Skip to main content

Fire in the Building

Who would have thought that I  experienced fire in the building.  This is my first time living in an appartement. Of course I never chose appartement when living in Indonesia because it’s a real high risk when the earthquake happen. But here we are placed in an appartement. What got me relieved the first time that we are in the lowest floor so if something happen we will be quickly evacuated.  That’s what I thought.  Until it really happened.  We slept around midnight and abruptly woken up by the noise outside. I thought it was the drunk people just got back from night club or the restaurant next door was doing some deep cleaning. So loud that I had to wake up. My husband peeked outside and immediately said “fire brigade outside, you wait here!” I was just “am I dreaming or what?” I put on clothes, checked outside and saw a few of fire trucks. I checked the other side of the appartement and saw a few of police cars and ambulances.  “Oh no, something serious...

Catatan Kuliah (6) : Masuk bareng, keluar bareng (?)


Sanur

Sebagai mahasiswa yang masih belum mengenal kerasnya kehidupan kala itu, kita berikrar "Kita masuk bareng kita juga harus keluar bareng."

Naif? Iya tentu. Maklumin aja namanya juga mahasiswa baru kan. Maunya yang flawless terus. Tapi apa salahnya sih berdoa baik kali aja malaikat mengamini lol. 

Ternyata, kenyataannya, tentu saja tidak. Iya kalau semua setting nya default semua mahasiswa tidak ada kesulitan yang berarti, dosen nggak resek, mahasiswa juga nggak resek, data nggak resek, pasti lulus bareng kita. Kehidupan perkuliahan keras di akhir hahaha

Gw dari awal masuk kampus ngerasa kalo gw nggak akan lulus tepat waktu. Aneh ya, harusnya orang mikir lulus tepat waktu tapi gw udah ada feeling. Dan gw berusaha keras buat nggak terlalu jatuh dalam angka. Ya maksudnyaaaa karena gw anak minor komputasi jadi gw udah bisa tebak lah data yang gw pake pasti agak makan waktu.

Jadi range kelulusan adalah 7 semester, 8 semester, 9 semester, diatas 9 semester. Temen gw yang lulus 7 semester adalah mahasiswa yang SUPER JENIUS (dan pelit). Yang mereka pikirin ya cuma diri mereka sendiri dan jarang berbagi ilmu (nggak semua lho ya, tapi ini pake kasus gw). Skripsi mereka diluar bayangan gw dan mereka ntah gimana caranya pokoknya selesai 7 semester. Ini kalo ada temen gw yang baca, ya jangan sakit hati ya, karena emang kalian begitu 😋 tapi tenang aja kalo kalian nggak begitu yaaa kita nggak akan punya cerita. Tapi satu yang gw yakin bener, kalian kerja keras untuk selesaikan itu untuk mengejar fase selanjutnya dalam timeline kalian.

Kemudian yang lulus tepat waktu 8 semester adalah mereka yang beruntung karena tipe skripsi mereka biasanya yang lempeng-lempeng aja dan harus yang aman serta dospem nggak terlalu resek biasanya. Mereka ini tipe kalem lah.

Nah kalo ada yang 9 semester bisa jadi skripsinya lempeng tapi dosennya nggak lempeng, bisa jadi juga datanya yang nggak lempeng (kek gw yang datanya harus nunggu 2 bulanan, ancik-ancik eri kalo kata Orang Jawa). Meskipun kalau 2 bulan sebenernya juga nggak lama banget, gw aja yang males sih 😆 Program gw juga belum jadi waktu itu. 

Kalau yang skripsinya selesai diatas 9 semester itu udah pasti orang-orang pinter idealis, kalo nggak gitu orang yang malessssssssssss banget karena dosen resek. Kebanyakan sih temen-temen gw yang lulus diatas 9 semester ini orang-orangnya tipe jenius semua. Tipe yang di kelas pasti dapet A tapi males skripsi karena yang dimau dosen tak sesuai dengan mau mereka. Idealis lah biasanya. Temen deket gw ada yang begini, trus gw bilang "LU KAPAN SIH SELESE SKRIPSI KEBURU GW MINGGAT KE EROPA GAK BISA DAPET FOTO WISUDA BARENG GW LHO!!! BURUAN KELARIN". Ngancem is lyfe

Biasanya mereka sih kurang motivasi aja karena makin lama kalian selesaikan tugas, makin banyak pula tantangannya. Kendalanya sih biasanya males, data, dosen. Padahal kalo udah bisa menangani males dan data itu udah pasti gampang menangani yang faktor penghalang ketiga ini. 

Karena inget ya, skripsi yang baik adalah skripsi yang selesai, bukan skripsi yang sempurna. Dan inget lagi, kapan lulusmu tidak menentukan masa depanmu. Yang menentukan masa depanmu hanyalah brain and behavior mu (beauty ini bagiannya privilege aja yang harusnya gw taro di nomer satu ya karena banyak kasus dapet kerja karena cakep ciyee). Satu lagi, soft skill nya ya, itu perlu dilatih. Good luck!

Comments

  1. Waaah samaan nih Mbak, dulu saya juga sok-sokan bilang ke temen sekelas, kalau kita masuk bareng keluar juga bareng... Tapi emang nyatanya banyak yang kehabisan bensin di tengah jalan 😆

    Itu temennya yang bisa lulus semester 7, emang pasti disiplin banget ya Mbak.. nggak terpengaruh hingar bingar kampus, bener2 tetep jalan lurus, salah satunya juga nggak nengok ke temen yang lagi kewalahan 😁
    Btw, sekarang orangnya jadi apa mbak? Udah sukses kali ya...

    Emang sebenernya skripsi cuma bagian kecil dari langkah kita ke depan ya.. nggak perlu harus sempurna, cukup selesai. Udah. Jangan terlalu idealis. Soalnya masih banyak hal besar di depan kita selepas wisuda nanti 😁

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha nggak berkabar lagi sama yg lulus duluan sih. Kabarnya ada yg jadi pegawai kantoran, ada juga yg masih struggle meskipun jenjang pendidikannya udah S2 juga.

      Semester 5 udah bisa bertahan aja sebenernya juga udah untung-untungan sih. Karena mulai kerasa beratnya dan mulai kepisah-pisah.

      Menjadi idealis itu gapapa tapi kl sampai mengganggu proses sih mending dilunturin dikit aja. Lagian juga, idealisme skripsi itu sampai kayak gimana sih 🤣

      Delete
  2. klo saya sdah gak percaya sih dengan kata2 gitu hihihi,,,

    ReplyDelete
    Replies
    1. hhahaha kata2 penyemangat di semester 1. kalo udah semester 6 udah bodo amat dah haha

      Delete

Post a Comment

Share your thoughts with me here

Popular posts from this blog

Fire in the Building

Who would have thought that I  experienced fire in the building.  This is my first time living in an appartement. Of course I never chose appartement when living in Indonesia because it’s a real high risk when the earthquake happen. But here we are placed in an appartement. What got me relieved the first time that we are in the lowest floor so if something happen we will be quickly evacuated.  That’s what I thought.  Until it really happened.  We slept around midnight and abruptly woken up by the noise outside. I thought it was the drunk people just got back from night club or the restaurant next door was doing some deep cleaning. So loud that I had to wake up. My husband peeked outside and immediately said “fire brigade outside, you wait here!” I was just “am I dreaming or what?” I put on clothes, checked outside and saw a few of fire trucks. I checked the other side of the appartement and saw a few of police cars and ambulances.  “Oh no, something serious...

Write Down Your Dreams, They Said.

Moscow Yes, all things I have and I do right now is all the things that I have written down on papers, during my sleeps, in my consciousness, in my visions. So let's do that again here.  I have another dream that I really think of. It's the thing I want to do when I have so much money, or enough money, or when money doesn't matter anymore, or who knows!  I wanna build a school for kids who can't afford to go to school. I want them to pay nothing, and I want them to learn the basic things like how to respect others, how to tell people their ideas/opinions, familiarize them with being kind, how to think logically, how to solve problems, etc. All the basic survival things in life.  I think my passion is always in education, but I don't always like to follow the old-school rules. There are so many important things we don't learn at school that I think should be taught there. Once we graduate from school, we usually don't know how to navigate life. Who taught you...

Pakai Debit Jenius di Luar Negeri

Amsterdam Central Station  Ini pertama kalinya pakai debit Jenius di luar negeri. Pemakaian ini menggunakan sumber dana EUR yang ada di aplikasi. Jadi uang yang keluar adalah uang EUR, bukan IDR.  Untuk buka rekening valas di Jenius, tinggal ditambahkan saja bagian buka akun valas lalu pilih kurs yang diinginkan. Di kasus ini gw punya rekening EUR di Jenius yang ditujukan untuk transaksi di Eropa.  Karena kemarin lagi di Belanda, akhirnya pengen coba pakai debit card Jenius karena EDC di Belanda belum tentu bisa untuk kartu kredit saja. Sebelum digunakan tentunya jangan lupa untuk menyambungkan kartu debit ke rekening mata uang asingnya biar sumber pengeluaran juga langsung dari tabungan valas itu. Tinggal klik klik aja kok. Tibalah saatnya menggunakan mata uang EUR yang sudah kubeli dari Jenius. Waktu itu gw pakainya di Schipol, di dua toko berbeda, dan keduanya nggak bisa tap langsung. Jadi harus insert kartu, tentu bukan masalah.  Karena terbiasa dengan transaksi...