Skip to main content

Sustainable Way to "Dump" our Waste

Sticker from eco-bali recycling October is funny month. We have this crisis of burning landfield in Bali, and they haven't pick up my trash for 2 months. Probably over two months now. We're like "Okay it's time to swap to the sustainable options" Yea we've been thinking about composting, but I do not know where to start. Because, you know, when you did it wrong it can be stinky and worm-y and not working out well. Turns out, they have composting company that provide the bin, the pickup, and even got the compost back monthly or per 6 months. I did not know that but of course my husband found it and planned to sign up for it.  The week where we had that plan on mind, suddenly in the morning there was a guy from this company came to our house delivering the composting bin. "No we did not order this, yet" Apparently the neighbor ordered their service but they got the address wrong. The next day, the same guy came again, brought his empty composting bin f

Catatan Kuliah (6) : Masuk bareng, keluar bareng (?)


Sanur

Sebagai mahasiswa yang masih belum mengenal kerasnya kehidupan kala itu, kita berikrar "Kita masuk bareng kita juga harus keluar bareng."

Naif? Iya tentu. Maklumin aja namanya juga mahasiswa baru kan. Maunya yang flawless terus. Tapi apa salahnya sih berdoa baik kali aja malaikat mengamini lol. 

Ternyata, kenyataannya, tentu saja tidak. Iya kalau semua setting nya default semua mahasiswa tidak ada kesulitan yang berarti, dosen nggak resek, mahasiswa juga nggak resek, data nggak resek, pasti lulus bareng kita. Kehidupan perkuliahan keras di akhir hahaha

Gw dari awal masuk kampus ngerasa kalo gw nggak akan lulus tepat waktu. Aneh ya, harusnya orang mikir lulus tepat waktu tapi gw udah ada feeling. Dan gw berusaha keras buat nggak terlalu jatuh dalam angka. Ya maksudnyaaaa karena gw anak minor komputasi jadi gw udah bisa tebak lah data yang gw pake pasti agak makan waktu.

Jadi range kelulusan adalah 7 semester, 8 semester, 9 semester, diatas 9 semester. Temen gw yang lulus 7 semester adalah mahasiswa yang SUPER JENIUS (dan pelit). Yang mereka pikirin ya cuma diri mereka sendiri dan jarang berbagi ilmu (nggak semua lho ya, tapi ini pake kasus gw). Skripsi mereka diluar bayangan gw dan mereka ntah gimana caranya pokoknya selesai 7 semester. Ini kalo ada temen gw yang baca, ya jangan sakit hati ya, karena emang kalian begitu 😋 tapi tenang aja kalo kalian nggak begitu yaaa kita nggak akan punya cerita. Tapi satu yang gw yakin bener, kalian kerja keras untuk selesaikan itu untuk mengejar fase selanjutnya dalam timeline kalian.

Kemudian yang lulus tepat waktu 8 semester adalah mereka yang beruntung karena tipe skripsi mereka biasanya yang lempeng-lempeng aja dan harus yang aman serta dospem nggak terlalu resek biasanya. Mereka ini tipe kalem lah.

Nah kalo ada yang 9 semester bisa jadi skripsinya lempeng tapi dosennya nggak lempeng, bisa jadi juga datanya yang nggak lempeng (kek gw yang datanya harus nunggu 2 bulanan, ancik-ancik eri kalo kata Orang Jawa). Meskipun kalau 2 bulan sebenernya juga nggak lama banget, gw aja yang males sih 😆 Program gw juga belum jadi waktu itu. 

Kalau yang skripsinya selesai diatas 9 semester itu udah pasti orang-orang pinter idealis, kalo nggak gitu orang yang malessssssssssss banget karena dosen resek. Kebanyakan sih temen-temen gw yang lulus diatas 9 semester ini orang-orangnya tipe jenius semua. Tipe yang di kelas pasti dapet A tapi males skripsi karena yang dimau dosen tak sesuai dengan mau mereka. Idealis lah biasanya. Temen deket gw ada yang begini, trus gw bilang "LU KAPAN SIH SELESE SKRIPSI KEBURU GW MINGGAT KE EROPA GAK BISA DAPET FOTO WISUDA BARENG GW LHO!!! BURUAN KELARIN". Ngancem is lyfe

Biasanya mereka sih kurang motivasi aja karena makin lama kalian selesaikan tugas, makin banyak pula tantangannya. Kendalanya sih biasanya males, data, dosen. Padahal kalo udah bisa menangani males dan data itu udah pasti gampang menangani yang faktor penghalang ketiga ini. 

Karena inget ya, skripsi yang baik adalah skripsi yang selesai, bukan skripsi yang sempurna. Dan inget lagi, kapan lulusmu tidak menentukan masa depanmu. Yang menentukan masa depanmu hanyalah brain and behavior mu (beauty ini bagiannya privilege aja yang harusnya gw taro di nomer satu ya karena banyak kasus dapet kerja karena cakep ciyee). Satu lagi, soft skill nya ya, itu perlu dilatih. Good luck!

Comments

  1. Waaah samaan nih Mbak, dulu saya juga sok-sokan bilang ke temen sekelas, kalau kita masuk bareng keluar juga bareng... Tapi emang nyatanya banyak yang kehabisan bensin di tengah jalan 😆

    Itu temennya yang bisa lulus semester 7, emang pasti disiplin banget ya Mbak.. nggak terpengaruh hingar bingar kampus, bener2 tetep jalan lurus, salah satunya juga nggak nengok ke temen yang lagi kewalahan 😁
    Btw, sekarang orangnya jadi apa mbak? Udah sukses kali ya...

    Emang sebenernya skripsi cuma bagian kecil dari langkah kita ke depan ya.. nggak perlu harus sempurna, cukup selesai. Udah. Jangan terlalu idealis. Soalnya masih banyak hal besar di depan kita selepas wisuda nanti 😁

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha nggak berkabar lagi sama yg lulus duluan sih. Kabarnya ada yg jadi pegawai kantoran, ada juga yg masih struggle meskipun jenjang pendidikannya udah S2 juga.

      Semester 5 udah bisa bertahan aja sebenernya juga udah untung-untungan sih. Karena mulai kerasa beratnya dan mulai kepisah-pisah.

      Menjadi idealis itu gapapa tapi kl sampai mengganggu proses sih mending dilunturin dikit aja. Lagian juga, idealisme skripsi itu sampai kayak gimana sih 🤣

      Delete
  2. klo saya sdah gak percaya sih dengan kata2 gitu hihihi,,,

    ReplyDelete
    Replies
    1. hhahaha kata2 penyemangat di semester 1. kalo udah semester 6 udah bodo amat dah haha

      Delete

Post a Comment

Share your thoughts with me here

Popular posts from this blog

Gojek ke bandara juanda

While waiting, jadi mending berbagi sedikit soal gojek. Karena saya adalah pengguna setia gojek, saya pengen cobain ke bandara pake gojek. Awalnya saya kira tidak bisa *itu emang sayanya aja sih yang menduga nggak bisa*, trus tanya temen katanya bisa karena dia sering ke bandara pakai motornya. Nah berarti gojek bisa dong?? Sebelum-sebelumnya kalo naek gojek selalu bayar cash, tapi kali ini pengen cobain top up go pay. Minimum top up 10ribu. Jadi saya cobain deh 30ribu dulu. Eh ternyata lagi ada promo 50% off kalo pake go pay. Haiyaaaaa kenapa ga dari dulu aja ngisi go pay hahaha. Dari kantor ke bandara juanda sekitar 8km. Kantor saya sih daerah rungkut industri. Penasarannn banget ini abang mau lewat mana ya. Tertera di layar 22ribu, tapi karena pakai go pay diskon 50% jadinya tinggal 11ribu. Bayangin tuhh... pake bis damri aja 30ribu hahaha. 11ribu udah nyampe bandara. Biasanya 15ribu ke royal plaza dari kantor haha. Lagi untung. Bagus deh. Nah sepanjang perjalanan, saya mikir ter

[Piknik] Prambanan lagi

Salah satu pesona Jawa Tengah adalah Candi Prambanan. Saya sudah 3 kali berkunjung ke situs warisan dunia ini. Candi yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan jogja ini selalu menimbulkan kesan mistis bagi saya. Terletak tak jauh dari jalan raya, sehingga mengunjunginya pun sangat mudah. Berbeda dengan Candi Borobudur yang letaknya sangat jauh dari jalan raya besar.  Ok, menurut saya ada 3 cara menuju candi ini. Menggunakan bus transjogja, taksi, dan kendaraan pribadi. Bagi yang menggunakan transjogja, saya pernah menggunakannya berangkat dari daerah kampus UNY, daerah Depok Sleman. 1 kali transit, 2 kali berganti bus. Dengan harga transjogja yang kala itu, 2014, seharga 3500 rupiah. Tapi sampai saat ini masih sama harganya, menurut info dari teman. Lokasi shelter bis berada agak jauh dari pintu masuk lokasi candi, mungkin kira-kira 500meter sampai 1kilometer. Kalau jalan, menghabiskan waktu sekitar 15-20menit. Bisa juga naik becak untuk opsi yang lain. Lagi-lagi, jangan lupa men

[Book] Dunia Cecilia

'apakah kalian membicarakan hal semacam itu di surga?' 'tapi kami berusaha tidak membicarakannya dekat-dekat Tuhan. ia sangat sensitif terhadap kritik' Yap, sepenggal dialog antara Cecilia dan malaikat Ariel. Saya mengenal Jostein Gaarder sejak kuliah. Ehhhh 'mengenal' dalam artian kenal bukunya ya, kalo bisa kenal pribadi mah bisa seneng jingkrak-jingkrak hehehe. Jadi karena teman saya mendapat tugas kuliah membaca satu novel filsafat berjudul Dunia Sophie, saya jadi sedikit mengetahui si bapak Gaarder ini. Enak ya tugasnya anak sastra baca novel, tugas anak matematika ya baca sih, tapi pembuktian kalkulus -_- Dunia Cecilia ini buku pertama Jostein Gaarder yang saya baca, karena buku Dunia Shopie sangatlah berat berdasar review teman saya. Saya sih nggak perlu baca buku itu karena teman saya sudah benar-benar mahir bercerita. Jadilah saya sudah paham bener cerita Dunia Sophie tanpa membacanya. Novel ini atas rekomendasi teman saya, dia bilang kala