Skip to main content

Nyepi ke-4 di Bali

Taken at 3am-ish Tahun ini adalah tahun ke-4 gw nyepi di Bali. Ketagihan banyak Nyepi di Bali. Tahun ini juga semua serangkaian Nyepi terasa kembali normal. Normal dalam artian, kegiatan yang berhubungan dengan Nyepi sudah mulai dilaksanakan secara utuh. Karena 2-3 tahun sebelumnya masih nggak 100%, kali ini jauh lebih meriah.  Upacara dimana-mana. Jalanan ditutup, diputar, dimana-mana. Melasti yang bisa aja kalau kalian nggak tau ya "kejebak" macet. Gw nggak suka keramaian, tapi prosesi-prosesi kejutan yang gw nggak sengaja liat di jalanan tuh menyenangkan sekali. Riuhnya kerasa buat gw.  Big offerings 2-3 tahun lalu, seingat gw ATM tuh tutupnya H-1 Nyepi tapi jam-jam sore. Tahun ini jam 10 pagi ATM udah mati semua. Tahun ini juga gw tiba-tiba perlu urus visa yang mepet Nyepi, dengan janji temu hari kamis. Hari kamis ini masih ngembak geni, kegiatan belum ada yang 100%. Kalaupun ada pasti bukanya di atas jam 10 atau jam 1 siang.  Gw perlu print beberapa dokumen terakhir yang

Seolah Kalian Tau Segalanya


'Ihiw, ada bahan obrolan baru buat dianalisa dan dinyinyirin nih. Si dia mau kawin sama bule. Duitnya banyak kali. Ato kalo gak gitu yaaa dia cuma buat mainan aja'

Kita nggak akan pernah memuaskan hasrat banyak orang demi membuat mereka semua senang. Jika kita ingin membuat pasangan hidup kita bahagia, ya wajar, ya normal. Tapi tidak untuk membuat para suporter ataupun hanya penonton dalam hidup kita bahagia juga kah? Toh dari setiap langkah yang kita ambil, benar maupun salah juga masih saja bisa diambil celah salahnya untuk diwejangi ala mereka. Atau lebih bekennya, dinyinyirin.

Mungkin beberapa tulisan saya tentang menikahi WNA banyak yang terdengar 'keras', maafkan saya yang sedang jengkel-jengkelnya. Menikah dengan orang yang berbeda yang datangnya ribuan miles jauhnya dari Indonesia juga bukan hal yang mudah, you know! Tapi orang dengan mudahnya saja melihat kita yang sedang jalan berdua dan bertanya, atau nyeletuk istilahnya, 'Guidenya ya mbak?'. Guide mah bagus. Sesekali pernah dikira pembantunya. Pun pernah disebut 'slut'. Gara-gara warna kulit yang beda, warna mata yang beda, tinggi badan yang beda, dikiranya kita orang Indonesia ini nggak lebih baik dari mereka kaum kaukasoid.

Hey, kalian itu sesama orang Indonesia, bukannya mendukung mendoakan malah menyengsarakan. Mendewakan mereka yang bermata biru serta berkulit pucat. Berkulit coklat itu bagus kok. Sehat. Pigmen kita ini sehat, nggak gampang kena kangker kulit (naudzubilah). Kenapa sih tolak ukur kalian dangkal banget cuma kisaran warna dan fisik?

Makanya tiap hari tuh baca bacaan yang berbobot, jangan bacaan isi gosip, memecah belah, memuat SARA aja! Inferiority complex kok dipiara sih. Mau-maunya merendahkan diri cuman gara-gara perbedaan fisik. 

Ini masih suami aja nih, belom ada anak. Anak juga gitu, didoain baek sama temen ehh ujung-ujungnya 'semoga kayak bapaknya ya'. Lah situ kata saya yang berkulit coklat ini nggak pantes apa urunan dalam hal fisik dan karakter anak? Anak juga anak sapa? Bukan anak lo kan?! Semoga aja ntar kalo emang anak-anakku lebih cenderung ke genetik bapaknya, semoga deh nggak ada yang bilang aku baby sitternya anakku. Ngebayangin aja udah sedih tau 😖

'Yah nikah sama bule sih, paling juga cuman dibuat mainan doang'. Naudzubillah! Amit-amit jabang bayi lanang wedok!!! Semoga yang bilang begitu, nggak bahagia idupnya. Orang nikah bukannya di doain yang baek-baek malah digituin. Situ punya otak nggak sih? Mulut itu disingkronkan dulu sama otak, jadi biar nggak asal jeplak aja. Sumpah untuk hal ini saya bener-bener dibikin sakit hati. Luar biasa. Kepikiran dan jadi beban sampai sekarang, sembari mikir 'orang itu jahat banget ya, tega bilang gitu'. Tapi seorang teman menenangkanku dan mengatakan 'nggak usah digubris, orang kalo referensinya sinetron, infotainmen aja ya gitu deh mikirnya. Ujung-ujungnya jelek mulu pikirannya'.

Kalian nggak pernah tau gimana beratnya memperjuangkan hubungan cross cultural ini. Kalian nggak tau juga gimana beratnya adaptasi satu sama lain dengan segala perbedaan aspek yang jauh lebih mencolok. Kalian nggak tau rasanya LDR dengan kondisi lingkungan kerja suami yang nggak seaman lingkungan kalian. Kalian nggak akan pernah tau karena kalian emang nggak akan pernah dengerin. Yang kalian bisa hanya menghakimi dan memberi wejangan seolah kalian tau segalanya.

Rumus kehidupan kalian beda dengan rumus kehidupan saya. Tujuannya apa sih? Hidup bahagia kan? Mencari satu jawaban benar dalam matematika saja bisa melalui banyak rumus dan cara. So please, kalian nggak usah sok tau dan sok menghakimi. Apalagi diikuti dengan pertanyaan lanjutan 'udah isi?'. Terima kasih.



Semoga tuhan selalu melimpahkan kasih sayangnya kepadaku dan suami serta keluargaku. 

Comments

  1. wong2 iku gemberah ae kok
    wis biyasahhh iku
    gak usah direken mbak, sing penteng seneng

    ReplyDelete
  2. Woalah, baru tau aku wkwk. Pertanyaanku di postingan sebelumnya udah kejawab disni hehe

    ReplyDelete
  3. Woalah, baru tau aku wkwk. Pertanyaanku di postingan sebelumnya udah kejawab disni hehe

    ReplyDelete
  4. ya allah pris aku ngakak pas kamu bilang "emang aku ga boleh urunan" bikin anak? ya allah..
    mulut nyinyir berapa sih harga bahagianya, boronga aja sekalian pris biar abis dan ga punya bahagia mereka... palong mureeeee. bahahahahha

    btw congraats kalian berdua, aku liat potonya bikin terhuraaa,, eh terharu
    congrats congrats congrats

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mau ikutan mborong ga may? Lagi promo lebaran kayaknya haha

      Delete
  5. Pancal sendal wae mbak wong koyok kui

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sendalku luweh larang mas timbang sendale syahrini. Eman 😂

      Delete
  6. hihi, beberapa hal aku dapatkan dari tulisan ini. It's amazng dan kulihat tutur jawa apa sundanya kentel banget yah .

    ReplyDelete

Post a Comment

Share your thoughts with me here

Popular posts from this blog

Nyepi ke-4 di Bali

Taken at 3am-ish Tahun ini adalah tahun ke-4 gw nyepi di Bali. Ketagihan banyak Nyepi di Bali. Tahun ini juga semua serangkaian Nyepi terasa kembali normal. Normal dalam artian, kegiatan yang berhubungan dengan Nyepi sudah mulai dilaksanakan secara utuh. Karena 2-3 tahun sebelumnya masih nggak 100%, kali ini jauh lebih meriah.  Upacara dimana-mana. Jalanan ditutup, diputar, dimana-mana. Melasti yang bisa aja kalau kalian nggak tau ya "kejebak" macet. Gw nggak suka keramaian, tapi prosesi-prosesi kejutan yang gw nggak sengaja liat di jalanan tuh menyenangkan sekali. Riuhnya kerasa buat gw.  Big offerings 2-3 tahun lalu, seingat gw ATM tuh tutupnya H-1 Nyepi tapi jam-jam sore. Tahun ini jam 10 pagi ATM udah mati semua. Tahun ini juga gw tiba-tiba perlu urus visa yang mepet Nyepi, dengan janji temu hari kamis. Hari kamis ini masih ngembak geni, kegiatan belum ada yang 100%. Kalaupun ada pasti bukanya di atas jam 10 atau jam 1 siang.  Gw perlu print beberapa dokumen terakhir yang

Life recently #2

Ternyata seminggu nggak nulis ya.. udah ngelewatin jumat ceria juga 😁 Gara-garanya apa hayo???? Year-end schedule di kantor. Ini jadwal serem banget deh tiap tahunnya. 3 affiliates ini pada borongan ngasih kerjaan seabrek kepadaku yang lemah tak berdaya. Pulang juga sering jam 7 malem, mentok jam 8 tapi sih haha. Ogah bener 12 jam lebih kerja. Gara-gara kerjaan yang tak kunjung usai dan bakalan berlanjut hingga pertengahan desember, fokusku jadi kurang dong. Mana sibuk ngurus prenup juga.  When you feel depressed and stressed, you need something cold called ice cream. This one is Zangrandi ice cream Kemarin, waktu arrange janji sama notaris, karena males kelamaan via email akhirnya coba telpon lah ya, begini jadinya : Aku : halo… Dia : iya halooo… *dengan suara bantal* Lah kok suaranya begini sih Aku : dengan bapak x? dia : Bukan mbak *masih dengan suara bantal* Aku : hah? Bukan? Ini bukan notaries? dia : ini toko bangunan mbak Zingggggg…. Buru

[Piknik] Prambanan lagi

Salah satu pesona Jawa Tengah adalah Candi Prambanan. Saya sudah 3 kali berkunjung ke situs warisan dunia ini. Candi yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan jogja ini selalu menimbulkan kesan mistis bagi saya. Terletak tak jauh dari jalan raya, sehingga mengunjunginya pun sangat mudah. Berbeda dengan Candi Borobudur yang letaknya sangat jauh dari jalan raya besar.  Ok, menurut saya ada 3 cara menuju candi ini. Menggunakan bus transjogja, taksi, dan kendaraan pribadi. Bagi yang menggunakan transjogja, saya pernah menggunakannya berangkat dari daerah kampus UNY, daerah Depok Sleman. 1 kali transit, 2 kali berganti bus. Dengan harga transjogja yang kala itu, 2014, seharga 3500 rupiah. Tapi sampai saat ini masih sama harganya, menurut info dari teman. Lokasi shelter bis berada agak jauh dari pintu masuk lokasi candi, mungkin kira-kira 500meter sampai 1kilometer. Kalau jalan, menghabiskan waktu sekitar 15-20menit. Bisa juga naik becak untuk opsi yang lain. Lagi-lagi, jangan lupa men