Gw tinggal di Bali udah hampir 2 tahun, jadi pengen bikin tulisan #BaliSeries. Bukan tentang Bali yang umum diketahui orang, tapi hidup di Bali sebagai orang biasa dengan biaya hidup yang masuk akal. Orang-orang taunya Bali mahal. Padahal nggak juga hey! Tiap kali ada yang tau gw tinggal di Bali, orang pasti bilang "Eh, hidup di Bali kan mahal banget!" Hmm... nggak juga sih. Jadi gw akan tulis harga-harga di Denpasar ya karena gw tinggal di Denpasar. Denpasar yang ibukota dan bukan tempat tujuan utama turis buat plesir. Gw sering keliling Bali tapi karena gw nggak tinggal di sana jadi gw nggak bisa bilang mahal murahnya. Tapi kalau untuk ukuran turis, harga di daerah utara dan timur bisa gw bilang lebih murah daripada Denpasar, Ubud, atau daerah pantai barat. Oke, tulisan pertama ini gw akan bahas hal yang gw demen. MAKANAN. Gw secara personal lebih suka makanan Jawa daripada makanan Bali. Makanan Bali cenderung penuh rempah, rasanya kuat. Yaa setelah hampir dua tahun sih g
Ada sedikit cerita dari salah seorang teman saya pengguna kartu kredit.
Ceritanya dia menggunakan kartu kreditnya temannya dengan limit 25 juta. Bukan
kartu kredit milik pribadi. Sejauh ini sih dia masih bisa bayar tagihannya. Tapi
makin lama dia mengeluh karena gaji cuman kayak model aja di catwalk, numpang
lewat. Gaji dia sekitar 4juta, dibawah 5juta. Pertama kali dia menggunakan
kartu kreditnya itu ketika kami sedang jalan-jalan dan dia melihat running
shoes seharga 250 ribu setelah diskon. Buat saya sih nggak penting berapa
jumlah diskonnya, yang penting harga akhirnya yang affordable dan
barangnya bagus. Menurut saya sepatu olahraga seharga 250 ribu itu sudah cukup
bagus dan saat itu dia memang membutuhkan sepatu olahraga. Saat itulah dia
menggesek kartu kreditnya secara perdana. Menurut saya, nggak rugi dan smart
choice.
smakin banyak kartu kredit yang dimiliki dan digunakan, maka potensi utang semakin besar (pinjem gambar dari sini)
Selanjutnya, tiba-tiba dia bercerita dia membeli dompet seharga 600
ribu. Saya kira dia beli emas batangan satu gram, ternyata cuman dompet. Sorry,
dompet 100ribu itu sudah bagus kok. Lagian kita nggak akan pamer dompet kita
kan??? Kalau tujuannya pamer barang mahal lho ya. Itu tuh bener-bener nggak
masuk akal menurut saya. Nggak rasional aja alasannya untuk membeli, bahannya
bagus. Duit mau ditaro dompet harga 100ribu apa 600ribu juga sama aja
bentuknya. Nggak mungkin gambar pahlawannya berubah jadi tidur di kasur sutra
kan?? Dan…. Tuh dompet juga nempel di saku pantat biasanya kalo cowo bawa
dompet.
Next, dia beli jaket 500 ribu merk beken. Dia agaknya menjadi social
climber sekarang. Nggak masalah jadi social climber asal nggak
keblinger. Alasannya kali ini adalah bahannya enak, dipake nyaman, dan itu
harga diskon. Duh diskon aja masih 500ribu. Saya kemaren beli jaket harga 200
ribu udah uwenakkkk banget dipakenya. Kata teman saya yang di Liverpool, ‘kok
diskon tapi masih mahalan di sana sih? Di Liverpool aja harga diskon udah
200an. Jaket yang kamu pake itu cuman 200ribu di Liverpool’.
iya kalo jaket sama jeans mahalnya bisa seketika bikin dia sebeken dan seganteng mas Siwon yang satu ini. btw, abang Siwon ini cinta Indonesia banget lho, tiap 17agustus selalu ngucapin happy independence day kecuali tahun ini karena wamil (pinjem gambar di sini)
Seminggu abis beli jaket, dia beli jeans seharga 999,900 rupiah. Ini
bener-bener membelalakkan mata kita para pendengar. Jeans sejuta??? Udah bisa
beli 5 jeans ku deh. Dia bilang ‘diskon ini beneran, enak banget pakenya’. Come
on!! Harga memang mempengaruhi rasa, tapi kalau bisa dapat harga dibawahnya
dengan kualitas dan rasa yang sama ya ngapain beli yang mahal sih ya. Itu
prinsip saya sih.
Kemudian dia membeli tiket penerbangan ke Singapura, harga 1,500,000
sudah dapat tiket PP Jakarta – Singapore dengan penerbangan bagus. Oke yang ini
masuk akal. Ini juga belinya pake kartu kredit. Dicicil tiap bulan 250ribu
selama 6bulan.
Yang paling terbaru ini dia baru saja beli MACBOOK seharga 16 juta
(atau 21 juta lah itu) dengan cicilan tiap bulannya 800 hampir 900ribu. Well.. ini masuk
kategori keinginan karena dia tidak membutuhkan laptop pribadi untuk bekerja,
dia juga tidak memiliki hobi yang berhubungan dengan utak atik laptop dan
pemrograman, dia beli karena ingin hits kalau dibawa ke kafe si apple-nya bisa
nyala idup kece gitu. Saya juga pengen sih, kalau cuman keinginan aja hahaha! Kecuali
kalo saya udah ada duit 500juta
hemm hemmm ini lho bikin ngiler (gambar pinjem sini)
Kondisi dia saat ini dengan gaji kisaran 4-5juta, dengan memiliki
cicilan 900 ribu untuk motor, 800 ribu untuk macbook, 250ribu untuk pesawat ke Singapore,
nggak tau sih cicilian jeans sejutanya udah kelar apa belom, tapi yang jelas
hampir setengah gajinya dihabiskan untuk cicilan kartu kredit. Harga kos dia
satu juta. Sudah menghabiskan 3 juta untuk itu. Belum lagi kebutuhan seperti
kosmetik, pulsa, bensin, apakah cukup 500 ribu? Karena saya tahu kosmetik dia
juga nggak murah. Mana dia juga hobi makan lagi, makan ditempat mahal dan hobi
nonton. Sebulan bisa lebih dari 4 kali nonton diluar dan kebanyakan di akhir
pekan. Saya tanya sama dia, kamu punya sisa duit nggak sebulan, dia jawabnya
tidak punya. Keuangan dia tidak kurang dan tidak sisa. Pas. Abis.
Apakah itu salah? Nggak. Sama sekali nggak salah. Toh dia membeli semua
keinginannya dengan hasil jerih payahnya sendiri. Dia masih juga bisa membayar
cicilan kartu kreditnya. Dia juga makan nggak minta saya. Jadi nggak ada yang
salah kan? Emang nggak salah, cuman sayang aja. Sayang penghasilannya nggak
habis buat disimpen atau di investasikan untuk masa depannya. Gemes kadang. Duhh
iya kalo gaji kamu itu sebulan 20 juta, kamu bisa beli macbook seharga 16 juta
kontan nggak utang kartu kredit. Dan dia merencanakan untuk apply kartu kredit
lain lagi katanya demi diskon kalau pas terbang. Ngejar promo penerbangan
ceritanya.
Memang banyak keuntungan yang ditawarkan kartu kredit, termasuk bisa
beli buku dari luar negeri yang sayangnya bank disini masih belum bisa
memfasilitasi debet untuk pembayaran yang serupa kartu kredit. Tapi jangan
lupakan efek negatifnya kalau kita kebablasan. Bukannya saya melarang untuk
menggunakan kartu kredit ya. Semua tergantung niatnya. Kalau cuma bikin kartu
kredit untuk memenuhi keinginan tanpa mempertimbangkan kapasitas dan kemampuan
kita, pesan saya cuman satu, hati-hati. Hati-hati dikejar debt collector.
Sifat dasar manusia memang tidak pernah puas. Karena itu ada bagian dari sifat
dasar yang diberikan Tuhan kepada manusia.
who wanna help Santa out? hahaha (pinjem di sini ya)
Dilarang sama mas buat
apply kartu kredit, katanya takut nanti saya dililit utang gara-gara celamitan hahaha
Iya gak usah kalo masih bisa pake debit mbak.
ReplyDeleteNtar ngiler liat barang diskonan pake kartu kredit jadi gesek terus.
Iyes betul, akhirnya menyiasatinya sebagian duitnya dipindah ke atm yg ga bs debit, jd akhirnya males mau jln dulu ke atm, akhirnya ga jd beli hahaha
DeleteKatanya si kartu kredit ini bunga berbunga ya bang? Ada yg bilang kl ga bs byar tagihan bln ini tuh kena bunga trus bln dpnnya bunganya berbunga. Iya gak sih?