Skip to main content

Pakai Debit Jenius di Luar Negeri

Amsterdam Central Station  Ini pertama kalinya pakai debit Jenius di luar negeri. Pemakaian ini menggunakan sumber dana EUR yang ada di aplikasi. Jadi uang yang keluar adalah uang EUR, bukan IDR.  Untuk buka rekening valas di Jenius, tinggal ditambahkan saja bagian buka akun valas lalu pilih kurs yang diinginkan. Di kasus ini gw punya rekening EUR di Jenius yang ditujukan untuk transaksi di Eropa.  Karena kemarin lagi di Belanda, akhirnya pengen coba pakai debit card Jenius karena EDC di Belanda belum tentu bisa untuk kartu kredit saja. Sebelum digunakan tentunya jangan lupa untuk menyambungkan kartu debit ke rekening mata uang asingnya biar sumber pengeluaran juga langsung dari tabungan valas itu. Tinggal klik klik aja kok. Tibalah saatnya menggunakan mata uang EUR yang sudah kubeli dari Jenius. Waktu itu gw pakainya di Schipol, di dua toko berbeda, dan keduanya nggak bisa tap langsung. Jadi harus insert kartu, tentu bukan masalah.  Karena terbiasa dengan transaksi...

Unexpected Layover In Brunei



So, canceled our flight back from Bangkok to Denpasar with Thai Airways, then try to find other flight back with reasonable price. I remembered that I was browsing for Royal Brunei before I fly to Bangkok and the price is the cheapest one among other airlines. We can’t really say this is a budget airlines but also not as great as other airlines. It was ok, almost same like GA without movie screen. So it’s like in the middle.

We found one flight (apparently they have their own flying schedule) from Bangkok to Denpasar on 9 January (we planned to get back on 8 Jan) with layover in Brunei for 4 hours.

I read about layover in Brunei and it seems that we can see the city for 2 hours. So let me tell you, Brunei airport is small. I need less than 20 mins to get out from airplane until immigration. Literally get out to the taxi spot. The immigration staff was the friendliest for me. He asked me where to stay in Brunei because I didn’t write any and I told him that I just transit for 2 hours to see the city. He let me pass, but H need more time to pass. That guy wasn’t sure that we can make it because it seems too short but H said that he want to see little bit and back in time so he stamp H passport. 

Immigration was divided into 2 spots, for ASEAN passport holder and Non ASEAN. It get so extremely quick to pass the immigration. No lines to queue up (even when we get back to airport, we both the only one at immigration service). We were so happy no lines like in Istanbul or Bangkok or Bali. 

And we were looking for money changer. It was in departure area. Departure area is upstairs, arrival is downstairs. I think that is the only one there. Then we rent a taxi for 2 hours to take us everywhere to see the city. It cost 70 dollar Brunei. He took us to Hasanil Bolkiah mosque where it has gold on its top, Omar mosque, Grand palace (to take picture in front of the fence), night market where we ate tasty sate and hear Jaran Goyang song (dunno who is the singer), passing the new bridge, stop at city center that was the quiet place for me. Population only 400k people including expats who works there. So small.

Masjid Hasanil Bolkiah

 

 

So small city, clean, green, no pollution of course, no traffic, really nice small city. I think it even smaller than Singapore (expensive as Singapore uh).

Not everyone know about Brunei. I also didn’t expect that I would be there even for 2 hours only. We met strangers in Ubud and we told them about this, they were like ‘Where is it?’ and I said ‘A small rich country where you don’t need to pay taxes if you live there’.

 
Masjid Omar Ali

I never expected to be there. It is small country, as expensive as Singapore, but so quiet at night, like almost no attraction there. Funny thing was when we were in Omar mosque and I need to pray (maghrib), I was washing my self and don’t know where to go, I asked a guy in English and he seems doesn’t understand so I speak mixed Bahasa and Malay. He showed me, not so clear but I walked there. Then I asked another guy and he said ‘Sebelah sini nduk, lewat sini’. I said makasih then I stopped and think ‘NDUK????’ I found it only in Java lol

Oh yea the language accent is closer to Bahasa than Malay. I can understand when people talk Malay, I just don’t want to use it. And there, in Brunei, it just like talking to each other using Bahasa. During this 2 hours layover, I saw road signs and everything written in Arabic or Malay. It’s like double, like in Malang some road signs are written in Bahasa and Dutch, in Central Java written in Bahasa and Javanese (hanacaraka). So it’s quite new for me to see Arabic and Malay.

It was fun for two hours. Was amazing short tour.

Comments

Popular posts from this blog

Jumat ceria

Hari ini memang bukan hari jumat, tapi cuman mau bilang aja sih kalo hari yang paling aku tunggu-tunggu itu hari jumat. Why?   Karena jumat itu selalu ceria, kalopun ada meeting besar pasti di hari jumat dan banyak cemilan, orang-orang pada berangkat sholat jumat, yang nasrani juga mengikuti misa di kantor, bisa pake baju bebas dan bebas berekspresi sepuas-puasnya, dan..... bisa video call sepuasnyaaaaaa kapanpun karena dia libur kerja 😍😍 gambarnya lucu 😁  taken from internet

Perpanjang ITAS (Spouse/Dependant visa) Via Online

Terasa seperti ini, Gunung Baturnya ada tapi nggak keliatan. Sistemnya ada, tapi masih berkabut. Katanya sih berlaku sejak tanggal 17 Desember 2024, bersamaan dengan semua perubahan seperti paspor dan biayanya.  Karena harus perpanjang ITAS di akhir tahun, gw sudah kontak mereka dan bilang "Oh bisa extend via website." Di websitenya agak membingungkan buat pemula karena ada beberapa bagian. Bagian yang paling mentereng adalah bagian APPLY , yang mana ini harus digunakan untuk orang yang belum pernah apply ITAS . Sejenis untuk mendapatkan TELEX visa dulu yang nantinya dikonversi ke ITAS.  Perlu dicatat ini adalah ITAS dengan pasangan Indonesia sebagai sponsor ya. Tentunya perlu penjamin yang apply VITAS dll sebelum ke ITAS. Apply sebagai penjamin bisa di website yang sama. Tapi kalau apply sendiri bisa dengan menggunakan "Personal". Setelah masuk ke website imigrasi dengan menggunakan ID Penjamin, bagian HOME akan tampil beberapa hal. Nah, bagian Extend ITAS tuh a...

[Book] Dunia Cecilia

'apakah kalian membicarakan hal semacam itu di surga?' 'tapi kami berusaha tidak membicarakannya dekat-dekat Tuhan. ia sangat sensitif terhadap kritik' Yap, sepenggal dialog antara Cecilia dan malaikat Ariel. Saya mengenal Jostein Gaarder sejak kuliah. Ehhhh 'mengenal' dalam artian kenal bukunya ya, kalo bisa kenal pribadi mah bisa seneng jingkrak-jingkrak hehehe. Jadi karena teman saya mendapat tugas kuliah membaca satu novel filsafat berjudul Dunia Sophie, saya jadi sedikit mengetahui si bapak Gaarder ini. Enak ya tugasnya anak sastra baca novel, tugas anak matematika ya baca sih, tapi pembuktian kalkulus -_- Dunia Cecilia ini buku pertama Jostein Gaarder yang saya baca, karena buku Dunia Shopie sangatlah berat berdasar review teman saya. Saya sih nggak perlu baca buku itu karena teman saya sudah benar-benar mahir bercerita. Jadilah saya sudah paham bener cerita Dunia Sophie tanpa membacanya. Novel ini atas rekomendasi teman saya, dia bilang kala...