Skip to main content

Sustainable Way to "Dump" our Waste

Sticker from eco-bali recycling October is funny month. We have this crisis of burning landfield in Bali, and they haven't pick up my trash for 2 months. Probably over two months now. We're like "Okay it's time to swap to the sustainable options" Yea we've been thinking about composting, but I do not know where to start. Because, you know, when you did it wrong it can be stinky and worm-y and not working out well. Turns out, they have composting company that provide the bin, the pickup, and even got the compost back monthly or per 6 months. I did not know that but of course my husband found it and planned to sign up for it.  The week where we had that plan on mind, suddenly in the morning there was a guy from this company came to our house delivering the composting bin. "No we did not order this, yet" Apparently the neighbor ordered their service but they got the address wrong. The next day, the same guy came again, brought his empty composting bin f

Menyatu Bersama Menjangan

regular visitor

Hore! Udah ketemu suami, udah fully charged. Hmmm nggak ding, nggak full banget soalnya saya sakit 😢

Tanggal 11 kemarin, HJ pilih untuk terbang langsung ke Bali. Dubai - Bali, rencananya sih pake Emirates tapi jam yang masuk akal itu Singapore air, jadilah pake SQ.

Stopover singkat di Singapore, dia berburu tas yang udah lama diincar di Dubai ternyata sold out, nemu di Spore. Thanks to Desi dan Andri yang udah mau muter buat ngecek availability nya tas itu. Nah saya nyampe Bali jam 10 pagi, HJ nyampe jam 11. Kata dia antri customnya panjang banget, jadi nunggu gitu, sejam kok ndak keluar-keluar ya... ternyata kopernya ga kebawa. Dua jam ditunggu tetep nggak ada kopernya. Akhirnya dia bikin laporan ke SQ kalo kopernya nggak keangkut. Yaudah deh saya nunggu lamaan lagi ya, eh tiba-tiba dia nongol geret kopernya juga. Untungnya kopernya diangkut penerbangan dari Singapore ke Bali yang nyampe jam 12. Tapi karena delay itu dia dapet kompensasi 500ribu, sembari bilang 'Wow, I got five red ones for the delay of my suitcase'.

Pak supir dari hotel telah menanti yang ntah mulai jam berapa, yang jelas dari Menjangan ke Denpasar itu jauh!

Setelah semua fix, kita langsung menuju hotel di Menjangan karena kita ambil PADI Diving course (Open water) sama Blue Season di Menjangan. Sekitar 5 jam dari Denpasar menuju Pemuteran. Bener-bener jauh dan malesnya kalo ke Bali ya gini ini. Segala-gala effortnya gede.

Setelah lima jam...

Sunset, kita langsung diturunkan di Lobi, yang kebetulan tempatnya di lantai satu Bali Bistro Tower.

Bali Bistro tower

 
itu gunung Ijen 

Jadi begini intinya, hotel ini letaknya di dalem hutan yang banyak menjangannya dan juga monyetnya, dan hewan-hewan lainnya. Saya nggak nyangka sih. Tempatnya asik banget, tenang, damai (kecuali pas keluarga monyet datang berkunjung).


 


 

Kebetulan kamar kita di upgrade ke beach villa, jadi semacem bungalow ngadep ke pantai gitu deh ya. Oh iya nama hotelnya The Menjangan. Letaknya bener-bener pisah dari mana-mana. Jadi jarak dari lobi ke bungalow kita itu 1,5 km an. Kalo mau jalan ke restoran, atau ke tempat lain, bisa dianter kendaraan khusus sana. Hotelnya juga mengusung konsep eco friendly yang sedotan aja nggak pake plastik (berujung kita beli 5 potong sedotan ini).

 
kamar dari depan menghadap pantai

 
pantai lagi surut

 

 

 
salam malam yang selalu berganti-ganti

 

 

 
balkon

 
beach club - maksudnya yang mau berjemur disini monggo... gw mah ogahhh

Lima hari disana, yang seharusnya dipake buat diving course tapi malah nggak jadi karena hari kedua setelah latihan pake SCUBA mendadak saya sakit tenggorokan dan batuk demam pilek. Nggak asik buat diving, lebih tepatnya kalo pilek nggak boleh diving sih. Akhirnya kita snorkeling aja di sekitar Pulau Menjangan. Uh helloooo I saw the baby sharks there 😚

 
sunset at Jetty

Di sekitar beach villa, dimana bungalow kita berada, ada Pantai Restoran, pusat diving juga disekitar situ, ada pula Jetty tempat yang yaaa oke lah buat berjemur buat para pengejar kulit tanned (bukan gw ya) dan juga disitu tempat snorkeling meskipun yang diliat nggak banyak, juga pusatnya water sport.

 

 

 

 


Hotel ini juga menyediakan horse riding buat yang pengen nyobain naek kuda. Ada juga mangrove spa, tempat pijetnya bener-bener di sekitaran mangrove. Jadi satu bilik untuk 2 orang menghadap ke pantai.

Tempatnya asik kok, alami banget, cuman ya isolated banget. Karena kampung terdekat pun jaraknya 15 menit dari hotel. Jadi mau nggak mau harus makan disana, no other option. Tapi cocok banget buat relaksasi. Bangun pagi-pagi, udah ada rusa di depan kamar. Siang dikit, udah banyak monyet kejar-kejaran rebutan kelapa. Mandinya outdoor diliatin squirrel dari kejauhan. Sarapan pagi bisa sambil liatin ikan-ikan yang renangnya keatas kebawah dibawah  meja kita. Sambil liat orang mancing ditengah laut sih dengan warna kapal yang kuning super mencolok.

Tapi karena musim hujan kali ya, jam 1 siang udah mulai deh hujan deres banget sampe malem. Malemnya lebih sering rintik-rintik. Jadi bawaanya pengen tidur terus 😄

Hotel ini mengusung tema ramah lingkungan yang hmmm botol air putih aja pakai yang kaca, sejenis equil gitu. Trus ada botol yang bisa dipakai untuk penghuni kamarnya, bisa diisi air dimanapun yang ada di resort. Ada pula recycled plastic bag untuk mengangkut semua barang kita buat snorkeling atau diving atau apapun sih terserah. Sebisa mungkin tempat ini mengurangi penggunaan plastik.



 

 

 
saya masih jatuh cinta sama reusable straw ini

Restoran yang ada disana pun menyediakan makanan sehat. Mana ada nasi putih? Nggak ada, yang ada nasi merah dan aku bukan fans berat nasi merah. Roti pun gandum. Setiap sebelum makan selalu dikasih mini jus sehat yang kalo pas sih enak dan menyehatkan, kalo nggak pas yaaa cukup sehat aja tapi nggak enak-enak bangett. HJ mah pemakan segala. Enak nggak enak kalo itu sehat pasti diembat.

 

 

 
roti gandum

 
nasi merah goreng 

 
paket lunch untuk diving course, memang plastik tapi bisa digunakan berkali-kali. Bukan kertas minyak maupun sterofoam yang sekali pakai.

Kita pun membicarakan tentang menggilanya plastik di Indonesia ini. Bener-bener ya, kita harus sudah mengurangi penggunaan plastik. Kasian lho alamnya. Bumi makin menua, dan makin kusam dengan plastik-plastik sampah kita. 

Yuk mari kurangi penggunaan plastik! Untuk masa depan yang lebih baik 😄

Comments

Popular posts from this blog

Gojek ke bandara juanda

While waiting, jadi mending berbagi sedikit soal gojek. Karena saya adalah pengguna setia gojek, saya pengen cobain ke bandara pake gojek. Awalnya saya kira tidak bisa *itu emang sayanya aja sih yang menduga nggak bisa*, trus tanya temen katanya bisa karena dia sering ke bandara pakai motornya. Nah berarti gojek bisa dong?? Sebelum-sebelumnya kalo naek gojek selalu bayar cash, tapi kali ini pengen cobain top up go pay. Minimum top up 10ribu. Jadi saya cobain deh 30ribu dulu. Eh ternyata lagi ada promo 50% off kalo pake go pay. Haiyaaaaa kenapa ga dari dulu aja ngisi go pay hahaha. Dari kantor ke bandara juanda sekitar 8km. Kantor saya sih daerah rungkut industri. Penasarannn banget ini abang mau lewat mana ya. Tertera di layar 22ribu, tapi karena pakai go pay diskon 50% jadinya tinggal 11ribu. Bayangin tuhh... pake bis damri aja 30ribu hahaha. 11ribu udah nyampe bandara. Biasanya 15ribu ke royal plaza dari kantor haha. Lagi untung. Bagus deh. Nah sepanjang perjalanan, saya mikir ter

[Piknik] Prambanan lagi

Salah satu pesona Jawa Tengah adalah Candi Prambanan. Saya sudah 3 kali berkunjung ke situs warisan dunia ini. Candi yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan jogja ini selalu menimbulkan kesan mistis bagi saya. Terletak tak jauh dari jalan raya, sehingga mengunjunginya pun sangat mudah. Berbeda dengan Candi Borobudur yang letaknya sangat jauh dari jalan raya besar.  Ok, menurut saya ada 3 cara menuju candi ini. Menggunakan bus transjogja, taksi, dan kendaraan pribadi. Bagi yang menggunakan transjogja, saya pernah menggunakannya berangkat dari daerah kampus UNY, daerah Depok Sleman. 1 kali transit, 2 kali berganti bus. Dengan harga transjogja yang kala itu, 2014, seharga 3500 rupiah. Tapi sampai saat ini masih sama harganya, menurut info dari teman. Lokasi shelter bis berada agak jauh dari pintu masuk lokasi candi, mungkin kira-kira 500meter sampai 1kilometer. Kalau jalan, menghabiskan waktu sekitar 15-20menit. Bisa juga naik becak untuk opsi yang lain. Lagi-lagi, jangan lupa men

[Book] Dunia Cecilia

'apakah kalian membicarakan hal semacam itu di surga?' 'tapi kami berusaha tidak membicarakannya dekat-dekat Tuhan. ia sangat sensitif terhadap kritik' Yap, sepenggal dialog antara Cecilia dan malaikat Ariel. Saya mengenal Jostein Gaarder sejak kuliah. Ehhhh 'mengenal' dalam artian kenal bukunya ya, kalo bisa kenal pribadi mah bisa seneng jingkrak-jingkrak hehehe. Jadi karena teman saya mendapat tugas kuliah membaca satu novel filsafat berjudul Dunia Sophie, saya jadi sedikit mengetahui si bapak Gaarder ini. Enak ya tugasnya anak sastra baca novel, tugas anak matematika ya baca sih, tapi pembuktian kalkulus -_- Dunia Cecilia ini buku pertama Jostein Gaarder yang saya baca, karena buku Dunia Shopie sangatlah berat berdasar review teman saya. Saya sih nggak perlu baca buku itu karena teman saya sudah benar-benar mahir bercerita. Jadilah saya sudah paham bener cerita Dunia Sophie tanpa membacanya. Novel ini atas rekomendasi teman saya, dia bilang kala