Skip to main content

If Money Wasn't The Problem, What Would You Do?

In this extraordinary life, I would be a teacher still.  Helping people to understand even some little things to make them feel worthy and understand themselves better. It seems that teaching has become a calling for me. Not about teaching such specific subject like mathematics or so, but more like... I like to give new perspectives for people, and having them saying "Oh.... I see..." is satisfying for me. Of course, by teaching I can learn so many new perspectives from different people too. It's like the more I teach the more I learn, and that is so true. Maybe more like a guide. I like giving guidance to people who needs it. No, I don't like giving unsolicited guiding. I like to guide people who wants to be guided. I'd teach them how to love, love themselves first. Yea sure when we are talking about things, they would say "do useful things like engineering, plumbing, this and that" but they tend to forget that we need some balance in life. Not saying t

Menyatu Bersama Menjangan

regular visitor

Hore! Udah ketemu suami, udah fully charged. Hmmm nggak ding, nggak full banget soalnya saya sakit 😢

Tanggal 11 kemarin, HJ pilih untuk terbang langsung ke Bali. Dubai - Bali, rencananya sih pake Emirates tapi jam yang masuk akal itu Singapore air, jadilah pake SQ.

Stopover singkat di Singapore, dia berburu tas yang udah lama diincar di Dubai ternyata sold out, nemu di Spore. Thanks to Desi dan Andri yang udah mau muter buat ngecek availability nya tas itu. Nah saya nyampe Bali jam 10 pagi, HJ nyampe jam 11. Kata dia antri customnya panjang banget, jadi nunggu gitu, sejam kok ndak keluar-keluar ya... ternyata kopernya ga kebawa. Dua jam ditunggu tetep nggak ada kopernya. Akhirnya dia bikin laporan ke SQ kalo kopernya nggak keangkut. Yaudah deh saya nunggu lamaan lagi ya, eh tiba-tiba dia nongol geret kopernya juga. Untungnya kopernya diangkut penerbangan dari Singapore ke Bali yang nyampe jam 12. Tapi karena delay itu dia dapet kompensasi 500ribu, sembari bilang 'Wow, I got five red ones for the delay of my suitcase'.

Pak supir dari hotel telah menanti yang ntah mulai jam berapa, yang jelas dari Menjangan ke Denpasar itu jauh!

Setelah semua fix, kita langsung menuju hotel di Menjangan karena kita ambil PADI Diving course (Open water) sama Blue Season di Menjangan. Sekitar 5 jam dari Denpasar menuju Pemuteran. Bener-bener jauh dan malesnya kalo ke Bali ya gini ini. Segala-gala effortnya gede.

Setelah lima jam...

Sunset, kita langsung diturunkan di Lobi, yang kebetulan tempatnya di lantai satu Bali Bistro Tower.

Bali Bistro tower

 
itu gunung Ijen 

Jadi begini intinya, hotel ini letaknya di dalem hutan yang banyak menjangannya dan juga monyetnya, dan hewan-hewan lainnya. Saya nggak nyangka sih. Tempatnya asik banget, tenang, damai (kecuali pas keluarga monyet datang berkunjung).


 


 

Kebetulan kamar kita di upgrade ke beach villa, jadi semacem bungalow ngadep ke pantai gitu deh ya. Oh iya nama hotelnya The Menjangan. Letaknya bener-bener pisah dari mana-mana. Jadi jarak dari lobi ke bungalow kita itu 1,5 km an. Kalo mau jalan ke restoran, atau ke tempat lain, bisa dianter kendaraan khusus sana. Hotelnya juga mengusung konsep eco friendly yang sedotan aja nggak pake plastik (berujung kita beli 5 potong sedotan ini).

 
kamar dari depan menghadap pantai

 
pantai lagi surut

 

 

 
salam malam yang selalu berganti-ganti

 

 

 
balkon

 
beach club - maksudnya yang mau berjemur disini monggo... gw mah ogahhh

Lima hari disana, yang seharusnya dipake buat diving course tapi malah nggak jadi karena hari kedua setelah latihan pake SCUBA mendadak saya sakit tenggorokan dan batuk demam pilek. Nggak asik buat diving, lebih tepatnya kalo pilek nggak boleh diving sih. Akhirnya kita snorkeling aja di sekitar Pulau Menjangan. Uh helloooo I saw the baby sharks there 😚

 
sunset at Jetty

Di sekitar beach villa, dimana bungalow kita berada, ada Pantai Restoran, pusat diving juga disekitar situ, ada pula Jetty tempat yang yaaa oke lah buat berjemur buat para pengejar kulit tanned (bukan gw ya) dan juga disitu tempat snorkeling meskipun yang diliat nggak banyak, juga pusatnya water sport.

 

 

 

 


Hotel ini juga menyediakan horse riding buat yang pengen nyobain naek kuda. Ada juga mangrove spa, tempat pijetnya bener-bener di sekitaran mangrove. Jadi satu bilik untuk 2 orang menghadap ke pantai.

Tempatnya asik kok, alami banget, cuman ya isolated banget. Karena kampung terdekat pun jaraknya 15 menit dari hotel. Jadi mau nggak mau harus makan disana, no other option. Tapi cocok banget buat relaksasi. Bangun pagi-pagi, udah ada rusa di depan kamar. Siang dikit, udah banyak monyet kejar-kejaran rebutan kelapa. Mandinya outdoor diliatin squirrel dari kejauhan. Sarapan pagi bisa sambil liatin ikan-ikan yang renangnya keatas kebawah dibawah  meja kita. Sambil liat orang mancing ditengah laut sih dengan warna kapal yang kuning super mencolok.

Tapi karena musim hujan kali ya, jam 1 siang udah mulai deh hujan deres banget sampe malem. Malemnya lebih sering rintik-rintik. Jadi bawaanya pengen tidur terus 😄

Hotel ini mengusung tema ramah lingkungan yang hmmm botol air putih aja pakai yang kaca, sejenis equil gitu. Trus ada botol yang bisa dipakai untuk penghuni kamarnya, bisa diisi air dimanapun yang ada di resort. Ada pula recycled plastic bag untuk mengangkut semua barang kita buat snorkeling atau diving atau apapun sih terserah. Sebisa mungkin tempat ini mengurangi penggunaan plastik.



 

 

 
saya masih jatuh cinta sama reusable straw ini

Restoran yang ada disana pun menyediakan makanan sehat. Mana ada nasi putih? Nggak ada, yang ada nasi merah dan aku bukan fans berat nasi merah. Roti pun gandum. Setiap sebelum makan selalu dikasih mini jus sehat yang kalo pas sih enak dan menyehatkan, kalo nggak pas yaaa cukup sehat aja tapi nggak enak-enak bangett. HJ mah pemakan segala. Enak nggak enak kalo itu sehat pasti diembat.

 

 

 
roti gandum

 
nasi merah goreng 

 
paket lunch untuk diving course, memang plastik tapi bisa digunakan berkali-kali. Bukan kertas minyak maupun sterofoam yang sekali pakai.

Kita pun membicarakan tentang menggilanya plastik di Indonesia ini. Bener-bener ya, kita harus sudah mengurangi penggunaan plastik. Kasian lho alamnya. Bumi makin menua, dan makin kusam dengan plastik-plastik sampah kita. 

Yuk mari kurangi penggunaan plastik! Untuk masa depan yang lebih baik 😄

Comments

Popular posts from this blog

If Money Wasn't The Problem, What Would You Do?

In this extraordinary life, I would be a teacher still.  Helping people to understand even some little things to make them feel worthy and understand themselves better. It seems that teaching has become a calling for me. Not about teaching such specific subject like mathematics or so, but more like... I like to give new perspectives for people, and having them saying "Oh.... I see..." is satisfying for me. Of course, by teaching I can learn so many new perspectives from different people too. It's like the more I teach the more I learn, and that is so true. Maybe more like a guide. I like giving guidance to people who needs it. No, I don't like giving unsolicited guiding. I like to guide people who wants to be guided. I'd teach them how to love, love themselves first. Yea sure when we are talking about things, they would say "do useful things like engineering, plumbing, this and that" but they tend to forget that we need some balance in life. Not saying t

Gojek ke bandara juanda

While waiting, jadi mending berbagi sedikit soal gojek. Karena saya adalah pengguna setia gojek, saya pengen cobain ke bandara pake gojek. Awalnya saya kira tidak bisa *itu emang sayanya aja sih yang menduga nggak bisa*, trus tanya temen katanya bisa karena dia sering ke bandara pakai motornya. Nah berarti gojek bisa dong?? Sebelum-sebelumnya kalo naek gojek selalu bayar cash, tapi kali ini pengen cobain top up go pay. Minimum top up 10ribu. Jadi saya cobain deh 30ribu dulu. Eh ternyata lagi ada promo 50% off kalo pake go pay. Haiyaaaaa kenapa ga dari dulu aja ngisi go pay hahaha. Dari kantor ke bandara juanda sekitar 8km. Kantor saya sih daerah rungkut industri. Penasarannn banget ini abang mau lewat mana ya. Tertera di layar 22ribu, tapi karena pakai go pay diskon 50% jadinya tinggal 11ribu. Bayangin tuhh... pake bis damri aja 30ribu hahaha. 11ribu udah nyampe bandara. Biasanya 15ribu ke royal plaza dari kantor haha. Lagi untung. Bagus deh. Nah sepanjang perjalanan, saya mikir ter

Ujian hari senin

Kejadian ini terjadi tepat senin minggu lalu. Baru kali itu aku merasa 'WOW.. ini senin yeay'. Karena biasanya 'haduhh udah senen lagi'. Kebayang kan kalo seneng begitu dihari senen menyambut pagi dan hari itu rasanya langka banget. Otomatis pengennya hari itu berlangsung indah. Jam setengah 9 pagi, seperti biasa ke pantry ambil minum bareng sama temen sebangku. Dia bikin teh, aku nyuci botol sekalian ngisi dong. Seperti biasa juga, kadang aku males sih nyuci botol dengan ritual lengkapnya, akhirnya cuman bilas pake air panas. Ya mungkin nggak sampe 50 ml juga. Dikit banget deh. Temen juga selalu bersihin gitu gelasnya pake air panas. Pic source is here Eh lakok lakok... si bapak pantry yang serem itu tiba-tiba bilang 'Gak bisa ya gak nyuci botol pake air panas? Tiap sore itu banyak komplain gara-gara airnya abis'. Yakaliii air abis tinggal isi aja, ibu yang dulu aja nggak pernah ada komplain. Ya aku bilang lah ini cuman dikit, lagian yang ngelakuin ini