Skip to main content

Setelah Schengen Visa Ditolak Jerman

Bentheim Gw tau Jerman tuh emang meticulous banget, tapi gw nggak sangka bakal se- meticulous itu. Kira-kira bulan Maret gw apply Schengen via Jerman. Kenapa via Jerman? Karena Belanda nggak ada slot heheheee. Rencana perginya bulan April kalau nggak salah waktu itu. Karena suami ada libur tapi cuma pendek banget, dan dia pengen banget pulang ke sana, yaudah lah coba aja. Dapet antrian, mana bayarnya 700ribu pula 😅 lalu pergilah gw submit semua dokumen gw.  Gw bukan yang pertama kali mengajukan Schengen, jadi gw udah "tau" harus submit apa aja. Karena sebagai orang yang menikah dengan warga EU, kami berhak untuk tidak menunjukkan buku tabungan (yg penting tabungan pasangan yang EU yg ditampilkan), dll. Dengan ina inu, eh ternyata diminta surat kerja lah, kalau freelancer harus kasih tau bukti kerjaan juga. Gw rasa ribet ya karena nggak formal kerjanya, jadi ya udah gw tulis ibu rumah tangga. Itu juga masih harus bikin surat pernyataan siapa yg membiayai biaya hidup gw kala

Short Visit to Bentoel Museum

 

This is part of improving my photography skill. So my friend, Sunan, will be included here.




 

It was a sudden decision. So we decided to visit Bentoel Museum in Malang. It's like House of Sampoerna (which I never visit and only plan to visit but no action). Why did we want to visit this museum? Because the museum is actually the house of Bentoel's founder. Our mission lately is snapping pictures of old buildings and such around the city, as well as learning how to take beter pictures.


 
 
he is just happy and allow me to put his photo on my blog or another website and I like this shoot

There is no fee to visit this museum, it is enough to sign the guest book. And then you can explore what's inside. Actually, there are not many things inside. But the objects inside tell you about the history of the Bentoel brand and how it was founded. Ong Hok Liong used his own house as the first place to produce the cigarettes and it is located in Jalan Wiromargo (around pasar besar Malang).  He sold the cloves and tobacco that are ready to use (kretek), turns out people love it because they only needed to prepare the paper to smoke (klobot). The name of the company was Strootjesfabriek Ong Hok Liong.


When he used this old name of the company, the business was not so profitable. Then he went to Gunung Kawi to find a better name for this company and changed it into Bentoel. Bentoel brand grew bigger as it is always in the top 10 of tobacco company in Indonesia. (This is written in Panduan Jelajah Kota-kota Pusaka di Indonesia - Emile Leushuis, as well as written in the big board in Bentoel museum)

 


There are so many photos of old times, and how this company grew up from a scratch to becoming part of British American Tobacco in 2009.

 
mesin linting. pakdhe punya beginian 

 

But what interests me more was the building. It is definitely the old building, old house, and how much I love old architecture like this. Why do I like old architecture like this? Because reminds me of the first ten years of my life when I used to live in a colonial-era house, similar like this. I was really sad when they sold our old house. So I keep looking for old architecture to get me back to my old time. Crazy huh?

 

 
I had this kind of windows with double protections

 

 
the door and window

This house is a typical old house with a big yard, big door and windows. I like the floor, the old design of the floor. Although for so many people this kind of houses are always scary but for me, it is so appealing. They always have a story in every corner of the house. Maybe, maybe if I have money I would love to build this kind of house 😍

Comments

  1. What a historical place... Nice post!

    ReplyDelete
    Replies
    1. indeed a historical place. thanks for stopping by :)

      Delete
  2. Incredible museum,
    Why?
    soale sing njogo tonggoku dewe, gelek nitip gae parkir nang pasar gede wkwkw

    btw tekel sing mblok ideki iku paling seneng aku model ngunu, jek apik ndek kene,

    he kapan2 ayo jelajah museum wakakaka

    ReplyDelete
    Replies
    1. ayoookkkkkk!!!!!!!! kita sekota tapi yo gak tau i ketemu ya tuhan sombong e yo hahahaha
      sesama history nerd e ayok sharing ilmu. museum ndi seng kudu tak parani iki maneh?


      btw aku ya seneng tekel model gini iki. kroso ningrat hahahha

      btw parkir e rong ewu wkwk

      Delete

Post a Comment

Share your thoughts with me here

Popular posts from this blog

Gojek ke bandara juanda

While waiting, jadi mending berbagi sedikit soal gojek. Karena saya adalah pengguna setia gojek, saya pengen cobain ke bandara pake gojek. Awalnya saya kira tidak bisa *itu emang sayanya aja sih yang menduga nggak bisa*, trus tanya temen katanya bisa karena dia sering ke bandara pakai motornya. Nah berarti gojek bisa dong?? Sebelum-sebelumnya kalo naek gojek selalu bayar cash, tapi kali ini pengen cobain top up go pay. Minimum top up 10ribu. Jadi saya cobain deh 30ribu dulu. Eh ternyata lagi ada promo 50% off kalo pake go pay. Haiyaaaaa kenapa ga dari dulu aja ngisi go pay hahaha. Dari kantor ke bandara juanda sekitar 8km. Kantor saya sih daerah rungkut industri. Penasarannn banget ini abang mau lewat mana ya. Tertera di layar 22ribu, tapi karena pakai go pay diskon 50% jadinya tinggal 11ribu. Bayangin tuhh... pake bis damri aja 30ribu hahaha. 11ribu udah nyampe bandara. Biasanya 15ribu ke royal plaza dari kantor haha. Lagi untung. Bagus deh. Nah sepanjang perjalanan, saya mikir ter

[Piknik] Prambanan lagi

Salah satu pesona Jawa Tengah adalah Candi Prambanan. Saya sudah 3 kali berkunjung ke situs warisan dunia ini. Candi yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan jogja ini selalu menimbulkan kesan mistis bagi saya. Terletak tak jauh dari jalan raya, sehingga mengunjunginya pun sangat mudah. Berbeda dengan Candi Borobudur yang letaknya sangat jauh dari jalan raya besar.  Ok, menurut saya ada 3 cara menuju candi ini. Menggunakan bus transjogja, taksi, dan kendaraan pribadi. Bagi yang menggunakan transjogja, saya pernah menggunakannya berangkat dari daerah kampus UNY, daerah Depok Sleman. 1 kali transit, 2 kali berganti bus. Dengan harga transjogja yang kala itu, 2014, seharga 3500 rupiah. Tapi sampai saat ini masih sama harganya, menurut info dari teman. Lokasi shelter bis berada agak jauh dari pintu masuk lokasi candi, mungkin kira-kira 500meter sampai 1kilometer. Kalau jalan, menghabiskan waktu sekitar 15-20menit. Bisa juga naik becak untuk opsi yang lain. Lagi-lagi, jangan lupa men

Dapet Visa UAE (Dubai) Gampang Banget

Dubai creek Beberapa waktu yang lalu, kita pusing berat karena H dapet libur kali ini cuman 10 hari. 10 hari dari yang biasanya 14 hari. Akhrinya diputuskan untuk tetap mengambil libur tapi nggak ke Indonesia.  Ternyata, beberapa hari kemudian, dia bilang, kalau liburnya malah jadi 7-8 hari aja. Mau ga mau saya yang harus kesana. Maksudnya terbang mendekatinya. Udah milih-milih negara mana yang harganya rasional, yang ga banyak makan waktu buat terbangnya H, dan tentunya ga ribet urus visa buat pemegang paspor hijau yang ga sesakti paspornya H.  Btw warna paspor Indonesia jadi biru ya sekarang?? Pilihan jatuh ke Dubai. Pemegang paspor hijau harus bikin visa, ya pusing lagi deh cara bikin visa Dubai nih gimana. Apa iya sesusah bikin visa schengen, visa US, visa lainnya. dari persyaratan sih standar ya, termasuk  record  bank account selama 3 bulan. Emang nggak pernah bikin visa Dubai sebelumnya ya, apalagi H yang paspornya super sakti kemana-mana (hampir) ga perlu visa, dia ga pernah ad