Skip to main content

If Money Wasn't The Problem, What Would You Do?

In this extraordinary life, I would be a teacher still.  Helping people to understand even some little things to make them feel worthy and understand themselves better. It seems that teaching has become a calling for me. Not about teaching such specific subject like mathematics or so, but more like... I like to give new perspectives for people, and having them saying "Oh.... I see..." is satisfying for me. Of course, by teaching I can learn so many new perspectives from different people too. It's like the more I teach the more I learn, and that is so true. Maybe more like a guide. I like giving guidance to people who needs it. No, I don't like giving unsolicited guiding. I like to guide people who wants to be guided. I'd teach them how to love, love themselves first. Yea sure when we are talking about things, they would say "do useful things like engineering, plumbing, this and that" but they tend to forget that we need some balance in life. Not saying t

[How we met] Time flies... 10 years already...



So yeah, promised to write about SCALQ. So here we are now. (I am gonna write in Indonesian).

Saya yakin saya sudah pernah menulis tentang SCALQ disini. Karena jika ada yang menanyakan apakah hal yang penting bagiku, pikiranku akan selalu ke keluarga dan SCALQ. Itu sudah otomatis seperti itu. Jadi kali ini saya mau menulis secara lengkap siapa itu SCALQ.

Jika ada yang menanyakan ‘siapa SCALQ?’, saya akan menjawab ‘mereka adalah saudara yang tidak bertalian darah denganku’. Ehh? Bagaimana bisa? Ya bisa. Menemukan beberapa orang sahabat yang memiliki cara pandang sejalan dan saling melengkapi itu tidaklah mudah. Berawal dari drama Korea, semuanya dimulai.

Officially kami menjadi dekat satu sama lain ketika kami berada dikelas 3 SMP. Saat itu saya yakin kami berusia sekitar 14-15 tahun. Seketika kami pun menjadi terkenal. No no, bukan karena kami adalah segerombolan anak remaja yang kaya, yang modis (saya yakin kami cantik2 semua kok, cumin waktu itu masih lugu aja), yang nakal dan berandal, yang lenjeh, ataupun yang beken seperti para anggota cheerleaders, tapi kami terkenal karena keluguan Radin dan juga sifat-sifat kami yang sangat kontras terlihat. Serta agak bawel juga, kemana-mana meramaikan suasana. Serius rame banget. Sampai kata teman-teman yang lain ‘kalian kok bisa sahabatan sih? Sifat gak sama gitu, kok bisa-bisanya betah sahabatan’. Well… destiny choose us to be together.

This is not the first picture we took together, but this is the best first picture we had. We were at 12th grade of high school
Ketika itu kami tidak tertarik terhadap hal-hal yang berbau pacaran, atau apapun itu. Kami itu lurus. Cuman belajar dan having good and crazy times together. Udah itu aja yang diotak kita. Sama satu hal, ngefans sama artis Korea yang ganteng-ganteng, trus diulas pas jam pelajaran disekolah.

Kebetulan, SMA pun juga satu sekolah. Sebenarnya saya tidak bersekolah di SMA itu, tapi saat mendaftar ke sekolah lain karena tuntutan orangtua, sayapun berdoa agar tidak diterima disekolah itu dan pindah daftar ke SMA tempat sahabat saya bersekolah. Wow, doa saya terkabul hahaaha. Akhirnya kami selama 3 tahun bersekolah menjadi satu sekolah lagi. Saya, Maya, Novia dan Dina jadi satu jurusan IPA hanya saja beda kelas, sedangkan Radin lebih memilih jurusan bahasa.

This was maybe when we were in our first year at college

Sifat kami, jelas berbeda. Kontras. Saya dan Maya mungkin sedikit banyak sama, jalan pemikiran kita sama tapi sifat beda iya. Maya cenderung sensitive banget, peka banget, cerewet, suka in frame, pokonya maunya keliatan wow lah. Si Novia cenderung suka dibalik layar, dia cerdas tapi oon. Duh gimana ya jelasinnya, secara study memang dia cerdas banget, tapi secara social life dia sering oon. Pengetahuan budaya aja ndak tau banyak, termasuk koteka itu apa juga dia nggak tau. Sulit dah. Kalau Radin orangnya pemalu tapi galau. Yang paling saya gagal paham itu dia yang ndak suka makan dikantin karena dilihat banyak orang. Dan pikirannya seperti anak kecil banget, menakutkan hal yang absurd dan itu hanya ada di sinetron aja. Tapi dia sudah bisa menerbitkan satu novel karyanya. Proud of her. Nah kalau Dina orangnya lemoootttttt banget. Gatau kenapa dia itu lama banget loadingnya kalo diajak ngobrol. Dia juga orangnya paling kecil jadi berasa kayak harus dilindungi gitu. Kalau kita jalan berlima, yang jadi satpam ya saya sama Maya. Pasti deh.

Udah ya, kali ini lanjut ke kuliah. Kami berlima kuliah di Malang tapi beda universitas. Cuman sama maya aja yang satu universitas. Radin, Novia dan Dina di universitas yang berbeda. Saya ambil matematika, Maya ambil bahasa jerman, Novia ambil kebidanan, Radin ambil bahasa inggris dan Dina ambil study psikologi. Beda jurusan banget, nggak ada yang satu jurusan sama sekali. Tapi helpful banget karena ada Novia yang bergerak dibidang kesehatan. Itung-itung jadi dokternya SCALQ.

Oiya, soal nama kenapa SCALQ, awalnya nama kita Ijo Lumut. Radin yang bikin ini nama. Katanya itu singkatan dari Ikatan Jomblo Lucu dan Imut, mengingat kita semua saat pertama menjalin persahabatan sama-sama jomblonya. Tapi kami protes, nama itu terlalu alai dan nggak unik. Yawes kita mikir lah nama baru. Kenapa SCALQ? Diambil dari nama zodiak kita masing-masing. Alay sih sebenernya ya, tapi ya gimana lagi, tapi kan ndak ada yang tau asal muasalnya nama itu. Scopio, Capricorn, Aquarius, Leo. Awalnya Cuma itu aja, SCAL. Tapi karena menggantung kita tambah Q dibelakangnya, jadi namanya SCALQ. Scorpio, Capricorn, Aquarius, Leo, Qta (Q nya ini yang versi alay, tapi yasudahlah. No need to worry about this anyway). We love this name and declare to everyone. Dan yang paling suka declare itu si Radin. Makanya semua orang tau nama kita dan merasa “HAH? SCALQ?? Jelek banget namanya, artinya apa??” kita jelaskan asal muasal nama itu dan mereka bilang “Oke, aku panggil kalian dengan nama SIKILKU”. Memang sih secara pronounce itu mirip banget sama sikilku yang artinya dalam bahasa jawa itu kakiku. Yah kok jadi kaki sihh. Yaudah lah ya, yang jelas kami meninggalkan kesan kepada teman-teman kami. Dan kalau kami tidak ada satu, mereka pasti mencarinya. Hingga bertahun-tahun kemudian pernah bertemu dengan teman satu SMP dulu, dia menanyakan “Masih berlima?”. Iya dong, dia pun mengatakan lagi “Amazing ya kalian itu, persahabatan kalian itu unik banget”. See??? Kita meninggalkan kesan mendalam bagi orang yang mengenal kita. Dulu saya merasa itu hanya sebatas suka-suka remaja, tapi ternyata ikatan kita lebih dari itu.

Tahun demi tahun berjalan. No no, seperti yang saya bilang, persahabatan kita ndak Cuma tawa aja, tapi tangis juga. Dari masalah yang sepele sampai rumitpun kami pernah mengalami. Masalah berat sampai merenggangkan hubungan kita selama satu tahun juga sudah pernah kami alami. Tapi setelah membuka diri dan hati, kami juga kembali akur lagi kok. Semuanya sesuai dengan porsinya aja.

Kemudian tibalah disaat satu persatu dari kami melepas masa lajangnya. Menikah. Novia yang kita panggil dora, memutuskan untuk menikah terlebih dahulu. Dipanggil Dora karena pernah potong rambut persis kayak kartun Dora the explorer lengkap dengan poni depannya. Dia adalah yang termuda diantara kita. Dan surprisingly, suaminya adalah salah satu teman SMP kita. Saat itu kita hanya berucap ‘dunia ternyata sempit ya’. Saya dan Maya kebetulan terlibat dalam pesta pernikahannya. Seneng banget akhirnya dia menikah dengan suaminya. Padahal dulu musuhan banget. Banget dehhhh bangetttt nget nget. Moral value : jangan bermusuhan dengan lawan jenis terlalu banget, krn bisa jadi dia jodohmu. 

 Her wedding, wore Javanese traditional dress called "Dodotan"

 Another Kebaya, with her husband whom she always quarreling with. but fate make them become one small family now

after waiting for a year finally... will be tante again for her baby soon soon

Menyusul kemudian Radin. Seorang yang pemalu galau akhrinya memutuskan untuk menjadi istri orang. Yah, dengan teman satu kampusnya yang tidak begitu kami kenal. Well it’s her choice and we support her. She is getting pregnant directly after married dan kita Cuma mikir ‘nih anak masih kayak anak kecil udah bikin anak kecil aja, semoga dia nggak ikut nangis pas anaknya nangis ya’. 

We were at Radin wedding party

Ara with mama and tante

 well, be honest I only remember his name Ara.

Then next is Dina. Unfortunately I can’t attend on her wedding. So sad L but yeah I wish her a good life with her husband. Suaminya adalah kakak tingkat kita di SMA, dan juga di kampus. Too much drama in her relationship but end up with marrying each other. So happy because it is her choice. Yeah, itu pilihan dia. 

she and her husband. her husband is my senior at high school and university

 such a sweet pre-wedding picture

Bulan depan waktunya Novia dan Dina melahirkan bebi-bebi unyu mereka. Bebi yang sudah mereka tunggu-tunggu apalagi untuk Novia. Bakal jadi tante untuk 3 keponakan yang lucu-lucu ini.

And the rest, me and Maya are not married yet. When everyone asked “kapan nikah?”, ihh kita sampe cape deh jawab. Tapi yasudahlah semoga menjadi doa baik buat kita berdua.

Anyway, ndak kerasa persahabatan kita sudah lebih dari 10tahun. Kata studi tertentu soal relationship, kalau suatu hubungan sudah bisa melewati masa 7 tahun, itu tandanya akan menjadi hubungan yang everlasting. Hopefully :)

Doaku untuk sahabat-sahabatku selalu yang terbaik dan yang baik-baik. Semoga kita masih tetep bersahabat sampai nenek-nenek, kali aja siapa tau anak kita ada yang nikah trus kita besanan hahaha. Semoga kita semua bahagia dengan pasangan hidup kita dan anak-anak kita nantinya.

Sorry for often making you all worried about me, I know how much you all love me. I know it. Sorry and always thank you for everything.

Dedicated for our 10 years relationship. Love you all.



*wajah yang recently ini keliatan beda jauh ndak sama wajah 8 tahun yang lalu?*

Comments

Popular posts from this blog

If Money Wasn't The Problem, What Would You Do?

In this extraordinary life, I would be a teacher still.  Helping people to understand even some little things to make them feel worthy and understand themselves better. It seems that teaching has become a calling for me. Not about teaching such specific subject like mathematics or so, but more like... I like to give new perspectives for people, and having them saying "Oh.... I see..." is satisfying for me. Of course, by teaching I can learn so many new perspectives from different people too. It's like the more I teach the more I learn, and that is so true. Maybe more like a guide. I like giving guidance to people who needs it. No, I don't like giving unsolicited guiding. I like to guide people who wants to be guided. I'd teach them how to love, love themselves first. Yea sure when we are talking about things, they would say "do useful things like engineering, plumbing, this and that" but they tend to forget that we need some balance in life. Not saying t

Gojek ke bandara juanda

While waiting, jadi mending berbagi sedikit soal gojek. Karena saya adalah pengguna setia gojek, saya pengen cobain ke bandara pake gojek. Awalnya saya kira tidak bisa *itu emang sayanya aja sih yang menduga nggak bisa*, trus tanya temen katanya bisa karena dia sering ke bandara pakai motornya. Nah berarti gojek bisa dong?? Sebelum-sebelumnya kalo naek gojek selalu bayar cash, tapi kali ini pengen cobain top up go pay. Minimum top up 10ribu. Jadi saya cobain deh 30ribu dulu. Eh ternyata lagi ada promo 50% off kalo pake go pay. Haiyaaaaa kenapa ga dari dulu aja ngisi go pay hahaha. Dari kantor ke bandara juanda sekitar 8km. Kantor saya sih daerah rungkut industri. Penasarannn banget ini abang mau lewat mana ya. Tertera di layar 22ribu, tapi karena pakai go pay diskon 50% jadinya tinggal 11ribu. Bayangin tuhh... pake bis damri aja 30ribu hahaha. 11ribu udah nyampe bandara. Biasanya 15ribu ke royal plaza dari kantor haha. Lagi untung. Bagus deh. Nah sepanjang perjalanan, saya mikir ter

Ujian hari senin

Kejadian ini terjadi tepat senin minggu lalu. Baru kali itu aku merasa 'WOW.. ini senin yeay'. Karena biasanya 'haduhh udah senen lagi'. Kebayang kan kalo seneng begitu dihari senen menyambut pagi dan hari itu rasanya langka banget. Otomatis pengennya hari itu berlangsung indah. Jam setengah 9 pagi, seperti biasa ke pantry ambil minum bareng sama temen sebangku. Dia bikin teh, aku nyuci botol sekalian ngisi dong. Seperti biasa juga, kadang aku males sih nyuci botol dengan ritual lengkapnya, akhirnya cuman bilas pake air panas. Ya mungkin nggak sampe 50 ml juga. Dikit banget deh. Temen juga selalu bersihin gitu gelasnya pake air panas. Pic source is here Eh lakok lakok... si bapak pantry yang serem itu tiba-tiba bilang 'Gak bisa ya gak nyuci botol pake air panas? Tiap sore itu banyak komplain gara-gara airnya abis'. Yakaliii air abis tinggal isi aja, ibu yang dulu aja nggak pernah ada komplain. Ya aku bilang lah ini cuman dikit, lagian yang ngelakuin ini