Skip to main content

Fire in the Building

Who would have thought that I  experienced fire in the building.  This is my first time living in an appartement. Of course I never chose appartement when living in Indonesia because it’s a real high risk when the earthquake happen. But here we are placed in an appartement. What got me relieved the first time that we are in the lowest floor so if something happen we will be quickly evacuated.  That’s what I thought.  Until it really happened.  We slept around midnight and abruptly woken up by the noise outside. I thought it was the drunk people just got back from night club or the restaurant next door was doing some deep cleaning. So loud that I had to wake up. My husband peeked outside and immediately said “fire brigade outside, you wait here!” I was just “am I dreaming or what?” I put on clothes, checked outside and saw a few of fire trucks. I checked the other side of the appartement and saw a few of police cars and ambulances.  “Oh no, something serious...

Aturan Plastik di Bali

 

Seperti yang pernah terjadi, beberapa tahun lalu sudah ada aturan terkait penggunaaan tas plastik untuk belanja yang berbayar 200 rupiah. Iya sempet seneng banget akhirnya plastik berbayar meskipun murah banget (dan tentu sangat terlampau mampu membelinya). Tapi ternyata hangat seperti tahi ayam saja. Beberapa bulan setelah itu mereka membebaskan plastik berbayar tersebut.

Lalu, Pemerintah Bali memutuskan untuk sangat membatasi penggunaan plastik di pulau dewata ini tercatat sejak Januari 2019. Sempet (meskipun sedikit) agak skeptis ya, Ah jangan-jangan juga hangat-hangat tahi kucing juga. Dan... ternyata, sekarang Maret 2019, nggak ada pertanyaan "Mau pakai plastik?" di minimarket. Rasanya mulut ini otomatis menjawab "nggak usah plastik" tapi kok pas abis beli ada yang kurang, apa ya...

Ternyata, memang orang Bali tercatat taat dalam menjalankan aturan tanpa plastik tersebut. Beberapa minggu di Ubud ini, selain nggak pernah dapet plastik dari minimarket meskipun belanja banyak pun, sedotan di beberapa tempat pun sudah berubah menjadi sedotan bambu, stainless, atau paper straw (ini di Starbucks).

Btw soal Starbucks ini, sedotannya jadi dari kertas kan. Jadi jangan lama-lama kalo mau minum soalnya lebih dari 30 menit sedotannya bisa jadi bubur kelamaan di dalem air 😂 atau kalau nggak gitu udah nggak bisa disedot karena pas masuk di cup lid nya si paper nya jadi rusak nyunyut gitu haha! Trus soal cup lid, kemaren ke Starbucks yang di pusat Ubud, mereka pake cup lid yang bisa diminum dari situ tanpa sedotan (jadi lid nya mirip yang buat minuman panasnya, tapi ini buat yang dingin gitu). Unfortunately, gelas-gelas mereka masih dari plastik semua sih. Tapi ya great movement lah. Denger-denger di Surabaya juga udah ada Starbucks yang gitu juga.


Seorang teman yang hidup di Singaraja bilang kalau sekarang dia pun kesulitan menemukan plastik kresek jadi harus rajin beli dan bawa tas belanja sendiri. Seorang teman yang hidup di Denpasar pun pernah membawa plastik kreseknya sendiri (bekas beli sesuatu) tapi ditolak sama yang punya toko katanya nanti dia yang kena razia meskipun itu bukan plastik dari tokonya.

Dan, gw pun baru pertama kali dalam hidup gw kesulitan nemuin tas plastik buat ngirim baju kotor ke laundry. Sumpah demi apa biasanya ada di koper, di tas, di bekas kresek minimarket, jadi gw sempet bingung harus gimana nih bungkus baju-baju kotor ini. Nah gw punya paper bag kan, gw pake itu akhirnya dan paper bag gw dibalikin sama abang laundry nya. Jadilah gw bisa pake lagi kan soalnya gw nggak punya tas belanja yang gw bawa ke Bali.

Penggunaan tas plastik emang masih nggak bisa 100% dihindari dari kehidupan sehari-hari. Tapi bukan berarti nggak bisa kan substitusi dengan yang lainnya. Itu masalah kebiasaan aja. Oh ya, yang mau jalan-jalan ke Bali siapin tas belanjaan sendiri.

 
nggak nyesel beli tas ini, super gede enak banget semua muat kek tas sampah. 150 bath aja 😄

Kebayang gimana bahagianya gw akhirnya penggunaan plastik bisa dikurangi? BAHAGIA BANGET! Gw bangga banget sama orang-orang yang beneran taat patuh menjalankan aturan tanpa plastik ini. Sumpah bahagia banget! Perasaannya itu seperti "FINALLY!!!"

Serius, bayangkan orang satu pulau mengurangi penggunaan plastik, bisa berapa plastic waste yang kita kurangi? Itu kalau orang satu pulau, kalau orang dua pulau, tiga pulau, dan tujuhbelasribu pulau? Bruh, ada harapan untuk bumi kita!

So, let's keep doing this! I can, you can, we can! 💓

Comments

  1. Sesok-sesok gowo karung mbak, muat akeh nak nang indomaret. Sak mas-mase malah iso mlebu, wkwkwkwk

    ReplyDelete

Post a Comment

Share your thoughts with me here

Popular posts from this blog

Fire in the Building

Who would have thought that I  experienced fire in the building.  This is my first time living in an appartement. Of course I never chose appartement when living in Indonesia because it’s a real high risk when the earthquake happen. But here we are placed in an appartement. What got me relieved the first time that we are in the lowest floor so if something happen we will be quickly evacuated.  That’s what I thought.  Until it really happened.  We slept around midnight and abruptly woken up by the noise outside. I thought it was the drunk people just got back from night club or the restaurant next door was doing some deep cleaning. So loud that I had to wake up. My husband peeked outside and immediately said “fire brigade outside, you wait here!” I was just “am I dreaming or what?” I put on clothes, checked outside and saw a few of fire trucks. I checked the other side of the appartement and saw a few of police cars and ambulances.  “Oh no, something serious...

Write Down Your Dreams, They Said.

Moscow Yes, all things I have and I do right now is all the things that I have written down on papers, during my sleeps, in my consciousness, in my visions. So let's do that again here.  I have another dream that I really think of. It's the thing I want to do when I have so much money, or enough money, or when money doesn't matter anymore, or who knows!  I wanna build a school for kids who can't afford to go to school. I want them to pay nothing, and I want them to learn the basic things like how to respect others, how to tell people their ideas/opinions, familiarize them with being kind, how to think logically, how to solve problems, etc. All the basic survival things in life.  I think my passion is always in education, but I don't always like to follow the old-school rules. There are so many important things we don't learn at school that I think should be taught there. Once we graduate from school, we usually don't know how to navigate life. Who taught you...

Pakai Debit Jenius di Luar Negeri

Amsterdam Central Station  Ini pertama kalinya pakai debit Jenius di luar negeri. Pemakaian ini menggunakan sumber dana EUR yang ada di aplikasi. Jadi uang yang keluar adalah uang EUR, bukan IDR.  Untuk buka rekening valas di Jenius, tinggal ditambahkan saja bagian buka akun valas lalu pilih kurs yang diinginkan. Di kasus ini gw punya rekening EUR di Jenius yang ditujukan untuk transaksi di Eropa.  Karena kemarin lagi di Belanda, akhirnya pengen coba pakai debit card Jenius karena EDC di Belanda belum tentu bisa untuk kartu kredit saja. Sebelum digunakan tentunya jangan lupa untuk menyambungkan kartu debit ke rekening mata uang asingnya biar sumber pengeluaran juga langsung dari tabungan valas itu. Tinggal klik klik aja kok. Tibalah saatnya menggunakan mata uang EUR yang sudah kubeli dari Jenius. Waktu itu gw pakainya di Schipol, di dua toko berbeda, dan keduanya nggak bisa tap langsung. Jadi harus insert kartu, tentu bukan masalah.  Karena terbiasa dengan transaksi...