Skip to main content

Tidak Terima Tunai. Kenapa?

kotak sumbangan Beberapa hari lalu ada twit yang menyebutkan kalau semuanya sudah serba cashless dan banyak tempat yang nggak menerima uang tunai sebagai pembayaran. Twitnya rame.  Hal ini sudah beberapa kali gw amati, pernah waktu makan di kafe dekat rumah niat hati pengen bayar pakai tunai eh harus pakai QRIS atau cashless. Bikin gw agak heran karena kok gw pengen bayar tunai tapi malah gak bisa.   Iya memang gw sering banget cashless untuk sehari-hari. Tapi bukan berarti kita nggak boleh atau nggak bisa bayar pakai tunai juga kan? Kenapa ya kesannya sekarang kita udah perlahan menghilangkan uang tunai untuk pembayaran? Bukannya uang tunai adalah alat pembayaran yang sah juga ya? Iya tau, praktis banget kalau cashless tuh, terutama untuk pembayaran yang berjuta-juta. Tapi di sisi lain, uang tunai tuh masih sama berharganya. Gw nggak tahu dari sisi pebisnis yang hanya mau terima cashless aja. Coba bayangin, orang-orang tua yang nggak paham gimana cara bayar cashless, atau ada turis

Catatan Kuliah (1) : Memilih kampus dan jurusan

 

Jadi begini saudara saudari, ini adalah tulisan dari seorang manusia yang sudah merasakan 9 semester kuliah di kampus negeri di kota Malang yang yaaaaaa secara rank sih bagus, diperhitungkan lah di dunia pendidikan (a.k.a ngajar dan kawan-kawannya). Tiba-tiba ingin menulis nostalgia masa kuliah dan cerita di dalamnya. Nggak tau sih bakal konsisten apa nggak tapi diusahakan konsisten soalnya kok kayaknya seru dan mungkin bisa kasih tips buat para siswa yang bingung mau pilih kampus dan jurusan.

Tahun 2009 adalah tahun dimana gw harus memilih kampus dan jurusan. Tapi, gw yang anak pertama nggak tau apa-apa soal kuliah ini tiba-tiba aja disuruh babe sekolah di almamaternya dulu dengan harapan gw bakal jadi guru di sekolah. Ya saat itu menjadi guru di sekolah bukanlah pilihan diri (sekarang pun nggak), tapi lama kelamaan mengajar menjadi hobi (yang tentunya kemudian dibayar juga dong). Yah jadi suruh masuk kampus babe, dengan jurusan yang babe ambil juga. Babe gw gitu amat ya ama gw dulu 😏 Ingin hati milih jurusan elektronika di kampus depan kampus gw, karena gw demen banget bikin alat elektronika kebakar, ada passion lah disana. Eh tapi nggak boleh dong, padahal babe juga orang elektro. Padahal juga si babe itu setaun sebelumnya rekomendasiin gw ambil elektro karena doi denger anak temennya jurusan elektro kerja di perusahaan multinasional dan gajinya gede. Kemudian tiba-tiba gw disuruh jadi orang yang humble aja gitu masuk matematika. OH KALKULUSSSS!


Yasudah lah toh nanti juga bakal ketauan kan gimana kedepannya. Karena ndak mau jadi guru akhirnya jurusan yang gw pilih adalah matematika murni keduanya. Gendeng kan!!!! Babe nggak tau dong, sampe pas ujian babe nanya "pilihan pertama pendidikan matematika kan?" Kagak be! Elah. Kemudian si babe nanya lagi "tadi ujian gimana? Bisa semuanya?" Gw jawab aja bisa. Bisa sih kalo cuma baca soal aja. Trus gw bilang kalo soal ujiannya yang matematika gw cuma jawab 2 doang, nomer satu sama nomer terakhir aja. Yang gw kerjain penuh cuma kimia aja (gw pinter banget kimia lho dulu). Disitulah babe mulai panik dan memikirkan rencana hingga browsing kampus-kampus swasta yang kualitasnya ok buat kuliah. "Pa, sante aja kali. Lolos lolos!!"

Sadar tidak sadar, hasil terhadap selalu itu dipengaruhi oleh pikiran kita sendiri. Jadi lebih baik mikir positif daripada negatif. Meskipun kadang secara akal kayaknya nggak nyampe LOL. Catet ya : alam bawah sadar akan mempengaruhi kita

Diterimalah gw di kampus ini dengan bayar SPP cuma 650 ribu satu semester, jurusan matematika murni (yang pada akhirnya membawa gw ke programming dan coding). Pengumuman tanggal 1 Agustus sepertinya karena gw inget banget ini kado ulangtaun diri gw sendiri, dan saat itu Mbah Surip meninggal. Inget banget gw liat liputannya di rumah makan sepulang daftar ulang dari kampus. Apakah gw ikut tes jalur tes nasional aja? Oh tentu tidak. 2 kali jalur mandiri gw ikutin dan gagal. Mandiri 1, SNMPTN (tes nasional), mandiri 2, tuhan emang tau kemampuan bayar kuliah gw jadi gw diterima di jalur nasional dengan SPP TERMURAH. Babe geleng-geleng kepala nggak nyangka gw bisa masuk kampus ini.

ceritanya nih ada yang nggambar, trus dibuang. kita ambil eh malah diedit

Kemudian masuk kelas, kesan pertama gw di jurusan matematika adalah "KAYAKNYA MATEMATIKA YANG GW PELAJARI GA GINI DEH???? KOK MATEMATIKA JARANG NGITUNG SIH? MALAH BIKIN PEMBUKTIAN KEK NULIS NOVEL AJA!!!!"

Ya Tuhan kejadian itu 10 tahun lalu ternyata.

bersambung tiap hari rabu ya biar gw nulis tiap minggu ...

Comments

  1. Matematika...
    Programming...
    Coding....

    Alamak....
    *mimisan
    *pingsan

    Aku juga sebenernya pinter matematika lho, kalo disuruh ngitung aku jagonya...
    Ngitungin utang temen2 yg minjem duit ke aku.. hahaha *apasihgajelas

    ReplyDelete
    Replies
    1. RAN YA TUHAN HAHAHAHHAHAHAHAHHAHAHAHAHHAA itu juga aku pinter sih, satu sen aja diinget *ehhh

      Delete
  2. Hei mbaknya, saya juga masuk kampus negeri lewat jalur nasional dan bayar spp nya juga murah, 900 ribu ajah. Bandingkan dengan spp adek saya yang kampus negeri di jogja, yang katanya kampus elit ituh, tapi bayar spp nya 10 jutah -___-'

    saya masuk jurusan itung-itungan: akuntansi


    Gaweane ngitungi duit, duite wong maksute......

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah iya murah kan ya kita dulu, adekku skrg 6-7jutaan satu semester hahahahhahahaha mahalllll.

      sedih nggak mas ngitungin duit orang aja? HAHAHA

      Delete

Post a Comment

Share your thoughts with me here

Popular posts from this blog

Tidak Terima Tunai. Kenapa?

kotak sumbangan Beberapa hari lalu ada twit yang menyebutkan kalau semuanya sudah serba cashless dan banyak tempat yang nggak menerima uang tunai sebagai pembayaran. Twitnya rame.  Hal ini sudah beberapa kali gw amati, pernah waktu makan di kafe dekat rumah niat hati pengen bayar pakai tunai eh harus pakai QRIS atau cashless. Bikin gw agak heran karena kok gw pengen bayar tunai tapi malah gak bisa.   Iya memang gw sering banget cashless untuk sehari-hari. Tapi bukan berarti kita nggak boleh atau nggak bisa bayar pakai tunai juga kan? Kenapa ya kesannya sekarang kita udah perlahan menghilangkan uang tunai untuk pembayaran? Bukannya uang tunai adalah alat pembayaran yang sah juga ya? Iya tau, praktis banget kalau cashless tuh, terutama untuk pembayaran yang berjuta-juta. Tapi di sisi lain, uang tunai tuh masih sama berharganya. Gw nggak tahu dari sisi pebisnis yang hanya mau terima cashless aja. Coba bayangin, orang-orang tua yang nggak paham gimana cara bayar cashless, atau ada turis

Soal ujian TOPIK vs EPS TOPIK

Setelah membahas perbedaan TOPIK dan EPS TOPIK , kali ini saya akan menulis materi tentang apa saja yg diujikan *agak sedikit detail ya*. Pengalaman mengikuti dan 'membimbing' untuk kedua ujian tersebut, jadi sedikit banyak mengetahui detail soal yg diujikan. Dimulai dari EPS TOPIK. Jika anda adalah warga yg ingin menjadi TKI/TKW di Korea, lulus ujian ini adalah wajib hukumnya. Kebanyakan dari mereka ingin cara singkat karena ingin segera berangkat sehingga menggunakan cara ilegal. Bahkan ada yg lulus tanpa ujian. Bisa saja, tapi di Korea dia mlongo. Untuk soal EPS TOPIK, soal-soal yg keluar adalah materi tentang perpabrikan dan perusahaan semacem palu, obeng, cangkul, cara memupuk, cara memerah susu sapi, cara mengurus asuransi, cara melaporkan majikan yg nggak bener, cara membaca slip gaji, sampai soal kecelakaan kerja. Intinya tentang bagaimana mengetahui hak dan kewajiban bekerja di Korea termasuk printilan yang berhubungan dengan pekerjaan. Karena yang melalui jalur ini

Pengalaman Bikin (Free) Schengen Visa di VFS Swiss

I know this is so normal but anyway I like to compare the experiences because people might have different cases and because I have nothing to lose so... here's my experience for applying Schengen Visa via Swiss (VFS). Kenapa nggak via Belanda? Karena rencana kita berkunjung lamanya ke Geneve - Swiss (ada urusan kerjaan suami gw) dan kami belum tau akan ke Belanda apa nggak saat itu (nggak jadi sih soalnya mepet banget).  Seperti yang sudah sering dibahas orang lain perihal syarat dan ketentuan apply Schengen visa, gw nggak akan nulis itu ya. Udah ada di website VFS, lengkap. Gw cuma tambahin dikit-dikit aja infonya yang mungkin sama seperti kasus yang baca kalo emang kebetulan sama sih 😂 "Ok jadi total pembayarannya 280 ribu rupiah ya" "HAH?? Cuma 200an mbak??? Visanya gratis???" "Suaminya masih WN Belanda kan mbak?" "Iya" "Oiya itu gratis, bisa pake visa tipe C. Jadi cuma bayar biaya admin aja"