Skip to main content

Sustainable Way to "Dump" our Waste

Sticker from eco-bali recycling October is funny month. We have this crisis of burning landfield in Bali, and they haven't pick up my trash for 2 months. Probably over two months now. We're like "Okay it's time to swap to the sustainable options" Yea we've been thinking about composting, but I do not know where to start. Because, you know, when you did it wrong it can be stinky and worm-y and not working out well. Turns out, they have composting company that provide the bin, the pickup, and even got the compost back monthly or per 6 months. I did not know that but of course my husband found it and planned to sign up for it.  The week where we had that plan on mind, suddenly in the morning there was a guy from this company came to our house delivering the composting bin. "No we did not order this, yet" Apparently the neighbor ordered their service but they got the address wrong. The next day, the same guy came again, brought his empty composting bin f

Praktisnya Menggunakan e-meterai



Sebagai pelaku kawin campur, meterai adalah hal kecil yang sering kali luput karena dikit-dikit tempel meterai untuk perihal pengajuan visa. Seringnya beli satu, dua taro dompet, eh nggak tau keselip di mana. Belum lagi kalau ternyata setelah dokumen dicetak - ditempel matere - lalu ditandatangani - kemudian discan, ini prosesnya kayak berulang banget dan bisa berkali-kali karena salah tanggal atau orang yang dituju atau dokumen udah keburu expired.

Udah kecil, nggak murah, sering ilang pula wkwkwk. 

e-meterai mulai diluncurkan tahun 2021. Gw belum pernah coba karena jujur masih bingung apa iya ini imigrasi nanti nerima e-meterai gw? Hingga hari ini, Januari 2023 gw harus kirim dokumen bermeterai untuk update alamat gw sebagai penjamin visa. Iya, nggak bisa via website langsung, harus kirim permohonan via email yang dilengkapi dokumen permohonan dg tanda tangan di atas meterai. 

Hah hoh karena nggak ada printer di rumah, kalau ngeprint cuma perlu sebiji. Meterai udah ga ada juga. Akhirnya memberanikan diri, "Yaudah coba pake e-meterai deh".

Hal pertama yang diperlukan adalah menyiapkan dokumen yang diperlukan. Jadi gw udah ketik dokumen gw dan siapin dalam bentuk pdf. Kemudian, sign up di e-meterai.co.id. Pertama yang muncul adalah scan KTP. Jadi pastikan punya KTP yang udah bentuk soft file. Ah ini mah, dah wajib punya. Lalu isi data nyontek KTP, isi juga nomer NPWP. NPWP meskipun udah bisa bundling sama KTP tapi tetep ya di beberapa tempat masih harus diisi nomer NPWP. NPWP ini juga ajaib karena kalau nggak punya, potongan pajak kita bisa di atas 20%. 

Nah setelah selesai daftar tinggal lanjut aktivasi akun via email. 

Udah deh selesai. Balik lagi ke halaman e-meterai yang tadi, lalu lakukan pembelian dg klik bagian PEMBELIAN. Setelah klik pembelian, akan muncul halaman pembayaran. Link pembayarannya macem-macem ya, tapi tentu saja yang paling kusuka adalah via QRIS karena nggak ribet. Harganya tentu saja 10ribu plus 70 rupiah untuk biaya layanan. Lebih murah banget dibanding meterai fisik yang bisa 11-13ribu. 


Setelah sukses pembayaran, jatah meterai ini masuk di kuota akun. Jadi ketahuan punya berapa meterai di situ. Sekalinya kepake, ya kuota berkurang otomatis. Kalau mau pake untuk dokumen, kita bisa klik PEMBUBUHAN yang ada di samping link PEMBELIAN. Pembubuhan ini gampang banget, tinggal isi keterangan dokumen yang diminta dan unggah dokumen yang kita mau. 


Tinggal ikuti saja alur yang terpampang di atas, mulai dari unggah dokumen, pilih posisi meterai (ini bisa digeser-geser karena meterai akan muncul di bagian kiri atas dokumen, jadi jangan langsung diklik selanjutnya), lalu isi PIN sekali yang dipakai seterusnya, kemudian mulai pembubuhan dan terakhir download. 


Jangan lupa untuk menggeser posisi meterai, jangan dibiarin di atas begitu.


Lalu lanjutkan dengan memasukkan PIN, ini hanya sekali saja. Kemudian yang terakhir tinggal diunduh saja. Dokumen akan tersimpan 48 jam setelah meterai dibubuhkan. Tapi jangan khawatir karena dokumen tersebut juga dikirimkan via email setelah selesai pembubuhan meterai. 

Setelah selesai diunduh ya tinggal ditandatangani aja sesuai keperluan. Karena ini bentuk elektronik, jadi ya tandatangannya juga elektronik hehee. Enak ya simple. 

Ternyata nggak ribet dan bagi gw ini jadi lebih praktis jujur, karena nggak perlu cetak dokumen - tempel meterai - scan dokumen lagi. Jadi ini sekali jalan di hadapan laptop aja. Secara hukum ya harusnya ini diterima ya, karena ini e-meterai juga terbitan negara. Jadi resmi nggak asal tempel meterai bohongan. Jauh lebih menarik dan gampang, terutama kalau lagi di luar negeri dan butuh meterai jadi nggak bingung cari toko Indonesia buat beli wkwkw.

Websitenya nggak lemot, nggak repot, nggak ribet dan nggak babibu. Gw suka banget e-meterai ini! 

Btw, ini pengalaman gw akses e-meterai dari Indonesia ya. Kabarnya kalau dari luar negeri lebih lemot dan bingung bayarnya gimana karena nggak semua diaspora punya banking Indonesia yang bisa QRIS.

Comments

Popular posts from this blog

Gojek ke bandara juanda

While waiting, jadi mending berbagi sedikit soal gojek. Karena saya adalah pengguna setia gojek, saya pengen cobain ke bandara pake gojek. Awalnya saya kira tidak bisa *itu emang sayanya aja sih yang menduga nggak bisa*, trus tanya temen katanya bisa karena dia sering ke bandara pakai motornya. Nah berarti gojek bisa dong?? Sebelum-sebelumnya kalo naek gojek selalu bayar cash, tapi kali ini pengen cobain top up go pay. Minimum top up 10ribu. Jadi saya cobain deh 30ribu dulu. Eh ternyata lagi ada promo 50% off kalo pake go pay. Haiyaaaaa kenapa ga dari dulu aja ngisi go pay hahaha. Dari kantor ke bandara juanda sekitar 8km. Kantor saya sih daerah rungkut industri. Penasarannn banget ini abang mau lewat mana ya. Tertera di layar 22ribu, tapi karena pakai go pay diskon 50% jadinya tinggal 11ribu. Bayangin tuhh... pake bis damri aja 30ribu hahaha. 11ribu udah nyampe bandara. Biasanya 15ribu ke royal plaza dari kantor haha. Lagi untung. Bagus deh. Nah sepanjang perjalanan, saya mikir ter

[Piknik] Prambanan lagi

Salah satu pesona Jawa Tengah adalah Candi Prambanan. Saya sudah 3 kali berkunjung ke situs warisan dunia ini. Candi yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan jogja ini selalu menimbulkan kesan mistis bagi saya. Terletak tak jauh dari jalan raya, sehingga mengunjunginya pun sangat mudah. Berbeda dengan Candi Borobudur yang letaknya sangat jauh dari jalan raya besar.  Ok, menurut saya ada 3 cara menuju candi ini. Menggunakan bus transjogja, taksi, dan kendaraan pribadi. Bagi yang menggunakan transjogja, saya pernah menggunakannya berangkat dari daerah kampus UNY, daerah Depok Sleman. 1 kali transit, 2 kali berganti bus. Dengan harga transjogja yang kala itu, 2014, seharga 3500 rupiah. Tapi sampai saat ini masih sama harganya, menurut info dari teman. Lokasi shelter bis berada agak jauh dari pintu masuk lokasi candi, mungkin kira-kira 500meter sampai 1kilometer. Kalau jalan, menghabiskan waktu sekitar 15-20menit. Bisa juga naik becak untuk opsi yang lain. Lagi-lagi, jangan lupa men

[Book] Dunia Cecilia

'apakah kalian membicarakan hal semacam itu di surga?' 'tapi kami berusaha tidak membicarakannya dekat-dekat Tuhan. ia sangat sensitif terhadap kritik' Yap, sepenggal dialog antara Cecilia dan malaikat Ariel. Saya mengenal Jostein Gaarder sejak kuliah. Ehhhh 'mengenal' dalam artian kenal bukunya ya, kalo bisa kenal pribadi mah bisa seneng jingkrak-jingkrak hehehe. Jadi karena teman saya mendapat tugas kuliah membaca satu novel filsafat berjudul Dunia Sophie, saya jadi sedikit mengetahui si bapak Gaarder ini. Enak ya tugasnya anak sastra baca novel, tugas anak matematika ya baca sih, tapi pembuktian kalkulus -_- Dunia Cecilia ini buku pertama Jostein Gaarder yang saya baca, karena buku Dunia Shopie sangatlah berat berdasar review teman saya. Saya sih nggak perlu baca buku itu karena teman saya sudah benar-benar mahir bercerita. Jadilah saya sudah paham bener cerita Dunia Sophie tanpa membacanya. Novel ini atas rekomendasi teman saya, dia bilang kala