Skip to main content

Tidak Terima Tunai. Kenapa?

kotak sumbangan Beberapa hari lalu ada twit yang menyebutkan kalau semuanya sudah serba cashless dan banyak tempat yang nggak menerima uang tunai sebagai pembayaran. Twitnya rame.  Hal ini sudah beberapa kali gw amati, pernah waktu makan di kafe dekat rumah niat hati pengen bayar pakai tunai eh harus pakai QRIS atau cashless. Bikin gw agak heran karena kok gw pengen bayar tunai tapi malah gak bisa.   Iya memang gw sering banget cashless untuk sehari-hari. Tapi bukan berarti kita nggak boleh atau nggak bisa bayar pakai tunai juga kan? Kenapa ya kesannya sekarang kita udah perlahan menghilangkan uang tunai untuk pembayaran? Bukannya uang tunai adalah alat pembayaran yang sah juga ya? Iya tau, praktis banget kalau cashless tuh, terutama untuk pembayaran yang berjuta-juta. Tapi di sisi lain, uang tunai tuh masih sama berharganya. Gw nggak tahu dari sisi pebisnis yang hanya mau terima cashless aja. Coba bayangin, orang-orang tua yang nggak paham gimana cara bayar cashless, atau ada turis

I Have Found the Joy of Cooking


steamed chicken and broccoli

Yes, I finally found the joy I have when cooking. I am not a good cook really. I only cook when I had to. Usually when I cook, I just did it halfheartedly because I had to eat right? Though I really love food, but cooking was not part of it. 

But lately after I came back from The Netherland, I saw them always cooking things (of course, there are no warung that sell cheap ready to eat food) and they usually are tasty. A bit before I came back to Bali I was craving for good bakso. It's hard to find good Bakso Malang in Bali. Oh yes I am picky for this. Then I was also craving for other simple yet hearty food. 

steamed chicken

Then I decided to just buy whatever I need, start to really cooking stuff with good recipes. Recipe here is the one that will give you proper 1 tablespoon of salt, not a pinch of salt, you know what I mean. 

Though I was craving for good bakso, the first thing I made was steamed chicken recipe from Wilgoz. I bought a new steamer so of course I need to try it out. It blew my mind that I made it so good. Real good that I forgot that I made it myself. When I say the food is good, I mean it. 

bakso and egg tomato

Of course, after the first succeed, I attempted to make another dish. This time is the bakso. The meatball. I asked my friend who are the bakso master, she told me without a precise measurement but I made it and it was really good meatball! 

The third recipe was simple egg tomato. This was wild because I usually don't like tomato mashed into anything, but this was so good that blew my mind. Yes, what blew my mind was "DAMN I CAN COOK" with correct and precise recipe. 


sapo tahu and fried noodles

Last week I just found the joy of cooking. Literally the joy of doing it. How can I know that? When I enjoy eating so much what I cook that day. DAMN! 

Again, it blew my mind! 😂

Probably because I was not forced to cook, so I enjoy doing some experiments from the simplest to the medium hard recipes. Now every time I feel like eating and my brain busy thinking what to make, my fingers are no longer clicking food menu on the Grab/Gojek. Instead, I wrote down what I need to get from the supermarket to make my own dish. I am doing groceries every day or two to make everything fresh and no need to keep it too long in fridge. 

bihun goreng and chicken wrap for lunch

tempe orek rebon (but I add chicken liver too) and sambel ganja

capcay with noodles instead of rice

Oh yes I still buy some food obviously, but it's like once a week or even less. Like if I randomly want to eat rujak cingur, I'd just buy you know. I wouldn't bother to make it from the scratch. 

So now, whenever I try out a recipe and I like the result, I write it down into a special book to document that "Hey this is the food that I enjoy making".

By cooking more often I can control what I eat, what enters my body, everything. It's hearty, tasty, and amazing. More importantly, it makes me happy! 💚

Comments

Popular posts from this blog

Tidak Terima Tunai. Kenapa?

kotak sumbangan Beberapa hari lalu ada twit yang menyebutkan kalau semuanya sudah serba cashless dan banyak tempat yang nggak menerima uang tunai sebagai pembayaran. Twitnya rame.  Hal ini sudah beberapa kali gw amati, pernah waktu makan di kafe dekat rumah niat hati pengen bayar pakai tunai eh harus pakai QRIS atau cashless. Bikin gw agak heran karena kok gw pengen bayar tunai tapi malah gak bisa.   Iya memang gw sering banget cashless untuk sehari-hari. Tapi bukan berarti kita nggak boleh atau nggak bisa bayar pakai tunai juga kan? Kenapa ya kesannya sekarang kita udah perlahan menghilangkan uang tunai untuk pembayaran? Bukannya uang tunai adalah alat pembayaran yang sah juga ya? Iya tau, praktis banget kalau cashless tuh, terutama untuk pembayaran yang berjuta-juta. Tapi di sisi lain, uang tunai tuh masih sama berharganya. Gw nggak tahu dari sisi pebisnis yang hanya mau terima cashless aja. Coba bayangin, orang-orang tua yang nggak paham gimana cara bayar cashless, atau ada turis

Soal ujian TOPIK vs EPS TOPIK

Setelah membahas perbedaan TOPIK dan EPS TOPIK , kali ini saya akan menulis materi tentang apa saja yg diujikan *agak sedikit detail ya*. Pengalaman mengikuti dan 'membimbing' untuk kedua ujian tersebut, jadi sedikit banyak mengetahui detail soal yg diujikan. Dimulai dari EPS TOPIK. Jika anda adalah warga yg ingin menjadi TKI/TKW di Korea, lulus ujian ini adalah wajib hukumnya. Kebanyakan dari mereka ingin cara singkat karena ingin segera berangkat sehingga menggunakan cara ilegal. Bahkan ada yg lulus tanpa ujian. Bisa saja, tapi di Korea dia mlongo. Untuk soal EPS TOPIK, soal-soal yg keluar adalah materi tentang perpabrikan dan perusahaan semacem palu, obeng, cangkul, cara memupuk, cara memerah susu sapi, cara mengurus asuransi, cara melaporkan majikan yg nggak bener, cara membaca slip gaji, sampai soal kecelakaan kerja. Intinya tentang bagaimana mengetahui hak dan kewajiban bekerja di Korea termasuk printilan yang berhubungan dengan pekerjaan. Karena yang melalui jalur ini

Pengalaman Bikin (Free) Schengen Visa di VFS Swiss

I know this is so normal but anyway I like to compare the experiences because people might have different cases and because I have nothing to lose so... here's my experience for applying Schengen Visa via Swiss (VFS). Kenapa nggak via Belanda? Karena rencana kita berkunjung lamanya ke Geneve - Swiss (ada urusan kerjaan suami gw) dan kami belum tau akan ke Belanda apa nggak saat itu (nggak jadi sih soalnya mepet banget).  Seperti yang sudah sering dibahas orang lain perihal syarat dan ketentuan apply Schengen visa, gw nggak akan nulis itu ya. Udah ada di website VFS, lengkap. Gw cuma tambahin dikit-dikit aja infonya yang mungkin sama seperti kasus yang baca kalo emang kebetulan sama sih 😂 "Ok jadi total pembayarannya 280 ribu rupiah ya" "HAH?? Cuma 200an mbak??? Visanya gratis???" "Suaminya masih WN Belanda kan mbak?" "Iya" "Oiya itu gratis, bisa pake visa tipe C. Jadi cuma bayar biaya admin aja"