Skip to main content

Romanticizing My Cooking

Bakso I have to admit that my love for cooking is growing. It's growing and I can't believe it myself. This feeling has been like this since probably two years ago. Before, cooking felt like a hard work that I had to fulfill. It still is, but the difference is I enjoy it now. So it does not feel like I am forcing myself.  Back then whenever I cooked, it's either wrong recipe or incorrect measurement. It never tasted right. So I gave up cooking just because I never found the right one. And then I started to feel that I wanna eat better. I don't want to just eat whatever, I want to know what goes into my body. If I prepare it myself, then I know it's good one.  I don't eat too much sugar, sometimes it is hard to buy one thing outside and has a lot of sugar in it. So cooking it myself will allow me to control the amount of sugar. So I found recipes and I tried to make them. As to my surprise, they taste right! Exactly how they should have tasted. That made me happy

Sesuai Platform kok


Pernah denger "sobat misqueen"? Frasa itu terucap pertama kali di twitter gegara kalo di twitter bacotannya seringkali menandai ketidakmampuan akan finansial. Gunanya, untuk menyindir pengguna instagram yang katanya suka "pamer" kekayaan.

Iya apa iya?

Jadi ibarat kata, pengguna twitter tuh cenderung nggak nampilin kekayaan atau bragging about being poor. Sedangkan instagram sebaliknya, bahkan konon sampai ada yang stress gara-gara nggak kuat liat postingan temen-temennya yang "hidup enak" atau sering liburan. Ya kali posting foto pas lagi susah berak, ya ngapain.

twitter for bacot

Kemudian gw jadi mikir, lah tujuan twitter kan emang buat bacot sekian ratus karakter sedangkan instagram kan untuk pamer foto. Masa kalo unggah foto selalu dibilang sombong? Terlepas dari niat sesungguhnya yang kita nggak tau ya. Tapi balik lagi kan tujuan platform yang dipakai ini apa. Foto yang bagus kan juga soal estetika. Ada yang suka dengan human interest photography. Ada pula yang suka dengan jepretan makanan. Ada juga yang suka dengan pemandangan alam. Ada pula yang suka selfie dan lain sebagainya. Wajar dong mereka berikan yang terbaik untuk menyajikan gambar yang akan diunggah. Atau biasanya sebagai preview atau teaser tayangan blog maupun vlog.

Di sisi lain, suami gw pake twitter buat kerjaan dia. Dia butuh berita kilat yang berhubungan dengan situasi keamaan karena itu kerjaan dia. Ada pula orang lain yang menggunakan twitter sebagai akun alter. Semacem di real life dia pendiam tapi ternyata vulgar. Ya nggak salah, selama tidak melanggar aturan apapun.

Gw pribadi nggak suka dengan ungkapan sobat miskin, kenapa? Karena gw percaya ucapan adalah doa. Kata-kata itu punya kekuatan yang nggak kamu duga bisa begitu kuatnya. Taun lalu sekitar bulan Mei gw doa "Tuhan, gw pengen pindah ke Bali taun depan. Kasih jalan Tuhan." Juni setahun kemudian gw udah pindah aja ke Bali. Gw percaya kalau kalimat yang kita ucapkan secara sadar maupun tidak akan membawa dampak personal and I chose not to say anything bad or things that I dont want that to happen.


Sama halnya dengan Linkedin yang kita update dengan CV terbaru. Segala jenis pencapaian di sana. Nggak mungkin cuma nulis "mampu menyelesaikan tugas dengan baik." Ya pasti ada bumbu-bumbu pemanisnya. Bagaimanapun juga yang membuat kita dilirik recruiter juga salah satunya karena penulisan bahasa di CV atau profile yang menarik. Kan lagi jualan bookk.

Perihal narasi yang mengandung sombong, yaaa itu diluar kontrol kita. Ada narasi yang kalem emang ingin membagi ilmu, ada pula yang sombong alus atau emang beneran sombong dan songong. Balik lagi, sosial media ya adalah media untuk "bersilaturahmi" via layar. Apa yang kita unggah dengan niat apapun akan mendapatkan reaksi yang tidak bisa kita kontrol. Tinggal sebijaknya kita aja lah. Perlu disaring kalau memang perlu. Ambil waktu sekian menit untuk mencerna dan nggak asal berbagi berita.

Siapa tau, eh siapa tau, dari penggunaan sosial media itu tadi bakalan bisa dipertemukan dengan jalan hidup yang selama ini dinanti-nanti. Tentunya dengan menggunakan kaidah bersosial media yang benar. Jaman sekarang apapun bisa ditemukan jejak digitalnya. Just, dont make it worse lah.

Jadi ya santai saja 😉

Comments

  1. twitter iku gae mbacot, tapi lek IG pisan se story ne
    kalau IG feed ya eman ya Allah tolong
    tapi ncen kadang pamer foto ndek Ig serba salah kok
    jare penggawean dulin ae
    lah.....
    terus sing kate diposting kata kata mutiara ngunu
    yasalaam....

    netizen ncen maha benar wakakakaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. iyo bener, awak kalo ke pantai atau kemana gitu jarene DOLEEEN TROOOSSS. La piye wong ya 10 menit ngesot wes sampe. ga sampe sejam wes isa sampe Ubud. Nek pngn apik titik sunset nang Seminyak mek setengah jam. Jalan trossssss hahahah

      duh baru isa bls komen T_T

      Delete
  2. Saya tak punya medsos. Tapi saya punya blog. Kalo mau bacot puassss. Karna bisa panjang kali lebar.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mas e banyak bacot jd cocoke di blog aja :P

      mariki mampir ah wes kangen ngomentari tp aku ndak isa komen dari kapan bulan T_T ini ae sek bs kayak gini huhu

      Delete
  3. instagram jarang dibuka, twitter cuma baca dan RT aja hehe. Facebook buat share blogspot doang

    ReplyDelete
    Replies
    1. yaaa sepertinya fungsinya memang begitu hahaha
      makin lama makin pusing liat berita yg asal share dari media yg nggak kredibel atau independen gt T_T

      baru bisa balas komennya, aku ndak bs komen dari berbulan2 lalu :(

      Delete
  4. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete

Post a Comment

Share your thoughts with me here

Popular posts from this blog

Romanticizing My Cooking

Bakso I have to admit that my love for cooking is growing. It's growing and I can't believe it myself. This feeling has been like this since probably two years ago. Before, cooking felt like a hard work that I had to fulfill. It still is, but the difference is I enjoy it now. So it does not feel like I am forcing myself.  Back then whenever I cooked, it's either wrong recipe or incorrect measurement. It never tasted right. So I gave up cooking just because I never found the right one. And then I started to feel that I wanna eat better. I don't want to just eat whatever, I want to know what goes into my body. If I prepare it myself, then I know it's good one.  I don't eat too much sugar, sometimes it is hard to buy one thing outside and has a lot of sugar in it. So cooking it myself will allow me to control the amount of sugar. So I found recipes and I tried to make them. As to my surprise, they taste right! Exactly how they should have tasted. That made me happy

Mengenal Nyai, Eyang Buyut Orang Indo Kebanyakan

  Seperti yang pernah saya tulis sebelumnya tentang darah campuran Eropa, saya pernah janji nulis tentang orang Indo dan Nyai, nenek buyut dari para Indo kebanyakan. Sekarang kita liat definisi dari Indo sendiri. Jadi Indo (Indo-Europeaan atau Eropa Hindia) adalah para keturunan yang hidup di Hindia Belanda (Indonesia) atau di Eropa yang merupakan keturunan dari orang Indonesia dengan orang Eropa (Kebanyakan Belanda, Jerman, Prancis, Belgia). Itulah kenapa saya agak risih mendengar orang menyebut Indonesia dengan singkatan Indo. Karena kedua hal itu beda definisi dan arti. Sekarang apa itu Nyai? Apa definisi dari Nyai? Nyai adalah seorang perempuan pribumi (bisa jadi orang Indonesia asli), Tionghoa dan Jepang yang hidup bersama lelaki Eropa di masa Hindia Belanda. Hidup bersama atau samenleven yang artinya kumpul kebo, tidak menikah. Fungsinya nyai itu apa? Fungsinya diatas seorang baboe dan dibawah seorang istri, tapi wajib melakukan kewajiban seorang baboe dan istri. Karena mem

Soal ujian TOPIK vs EPS TOPIK

Setelah membahas perbedaan TOPIK dan EPS TOPIK , kali ini saya akan menulis materi tentang apa saja yg diujikan *agak sedikit detail ya*. Pengalaman mengikuti dan 'membimbing' untuk kedua ujian tersebut, jadi sedikit banyak mengetahui detail soal yg diujikan. Dimulai dari EPS TOPIK. Jika anda adalah warga yg ingin menjadi TKI/TKW di Korea, lulus ujian ini adalah wajib hukumnya. Kebanyakan dari mereka ingin cara singkat karena ingin segera berangkat sehingga menggunakan cara ilegal. Bahkan ada yg lulus tanpa ujian. Bisa saja, tapi di Korea dia mlongo. Untuk soal EPS TOPIK, soal-soal yg keluar adalah materi tentang perpabrikan dan perusahaan semacem palu, obeng, cangkul, cara memupuk, cara memerah susu sapi, cara mengurus asuransi, cara melaporkan majikan yg nggak bener, cara membaca slip gaji, sampai soal kecelakaan kerja. Intinya tentang bagaimana mengetahui hak dan kewajiban bekerja di Korea termasuk printilan yang berhubungan dengan pekerjaan. Karena yang melalui jalur ini