Skip to main content

If Money Wasn't The Problem, What Would You Do?

In this extraordinary life, I would be a teacher still.  Helping people to understand even some little things to make them feel worthy and understand themselves better. It seems that teaching has become a calling for me. Not about teaching such specific subject like mathematics or so, but more like... I like to give new perspectives for people, and having them saying "Oh.... I see..." is satisfying for me. Of course, by teaching I can learn so many new perspectives from different people too. It's like the more I teach the more I learn, and that is so true. Maybe more like a guide. I like giving guidance to people who needs it. No, I don't like giving unsolicited guiding. I like to guide people who wants to be guided. I'd teach them how to love, love themselves first. Yea sure when we are talking about things, they would say "do useful things like engineering, plumbing, this and that" but they tend to forget that we need some balance in life. Not saying t

Ah demo buruh lagi

Hai… lagi-lagi menyoal pendidikan ya. Lagi demo buruh dimana-mana, minta UMK dinaikin. Udah setuju dinaikkan, tapi kebijakan yang dihasilkan dinilai merugikan para buruh. Pemerintah dipandang lebih mementingkan dan memihak pengusaha. Katanya sih begitu. Tapi kurang paham juga.
Pada beberapa kasus ada pengusaha yang keberatan menaikkan upah buruh, namun ada juga yang menyanggupi menaikkan upah buruh dengan syarat dan ketentuan. Syaratnya apa? “Oke, gaji elu gue naikin tapi sebagian dari elo gue PHK”. Nahh… gimana ini ? bagaimana jika menghadapi hal seperti ini? Dengan diberhentikannya sebagian buruh, akan semakin menambah beban kerja para buruh lainnya. Walaupun gaji naik namun beban kerja lebih tinggi. Itu kalau menurutku adalah “gak ada bedanya gaji naik ataupun nggak”.

Memang beberapa pengusaha merupakan usaha skala kecil menengah, bukan kelas tinggi. Karena kalau kelas tinggi seperti perusahaan multinasional atau bahkan internasional, mereka akan membayar pegawainya diatas garis UMK. Bisa dibilang cukup, atau mungkin lebih ya. Tapi entah apa yang dirasakan buruh diluar sana. Ditengah kebutuhan hidup yang makin meningkat, hal itu bahkan tidak tercover oleh gaji bulanan yang mereka terima. Yah, bagaimana pintarnya cari tambahan uang diluar jadinya.
Hmm.. menyorot soal ini, apa yang harus diperbaiki? Saya bukan ahli dalam hal ini, tapi saya memiliki pandangan tentang hal ini. Sebagai orang yang memiliki concern terhadap pendidikan Indonesia, melihat hal ini, yang bisa saya simpulkan pertama kali adalah “Nah, ini lho pentingnya pendidikan. Itulah kenapa, pendidikan itu penting ah udah dibilangin kok”. Kenapa penting? Ahh tidaklah perlu disebutkan pentingnya apa, semua harusnya sudah tau.

Jadi gini, dari sudut pandang saya, buruh itu kebanyakan (maaf) orang yang tidak berpendidikan tinggi. Mereka maksimal lulusan SMA. Dan sekarang kita lihat dari sisi SMA, siswa SMA itu didesain untuk kuliah. Sedangkan jika lulus, tentunya hanya akan menjadi pekerja kasar. Beda lagi dengan siswa SMK, mereka memiliki skill lebih dari siswa SMA. Didunia kerja, lulusan SMA harus mengejar lebih keras agar minimal sebanding dengan lulusan SMK yang memiliki skill lebih dibidang masing-masing. Saya tidak mengatakan bahwa kita semua harus kuliah, no. pendidikan bisa didapatkan dari luar bangku kuliah jika kita memang serius mencari ilmu. Tak sedikit juga lulusan sarjana tapi ilmunya kalah dengan lulusan SMA karena memang tidak niat dalam mencari ilmu. Hanya mencari ijazah.

Perlu saya garis bawahi disini ya, berpendidikan tinggi bukan berarti menuntut kalian untuk kuliah, namun mencari ilmu yang lebih dari sekedar ilmu yang ada di sekolah. Memang ada kelebihan tertentu jika mengenyam pendidikan dibangku kuliah. Namun semua memiliki satu esensi yang sama yaitu mencari ilmu, pengalaman dan mengembangkan diri.
Berhubungan dengan pekerjaan tadi, seorang yang memiliki skill lebih akan “dicari” oleh pekerjaan. Bukan berarti kita sombong, tapi kenyataan berkata seperti itu. Ibarat mutiara, biar kata ditengah selokan kotor juga pasti dicari orang. Gitu la ya ibaratnya.

Jadi, bekali diri dengan skill dan pendidikan yang mumpuni. Jika kita memiliki skill yang bagus, yang mumpuni, bisa jadi tenaga kerja kita tidak akan menjadi pekerja kasar atau buruh kasar. Mereka akan menjadi pekerja dengan skill yang mumpuni. Lalu timbul pertanyaan, trus siapa yang menjadi pegawai kasar?? Robot! Atau pekerja dari negara lain?? Why not? Iya kan?? Kenapa nggak?? Sudah cukup bangsa kita disebut dengan bangsa babu. STOP! Indonesia bukan negara babu! Sudah saatnya kita yang impor tenaga kerja, bukan kita yang ekspor tenaga kerja kasar.

Sudah saatnya kita memperhatikan pendidikan. Stop berkata “buat apa sekolah tinggi-tinggi kalo ntar juga kerjanya Cuman didapur”, atau “halah, buat apa sampe sarjana kalo gaji aja kalah sama lulusan SMA”. Ahh! Sudah saatnya kita merubah mindset. Dan jangan salah ya, nasib suatu bangsa ada ditangan para wanitanya. Kok bisa? Dengan wanita yang berpendidikan tinggi, memiliki skill mumpuni, minimal mereka bisa mendidik anak-anaknya sebagai penerus bangsa dengan baik. Tujuannya? Untuk memajukan bangsa pastinya. Karena itu wanita, kalian harus berpendidikan tinggi untuk ikut memajukan bangsa.

Gampang gak? Hmm belum tentu, karena dukungan dari semua fasilitator seperti pemerintah, pendidik dan semua lapisan masyarakta. Tumbuhkan minat untuk belajar lebih dong. Jangan mau disebut2 sebagai bangsa babu!
So, sudah saatnya berubah kawan :)

*just another thought about education life

Comments

Popular posts from this blog

Menjadi dotcom

Few days ago, I wrote what I want to do on early 2017. And one thing has been done today. What is that? Tarararaaaaaaa.... silverestrella.com As I promised myself, now this blog has been upgraded to dotcom. I found a domain hosting through Mas Adhi . He wrote that when I was looking for hosting for my blog. So thank you so much, you came on right time hahaha Dibilang alay ya udahlah nggak apa-apa, yang jelas seneng akhirnya bisa upgrade jadi dotcom yeyeyeyeee

Dapet Visa UAE (Dubai) Gampang Banget

Dubai creek Beberapa waktu yang lalu, kita pusing berat karena H dapet libur kali ini cuman 10 hari. 10 hari dari yang biasanya 14 hari. Akhrinya diputuskan untuk tetap mengambil libur tapi nggak ke Indonesia.  Ternyata, beberapa hari kemudian, dia bilang, kalau liburnya malah jadi 7-8 hari aja. Mau ga mau saya yang harus kesana. Maksudnya terbang mendekatinya. Udah milih-milih negara mana yang harganya rasional, yang ga banyak makan waktu buat terbangnya H, dan tentunya ga ribet urus visa buat pemegang paspor hijau yang ga sesakti paspornya H.  Btw warna paspor Indonesia jadi biru ya sekarang?? Pilihan jatuh ke Dubai. Pemegang paspor hijau harus bikin visa, ya pusing lagi deh cara bikin visa Dubai nih gimana. Apa iya sesusah bikin visa schengen, visa US, visa lainnya. dari persyaratan sih standar ya, termasuk  record  bank account selama 3 bulan. Emang nggak pernah bikin visa Dubai sebelumnya ya, apalagi H yang paspornya super sakti kemana-mana (hampir) ga perlu visa, dia ga pernah ad

[Piknik] Segerin diri di Pantai Seger, Mandalika

Pernah denger cerita soal Putri Mandalika nggak? Kalo udah, berarti wawasannya luas. Kalo belom berarti nggak doyan baca 😋 Sini sini merapat tak ceritain singkatnya yaaaa... Konon katanya, Putri Mandalika ini orangnya cuantikk dan baek hati. Yakali yaaaa kalo putri-putri di legenda kebanyakan kayak gitu deh karakternya. Terus si putri cantik ini saking baeknya, disukai semua orang. Nah kalo udah disukai semua orang, nasibnya gimana hayo???? Ya disuruh milih suami sama bapaknya. Soalnya banyak pangeran yang mau jadi suaminya. heeemm interesting. Seandainya kita juga direbutin banyak orang kayak gitu ya hahaa gapapa ya meskipun dari belakang, gara-gara salah arah Karena ini mitos dan karena dia bijak, akhirnya dia bilang ke bapaknya kalo nggak mau milih salah satu buat dijadiin suami karena dia dan tubuhnya adalah milik orang Mandalika. Satu untuk semuaaaaaa. Jargon tipi ini mah Kemudian si putri nyemplungin dirinya ke laut. Dan bilang, 'karena aku untuk rakyatku, jad