bisa karena dia sering ke bandara pakai motornya. Nah berarti gojek bisa dong?? Sebelum-sebelumnya kalo naek gojek selalu bayar cash, tapi kali ini pengen cobain top up go pay. Minimum top up 10ribu. Jadi saya cobain deh 30ribu dulu. Eh ternyata lagi ada promo 50% off kalo pake go pay. Haiyaaaaa kenapa ga dari dulu aja ngisi go pay hahaha. Dari kantor ke bandara juanda sekitar 8km. Kantor saya sih daerah rungkut industri. Penasarannn banget ini abang mau lewat mana ya. Tertera di layar 22ribu, tapi karena pakai go pay diskon 50% jadinya tinggal 11ribu. Bayangin tuhh... pake bis damri aja 30ribu hahaha. 11ribu udah nyampe bandara. Biasanya 15ribu ke royal plaza dari kantor haha. Lagi untung. Bagus deh. Nah sepanjang perjalanan, saya mikir ter

Dapet Visa UAE (Dubai) Gampang Banget

Dubai creek Beberapa waktu yang lalu, kita pusing berat karena H dapet libur kali ini cuman 10 hari. 10 hari dari yang biasanya 14 hari. Akhrinya diputuskan untuk tetap mengambil libur tapi nggak ke Indonesia.  Ternyata, beberapa hari kemudian, dia bilang, kalau liburnya malah jadi 7-8 hari aja. Mau ga mau saya yang harus kesana. Maksudnya terbang mendekatinya. Udah milih-milih negara mana yang harganya rasional, yang ga banyak makan waktu buat terbangnya H, dan tentunya ga ribet urus visa buat pemegang paspor hijau yang ga sesakti paspornya H.  Btw warna paspor Indonesia jadi biru ya sekarang?? Pilihan jatuh ke Dubai. Pemegang paspor hijau harus bikin visa, ya pusing lagi deh cara bikin visa Dubai nih gimana. Apa iya sesusah bikin visa schengen, visa US, visa lainnya. dari persyaratan sih standar ya, termasuk  record  bank account selama 3 bulan. Emang nggak pernah bikin visa Dubai sebelumnya ya, apalagi H yang paspornya super sakti kemana-mana (hampir) ga perlu visa, dia ga pernah ad