Skip to main content

Fire in the Building

Who would have thought that I  experienced fire in the building.  This is my first time living in an appartement. Of course I never chose appartement when living in Indonesia because it’s a real high risk when the earthquake happen. But here we are placed in an appartement. What got me relieved the first time that we are in the lowest floor so if something happen we will be quickly evacuated.  That’s what I thought.  Until it really happened.  We slept around midnight and abruptly woken up by the noise outside. I thought it was the drunk people just got back from night club or the restaurant next door was doing some deep cleaning. So loud that I had to wake up. My husband peeked outside and immediately said “fire brigade outside, you wait here!” I was just “am I dreaming or what?” I put on clothes, checked outside and saw a few of fire trucks. I checked the other side of the appartement and saw a few of police cars and ambulances.  “Oh no, something serious...

Menengok Karya Blanco

Balinese woman - taken by husband in Ibu Susu cafe

Karena sendirian dan penasaran, berjalanlah kaki ini menuju Blanco Museum. Seorang daku yang ga paham soal lukisan (mertua gw pasti demen kalo dibawa kesini), mendatangi sebuah museum yang berisikan lukisan (?).

Ceritanya sih Antonio Blanco ini ke Bali sekitar tahun '52, kemudian Raja Ubud yang baik hati memberikannya sepotong tanah untuk dijadikan rumah dan studionya. Letaknya ya di tempat museum ini berada, di seberang Tjampuhan. Btw di Tjampuhan ini dulu si Walter Spies juga punya rumah yang akhirnya pindah karena udah terlalu "berisik" banyak pengunjung. Ubud ini sepertinya magnet buat pekerja seni banget (atau seluruh Bali?).


Blanco punya anak 4 dan yang mewarisi bakatnya cuma satu katanya. Dan Blanco meninggal akhir tahun 90an di usia yang cukup tua, sekitar 80 sekian. Coba kalau mau info lebih lanjut soal Blanco bisa datengi web nya aja disini. Nah apa yang kutangkap dari melihat fotonya Pak Blanco ini? Masih inget nggak film DKI yang ada orang pake topi pelukis gitu? Muka yang dilihat siapa yang kebayang siapa 😁


Nah, bagi yang belum tahu, Blanco ini lukisannya cenderung tentang kemolekan wanita. Konon pernah dibilang feminis. Sekilas membaca tentangnya, masuklah menuju galerinya. Btw tempatnya luas dan asri banget ya, tapi galerinya rada serem dan gelap. Typical galeri lukisan cuma agak lebih serem lagi sih menurut gw.

 gerbang menuju galeri

Sik, ada hal yang sungguh menggelitikku. Demi apapun gw ngakak dapet brosur itu. Setelah bayar, kita pasti dikasih tiket dan juga brosur kan. Udah tau kan kalau wanita Bali jaman dulu cenderung topless gitu? Hal itu juga yang merupakan sejarah bangsa kan? Tentang wanita tanpa penutup yang cenderung membiarkan dadanya terbuka dan terlihat dan hal tersebut totally normal. Dari sisi cerita sejarah sih mengatakan itu bentuk kejujuran. Tentang bagaimana si buah dada yang terlihat segar (terlihat tidak pernah disentuh) menunjukkan kejujuran tentang pemiliknya yang artinya orang itu bisa dipercaya (karena buah dada aja nggak disentuh orang berarti dia bisa menjaga miliknya dengan baik jadi bisa dipercaya, begitu katanya).

 

Nah, yang menggelitik itu adalah brosur menggunakan gambar wanita Bali jaman dulu yang topless dan disensor. Like, what?? Bagian payudara itu disensor pihak sana ya, bukan gw iseng sensorin sendiri. Gw belum bisa edit gambar yang disensor begitu.


Disensor. Mencoba kupahami mungkin karena ini untuk publikasi jadi harus disensor. Padahal di dalem mah isinya ginian semua. Tapi nggak terkesan porno sama sekali. Beda aja sih nangkepnya gw. Buat gw nggak porno, sensual iya. Tapi buat banyak orang bisa jadi porno ya. Ada ruangan yang katanya sih erotic room gitu. Jangan dibayangkan isinya kek kamarnya si Grey ya. Tapi ruangan ini isinya gambar pantat dan wanita masturbasi 😂 Gw cuma bisa bilang "wuw".
 

Di dalam galeri nggak boleh ambil foto ya. Karena gw anaknya nurut, gw ga ambil foto sama sekali. Sedikit gambaran aja, dalam galeri, sedikit pencahayaan. Jadi buat gw terkesan agak horor dikit. Tangga ke lantai duanya tangga ala rumah jaman dulu yang rumah orang kaya kek di sinetron gitu. Warna cat nya juga cenderung merah dan biru gelap ntah apa maksudnya. Di bandingkan dengan Museum Puri Lukisan, Puri Lukisan jauh lebih cerah pencahayaannya. Tapi lokasinya adem, seger gitu, karena rimbun.

Untuk harga WNI tiket masuk 35ribu rupiah, untuk WNA sepertinya sekitar 50ribu. Jadi apa yang kudapatkan dari kunjungan ke Blanco ini? Hmmm... hmmm... ku tak tahu 😂 Tapi ya udah sih, enak aja. Pulangnya gw beli es krim.

Comments

  1. Pris kenapa ke Bali ga info? kalo info kali kita bisa temu-temu

    ReplyDelete
    Replies
    1. ehhh lahhhh tenang aja, ntar lagi aku pindah sana. ntar kopdar yes :D

      Delete
  2. Ya ampun mbak, baru tau kalo ada museum begituan di Bali. Dan itu kenapa di sensor? Yaolo...

    Mungkin buat kaum selangkangan, liat gambar tetek bisa ngac*ng kali yah, hahaha

    Sebenernya, segala sesuatu kalo dilihat dari sisi yang berbeda, maka akan menimbulkan perspektif yang berbeda. Kalo sampe terangsang cuman karena liat gambar, lukisan atau patung yang naked, emang otaknya kotor

    ReplyDelete
    Replies
    1. jadi anda termasuk yang mana? wkwkw
      emang susah sih kl udah dari otaknya yang kotor apa-apa bisa nyalahin orang lain. ibarat bunuh orang eh pisaunya yang disalahin :D

      itu mungkin disensor karena ntar takutnya buat koleksi para penghobi pornografi LOL

      Delete

Post a Comment

Share your thoughts with me here

Popular posts from this blog

Fire in the Building

Who would have thought that I  experienced fire in the building.  This is my first time living in an appartement. Of course I never chose appartement when living in Indonesia because it’s a real high risk when the earthquake happen. But here we are placed in an appartement. What got me relieved the first time that we are in the lowest floor so if something happen we will be quickly evacuated.  That’s what I thought.  Until it really happened.  We slept around midnight and abruptly woken up by the noise outside. I thought it was the drunk people just got back from night club or the restaurant next door was doing some deep cleaning. So loud that I had to wake up. My husband peeked outside and immediately said “fire brigade outside, you wait here!” I was just “am I dreaming or what?” I put on clothes, checked outside and saw a few of fire trucks. I checked the other side of the appartement and saw a few of police cars and ambulances.  “Oh no, something serious...

Cara Memilih Bacaan

Pulang - Leila Chudori Pengalaman gw mulai menyukai membaca karena bukunya yang bagus. Kata orang jangan judge buku dari sampulnya. Gw termasuk orang yang suka judge buku dari sampul. Tapi itu bukan hal yang utama dong tentunya. Itu hanya ekstra poin aja.  Pertama kali gw baca buku dan tiba-tiba suka adalah saat papa yang waktu itu pulang, bawain gw buku ensiklopedia yang isinya sejarah dan astronomi. Itu yang bikin gw langsung suka baca, karena materinya bikin gw berbinar. Itu juga awal mula gw suka astronomi.  Perjalanan sebagai pembaca tentu saja lama sekali. Beberapa genre gw coba baca, kadang suka, kadang nggak suka. Hingga akhirnya gw tau apa yang bikin gw akan baca buku itu.  "Halaman pertama tulisannya" Gaya menulis orang itu pasti selalu berbeda. Meskipun mirip dengan yang lain, pasti akan ada karakter pembedanya. Itu biasanya terlihat dari halaman pertama tulisannya. Bayangkan, meski materinya bagus tapi penyampainya nggak bagus juga nggak akan nyangkut di pemb...

Pengalaman Bikin (Free) Schengen Visa di VFS Swiss

I know this is so normal but anyway I like to compare the experiences because people might have different cases and because I have nothing to lose so... here's my experience for applying Schengen Visa via Swiss (VFS). Kenapa nggak via Belanda? Karena rencana kita berkunjung lamanya ke Geneve - Swiss (ada urusan kerjaan suami gw) dan kami belum tau akan ke Belanda apa nggak saat itu (nggak jadi sih soalnya mepet banget).  Seperti yang sudah sering dibahas orang lain perihal syarat dan ketentuan apply Schengen visa, gw nggak akan nulis itu ya. Udah ada di website VFS, lengkap. Gw cuma tambahin dikit-dikit aja infonya yang mungkin sama seperti kasus yang baca kalo emang kebetulan sama sih 😂 "Ok jadi total pembayarannya 280 ribu rupiah ya" "HAH?? Cuma 200an mbak??? Visanya gratis???" "Suaminya masih WN Belanda kan mbak?" "Iya" "Oiya itu gratis, bisa pake visa tipe C. Jadi cuma bayar biaya admin aja" ...