Skip to main content

Sustainable Way to "Dump" our Waste

Sticker from eco-bali recycling October is funny month. We have this crisis of burning landfield in Bali, and they haven't pick up my trash for 2 months. Probably over two months now. We're like "Okay it's time to swap to the sustainable options" Yea we've been thinking about composting, but I do not know where to start. Because, you know, when you did it wrong it can be stinky and worm-y and not working out well. Turns out, they have composting company that provide the bin, the pickup, and even got the compost back monthly or per 6 months. I did not know that but of course my husband found it and planned to sign up for it.  The week where we had that plan on mind, suddenly in the morning there was a guy from this company came to our house delivering the composting bin. "No we did not order this, yet" Apparently the neighbor ordered their service but they got the address wrong. The next day, the same guy came again, brought his empty composting bin f

Ketika mereka ingin menjadi Indonesia

Menjaga Warga Negara Indonesia, terutama WNI yang baik, merupakan suatu kewajiban setiap warga Negara. Sudah merupakan kewajaran jika kita sebagai WNI menjaga Negara kita ini. Ini dari pandangan saya sebagai seorang WNI yang mencintai Indonesia, jujur saja Negara kita masih disebut Negara berkembang. Masih berbenah disetiap sudutnya, terutama soal korupsi. Ahh itu selalu saja membosankan dan menyebalkan jika bersentuhan dan berurusan dengan korupsi. Walaupun masih saja banyak yang membuang sampah sembarangan, masih saja tidak bisa antri dengan baik, masih saja terkadang “alay”, masih saja follower, tetapi saya sangat mencintai Negara ini. Ya seperti yang pernah saya tulis selumnya, bagaimanapun bentuk Negara saya ini, bagaimanapun kondisinya, apapun keaadaannya, sampai matipun saya tetap Indonesia. Karena Indonesia Tanah Air Beta.

Ini adalah wajar. Tapi bagaimana dengan WNA yang ingin tinggal disini??

Banyak sekali WNA yang ingin tinggal disini dan menjadi WNI. Satu hal yang selalu saya pertanyakan, “kenapa?”. Iya, mengapa? Apa alas an mereka untuk menjadi WNI? Kalau untuk kita sebagai WNI sudah merupakan kewajaran jika mencintai Negara kita apapun yang terjadi. Namun, mereka?? Apa Indonesia sebegitu menariknya bagi mereka? Iya memang, soal kecantikan dan kekayaan alamnya jangan ragukan Indonesia, mungkin masih belum bisa mengolah sendiri dengan lebih baik dan tepat saja untuk saat ini. Selain itu apa? Bukannya menjelek-jelekkan Negara sendiri, hanya saja berpikir apa yang sekiranya menarik dari Indonesia. Apakah cuaca yang tidak seekstrim di Negara dengan 4 musim? Yah, mungkin paragraph ini hanya berisi tentang pertanyaanku mengapa. Disini saya tak ingin membahas soal mengapa meninggalkan Negara mereka, hanya akan membahas Indonesia. Apakah sebegitu semenariknya Indonesia bagi mereka?
Mengapa saya mempertanyakan hal itu? Karena sudah ada 2 orang Korea yang sangat ingin menjadi WNI. Salah satunya adalah guru bahasa Korea saya yang pertama. Beliau masih muda, seorang wanita. Setelah menyelesaikan tugasnya di Indonesia selama 2 tahun, beliau kembali ke Korea. Menyelesaikan studinya di Korea selama 2 tahun, dan sekarang sangat ingin kembali ke Indonesia. Beliau sedang mencari cara kembali ke Indonesia. Beliau sangat sangat menginginkan kembali kesini dan tak ingin kembali ke negaranya. Entah mengapa

Haha mengingat banyaknya orang asing yang ingin tinggal disini, akan membuat Indonesia menjadi lebih padat penduduk dan membingungkan pemerintah haha

Comments

Popular posts from this blog

Gojek ke bandara juanda

While waiting, jadi mending berbagi sedikit soal gojek. Karena saya adalah pengguna setia gojek, saya pengen cobain ke bandara pake gojek. Awalnya saya kira tidak bisa *itu emang sayanya aja sih yang menduga nggak bisa*, trus tanya temen katanya bisa karena dia sering ke bandara pakai motornya. Nah berarti gojek bisa dong?? Sebelum-sebelumnya kalo naek gojek selalu bayar cash, tapi kali ini pengen cobain top up go pay. Minimum top up 10ribu. Jadi saya cobain deh 30ribu dulu. Eh ternyata lagi ada promo 50% off kalo pake go pay. Haiyaaaaa kenapa ga dari dulu aja ngisi go pay hahaha. Dari kantor ke bandara juanda sekitar 8km. Kantor saya sih daerah rungkut industri. Penasarannn banget ini abang mau lewat mana ya. Tertera di layar 22ribu, tapi karena pakai go pay diskon 50% jadinya tinggal 11ribu. Bayangin tuhh... pake bis damri aja 30ribu hahaha. 11ribu udah nyampe bandara. Biasanya 15ribu ke royal plaza dari kantor haha. Lagi untung. Bagus deh. Nah sepanjang perjalanan, saya mikir ter

[Piknik] Prambanan lagi

Salah satu pesona Jawa Tengah adalah Candi Prambanan. Saya sudah 3 kali berkunjung ke situs warisan dunia ini. Candi yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan jogja ini selalu menimbulkan kesan mistis bagi saya. Terletak tak jauh dari jalan raya, sehingga mengunjunginya pun sangat mudah. Berbeda dengan Candi Borobudur yang letaknya sangat jauh dari jalan raya besar.  Ok, menurut saya ada 3 cara menuju candi ini. Menggunakan bus transjogja, taksi, dan kendaraan pribadi. Bagi yang menggunakan transjogja, saya pernah menggunakannya berangkat dari daerah kampus UNY, daerah Depok Sleman. 1 kali transit, 2 kali berganti bus. Dengan harga transjogja yang kala itu, 2014, seharga 3500 rupiah. Tapi sampai saat ini masih sama harganya, menurut info dari teman. Lokasi shelter bis berada agak jauh dari pintu masuk lokasi candi, mungkin kira-kira 500meter sampai 1kilometer. Kalau jalan, menghabiskan waktu sekitar 15-20menit. Bisa juga naik becak untuk opsi yang lain. Lagi-lagi, jangan lupa men

[Book] Dunia Cecilia

'apakah kalian membicarakan hal semacam itu di surga?' 'tapi kami berusaha tidak membicarakannya dekat-dekat Tuhan. ia sangat sensitif terhadap kritik' Yap, sepenggal dialog antara Cecilia dan malaikat Ariel. Saya mengenal Jostein Gaarder sejak kuliah. Ehhhh 'mengenal' dalam artian kenal bukunya ya, kalo bisa kenal pribadi mah bisa seneng jingkrak-jingkrak hehehe. Jadi karena teman saya mendapat tugas kuliah membaca satu novel filsafat berjudul Dunia Sophie, saya jadi sedikit mengetahui si bapak Gaarder ini. Enak ya tugasnya anak sastra baca novel, tugas anak matematika ya baca sih, tapi pembuktian kalkulus -_- Dunia Cecilia ini buku pertama Jostein Gaarder yang saya baca, karena buku Dunia Shopie sangatlah berat berdasar review teman saya. Saya sih nggak perlu baca buku itu karena teman saya sudah benar-benar mahir bercerita. Jadilah saya sudah paham bener cerita Dunia Sophie tanpa membacanya. Novel ini atas rekomendasi teman saya, dia bilang kala